BERJALAN or BERLARI 2…
1. Dependen…
Hibab Pastin…
Apa sih defenisi dependen itu? Sesuatu hal tersulit bersembunyi sambil memainkan beragam adegan dramatis di balik sebuah cermin. Hal tergila? Apa saya berada dalam sebuah lingkaran kata tersebut? Memejamkan mata sejenak membayangkan perjalanan waktu sejak mengenal sebuah kampus bersama sistem neraka di dalamnya.
Flashback…
“Kau dinyatakan gagal memainkan peranan sebagai kepala desa pada triwulan pertama” suara tajam sang presiden bergema ketika kami sedang menjalani pertemuan melalui salah satu aplikasi online.
“Satu cerita pemulihan bisa saja menyelamatkan masa depan banyak anak di sekitarmu” presiden nomor satu negara ini kembali menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Hancurkan kata dependen pada dirimu” mister Harok mengirim sebuah pesan setelah pertemuan tadi.
“Pernyataan bodoh” tertawa seorang diri.
Saya pikir semua akan berjalan sesuai rencana, ternyata sebaliknya berlawanan arah dari sistem programku di desa ini. Apa yang bisa kulakukan? Saya benci muara laut gemerincing di luar sana. Pedesaan dengan banyak objek tersembunyi seolah menyeret segala alur cerita menuju satu ruang tidak menentu.
“Hibab hanya perlu mencoba kembali” bunyi pesan mister Harok kembali.
“Semudah itu?” tertawa sinis membaca pesan singkat…
“Bodoh” nada kalimat paling tepat.
“Berhenti mengirimkan pesan buatku” membalas pesan mister Harok.
“Manusia gila”
Apa yang harus kulakukan Tuhan? Semua terlihat begitu mudah ketika berkata-kata ataupun memaparkan satu objek dalam sebuah lembaran kertas, tetapi hal sebaliknya ternayata jauh melebihi kata tersulit. Masyarakat pedesaan di sini tidak sedang berada dalam kategori sesuai harapan. Ada begitu banyak pergolakan, pemberontakan, pemikiran sekitar area paling standar, dan beberapa hal lainnya.
“Apa ucapanmu bisa saya pegang?” sang presiden mulai menatap tajam ke arahku. Hanya melalui aplikasi online saja, tetapi tatapannya terlihat mengenaskan. Membangun sebuah pedesaan membutuhkan jenis terobosan berbeda tergantung situasi maupun adaptasi yang dilakukan.
Mencari letak permasalahan desa? Jembatan rusak sama seperti alur jalan hidup masyarakat disini terlihat retak berkeping-keping. Arena pertandingan menuntut satu kekuatan hanya demi meraih sebuah piala. Energy dalam diri sepertinya habis lenyap ditelan keadaan, apa kata pasrah memang menjadi satu-satunya objek? Jembatan itu memiliki banyak misteri dalam gemerincingnya pola hidup di sekitar jalan persimpangan.
“Kau kembali dinyatakan gagal” kalimat tajam sang presiden seolah ingin memakan hidup-hidup sosok Hibab hanya melalui sebuah pernyataan.
“Presiden iblis” pertama kalinya ucapan terbodohku keluar begitu saja. Beruntung dia tidak mendengar sama sekali makian tersebut.
“Bagaimana bisa sosok berprestasi sepertimu terus saja mengalami kegagalan?” sang presiden masih terus mengumpat.
Sebuah pedesaan terpencil bersama sejuta cerita kegagalan terdengar lucu. Pola pikir masyarakat menjadi tembok penghalang terbesar terjadinya pembangunan di tempat tersebut. “Kalau kau hanya berpatokan terhadap proses pembangunan pedesaan dengan sistem pasaran, ya tentu saja hidupmu tidak akan keluar dari arena tadi” sang presiden seperti biasa menekan dan menekan…
“Setialah terhadap perkara kecil menjadi kunci dua kakimu dapat berlari di tempat tidak terduga” pernyataan sang presiden kembali.
Rasa-rasanya saya ingin mengumpat sekeras mungkin melalui aplikasi tadi, tetapi tidak mungkin kulakukan. Berdiam diri selama beberapa saat memang jauh lebih baik dibanding berjalan keluar. Bagaimana menghancurkan karakter mereka? Permainan puzzle itu selalu saja menciptakan ruang-ruang tidak menentu ketika dua kaki berada pada jalan setapak hingga memori cerita berkata lain. “Hal terbodoh” tertawa sinis seorang diri menatap butiran bintang di langit.
“Sosok Hibab hanya perlu merendahkan hati” sebuah pesan masuk dari seorang penulis yang kukenal.
“Jangan menganggap dirimu sendiri bijak, rendahkan hatimu di hadapan Tuhan sehingga perjalananmu memberi hasil di luar ekspektasimu” dia kembali mengirim pesan.
Sejauh ini saya memang menganggap kehidupanku bijak ketika mengambil tindakan ataupun berkata-kata. Saya merasa tidak ada satupun kesalahan dalam diriku hingga membuatku harus menjalani cerita tentang berlari. Dinyatakan gagal sebagai sosok kepala desa diantara semua lulusan terdengar menyedihkan. Setahun menjalani lika-liku kehidupan pedesaan, namun sama sekali tidak memberi hasil? Pertemuan seluruh kepala desa alumni kampus pada semester pertama dan kedua menyatakan kekalahan di sekitar jalanku.
Pergantian program ataupun sistem kerja selama dua semester itu sama sekali tidak memberi hasil. Sang presiden selalu saja menatap tajam ke arahku. Hampir keseluruhan teman-temanku mengalami kegagalan pada semester pertama, namun mulai membuahkan hasil setelah pertemuan tersebut. Apa yang terjadi denganku? Salah satu alumni lulusan terbaik dinyatakan gagal menciptakan satu kata terobosan dengan ciri khas tersendiri terhadap sebuah pedesaan terpencil.
Tidak selamanya IQ seseorang dapat menyelamatkan sebuah keadaan. Nilai bukan jaminan untuk sebuah pemecahan masalah. Sebuah cerita akan membentuk variasinya tersendiri ketika jalan hidup menyadari makna tetap berdiri di tengah banyaknya sisi lemah dari berbagai alur kata. Ruang pertahanan dari jalan setapak itu seolah tidak memberi gambar cerita sama sekali…
“Seorang Hibab hanya perlu mencoba kembali” sang penulis tidak pernah bosan mengirim sebuah pesan.
“Gagal berulang kali pertanda kehidupanmu akan menjadi sosok pemimpin terbaik suatu hari nanti” masih menulis kata-kata mutiara.
“Jangan patah semangat gitulah” Zia temanku pun ikut mengirim pesan.
“Saya juga lagi berada pada fase gagal, tapi masih terus berjuang. Ayo kita berjuang bersama-sama” pernyataan Tiaseb seolah memberiku satu kekuatan.
“Tiap lokasi pedesaan memang memiliki alur cerita, permasalahan, jenis pembangunan, perbaikan, konsep berbeda-beda. Kebetulan saja lokasimu berada di area paling kacau, namun tidak terlihat. Jadi, kau harus tetap berlari menciptakan sebuah karya, ngerti?” raut wajah Mekn melalui video call terlihat serius juga.
“Hibab bukannya gagal, Cuma sedikit menjalani pemanasan saja untuk mengejutkan kehidupan para pejabat di sekitarmu” mister Harok pun tidak pernah absen memberiku semangat.
“Selalu saja” berkata-kata bodoh membaca pesannya.
“Kami semua ada di belakangmu, kau tidak pernah sendiri” mister Harok masih tetap menyatakan sebuah kalimat buatku.
Berjalan seorang diri tanpa Zia si’gadis kecil di sampingku menjelajah sesuatu hal yang belum pernah kulakukan. “Boundless Love” membaca sebuah tulisan pada sebuah pintu gerbang sekolah.
Entah bagaimana cerita sehingga desa bersama objek-objek menusuk masih dapat memasang dua kata tadi di tiap gerbang sekolah. Apa mereka menyadari makna kata tersebut? Tentu tidak sama sekali dan itulah kenyataan sebenarnya. Bahasa asing dengan kesan sedikit aneh membuatku ingin tertawa…
“Bapak kepala desa” salah satu guru paruh baya menyapa diriku.
“Kalau boleh tahu, kenapa bisa seluru sekolah memiliki dua kata asing bahkan tertulis rapi di atas pintu gerbang?” pertanyaan ingin tertawa keras.
Mereka semuakan tidak begitu memahami gaya bahasa asing dan lain sebagainya selain komunikasi dalam bahasa sendiri. “Ceritanya panjang” jawaban pria setengah tua tadi.
“Penasaran?”
“Menurut bapak sendiri, apa desa terpencil disini bisa memahami maksud kata di atas sana?” pertanyaan balik sang guru.
“Entahlah” menjawab acuh tak acuh.
“Salah seorang guru mengajar tanpa lelah biar anak-anak disini menyadari tentang makna cinta tanpa batas ketika berada di sekeliling ruang kurang menyenangkan” sang guru.
“Slogan kata di atas menjadi sesuatu objek bernilai, namun tidak teraba” lanjutan kalimatnya lagi.
“Dengan keadaan desa…?” ucapan kalimatku terpotong.
“Kenapa anda dinyatakan gagal menjalani peran sebagai seorang kepala desa?” sang guru.
“Entahlah” jawabanku.
“Hatimu sama sekali tidak pernah mengerti makna kata boundless love ketika belajar menjalani satu perkara kecil di tempat terpencil seperti ini” sang guru.
“Pernyataan bodoh” balasku.
“Beri kesempatan ruang hidupmu mencari tahu arti kata di atas!” sang guru.
“Saya tidak mengerti”…
“Pedesaan terpencil di sini sebenarnya memiliki banyak zona dengan puzzle-puzzle tidak terduga” sang guru.
“Saya juga tidak pa…” ucapanku terpotong seketika.
“Ciptakan satu pintu gerbang terbaik di antara seribu pintu gerbang bagi mereka di luar sana” sang guru.
“Caranya?”
“Bukan tentang seberapa besar kekuatan dalam dirimu ataukah IQ’mu di atas rata-rata, tetapi beri kesempatan ruang hatimu mencari tahu arti tentang boundless love ketika sisi lemahmu jauh lebih kuat bermain” sang guru.
“Kau sebenarnya tidak gagal, hanya saja berjalan di antara puzzle-puzzle tak bernada seolah-olah memberimu banyak jebakan hingga dua kakimu terkadang kurang pekah terhadap situasi” lanjutan kata-kata sang guru sekali lagi.
“Pernyataan bodoh” tertawa sinis seketika.
Merenung percakapan tadi membuatku ingin tertawa heboh lebih dari bayangan apa pun. Apa saya terjebak? Suasana pedesaan terpencil sedang diam membisu di antara retakan-retakan kisah cerita menjebak. Boundless love? Aplikasi seperti bagaimana dapat digunakan untuk mendalami ataupun menciptakan makna cerita di balik dua kata tadi? Mungkin saya terlalu memandang angkuh sebuah area kecil hingga dua kaki tiba-tiba saja menjadi lemah untuk tetap berdiri di antara ribuan variasi seni hidup.
“Pagi bapak kepala desa” seorang pria paruh baya menyapa dengan ramah.
Suasana asri pedesaan memberi pemandangan tersendiri. “Pagi juga” balasku. Hal terbodoh yang belum pernah kulakukan adalah menyapa tiap penduduk desa bersama senyum hangat. Sejauh ini, saya hanya berbicara sepatah dua kata tanpa menjalani situasi berbaur di antara ribuan kisah cerita mereka.
“Mau ke sawah?” pertanyaan sedikit kaku…
“Sepertinya bapak kepala desa” jawabannya.
“Apa saya boleh ikut ke sawah juga?” pertama kalinya sosok Hibab menatap seseorang dengan nada memohon.
“Tentu saja” jawaban terdengar sedikit ragu.
“Saya tidak akan jadi pengacau di sawah bapak” ujarku.
Kemungkinan terbesar hal terburuk dalam kehidupanku karena terlalu menjaga jarak antaran diri sendiri dan masyarakat sekitar. Kata ingin menikmati balas dendam maksudku alam bebas setelah berhasil keluar dari tekanan kampus membuat jalan seolah lupa tentang objek bernilai. Pertama kalinya seorang Hibab kembali menjalani rutinitas sawah setelah sekian lama hanya berdiri menatap ataupun memberi perintah tidak masuk akal.
Menggarap sawah, menanam padi, membuat orang-orangan, mencabut rumput, dan beberapa kegiatan lain merupakan pengalaman pertama kali selama menjabat sebagai sosok kepala desa. “Cinta tanpa batas memberi defenisi ketika dua kaki belajar berjalan di tempat paling rendah” suara hati berbisik menatap senyum beberapa petani…
Saya hanya harus belajar menciptakan sesuatu objek berbeda di desa ini. Tuntutan membangun pedesaan dengan sistem terobosan unik, memiliki variasi, bernilai, dan beberapa hal lain merupakan visi misi yang diberikan pihak kampus bagi calon pejabat masa depan. Memulai perkara terkecil artinya belajar berjalan di tempat paling rendah bersama sikap rendah hati bahkan tetap setiap apa pun keadaannya. Bukan perkara mudah menjalani kehidupan semacam ini, di lain tempat dua kaki harus siap berjalan ataupun berlari pada suatu waktu tidak terduga.
Belajar hidup berbaur terhadap mereka menjadi sesuatu yang sulit, tetapi harus kulakukan. Mencoba melakukan beberapa kegiatan dari kisah cerita mereka. Kehidupanku tidak bercerita tentang penolakan masyarakat ketika jabatan kepala desa berada di tangan. Situasi menciptakan pembangunan pedesaan tersendiri dalam alur permainan inovasi kreativitas dinyatakan gagal total. Andaikan sosok kepala desa hanya main perintah ataukah bersifat lurus tentu sang presiden maupun pihak kampus tidak akan mungkin berteriak lantang ke arahku sambil menatap tajam.
Belajar berada dalam bagian kisah cerita anggota masyarakat pedesaan. Beternak, mengambil pasir di sekitar perairan sungai, bertani, merasakan perjalanan tanpa sebuah kendaraan dari satu tempat ke tempat lain, bahkan masih banyak cerita lain sedang kujalani sekarang ini. Saya hanya harus mencoba mendalami ataupun mencari defenisi makna kata dari boundless love itu sendiri sehingga terobosan pembangunan desa berbeda akan muncul dengan sendirinya ke permukaan.
Flashback…
“Bisa dikatakan sebuah petualangan” berbicara seorang diri dalam kamar.
“Ada yang nyariin daddy di luar sana” Zia gadis kecil.
Gadis kecilku sekarang sudah mulai memasuki usia ABG. Tidak disangka Zia cepat banget tumbuhnya. Perjalanan selama 5 tahun hidup bersama dirinya terkesan menyenangkan juga. “Saya lagi lapar” sosok pria tidak asing lagi berjalan menerobos masuk langsung menuju dapur.
“Zia, menu masakanmu hari ini apaan?” Tiaseb manusia centil itu bertanya…
2. Pemilihan…
Tiaseb…
Saya tidak pernah menyangka perputaran roda terjadi begitu saja. Bukan masalah siapa di atas maupun di bawah, melainkan jalanan berkelok-kelok lagi tertawa keras tanpa batas di luar dugaan semua orang. “Zia, masakanmu hari ini apaan?” mencolek wajah mungil gadis kecil yang sudah beranjak ABG.
Kisah persahabatan 4 mahasiswa masih berlanjut hingga detik sekarang. Saya tidak pernah menyangka setelah menjabat sebagai kepala desa beberapa tahun silam akan berakhir seperti sekarang. waktu begitu cepat berputar hingga menceritakan sesuatu bagian-bagian tak terduga sama sekali. Kami berempat sering berkumpul di satu rumah. Siapa lagi kalau bukan manusia sombong bernama Hibab.
“Mau apa kemari?” ucapannya dari dulu hingga sekarang masih saja terus dingin sedingin es bahkan lebih dari kata tadi.
“Ya cari makanlah” jawaban ketus.
“Keluar dari rumahku sekarang juga!” pengusiran tingkat dewa seperti biasanya.
“Saya tidak mungkin pergi dengan perut kelaparan keles” jawabanku.
“Besok Zia mau ujian, jangan ganggu dialah” Hibab.
“Siapa juga mengganggu?”
“Tingkahmu mencari makanan artinya menuntut buat dimasakin” Hibab.
“Kan masakan Zia beda jauh dari semua masakan lain” ujarku.
“Manusia gila” rasa geram Hibab mulai memperlihatkan dirinya.
“Berhenti bertengkar!” Zia segera berada di tengah kami berdua.
“Daddy biarkan Zia memasak buat kakak Tiaseb” gadis kecil berbicara serius.
“Gadis kecil paling baik memang” mengelus-ngelus kepala Zia.
“Besok Zia kan ujian, kalau gagal gimana?” Hibab.
“Segitunya juga gagal” berkata-kata pelan tapi terlihat takut sedikit…
“Daddy percaya ma Zia” menepuk-nepuk pundak daddy tercintanya.
Mereka berdua sulit dipisahkan sejak masih di kampus kemarin. Saya tidak pernah menduga manusia dingin bisa menjadi sosok ayah terbaik bagi gadis kecil itu. Kenapa sebutannya bukan ayah atau papa? “Kalau manggil ayah sendiri harus memakai kata daddy” orang tua ternarsis entah datang dari mana ketika acara kelulusan kemarin.
My mommy mengajarkan gadis kecil agar memanggil manusia dingin dengan sebutan daddy. “Biar lebih keren, gaul, ga kampungan” celoteh mommy dengan tingkah noraknya waktu itu.
Tuhan memiliki maksud dibalik alasan mengapa memberiku mommy and daddy ternarsis tanpa saingan. “Sosok manusia dingin memang sukses mendidik Zia sampai pintar masak gini” melahap makanan di atas meja hasil masakan gadis kecil.
“Cepat makan terus pulang sana!” manusia dingin tetaplah manusia dingin.
“Udah gitu selalu rangking satu pula di sekolah” berkata-kata dan tidak memperdulikan ucapannya.
“Selalu saja bertengkar” gadis kecil menggeleng-geleng kepala.
“Kapan akurnya?” dia masih menggeleng-geleng kepala sambil berjalan masuk ke kamarnya.
“Zia mau kemana?” teriakanku.
“Mau belajar” Zia.
“Butuh bantuan?”
“Ga perlu” Zia masih terus menggeleng-geleng kepala sambil melangkahkan kakinya…
Bagaimana bisa gadis kecil bertahan hidup bersama sosok orang tua semacam Hibab si’manusia terdingin? Belum lagi 3 manusia kembar sekaligus centil tidak pernah bosan bermain ke rumah ini. Sepertinya anak kembar tiga itu akan tinggal serumah dengannya. Berarti Hibab akan menjadi orang tua buat mereka semua. “Kakak paling tampan sedunia” suara-suara mereka tiba-tiba saja gentayangan.
“Manis, imut, cantik sejak kapan kalian berdiri di situ?” pertanyaan pertama karena terkejut.
“Sejak tadi” jawaban serentak mereka bertiga.
“Kenapa saya ga lihat?”
“Kakak lagi asyik makan” seperti biasa mereka bertiga menjawab serentak.
“Jangan ganggu kakak Zia, ngerti?” manusia dingin memberi peringatan.
“Ngerti kakak” jawaban serentak 3 kurcaci kembar.
“Zia manggilnya daddy, lah 3 kurcaci kembar manggil kakak?” pertanyaanku seperti biasa.
“Memang kenapa?” jawaban manusia dingin seperti biasa.
“Kenapa aneh gitu ya?” pertanyaan terkacau.
“Cepat angkat kaki dari rumah ini sekarang!” nada mengusir sang manusia dingin.
“Giliran saya juga diusir, lah giliran kurcaci tengil kembar di sana biasa saja” rasa tidak bisa menerima kenyataan.
“Mereka masih kecil dan tolong pandai-pandailah membedakan” Hibab.
Saya harus berjalan pulang meninggalkan rumah manusia dingin seketika. “Anak mommy ada dimana sekarang?” suara orang ternarsis dari salah satu teknologi tercanggih apa lagi namanya kalau bukan handphone…
“Calon presiden masa depan anak mommy paling cakep sedunia” kalimat beliau.
“Please deh mommy, ga bisa ya sekali saja ga narsis menggelikan gini” berkata-kata setelah berada di depannya 30 menit kemudian.
“Perasaan, mommy ga narsis melainkan bentuk cinta terdalam seorang mommy terhadap anaknya” mommy mulai lagi.
Lebih baik seorang Tiaseb berlari masuk kamar dibanding tetap berdiri mendengar ocehan orang tua ternarsis. “Lagi ngapain brother?” sebuah pesan masuk begitu saja.
“Si’arsitek stress lagi menyapa di dunia medsos” berkata-kata sindirian setelah membaca pesan masuk melalui aplikasi.
“Dia memang hebat” menatap foto senyum seorang arsitek stress.
Kenapa bisa tiga kurcaci kembar and centil-centil itu lebih menyukai manusia dingin dibanding kakaknya sendiri? Bukannya tinggal bersama saudara kandung sendiri malahan berkeliaran di rumah manusia dingin. Apa sih kelebihan sosok Hibab? Semua menyukai dirinya tanpa terkecuali. Diam-diam sang presiden memberi acungan jempol atas skil sekaligus pemikiran-pemikirannya selama ini. Mister Harok pun terus saja nempel seperti perangko di belakang manusia dingin.
Kenapa saya seperti menyimpan iri hati berkepanjangan gini? Sebenarnya sih, diam-diam sosok Tiaseb juga menyukai dirinya. “Brother, selamat yah buat pelantikanmu” si’arsitek masih terus saja mengirim ucapan selamat.
“Sudah lewat sebulan juga keles pelantikannya” bergumam seorang diri.
Saya tidak pernah membayangkan tentang jalanan menanjak di depan mata selama menjabat sebagai seorang kepala desa kemarin. Berpikir tentang dua kata kemudian melakukan penyatuan terkesan aneh. Jalanan bersama gelombang-gelombang angin topan hampir saja menciptakan retakan-retakan puing terhadap banyaknya ruang.
“Kenapa juga dua kaki tiba-tiba saja berjalan pelan?” bergumam seorang diri.
“Lantas, kenapa bisa seolah sesuatu objek mendorong dua kaki untuk berlari seketika?” pertanyaan tersebut bermuara begitu saja.
“Apa memang saya seorang yang bisa mengambil dua langkah?”
Flashblack…
“Selamat datang di desa kami” sapa salah satu warga desa. Membawa sebuah ransel berisi pakaian ala kadarnya merupakan salah satu peraturan yang memang ditekankan oleh pihak kampus. Ingin memakai barang-barang bermerk? Berarti meminta surat pemecatan ataupun pengunduran diri paksa.
“Jadilah teladan ketika berada dalam satu lingkungan dan bukan satu batu sandungan terhadap orang di sekitarmu” mengenang kembali kata-kata sang presiden sebelum melepas kepergian kami.
“Jangan memandang remeh perkara kecil, tetapi belajarlah berjalan ataukah berlari di dalam objek pernyataan tadi” pernyataan sang presiden masih saja terus membayangi ingatan.
“Setialah dalam perkara kecil, maka dirimu akan dipercayakan perkara besar suatu hari kelak” kenapa juga kalimat-kalimat ini masih membekas seperti anak panah?
Bagaimana bisa sosok Tiaseb harus kembali menjalani kisah hidup mengenaskan? “Ini jauh lebih buruk dari kehidupan kampus” mengumpat seketika. Tinggal di sebuah rumah sederhana bersama peralatan dapur di bawah standar perkotaan membuatku ingin meneteskan air mata terus-menerus.
“Jangan sekali-sekali menelpon your mommy and daddy demi kebaikan bersama” pesan iblis sang mister Harok.
“Apaan sih?” melemparkan handphone ke atas ranjang.
“Jangan biarkan your daddy and mommy berselancar ke tempatmu, paham?” tanpa henti mister Harok masih saja mengirim sebuah pesan gila.
“Kalau lagi kepengen makan hamburger, tinggal beli roti murah meriah di warung. Belah dua lantas isi kangkung rebus, terasi, ikan kering dan rasanya menggugah selera” mister iblis melakukan video call.
“Mister bisa berhenti ga ngirim pesan gila? Mau keliling pasar juga ga bakalan ketemu roti dari termahal sampe murah meriah” memaki sang mister.
“Tetangga sebelah jual roti bapak kepala desa paling tertampan sedunia” tiba-tiba sosok wanita paruh baya membuka pintu kamarku.
“Maaf, ibu namanya siapa?” pertanyaan pertama buatnya.
“Perkenalkan ibu Hearth wakil kepala desa sekaligus calon mertua bapak kepala desa” jawaban terkonyol hingga membuatku ingin tertawa keras.
Semalam saya bermimpi apa? Menepuk kepala berulang kali menandakan cerita hidupku jauh lebih rumit dibanding menjalani kisah di kampus kemarin. Berada di sebuah pedesaan terpencil demi sebuah tugas akhir kampus menyatakan kehidupan menjalani neraka level sejuta tiada tara. Ini memang kenyataan? “Selamat malam kepala desa” teriak serentak orang banyak di luar sana.
“Siapa di luar?” pertanyaan kedua untuk wanita tua di hadapanku.
“Sebagai wakil kepala desa maka saya akan menjelaskan kronologi orang banyak berteriak-teriak malam-malam begini” wanita tua memberi ekspresi wajah aneh.
“…”
“Langsung inti” sedikit menggertak.
“Bapak kepala desa, jangan tidur dulu” teriakan kembali bergema dari luar.
“Maksudnya?” bertanya ke arah wanita tersebut.
“Pesta penyambutan kepala desa tercinta sampai jam enam pagi akan dilakukan artinya bapak kepala desa harus begadang malam ini” wanita tua.
Oh my God. Hal tergila yang pernah ada setelah melakukan perjalanan panjang, lantas harus menjalani ritual begadang? What? Apa mereka sadar tubuhku seperti tercabik-cabik karena perjalanan panjang hanya memakai sepeda motor butut menuju tempat ini? Saya yang gila atau mereka? Mister Harok terus saja tertawa keras dari sebuah aplikasi melihat raut wajah sekaligus tingkah meringisku melalui video call.
“Mister memang sengaja menempatkan saya di sinikan?” memasang wajah marah.
“Sang semesta ingin sosok Tiaseb bukan saya pribadilah” mister Harok terus saja tertawa keras.
“Mister gila, biadab, tidak punya perasaan” mengumpat habis-habisan.
Kejadian selanjutnya adalah seorang Tiaseb menjalani ritual penyambutan sebagai kepala desa hingga berjam-jam. Hal terburuk lagi adalah mempelajari situasi pedesaan keesokan harinya tanpa istirahat yang cukup. Kepala sakit, kelopak mata hitam, wajah pucat membungkus tubuh ketika memulai cerita sebagai seorang kepala desa.
“Brother, tolong temanmu disini” tangisan Mekn terdengar histeris dari suara telepon.
“Apa kasusmu lebih rumit dari saya?” pertanyaan balik.
“Di mana kepala desa baru itu? Jangan panggil saya kepala adat kalau tidak bisa menghabisi nyawanya” kata-kata makian di sana.
“Pa pa pa pa rah banget sepertinya” ucapan Mekn terpatah-patah.
“Dengar yah, saya tidak akan membiarkan manusia manapun mengambil alih jabatan kepala adat sekaligus kepala kampung di tempat ini” amukannya makin histeris.
“Brother tolong selamatkan your friend” Mekn.
“Orang kota perlihatkan dirimu sekarang!” orang itu masih ngamuk bengis.
“Saya juga ini orang kampung bapak bukan manusia kota” Mekn membalas ucapannya.
“Berani ya?” sepertinya mereka berdua sudah saling berhadapan.
“Kan bapak itu kepala adat ma apa namanya tadi kepala kampung, sedang saya ini Cuma kepala desa” Mekn.
“Memang beda yah kepala kampung dan kepala desa?” pertanyaan sang kepala adat.
“Seratus persen sangat berbeda bapak” Mekn.
“Apanya yang beda?” kepala adat.
“Kalau kepala kampung itu raja buat semua orang di kampung, sedang kepala desa Cuma tukang kerja gitulah biar pedesaan bisa beda saja” Mekn.
“Bilang dari tadi biar saya tidak perlu bawah pedang bermata dua segala” kepala adat.
Saya tertawa keras mendengar percakapan mereka berdua. Sedikit lagi nyawa Mekn sang arsitek melayang di tangan kepala adat, tapi beruntung saja sang semesta membatalkan begitu saja. “Bapak kepala desa yang kami cintai, sepertinya pedesaan ini akan mengadakan pemilihan pencarian calon istri buat bapak tercinta” salah seorang masyarakat tiba-tiba saja berlari ke arahku sambil berteriak.
“Maksudnya?” keningku berkerut seketika.
“Kami semua tidak bisa menerima kenyataan kalau bapak kepala desa menjadi menantu ibu wakil kepala desa” ucapannya.
“Maksudnya?” pertanyaan yang sama.
“Sangat tidak adil, mentang-mentang wakil kepala desa” ujarnya lagi.
“Biar adil bagi semua orang tua dan anak-anak perempuan mereka, ya harus ada audisi pemilihan calon istri bagi bapak kepala desa” jawabannya.
“Kasusmu sepertinya lebih rumit memang dibanding dikejar ma kepala adat” Mekn tertawa keras dari telepon.
“Selamat menikmati pemilihan umum pencaharian calon istri tercinta buat sosok kepala desa tercinta kita” ledekan Mekn makin tertawa keras.
“Dasar manusia gila” mengumpat kemudian mematikan telepon tersebut.
Hal yang tidak pernah kubayangkan ketika memijakkan kaki di tempat ini. Mister Harok memang sengaja melemparkan saya di tempat gila seperti ini. “Saya akan balas perbuatan mister, lihat saja nanti” diam-diam mengumpat ribuan kali.
Flashblack…
Pengalaman menakutkan yang pernah ada dalam cerita hidup seorang Tiaseb. “Tias, ada tamu lagi nyariin tu di bawah” teriak mommy.
“Mommy tinggal bilang orangnya sudah tidur pulas” membalas teriakan mommy.
“Hei manusia kacau keluar sekarang!” suara perempuan judes berkumandang tujuh keliling.
“Ngapain sih malam-malam bertamu di rumah orang” menggaruk-garuk kepala.
3. Siasat genius…
“Manusia kacau perlihatkan dirimu” Zia terus saja berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar sahabatnya.
“Besok saja baru kembali, sekarang sudah malam” Tiaseb menjawab dari dalam kamar.
“Tias, jangan sampai kesabaran mommy juga hilang ya” ibu Ilmi terdengar terlihat marah karena kelakuan anak semata wayangnya.
“Tias ngantuk mi” Tiaseb.
“Masa calon mantu mommy dibiarkan berdiri bodoh seperti ini” amukan ibu Ilmi.
“Tadi tante mommy bilang apa?” Zia sedikit terkejut.
“Upppssss, mulut mommy keseleo ga ada siaran ulang Zia cantik” ibu Ilmi.
“Tante mommy kalau begitu biar besok saja” Zia.
“Kalau masalah penting sekarang juga ga apa-apa” ibu Ilmi.
“Wajar manusia di dalam mengamuk kan sudah malam tante mommy” Zia.
Akhir cerita adalah mereka berdua berjalan meninggalkan pintu kamar Tiaseb. “Rumah tante mommy besar banget” wajah Zia terkagum-kagum melihat istana milik Tiaseb. Karena alasan mendesak sampai akhirnya Zia harus memasuki istana tersebut untuk pertama kali. Rumah Hibab merupakan tempat perkumpulan mereka berempat ketika waktu senggang ataupun kebutuhan mendesak untuk pemecahan masalah.
“Tante mommy perut saya bunyi tanda lapar” Zia tanpa rasa malu berkata-kata.
“Kasihan Zia mati kelaparan gara-gara kurcaci tengil itu” mengelus-ngelus bahu Zia.
“Di dapur banyak makanan tinggal pilih” ibu Ilmi segera menarik tangan Zia.
Hal tergila adalah Zia makan dengan sangat lahap seolah di rumahnya sendiri. “Tante mommy jangan marah kalau Zia makan lahap begini” Zia.
“Ternyata bertamu malam-malam begini Cuma buat makan doang” entah sejak kapan Tiaseb berdiri di belakang mereka berdua.
“Katanya tidak mau ketemu, katanya besok saja, lantas?” Zia.
“Dapat alamat dari mana?” Tiaseb.
“Hibab manusia dingin” Zia.
“Waduh saingan terberat Tias” gumam ibu Ilmi pelan.
“Saingan apa tante mommy?” Zia.
“Ga ada ko” ibu Ilmi.
“Kalau begitu kalian berdua bicara saja, mommy sudah ngantuk mau tidur pulas” ibu Ilmi.
“Beres tante mommy” Zia.
“Tias, jangan lupa antar pulang Zia sebentar!” ibu Ilmi.
Tiaseb bersama Zia saling menatap satu sama lain seolah ada sesuatu, sedang ibu Ilmi berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. “Pasti ada sesuatu?” kalimat pertama Tiaseb.
“Langsung ke inti” Tiaseb kembali berkata-kata sambil menarik nafas panjang.
“Saya lagi menghadapi kasus rumit” Zia.
“Hubungan saya dan kasus rumit itu dimana?” Tiaseb.
“Situ enak, tiba-tiba saja kepilih jadi walikota” sindir Zia.
“Siapa bilang enak?” Tiaseb.
“Ya enaklah, namanya jadi seorang walikota pasti bedalah” cetus Zia.
“Ucapan bodoh” Tiaseb.
“Coba bayangkan, jelas-jelas Hibab manusia dingin bisa saja menjadi kandidat lantas namanya digugurkan begitu saja dan terpilihlah dirimu” Zia.
“Semua ini hanya kebetulan karena kebutuhan mendadak” Tiaseb.
“Hellooo” Zia.
“Peraturan pemerintah terbaru adalah seluruh kandidat harus lulusan Hope & Dreaming University, entah kenapa juga tiba-tiba nama Tiaseb muncul menjadi seorang kandidat pada hal masih banyak yang lebih pantas” Tiaseb.
“Berarti Tuhan memang sengaja memberi kartu keberuntungan buatmu” Zia.
“Menurut gosip beredar manusia dingin itu memang sengaja mengundurkan diri dengan alasan tidak jelas hingga membuatku berada dalam neraka” rasa kesal Tiaseb.
“Kalian berdua memang gila” Zia.
“Kedatanganmu kemari hanya buat curhat hal kacau begini?” Tiaseb.
“Kau harus membantuku mendapat beberapa data pada pemerintahan sebelumnya” Zia.
“Kau benar-benar kacau menyulitkan teman sendiri” Tiaseb.
“Setelah menjalani jabatan seorang kepala desa kan sosok Tias sempat ditugaskan oleh sang presiden tercinta buat kerja di sana. Ayolah” Zia.
“Beresiko” Tiaseb.
“Lagian, waktu itukan kita semua juga masih sementara kuliah S2 secara online langsung dari kampus, lantas mana ada waktu mempelajari kantor sebesar itu” Tiaseb.
“Please, bantu teman terbaikmu sekarang” Zia.
Zia masih harus menjalankan pekerjaannya sebagai seorang pengacara sebelum akhirnya menjalani kehidupan di sekitar kantor Mahkamah Agung. Di lain tempat sosok Tiaseb sedang dalam proses pelantikan sebagai walikota terpilih. Peranan sang arsitek masih terus saja mengikat Mekn sambil bekerja pada salah satu kantor pemerintahan. Hibab Pastin sendiri tetap diposisikan sebagai salah satu staf khusus menteri pendidikan.
“Siapa sih menelpon malam-malam begini?” gerutu Tiaseb.
Tiba-tiba saja nada dering handphone miliknya berbunyi keras. “Mekn, cepat angkat siapa tahu penting!” Zia.
“Kenapa malam-malam begini nelpon?” nada kesal Tiaseb.
“Apa my brother sudah dengar berita panas di media social?” Mekn berkata-kata histeris dari dalam handphone.
“Berita apaan?” Tiaseb.
“Menteri pendidikan sebelumnya mengundurkan diri” Mekn.
“Emang hubungannya dengan saya apaan?” Tiaseb.
“Kau tahu siapa pengganti menteri pendidikan sebelumnya?” Mekn.
“Siapapun penggantinya, bodoh amat” Tiaseb.
“Presiden menunjuk langsung Hibab Pastin sebagai menteri pendidikan terbaru” Mekn.
“What? Manusia dingin menjadi menteri pendidikan?” suara histeris Zia.
“Kenapa bisa gadis centil, cerewet, judes itu ada di rumahmu?” Mekn.
“Dia mendengar ucapanmu melalui speaker” Tiaseb.
“Berhenti mengejek!” suara Zia seolah ingin memakan hidup-hidup Mekn.
“Kembali ke gosip tadi” Tiaseb.
“Tentang?” Mekn.
“Hey bodoh, masalah pengunduran diri menteri pendidikan” Zia.
“Siapa juga yang bodoh? Situ kali” Mekn.
“Berhenti bertengkar!” nada tinggi Tiaseb.
“Karena alasan kesehatan sehingga menteri pendidikan lama mengundurkan diri dan diganti si’manusia dingin” Mekn.
“Hoaks” Zia.
“Kalau ga percaya silahkan nyalakan TV sekarang” Mekn.
“Lebih parah lagi karena pemecatan ketua dewan rakyat secara langsung oleh sang presiden tercinta dan tiba-tiba saja menunjuk mister Harok tercinta sebagai penggantinya” Mekn.
“Apa?” Zia makin histeris.
“Hoaks” Tiaseb.
“Nonton TV kalau kalian ga percaya” Mekn.
“Setahuku mister Harok ga suka berada di dunia pemerintahan, hanya ingin menjadi penasehat ajaib bagi banyak mahasiswa di kampus tercinta” Tiaseb.
“Entahlah” Mekn.
“Presiden asal main menunjuk saja sepertinya tanpa persiapan” Zia.
“Jaga mulutmu” Mekn.
“Kan kenyataan” Zia.
“Kenyataan apanya?” Tiaseb.
“Menurut sumber gosip kalau menteri pendidikan sebelumnya memang menolak, tapi tiba-tiba main menunjuk saja entah depan maupun belakang layar” Zia.
“Kan enak dong jadi menteri” Tiaseb.
“Pribadi orang beda tahu, ada yang super duper haus kekuasaan sampai menghalalkan segala cara, di tempat lain ada pula butuh waktu menyingkapi karena banyak alasan maupun kondisi” Zia.
“Tapi kan hanya satu dua orang keles butuh waktu karena beberapa alasan ataukah situasi tertentu, sedang realitanya hampir keseluruhan haus kursi” Tiaseb.
“Tapi menteri pendidikan lama dan si’manusia dingin sebelas dua belas, butuh waktu, ngerti?” Zia.
“Dari mana kau tahu Hibab butuh waktu?” Tiaseb.
“Jual mahal keles lebih tepatnya” Mekn.
“Terserah” Zia.
“Presiden pasti punya alasan tentang sistem main tunjuk menunjuk begitu saja” Mekn.
“Saya yakin mister Harok lagi stress karena tiba-tiba dilemparkan sebuah tugas ngeri semacam ketua dewan gitulah” Zia.
“Ga ada pemilihan, langsung main memasukkan nama dan terjadi seperti itulah” Zia berkata-kata sambil meneguk sebotol soda di atas meja.
“Manusia dingin hebat juga” Tiaseb.
“Diakan memang jenius, terima kenyataan” Mekn.
“Sepertinya mereka berdua lagi stress parah karena keputusan ganas sang presiden” Zia.
Pembicaraan antara mereka bertiga berlanjut hingga pagi. Kekacauan lain lagi adalah Tiaseb menikmati mimpi indahnya di atas sofa, sedang Zia sendiri berada di lantai seperti gerakan bergulat dalam tidur nyenyaknya. Percakapan berjam-jam membuat mereka lupa waktu dan pada akhirnya tidur tidak karuan di tempat masing-masing. “Sudah pagi” Teriak Tiaseb.
“Hei bangun, jangan sampai mommy berpikir aneh” Tiaseb sedikit menendang tubuh Zia.
“Apaan sih” Zia berkata-kata setengah sadar.
“Bangun!” segayung air mendarat ke permukaan wajah Zia beberapa menit setelahnya.
Seketika wajah Zia terlihat kacau karena perbuatan sahabatnya. Memaki manusia di depannya merupakan ciri khas seorang Zia. Terpaksa dia harus berjalan pulang meninggalkan istana megah milik Tiaseb. “Dasar walikota gila, stress, tidak waras” umpatan Zia sebelum akhirnya berjalan pulang.
Tiaseb sendiri segera berjalan menuju kamarnya. “Sang presiden memang benar-benar jenius untuk acara bermain-main ataupun tunjuk-menunjuk tanpa persetujuan” senyum sinis Tiaseb.
“Kenapa juga memainkan siasat di sana?” Tiaseb masih merenung.
“Hal terbodoh” umpatan kembali muncul.
“Dia memang sengaja menghapus nama manusia dingin dari daftar kandidat, lantas memasukkan namaku hingga berakhir terpilih sebagai seorang walikota termuda” Tiaseb masih belum percaya apa yang ada di depannya.
Seorang anak pengusaha terkenal sedang menjalani peran sebagai walikota salah satu provinsi terbesar. Petualangan baru sepertinya tertawa bahkan ingin menampakkan bentuk tarian khasnya di depan mata. Peraturan pemerintahan terbaru dari sang presiden membuat Tiaseb sendiri mengalami banyak kesulitan. “Kenapa juga namaku harus masuk kandidat mendadak begini?” Tiaseb mengelus-ngelus dada.
“Gosip bertebaran dimana-mana” menggeleng-geleng kepala ketika berjalan di antara kerumunan orang banyak.
“Walikota terpilih bisa menang karena pengaruh uang bapaknya kelewat heboh” salah seorang netisen lagi berselancar di dunia maya.
“Sejak awal menjadi kandidat memang kenyataan kalau uang lebih berperan penting” kembali sebuah cuitan membahana…
“Tiba-tiba saja namanya disebut sebagai kandidat, lantas terpilih begitu saja? Benar-benar meresahkan” kata-kata sindiran jauh lebih mengenaskan dibanding pembunuhan.
“Saya harus bertemu presiden, apa pun yang terjadi” Tiaseb lagi mengikthiarkan sebuah pertemuan.
Dia seperti pencuri berjalan perlahan sambil membaca situasi kiri kanan. Tidak akan mungkin bisa ketemu kalau hanya sekedar mengatur janji. “Lebih baik dicap sebagai maling dari pada tidak bertemu sama sekali” rasa jenuh sang walikota termuda.
“Penyamaran sempurna” sosok Tiaseb sedang berpura-pura menjadi seorang pelayan.
“Kenapa saya seperti menginjak sesuatu” ucapannya sebelum tubuh Tiaseb terpental masuk ke kolam renang berisi es batu.
“Selamat datang di rumahku bos” sapa seseorang menyadari siapa di depannya. Penyamaran Tiaseb dalam sekejap diketahui oleh pihak pemilik rumah.
“Kenapa hari ini kalian bertiga bersamaan menyamar segala ya?” sang presiden tertawa kecil.
4. Kewajiban…
Ketja…
Gurun pasir bersuara tanpa belas kasih sedikitpun. Tarian gemulai lembah kelam mengisahkan titik-titik peluh di antara ribuan tetes air mata yang sedang mengalir begitu hebat. Jutaan pertanyaan berteriak dari sebuah lingkaran di antara banyaknya objek-objek tidak terduga. Puzzles, memory, badai sedang menyatu membentuk satu cerita dalam sebuah misteri tarian permainan…
“Sepertinya seseorang maksud saya beberapa di antara mereka lagi ingin membuat kejutan buat anda” hentakan kaki Kartub tiba-tiba saja membuatku terbangun dari lamunan panjang.
“Maksud ucapanmu?”
“Anda harus memeriksa langsung CCTV di rumah ini” Kartub si’wanita tua menjawab dengan begitu elegant.
“Gaya eleganmu terkadang membuat saya mengantuk seketika” memberi nada sindiran.
Hal terbodoh darinya adalah mengundurkan diri begitu saja sebagai seorang menteri. Wanita tua lebih memilih menjadi sosok manusia biasa di rumah ini dibanding berada di depan public sebagai sosok pejabat tinggi. “Saya ingin memberi kesempatan terhadap dirinya melakukan sesuatu yang tidak mungkin bisa kulakukan” nada kalimatnya masih terngiang begitu saja di sekitar ingiatanku.
“Kebodohanmu selalu saja membuatku histeris” sebuah pernyataan untuknya.
“Histeris?” Kartub si’wanita tua.
“Kenapa?” melemparkan pertanyaan balik.
“Entahlah” si’wanita tua.
“Pergilah!” mengusir wanita tua keluar dari ruang kerjaku.
“Mereka bertiga mengendap-ngendap seperti pencuri karena keputusan gila sang presiden” si’wanita tua.
“Bukannya ini yang kau inginkan?” melempar kembali pertanyaan.
“Entahlah” si’wanita tua.
Wanita tua berjalan keluar dari ruang kerja bersama penampilan elegantnya. “Dasar bodoh” menatap CCTV. Tiga manusia bodoh sedang melakukan penyamaran tragis di rumahku seolah ingin membuat jebakan aneh.
Keputusan tiba-tiba dari seorang presiden menyatakan rasa syock berkepanjangan terhadap mereka bertiga. Kenapa juga memakai kata penyamaran? Apa mereka segitu syocknya sampai-sampai melakukan kegiatan gila? Siapa sih tidak ingin berada pada sebuah kursi penting? “Kelewat dramatis” menertawakan tiga manusia bodoh…
“Wanita tua, kuharap kau membantuku membuat beberapa jebakan buat mereka bertiga” berkata-kata melalui saluran telepon.
“Kalian akan merasakan sesuatu hal sebelum bertemu denganku” berbicara seorang diri sambil memainkan sebuah pulpen di atas meja.
Mereka bertiga berhasil masuk dalam perangkap. Salah sendiri mencari masalah hanya karena hal sepeleh. “Berhasil” tertawa besar menyaksikan beberapa kekacauan di luar. Harok manusia gila berulang kali jatuh terpleset ketika mencoba menerobos satu tembok rahasia. Anak punk itu sepertinya harus keluar masuk kamar mandi karena perut mulesnya jauh lebih meresahkan dibanding apa pun. Terakhir sang walikota tengil seluruh bajunya basah terguyur hujan es. Entah bagaimana cerita sehingga tubuhnya keseleo masuk ke dalam kolam renang berisi es batu. Wanita tua memang pandai menyusun rencana seperti biasanya…
“Wanita tua terbaik memang” memberi sedikit pujian melalui saluran telepon kembali.
“Silahkan menikmati hari terburukmu” berbicara seorang diri kembali sambil menatap keadaan mereka bertiga melalui layar CCTV.
“Manusia bodoh”
“Salah sendiri masuk rumah orang seperti pencuri”
“Selamat datang di rumahku bos” menyapa sang walikota tengil
“Kenapa hari ini kalian bertiga bersamaan menyamar segala ya?” tertawa kecil menatap ke arahnya setelah dia berhasil keluar dari kolam tersebut.
“Btw, dimana wanita tua itu mendapat banyak es batu ya?” menatap kolam berisi es batu penuh.
Walikota tengil itu hanya diam membisu. Tubuhnya terlihat menggigil kedinginan akibat ulah sang wanita tua. “Bawah dia masuk!” memerintahkan salah seorang pelayan. Kenapa juga mereka bertiga seperti janjian mengendap masuk ke rumah orang.
“Wow, perut anak punk rupanya lagi berkasus ya sama seperti kepribadiannya kelewat berkasus” ucapan pertama ketika berdiri di depan toilet khusus pelayan.
“Kakak penjual es maksudku…” ucapannya terhenti.
“Selalu saja dan pada akhirnya akan selalu bahkan sampai kapanpun hingga dunia kiamat tetap saja selalu” membalas ucapannya.
“Kenapa?” pertanyaan aneh darinya dengan wajah menunduk.
“Saya juga mau balik bertanya, kenapa?”
“Kakak penjual es maksudku ibu pre...” anak punk.
“Kenapa di matamu bahkan ingatanmu sampai dunia kiamat juga, tetap saja memanggilku dengan sebutan kakak penjual es? Emang ga ada nama lain apa?” menatap ke arahnya.
“Entahlah” manusia punk.
“Entahlah apanya?”
“Dasar presiden gila” seseorang dengan nada kesal berteriak dari belakang.
“Mister Harok?” anak punk.
“Presiden gila level parah masuk rumah sakit jiwapun tetap saja akan gila selamanya” makian sosok tidak asing lagi.
“Lantas kenapa mau bersahabat ma presiden gila?” ujarku.
“Presiden gila” Harok.
“Bilang gila tapi kemarin-kemarin melamar dengan cara mengemis” menyindir.
“Itu karena saya khilaf” Harok masih histeris.
“Khilaf atau kelewat khilaf? Berulang kali lo” meledek manusia iblis di depanku.
“Kenyataannya memang saya khilaf” manusia iblis.
“Ternyata kakak penjual es dan mister Harok?” manusia punk hampir tidak percaya.
“Lupakan apa yang kau lihat! Bersihkan dirimu!” memberi pernyataan tajam ke arah manusia punk.
“Bersihkan dirimu dan lupakan apa yang sudah kau dengar, ngerti?” manusia iblis.
“Siapa sih yang kelewat khilaf, menyebalkan” manusia punk terlihat kesal berjalan meninggalkan kami.
Kami akhirnya berada dalam sebuah ruangan sejam kemudian. Manusia iblis, walikota tengil, dan anak punk lagi mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mereka di dalam hati. Penyamaran paling gampang ketebak oleh lawan. Kegiatan bodoh hingga pihak lawan tertawa keras berulang kali. “Wanita tua, segera masuk ke ruanganku sekarang!” ucapan sedikit menyerang melalui saluran telepon.
“Ibu menteri” walikota tengil mengap-mengap tidak karuan.
“Jangan kaget mendengar ucapannya” manusia iblis menepuk bahu walikota tengil.
“Ta ta ta tapi kenapa ibu menteri paling dihormati dipanggil wanita tua?” walikota tengil masih meminta sebuah jawaban.
“Walikota tengil bisa diam ga?”
“Presiden gila bisa berbicara lebih gila lagi ga?” manusia iblis mencari masalah.
“Memancing ya?”
“Sepertinya” manusia iblis.
“Kenapa kakak penjual es maksudku kakak penjual es kenapa bisa…” manusia punk terkejut melihat pertengkaran gila kami berdua.
“Ternyata kalian lebih parah gilanya dari my mommy” walikota tengil.
“Btw, saya sampai lupa kalau walikota tengil ternyata memiliki mommy paling narsis sedunia” ucapanku tiba-tiba beralih terhadap manusia yang lagi duduk di sebelah timur sudut ruang.
“Apa anda bisa tidak bertingkah sedikit lebih berkharisma dibanding bersikap kekanak-kanakan seperti sekarang?” wanita tua melemparkan sebuah pertanyaan.
“Entahlah” menjawab kalimat wanita tua.
“Kenapa anda memanggil saya?” wanita tua.
“Jelaskan pada mereka penyebab wanita tua maksudku dirimu mengundurkan diri dan akhirnya mereka bertiga terjebak!”
“Maksudku anak punk harus menjalani sesuatu yang tidak dia sukai” melanjutkan ucapanku lagi.
“Saya ingin menikmati hidup dan masa tua tanpa berpikir objek-objek menggelikan. Jadi, jauh lebih baik kalau jabatan ini saya serahkan terhadap generasi muda saja” wanita tua.
“Lantas hubungannya dengan saya dimana coba?” walikota tengil mengangkat bicara.
“Nah itu dia masalahnya” manusia iblis.
“Kalau sosok anak punk menjadi seorang walikota berarti saya akan tetap berada di dunia pemerintahan bahkan terjebak perintah-perintah tidak masuk akal sang presiden gila, ngerti?” wanita tua.
“Otakmu cukup cerdas menjalani kisah cerita seorang walikota termuda” menambahkan sebuah pernyataan.
“Semua orang berpendapat kalau saya memakai keuangan my daddy untuk mencapai kursi penting, sadar tidak?” celoteh walikota tengil.
“Itu sih penderitaanmu” membalas pernyataannya.
“Lantas hubungannya memilih sosok Harok si’tampan menjadi ketua dewan sampai-sampai semua partai jantungan di tempat?” manusia iblis juga ingin mencari jawaban.
“Memang salah memilih sosok iblis menjadi ketua dewan?” melemparkan pertanyaan.
“Dulu kau sengaja menjebak biar saya jadi salah satu petugas seleksi sekolah pejabatmu itu, singkat cerita memaksakan kehendak sendiri menyuruh berada dalam lingkungan kampus sebagai malaikat di tengah mahasiswa, sekarang?” manusia iblis.
“Berarti mister Harok terpaksa membuka ruang persahabatan di kampus yah?” anak punk sedikit tertawa sinis.
“Yah kenyataannya memang seperti itulah karena kelakuan presiden gila” penekanan kalimat manusia iblis luar biasa ganas.
“Lantas siapa yang mengemis-ngemis biar jadi dosen pembimbing mereka waktu persiapan program kerja kepala desa kemarin?” menyindir habis tanpa berkutik.
“Waktu itu saya khilaf” manusia iblis.
“Ooohhhh khilaf” wanita tua kemasukan angin apa membela…
“Mister mister kenapa sih selalu menyelipkan kata khilaf?” walikota tengil.
Terjadi pertengkaran sengit di ruang kerja presiden dengan waktu yang cukup luar biasa menyita semuanya. Satu sama lain dengan tegas ingin mengajukan pengunduran diri hanya karena alasan tidak masuk akal. Kalian semua belum tahu siapa presiden sebenarnya kalau sudah main perintah seperti sekarang. Semua orang berjuang keras bahkan menghalalkan segala cara hanya untuk menjadi pejabat penting, sedang mereka?
Apa saya memang kelewatan memilih manusia-manusia polos untuk menjadi bagian terpenting dalam pemulihan negara sendiri atau bagaimana yah? Pilihanku tidak mungkin salah untuk alasan apa pun. “Saya belum siap menjadi ketua dewan, sadar ga presiden gila?” makian manusia iblis terlihat histeris.
“Saya juga kelewat bodoh buat jadi walikota, cari orang lain saja!” walikota tengil.
“Lebih parah di saya tiba-tiba main perintah segala, memangnya dunia pendidikan itu gampang dibenahi apa?” anak punk.
“Lantas mau suruh siapa?”
“Orang lainlah” jawaban serentak mereka bertiga.
“Kalau saya tetap ingin memilih kalian, lantas mau membunuh presiden sendiri?”
“Kakak penjual es keterlaluan” anak punk berkata-kata dengan nada kesalnya.
“Dia bukan kakak penjual es tapi ibu presiden, ngerti?” walikota tengil menatap serius ke arah anak punk.
“Lebih tepatnya ibu presiden gila” manusia iblis memberi sindiran.
“Terserah ucapan kalian tentangku, tapi saya tidak akan merubah sedikitpun keputusan yang sudah berjalan” menegaskan kembali.
Singkat cerita mengusir mereka keluar dari rumah presiden merupakan jalan terbaik. Mengancam memanggil banyak wartawan karena aksi konyol mereka hingga semua ketakutan dan berjalan pulang meninggalkan istana sang presiden. “Siapa lagi target selanjutnya setelah mereka bertiga?” melemparkan sebuah pertanyaan terhadap si’wanita tua.
“Cari sendiri” jawaban lantang wanita tua sebelum berjalan keluar.
“Jawaban terbodoh” nada kesal menatap pintu di depanku.
Tidak semudah pemikiran semua orang tentang satu kata tertentu ketika berada di dunia politik. Menjadi bersih merupakan pilihan cukup sulit di tengah-tengah banyaknya ancaman dan lain sebagainya. Sekelompok iblis di luar sana sedang mengintai dua puluh empat jam non stop hanya untuk mencari titik celah seseorang yang menurut mereka bisa membahayakan satu posisi penting ataupun rencana tertentu.
Permainan gila banyak pejabat zaman sekarang memiliki ciri khas lebih halus seolah terlihat bersih tanpa seorangpun sadar. Mempelajari situasi orang-orang terdekat, kemudian memainkan permainan adu domba dengan jalan cerita sang target akan menjadi iblis tak terkendali. Pada dasarnya sang target memang sudah berada di jurang, akan tetapi karena ancaman suatu hari kelak sehingga menciptakan sebuah scenario bersama kisah tragis paling menyedihkan sekaligus terdengar kejam.
“Wanita tua, persiapkan bajuku sekarang!” berkata-kata melalui saluran telepon pagi-pagi buta.
Petualangan berada di sekitar lingkungan masyarakat terdengar keren juga. Melakukan penyamaran menjadi seorang penjual sayuran terlihat menyenangkan juga. “Sepertinya saya pernah melihat anda, tapi dimana yah?” gadis centil di depanku tiba-tiba menegur setelah berada di sekitar lingkungan pasar tradisional.
5. Hukum…
Zia Shana…
“Sayuran segar, nyessel kalau ga beli” teriakan salah satu penjual sayur di sekitar pasar tradisional. Kenapa saya merasa suaranya tidak asing lagi? Wajah, rambut, warna kulit, dan lain sebagainya pernah kulihat sebelumnya.
“Sepertinya saya pernah melihat anda, tapi dimana yah?” menyapa penjual sayur tidak jauh dari tempatku berdiri.
“Gadis centil sepertinya kau salah orang” jawaban sedikit judes.
“Kenapa memanggil saya centil?” membalas ucapannya.
“Jangan-jangan kita berdua pernah ketemu sebelumnya?” berkata-kata kembali.
“Perasaanmu saja, pergi dari depanku sekarang dan jangan menghalangi rezeki dari sang semesta buatku!” penjual sayur.
“Menghalangi?”
“Kau berdiri seperti manusia bodoh di situ berarti menghalangi, singkat cerita pelangganku lari semua karena ulahmu” penjual sayur.
“Kenapa suaramu seperti mirip kakak maksudku ibu presiden yah?” memperhatikan dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
“Mau beli sayuranku atau pergi dari sini atau dilempar sendal?” penjual sayur.
“Tidak mungkin” bernada ragu melihat tingkah penjual sayur di depanku.
Saya memutuskan untuk berjalan pergi meninggalkan dirinya. Kenapa juga seorang Zia harus mencari masalah di pasar? “Hal terbodoh” menghela nafas seketika. Btw, seorang Zia sedang bekerja sebagai pengacara setelah menjalani peran kepala desa beberapa tahun silam. Perjalananku tidak mudah hingga detik sekarang bahkan membuat jalan sendiri terkadang berada pada situasi objek menakutkan. Seluruh personil lulusan kampus Hope & Dreaming university diharuskan kembali menjalani kuliah ketika tugas sebagai kepala desa berakhir.
Kegiatan tergila yang selalu saja kuhadapi adalah berada di penjara menjalani masa praktek ketika kuliah kemarin. Pihak kampus sengaja menyuruh seluruh mahasiswa hukum mempelajari banyak hal dalam lingkungan penjara dan tidak hanya berada di lingkungan tertentu pula. Tinggal bersama napipun harus dijalani sebagai tugas praktek serta mempelajari banyak kasus-kasus menantang maupun psikologi para personil di dalam sana. Pusat rehabilitasi juga tidak luput dari kegiatan praktek bahkan membuatku tertekan seketika.
Menjalani masa-masa magang pada sebuah firma hukum juga tetap dilakukan, namun sedikit berbeda. Kenapa bisa? Karena kegiatan praktek magang diharuskan keluar negeri serta mempelajari banyak kasus-kasus mulai dari paling ringan hingga terberat. Perkuliahan dijalani secara online bahkan komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidak boleh absen setiap harinya. Menuangkan banyak pemikiran dalam sebuah tulisan memang tidak mudah terlebih jika sang dosen terus saja menekan ataupun memerintahkan objek paling unik. Mahasiswa hukum Hope & Dreaming Universty harus bermental baja kalau masih ingin bertahan hingga akhir perkuliahan.
Setelah lulus, kami semua harus menjalani peran sebagai seorang pengacara sebelum berada di dunia pemerintahan. “Apaan ini?” penasaran melihat sebuah berita beberapa waktu lalu. Seluruh masyarakat mengamuk besar karena kelakuan salah seorang tokoh berpangkat cukup tinggi hingga menjadi perhatian public. Seluruh perjalanan hidup tokoh tersebut diberitakan sampai ke akar-akar paling dalam di tengah kasus yang sedang menimpa dirinya.
“Kasusnya cukup menyeramkan juga” membaca banyak pemberitaan media.
“Mafia terkejam sepanjang sejarah kasus di sekitar lingkungan profesinya” berbicara seorang diri mengamati suasana media social. Siapa pernah menduga pembunuhan terkejam dilakukan olehnya. Orang tua sang korban menuntut keadilan akibat perbuatan si’pelaku. Terjadi scenario cukup sengit seputaran alur pembunuhan. Karirnya lenyap ditelan bumi dalam sekejap mata oleh satu permainan.
Wajar sih kalau orang tua sang korban mencari keadilan. Ayah atau ibu mana sih ingin melihat anaknya diperlakukan kejam seperti ini? seluruh netisen mengutuk kelakuan iblis si’pelaku dengan melemparkan ribuan pernyataan-pernyataan tajam. Dia memang pembunuh berdarah dingin dan bisa dikatakan seorang psikopat sejati. Bisa saja dibalik cerita ini terdapat satu scenario terhalus antara beberapa kelompok. Kasusnya mirip dengan salah satu tokoh yang dikenal cukup tegas terhadap pejabat bermasalah. Perbedaannya ada pada cerita yang satu sudah tinggal di jurang agak dalam, sedang yang lain masih berdiri di satu tempat tertentu.
Si’A seorang tokoh pemberantas korupsi di kalangan para pejabat dikenal banyak membongkar rahasia-rahasia permainan keuangan. Singkat cerita, si’A sukses besar berada dalam jebakan beberapa kelompok bahkan membuatnya berada di penjara. Tidak dapat disangkal kalau titik kelemahan seorang pria adalah harta, tahta, dan wanita. Permainan memakai seorang wanita pun digunakan oleh sekelompok oknum. Bayangkan hanya dengan memakai rok mini sedikit menunduk dengan akhir cerita cukup mengejutkan dalam sekejap.
Si’A dinyatakan sebagai pembunuh terhadap seorang pengusaha. Tentu kerjasama yang baik antara sang wanita, korban yang dibunuh, dan sekelompok pejabat sudah terjalin di belakang layar untuk memancing sisi emosional sang target. Akhir cerita adalah beliau sukses besar mendekam dalam tahanan penjara karena terpancing emosional dan tidak dapat mengendalikan diri. Beliau membunuh si’pengusaha tanpa berpikir panjang di luar kendalinya. Pemberitaan media pun tiap detik tanpa jedah iklan memenuhi beranda hingga membuatku bosan tiap menonton ataupun membuka medsos. Hanya itu saja pemberitaannya setiap waktu, jam, menit, dan detik tidak ada yang lain.
Peristiwa tadi memiliki kemiripan dengan kasus sekarang, tiap hari menampilkan wajah sang pembunuh berdarah dingin yang dikenal sebagai mafia. Persamaannya ada dimana? Cari sendiri jauh lebih baik. Sebenarnya sih kalau dipelajari lebih detail kasus sekarang tentu ada sesuatu yang tidak beres. Sekalipun si’pembunuh memang sudah berada di sebuah jurang, tetapi untuk menghindari terjadinya pembongkaran banyak rahasia suatu hari kelak sehingga dirinya bisa saja disengaja oleh sebuah alur dari sekelompok manusia penting pula.
“Beberapa suku terlibat dalam kasus seheboh ini?” bertanya-tanya sambil mengamati beberapa objek.
“Sang korban berasal dari suku C, sedang personil para pembunuh termasuk sang ketua memiliki suku berbeda satu sama lain dan mungkin ada yang sama juga sih” berkata-kata seorang diri dalam ruang kerja milik seorang Zia.
Berarti sekelompok tokoh penting sudah mempelajari sedetail mungkin orang terdekatnya, hobby, kelemahan, apa yang tidak disukai, cara memancing sisi emosionalnya hingga tidak terkendali. Posisinya juga dia dikenal menangani banyak kasus besar ketika masih menjalani profesinya. Saya curiga kalau sekelompok tokoh tertentu sengaja membuat dia mengambil salah satu kasus besar kemudian melakukan sebuah jebakan suatu hari nanti. Entahlah alasannya apa, hanya Tuhan saja maha tahu apa pun itu…
Memang benar kalau dia tentu mendapat suap atas kasus tersebut dengan memutar balikkan fakta sebenarnya tentang kebakaran yang terjadi pada salah satu gedung penting negara. Akan tetapi, bisa saja mendapat ancaman cukup fatal sehingga dengan terpaksa memainkan fakta sekaligus mengambil uang mereka. Tentu ada banyak rahasia tersembunyi di kalangan tokoh-tokoh penting berada di tangannya dan hal tersebut meresahkan. Bisa saja untuk mencari aman satu sama lain sehingga dengan sengaja memainkan alur cerita buatnya tanpa seorangpun sadar. Kemungkinan juga sisi rasa bersalah dan perilakunya sedikit terlihat bahkan mengganggu kehidupan suatu hari kelak.
Kemungkinan besar, ada banyak bumbu-bumbu penyedap dimainkan dalam cerita antara dia dan orang-orang terdekatnya. Sekelompok tokoh tertentu memakai kesempatan emas paling berharga ketika ada celah terlihat di depan mata mereka. Bisa saja yang melakukan ancaman pembunuhan terhadap salah satu orang terdekatnya bukan dia seutuhnya melainkan sekelompok oknum tertentu. Untuk menamatkan karirnya maka digunakanlah secara berskala orang-orang terdekatnya.
Sudah menjadi rahasia umum kalau ternyata si’pelaku membunuh orang kepercayaan sendiri. Baik pelaku, korban, maupun yang difitnah sebagai pembunuh berasal dari suku berbeda. “Sangat mengganjal” kembali bergumam di tengah kesunyian malam. Tentu satu sama lain di kalangan masyarakat akan saling menyindir tanpa sadar sehingga menciptakan perpecahan sekaligus perang suku. Saya terlalu sok tahu memang untuk menjelaskan hal semacam ini, tetapi entahlah…
Diketahui kalau suku yang terlibat mayoritas masyarakatnya memiliki agama yang sama. Andaikan terjadi perang suku di antara mereka berarti secara otomatis menyerang agama lain sebagai pencetus provocator dengan cerita lain lagi. Dari perang suku berakhir menjadi perang agama itulah keinginan sekelompok tokoh tertentu, kemudian beberapa dari mereka akan berjalan sebagai malaikat tanpa sayap di siang bolong.
Banyak tokoh penting harus pandai memainkan suasana hukum demi menyelamatkan diri dan sulit menemukan sesuatu yang bersih dalam lingkungan profesi tersebut. Bersikap ingin bersih berarti harus siap tidak memiliki apa pun ataukah dihancurkan dalam sekejap alias mati di tempat menjadi pilihan cukup sulit. Menemukan sosok bersih tapi ga pakai banget hanya berkisar beberapa persen saja, sisanya sekitar 97% bersifat mati alias di jurang. Profesi saudara kembar/ tetangga di sebelahnyapun sama dan harus pintar memainkan sesuatu sehingga objek2 bersih mustahil di dapat. Hanya berkisar beberapa persen saja memegang objek bersih tanpa jurang.
Beredar cerita tentang salah satu tokoh dari suku si’pembunuh sedang mencari permainan-permainan beberapa oknum tentang banyaknya kasus. Menurut informasi yang lagi berjalan kalau tokoh ini diam-diam mencoba meminta bantuan terhadap beberapa orang demi mendapat banyak bukti ataukah berkas-berkas misterius dan lain sebagainya. Objek cerita lain lagi adalah tokoh tersebut meminta bantuan terhadap suku yang sama dengan sang korban. Kenyataannya, hampir keseluruhan masyarakat dari suku si’korban memiliki kadar IQ di atas rata-rata. Ada begitu banyak tokoh-tokoh dari kalangan mereka menempati posisi penting ataukah berpengaruh di negara tercinta. Singkat cerita, karena salah satu alasan tersebut sehingga tokoh tadi mencari tahu banyak objek-objek menghanyutkan dari beberapa personil mereka.
Namanya berurusan dengan dunia pejabat, politik, ataukah tokoh-tokoh berpengaruh lainnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bukan lagi nyawa menjadi taruhan melainkan keluarga dan masih banyak lagi ikut terancam. Kemungkinan besar sekelompok oknum mencium bau-bau mencurigakan sehingga bisa saja kasus ini merupakan jebakan adu domba mereka. Tokoh yang sedang meminta bantuan tadi sama sekali tidak mengenal satupun dari para personil kasus besar tersebut baik yang terlibat sebagai pembunuh maupun sang korban.
Berarti kelompok ataupun tokoh tertentu bisa saja sengaja memanipulasi cerita jebakan agar tokoh tadi tidak dapat berkata-kata ataukah melawan. Tentu mereka akan berkata kalau masyarakatmu alias sukumu sendiri memiliki karakter paling iblis di atas segala iblis hingga membuatnya tidak berkutik. Bisa terbaca jelas kalau media di negara ini seolah-olah menyudutkan sekaligus mematikan dirinya melalui kasus tersebut. Di lain tempat beberapa suku yang terlibat terlebih khusus 2 suku ini akan saling berpikiran negative antara satu sama lain. Kesimpulannya, pembunuh berdarah dingin tidak sepenuhnya menjadi pelaku utama melainkan jebakan scenario sekelompok oknum untuk menghancurkan kehidupannya dalam sekejap.
Kenapa juga membuat skandal seganas itu? Kenapa salah satu objek permainannya harus berada di rumah sendiri sekalipun tempat terjadinya pembunuhan berlawanan arah? Memang benar pelaku pembunuhan adalah dirinya, akan tetapi sepertinya sekelompok oknum sudah sengaja menjebak sehingga dia tidak mempunyai pilihan lain terlebih sudut emosionalnya dalam kondisi kurang stabil. Semua sudah direncanakan jauh-jauh hari bahkan prediksi tentang kisah kejatuhannya diketahui oleh oknum tersebut.
Apa bedanya dengan kasus tokoh lain yang juga dianggap meresahkan banyak manusia-manusia penting di negara tercinta. Dia dijebak melalui permainan pemalsuan dokumen dengan memakai sisi lemahnya. Wanita memang bisa menjadi pelita di tempat gelap, tetapi hampir sebagian besar lebih memilih menjadi racun dunia alias iblis terganas bagi seorang pria. Sisi lemahnya berada pada istilah kata dari wanita sehingga menjadi titik gelap bagi dirinya sendiri. Saya tidak katakan bahwa semua wanita adalah racun dunia, tetapi realita hidup berkata kebanyakan kaum hawa berada dalam sebuah ikatan belenggu yang membuatnya kesulitan untuk menggenggam satu pelita kecil.
Saya juga seorang wanita dan bisa saja terjebak dalam permainan pria-pria tertentu. Perlu diketahui kalau pada dasarnya manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Ketika rasa haus akan satu kursi, harta, serta cinta buta-buta berarti pengaruh jiwanya jauh lebih kuat bertahan dibanding roh. Dalam tubuh seseorang sering terjadi peperangan antara roh dan jiwa/pikiran/kehendak, siapa yang akan menjadi pemenang? Andaikan hati masih lebih memilih menggenggam cahaya sederhana sekalipun menciptakan luka-luka menyedihkan artinya rohmu masih lebih berkuasa. Hampir kesuluruhan alias 99% orang di luar sana memilih untuk kalah dikarenakan tubuh dan jiwanya lebih kuat menyatu dibandingkan roh itu sendiri.
Menurut saya pribadi dari kasus pembunuhan yang terjadi, baik para personil pelaku maupun keluarga korban lebih baik saling memaafkan. Kalian sedang di adu domba oleh oknum tertentu. Coba hadapi dengan kepala dingin dan jangan saling mempersalahkan ataukah menuding dengan kata psikopat serta objek-objek menyedihkan lainnya. Berpikirlah sebijak-bijaknya dalam kasus ini karena terlalu janggal kalau dipelajari kembali. Suku-suku kalian berada dalam golongan minoritas di negara ini. Oknum yang ada di luar sana akan berpikir ternyata semudah ini yah memecah mereka. Terlalu disayangkan…
Lebih menyedihkan lagi kalau pemimpin agama ataukah tokoh yang memiliki status penting dalam peribadatan masuk memihak salah satu tempat. Kasus ini memang beda dengan kasus lain sehingga cobalah bijak ketika berkata-kata. Jangan asal memasukkan sesuatu dengan apalah seolah-olah menjadi malaikat, terlalu disayangkan. Harusnya kalian sebagai penengah sekalipun kasusnya memang kelewat kejam. Tuhan saja merangkul habis-habisan perempuan berdosa, pelacur, pemungut-pemungut cukai tanpa pernah menjadi hakim. Rasul Paulus pun merupakan manusia paling bengis, jahat, hancur, tidak berperasaan jauh sebelum terjadi pertobatan.
Saya menutup mata kalau masyarakat di luar tokoh-tokoh yang memang memegang peranan dalam peribadatan, akan tetapi kalian? Gimana cerita bos? Kunci pemulihan bangsa di negara tercinta ada di tangan kalian bukan di tempat lain. Keluarga korban memang wajar karena ingin mendapat keadilan, tetapi kalau kalian yang masuk gimana cerita? Belajarlah menjadi penetral dan bijak mempelajari suatu kejadian.
Baik yang dikambing hitamkan apa lagi posisi umurmu masih terlalu muda dan masa depanmu masih panjang, belajarlah menilai masalah ini dengan cara dewasa. Tidak salah menjelaskan sesuatu objek, akan tetapi jangan sampai kau menyesal di kemudian hari. Tuhan tidak pernah buta kalaupun posisimu memang diperlakukan tidak adil. Meminta maaf ataupun memaafkan memang tidak mudah, akan tetapi kau harus lakukan hal seperti itu apa pun yang terjadi terhadap si’pelaku maupun keluarga korban. Kenapa? Masa depanmu jauh lebih berharga sekalipun kemungkinan besar kau harus dipenjara. Terkadang Tuhan izinkan sesuatu objek paling menyakitkan sekaligus menyedihkan, menjadi pertanyaan adalah respon yang harus diberikan. Memilih lulus ataukah tidak sama sekali?
Bagi si’pelaku, belajarlah untuk berdoa lebih banyak terhadap Tuhan. Kenapa? Posisimu memang dalam keadaan yang serba sulit untuk berbicara karena memang kesalahan terfatal ada dalam dirimu. Belajar dari semua masalah ini kalau kursi tidak ada artinya sama sekali. Sebenarnya sih, kau bukan manusia jahat apalagi psikopat hanya saja sedikit terjebak sehingga ada kesempatan untuk mempermainkan semua yang ada di sekitarmu. Kesalahan terbesarmu yang lain lagi yaitu membuat beberapa pernyataan terkacau sampai-sampai memancing kemarahan keluarga korban beserta masyarakat di luar sana. Posisimu yang serba terjebak dari berbagai arah memaksakan hal demikian. Cobalah merendahkan hati dengan meminta maaf terhadap keluarga korban, seluruh personil yang ikut terlibat dalam kasus tersebut, maupun yang dikambing hitamkan.
Tidak ada salahnya juga yang dikambing hitamkan meminta maaf terhadap si’pelaku. Intinya, saling meminta maaf antara satu sama lain. Hal yang patut disyukuri ketika kasus ini berjalan adalah sama sekali masyarakat tidak terpancing sehingga menjebak untuk terjadinya perang suku. Ekspektasi beberapa oknum tertentu berada pada kata pertikaian, kerusuhan, perang, perpecahan.
Bagi keluarga korban, ada orang di luar sana jauh lebih menderita bahkan mengalami permasalahan paling menyedihkan dibanding apa yang kalian alami. Oknum di belakang memang sengaja mencari korban yang hidupnya dikatakan berasal dari rakyat kecil untuk memulai scenario. Seandainya si’korban dengan status jabatan tinggi, harta melimpah, terkenal tentunya tidak akan memancing kemarahan masyarakat untuk memulai sebuah permainan biar terjadi kerusuhan besar-besaran.
Andaikan yang dikambing hitamkan bukan orang dengan derajat kecil, tentu kegeraman rakyat tidak terpancing. Justru karena kata kuncinya ada pada rakyat kecil, itulah yang pada akhirnya menciptakan scenario. “Ah sesamanya saja baku makan di atas” kesimpulan pemikiran masyarakat nantinya kalau si’korban dan si’kambing hitam dari orang kaya. Ada hal yang memang harus diselesaikan dengan hukum apa pun itu, akan tetapi kasus ini sepertinya sedikit berbeda sekalipun terlihat begitu kejam.
Si’pelaku juga kan sudah dipecat dengan cara tidak terhormat, mendapat julukan psikopat, keluarganya hancur, akan dipenjara. Bayangkan anak-anaknya berada di tengah masyarakat dengan keadaan menyedihkan seperti ini. Setidaknya jangan penjarakan dia kelewat batas karena semua yang terjadi kemungkinan tidak sepenuhnya kesalahannya. Keluarga korban bijaklah menyelesaikan kasus ini dan jangan menjadi manusia egois ataukah sama kejamnya dengan oknum si’pembuat scenario. Jadilah orang tua yang bijak dan patut dibanggakan. Letak kemenangan seorang ayah bukan karena tidak mendapat keadilan, akan tetapi sikapnya ketika berjuang untuk mengejar sebuah piala. Terlebih kasusnya kalian disini bukan tentang permasalahan siapa yang benar atau salah, melainkan kasus perpecahan antara satu suku dengan suku lainnya.
“Saya juga curiga sepertinya ada objek asing sedang bermain-main bahkan mengambil kesempatan apalagi menjelang pemilihan umum” sedikit memikirkan sesuatu kembali. Apa yang salah dengan ucapanku? Sekedar menduga-duga semata dan belum tentu kebenarannya juga sih. Beberapa kejadian aneh seolah berasal dari area lokal, akan tetapi bisa jadi dari pihak luar yang sedang ingin merencanakan sesuatu hal. Masih fifty : fifty’lah…
Semua rakyat akan berpikir kalau semua itu karena keserakahan beberapa penguasa di atas sehingga memakan rakyat sendiri seandainya perang kerusuhan terjadi. Pelajaran bagi kalian yang sedang mengejar kursi agar bersikap bijak. Memimpikan menjadi seorang tokoh paling berpengaruh ataukah mendapat kursi jabatan terpenting merupakan hal normal dan relative wajar. Tidak ada yang salah dengan ambisi seperti tadi, hanya saja jangan karena keserakahan tersebut semua orang yang tidak mengerti apa-apa menjadi korban. Bisa saja sesuatu yang aneh dalam negara ini bukan berasal dari kalian, akan tetapi celah itulah menjadi penyebab pihak luar mengambil kesempatan.
Negara ini memiliki banyak hal yang memang menguntungkan dari segala sumber kekayaan maupun bidang-bidang terpenting. Di lain tempat ada banyak perselisihan antara pemimpin kian waktu makin memanas, maka tentunya tetap akan ada sesuatu yang tidak terduga dijalankan. Negara ataukah tokoh tertentu bahkan tidak disangka-sangka ternyata menjadi pemain dibalik sebuah cerita terhadap objek-objek peristiwa di beberapa belahan dunia sana. Semua itu akan saling berhubungan satu sama lain sehingga berakibat fatal terhadap bangsa sendiri.
Bukannya ingin menggurui atau apalah, hanya saja berpikir bijak jauh lebih baik dibanding hanya melihat sebuah kursi semata. Andaikan kursi itu buatmu artinya akan tetap menjadi milikmu. Bagaimanapun cara yang digunakan untuk mendapat kursi, tentunya tanganmu tidak akan mungkin memegang area tersebut kalau memang bukan buatmu. Umur manusia 70 tahun, kasih karunia ketika menginjak 80 tahun. Berapa lama sih kalian memegang tanduk pemerintahan terpenting? Tuhan punya maksud tentang cerita hidupmu dengan ada atau tidaknya sebuah kursi kekuasaan di tanganmu. Jangan membuat bangsamu sendiri menjadi korban hanya karena sebuah kursi.
“Siapa sih yang tidak mau kursi? Semua juga pasti maulah termasuk saya” menggerutu seorang diri.
“Semua butuh proses, kalaupun tidak sampai ke tahap tersebut berarti Tuhan tahu apa yang akan terjadi dan jangan berjuang keras melawan kehendak sang pencipta” setidaknya saya belajar berpikir bijak di sini.
“Kenapa saya jadi pendeta begini sih?” menggaruk-garuk kepala. Lupakan ucapanku tadi walaupun terkesan aneh…
“Benar-benar kasih karunia kalau jalan cerita hidupku tidak akan pernah jatuh hanya karena tahta, harta, dan cinta buta-buta” menarik nafas panjang berpikir ke tempat lain.
“Saya harus benar-benar kuat didoakan oleh orang banyak terlebih para pendeta biar bisa mengendalikan emosional juga tidak jatuh dalam berbagai pencobaan bersifat harta, tahta, dan cinta buta-buta” sekali lagi menarik nafas panjang.
“Tuhan, penjelasanku tadi larinya kemana terus nyambungnya dimana? Menggeleng-geleng kepala.
“Lupakan!”
Hal tergila yang pernah kulakukan adalah menjelaskan sesuatu yang memang sulit diterima menurut akal pemikiran masing-masing orang. Entahlah. Dunia pengacara memang harus mempelajari banyak kasus walaupun dikatakan tangan tidak ikut mengambil bagian alias bukan klien sendiri. Ada benarnya juga sih kalau diam itu jauh lebih baik dibanding berusaha menjelaskan apa pun tanpa memperlihatkan bukti akurat. Lupakan kawan!
“Siapa sih menelpon pagi-pagi buta begini?” berdengus kesal mendengar nada dering handphone milikku.
“Sepertinya kau harus absen kerja hari ini karena sesuatu dan lain hal” Tiaseb walikota anjlok menelpon hanya untuk memberitahu apaan…
“Ganggu tidur orang saja” bernada kesal membalas teleponnya.
“Mister Harok mau ketemu di rumah manusia dingin sebentar, ngerti?” walikota anjlok.
“Perasaan dia sudah bukan dosen pembimbing atau si’manusia persahabatan, gimana sih” marah-marah tidak jelas.
Pagi-pagi buta begini mencari ribut tidak karuan. Saya harus membatalkan pertemuan dengan seorang klien hari ini karena kelakuan bejat mereka. Kenapa bisa pertemuan harus kembali terjadi di antara kami? Apa mister Harok masih ingin berstatus sebagai dosen pembimbing sama seperti peristiwa beberapa tahun silam?
“Gadis centil dimana dirimu?” tiba-tiba bunyi pesan mister Harok mengudara.
“Ibu pengacara, cepat berjalan kemari!” walikota anjlok.
“Gadis pengacara jadi-jadian kalau mandi berapa jam sih sampai harus ditunggu seperti ini?” sang arsitek terkacau mengirim pesan kembali.
“Hei sadar tidak kalau sekarang jam berapa?” manusia dingin mengirim pesan juga.
“Mereka semua kenapa sih?” makin marah membaca semua pesan dari mereka.
Bayangkan, matahari saja belum terbit di sebelah timur, lantas menyuruh saya segera beranjak meninggalkan tempat tidur? Yang benar saja? “Gadis bodoh maksudku pengacara berhati singa cepat kemarin sebelum makian makin menjadi-jadi buatmu” manusia dingin mengirim kembali pesan.
“Penting amat pertemuan mereka” masih malas beranjak dari kasur.
“Pengacara centil dimana dirimu berada?” mister Harok pun kembali mengirim sebuah pesan.
“Apaan sih mereka semua” sedikit ingin berteriak.
“Pengacara reseh apa kau masih hidup atau sudah mati?” sang arsitek.
“What?”
Saya seperti orang dikejar setan membawa motor menuju sebuah apartemen. Kenapa bisa mereka main paksa memaksa buat ketemuan gini? Apa ini sesuatu objek paling penting? “Kau seperti primadona saja harus ditunggu berjam-jam” manusia dingin melemparkan pernyataan setelah pintu apartemennya terbuka.
“Mister kan sekarang sudah jadi ketua dewan, lantas kenapa masih saja sibuk mengurus urusan orang?” membalas sindirannya.
“Ga mungkin juga keles kita semua harus berkumpul disini kalau ga penting” sang arsitek.
“Sayakan belum bekerja di dunia pemerintahan atau memegang tanduk jabatan tinggi, lantas hubungannya denganku ada dimana bos?”
“Kan situ pengacara bahkan mengetahui dunia hukum” walikota anjlok berkata-kata.
Hal tergila adalah mereka berempat menyerang seorang perempuan habis-habisan. Saya hanya bisa mengelus-ngelus dada melihat cara mereka bertolak pinggang. Apa sih mau mereka? “Langsung ke inti pertemuan” mengalihkan perhatian…
“Mister Harok silahkan mulai berkata-kata tanpa bertele-tele” penekanan dalam pakai banget dari manusia dingin.
“Maksud pertemuan kali ini untuk membahas kerja sama di antara kita” mister Harok.
“Tunggu” memotong pembicaraan mereka.
“Apa ada sesuatu?” walikota anjlok.
“Kalau pertemuan ini ingin mengungkapkan sesuatu objek yang memang serius, saya rasa di sini bukan tempat terbaik, cari tempat lain jauh dari hal mencurigakan”…
“Sekedar berjaga-jaga dari dunia penyadapan, understand?”
6. Restorasi…
Mereka semua berjalan mengekor menuju sebuah mobil pribadi milik walikota terkaya. Saya tidak pernah percaya kalau dia bisa berubah menjadi sosok pejabat penting. Ternyata ruang rahasia yang dimaksud oleh sang walikota berada di ruang bawah tanah sekitar jalanan rel kereta api jauh dari ibukota. Desain ruang rahasia tersebut benar-benar sempurna bahkan tak terlihat oleh siapapun.
Sulit di percaya hanya demi sebuah pertemuan penting hingga berakhir memasuki sebuah ruang bawah tanah dengan desain arsitek cukup memutar otak untuk mencari beberapa objek di belakangnya. “Your daddy memang is the best buat rancangan arsitek berbeda” Zia terpukai melihat sesuatu di sekitarnya.
“Brotherku yang satu ini kan orang terkaya di ibukota” Mekn.
“Hebat juga sampai suara rel kereta api ga kedengaran” mr. Harok.
“Kan kedap suara mister” Zia.
“Biar kedap suara tapi kalau yang namanya membangun di bawah rel kereta api, tetap saja gitulah” mr. Harok.
“Kita kesini bukan memperdebatkan kedap suara, melainkan pertemuan untuk membicarakan keperluan lain” Hibab memotong percakapan mereka.
Terjadilah konfrensi meja bundar bersama tatapan-tatapan misterius satu sama lain. “Kalian pasti sudah sadar masalah keputusan presiden gi gi gi maksudku presiden terbaik kita tentang jabatan tiba-tiba antara saya dan Hibab” mr. Harok.
“Itukan kalian bukan urusan kami berdualah” Zia mengangkat tangan.
“Hello temanku yang paling kukasihi kucintai bahkan paling ingin kucincang-cincang” Hibab menekankan suara pertanda meluapkan kekesalannya.
“Kan kenyataan” Zia.
“Kau pikir akan lepas dari sang presiden?” Tiaseb.
“Tinggal sedikit lagi dan kalian berdua habis” Hibab.
“Jadi maunya kalian?” Zia.
“Kita berlima bekerja sama, ngerti?” mr. Harok menatap Zia.
“Saya sih ga masalah kalaupun bekerja sama, Zia saja yang kelewat heboh” Mekn.
“Balik ke pembicaraan semula” mr. Harok.
“Kata kunci untuk perjalanan ke depan adalah restorasi” mr. Harok mengeluarkan ucapan tersebut dengan sedikit bernada.
“Pemulihan sesuatu kepada bentuk dan kondisi” Mekn.
“Dengan kata lain menyelipkan kata pemugaran” Hibab.
“Kalian dipersiapkan untuk belajar memulihkan negara sendiri setelah banyak hal terjadi selain permainan halus para pejabat di luar sana hanya karena haus kekuasaan” mr. Harok.
“Tidak mudah memang berdiri di tengah pergolakan dunia dengan banyaknya goncangan baik bersifat pandemic satu penyakit, perang, perselisihan antara negara, bencana alam, krisis ekonomi, dan lain sebagainya” mr. Harok.
“Sedangkan di negara sendiri ada begitu banyak tikus-tikus berserakan menghancurkan rakyatnya dan bukannya menjadi tiang di tengah gelombang” Hibab.
“Berarti?” Zia.
“Kita harus pandai menyusun rencana dan saling bekerja sama, ngerti?” mr. Harok.
“Melakukan restorasi bukanlah sesuatu hal paling mudah untuk dijalani karena banyaknya pintu-pintu permainan dengan posisi standby 24 jam mengudara dimana saja” Hibab.
“Tidak mungkin juga kalian memilih posisi diam di tempat seolah-olah tidak pernah tahu tentang banyaknya kejadian sekitar pemerintahan” mr. Harok.
“Menjadi orang keras dengan prinsip ya di atas ya dan tidak di atas tidak merupakan pilihan paling sulit, kenapa? Dikarenakan mereka di luar sana yang sedang memegang tanduk pemerintahan akan melakukan ribuan cara untuk menghancurkan kalian dalam sekejap” Hibab.
“Menjadi abu-abupun terlihat menjijikkan. Adalah lebih baik jika kau panas ya panas ataukah dingin ya dingin tanpa ada cerita penyelipan kata hangat-hangat tahi ayam. Ngerti?” mr. Harok.
“Antara kita harus ada kerja sama yang baik satu sama lain” Hibab.
“Tiaseb jalani hidupmu sebagai walikota terpilih apa pun yang terjadi, sedang kami berdua tetap berada di tempat yang sudah ditentukan” mr. Harok.
“Lantas sa sa saya dan Zia?” Mekn.
“Membantu banyak hal di belakang” Hibab.
“What?” Zia.
“Untuk sementara membantu banyak hal di belakang selain menjalani profesimu itu” mr. Harok.
“Jangan sebut namaku mister Harok kalau presiden gila kita tidak akan memberimu sebuah tugas beberapa waktu lagi” mr. Harok.
“Kenapa harus kami kan masih banyak lulusan alumni Hope & Dreaming university?” Zia.
“Entahlah, cari langsung jawabannya ma presidenmu di atas!” mr. Harok.
“Sepertinya presiden lagi cari mangsa baru untuk sebuah versi terbaiknya ke depan” Tiaseb.
“Kenapa kau menatap ke arahku?” Mekn.
“Entahlah, firasatku sedikit kurang enak gitulah” Tiaseb.
“Apa yang bisa kami berdua lakukan?” Zia.
“Bantu saya mempelajari karakter masyarakat di kota tempatku bertugas” Tiaseb.
“Situ keenakan, cari sendiri” Zia.
“Masalahnya saya masih harus bergumul dengan program sistem keuangan negara selain persoalan pengelolahan satu kota karena peranan sebagai seorang walikota, ngerti?” Tiaseb.
“What?” Zia.
“Coba pelajari kasus-kasus beberapa tahun silam dan yang sedang terjadi” mr. Harok.
“Saya butuh bantuanmu untuk dunia parawisata dalam hal desain-desain arsitek unik” Tiaseb menatap Mekn.
“Tidak masalah yang penting bayaranku juga cukup, emang gratis?” Mekn.
“Dasar iblis” Tiaseb.
“Merestorasi mendengar kata seperti ini membuat kepala sakit tiba-tiba” Zia.
Percakapan di antara mereka cukup menegangkan. Masing-masing memegang banyak lembaran kertas berisi ratusan kata-kata dimana hanya mereka dan Tuhan saja yang tahu. Majalah, Koran, laptop, buku-buku, ribuan kertas dan lain sebagainya berserakan di setiap sudut. Ruang rahasia itu sepertinya akan menyimpan memory yang cukup manis buat mereka.
“Ruangan ini seolah-olah sudah berubah jadi firma hukum” Tiaseb.
“Itukan maumu” Zia.
“Ga usah menyindir gitulah pengacara centil” mr. Harok.
“Btw, sebentar lagi pertemuan seluruh walikota dari berbagai daerah” Mekn.
“Lantas” Zia.
“Apa berkas-berkasmu semua sudah siap?” Mekn menatap serius Tiaseb.
“Entahlah” Tiaseb terdengar putus nyali.
“Belajar dari pengalaman-pengalaman kemarin bagaimana ibu presiden membabi buta menatap ke arah target” Mekn.
“Hibab, kuharap kau mau membantuku” Tiaseb segera berbalik ke belakang.
“Kau sadar tidak kalau saya juga siap-siap dimakan ma ibu presiden” Hibab.
“Tumben menyebut namaku biasanya memanggilku dengan sebutan manusia dingin?” Hibab mengerutkan keningnya.
“Bantu saya sekali saja” Tiaseb.
“Pertemuan seluruh menteri tinggal menghitung nyawa maksudku hari, sayapun masih belum punya persiapan dan lain sebagainya” Hibab.
“Presiden sekarang kelewat parah kalau dipikir-pikir” Zia.
“Hati-hati” Mekn.
“Kenyataan” Zia.
“Jangan sekali-sekali meluncurkan apa-apa kalau belum ada pertemuan, berdiri di depan banyak hakim, tim penilai, mencari objek-objek sesuai keinginannya, dan lain sebagainya” Zia.
“Wah wah wah” mr. Harok.
“Kenyataan memang, begitukan? Tiap triwulan ataupun semester harus kembali mepertanggung jawabkan semuanya bahkan tidak sedikit yang dinyatakan gagal, singkat cerita harus mengulang kembali dengan cerita berbeda” Zia.
“Semua juga bisa kencing berdiri karena ulahnya” Zia.
“Bisa jadi dia belajar dari kisah pejabat-pejabat lalu hanya pandai berkata-kata ataupun menampilkan stylish cukup aneh, tapi ga ada hasil. Kalaupun ada Cuma hitung satu dua ya cukuplah, sisanya mati alias ga ada harapan” mr. Harok.
“Menyusahkan saja” Zia.
“Kenapa juga mendaftarkan diri ke sekolah pejabat? Kan salah sendiri” Hibab.
“Kuliahnya kan ga pakai bayaran pikirku pertama kali” Zia.
“Tidak tahunya ternyata hidup seperti di neraka” Mekn tertawa keras mengolok-ngolok temannya.
“Jalani saja ga usah ngeluh” Hibab.
“Sosok manusia dingin sepertinya sudah berubah atau gimana?” Zia.
“Apa kau sakit atau kehabisan obat?” Mekn.
“Hentikan kelakuan kalian” Hibab.
“Biasanya paling banyak mengeluh kan situ, jadi, kita semua kaget-kaget berhadiah” Tiaseb.
“Tiap orangkan bisa berubah” mr. Harok.
“Kalian memang kacau” Hibab.
“Makanya jangan bertingkah aneh kalau ga mau diejek” mr. Harok.
Akhir cerita, mereka berpisah satu sama lain setelah malam menjemput. Pulang ke rumah masing-masing dan akan kembali menjalani rutinitas seperti biasa. Hibab sendiri harus begadang beberapa malam demi mempersiapkan seluruh program kerja yang harus dipertanggung jawabkan depan presiden maupun wakilnya dan pejabat-pejabat penting lainnya.
“Boundless Love” mengetik dua kata tadi sambil membayangkan kembali banyaknya cerita pedesaan beberapa tahun silam.
“Memainkan dua kata kemudian menyambungkan pada banyaknya aspek” sosok Hibab berkata-kata seorang diri di tengah kesunyian malam.
“Bahasa cinta seorang pendidik” membaca sebuah buku.
“Lambang ataupun irama berjalan di sekitar area-area yang terkadang menuntut sudut permainan dengan tekhnik perantara dari satu objek perapian” sosok Hibab mengungkapkan sebuah pernyataan.
Sepanjang malam matanya terus saja terjaga oleh suatu keadaan. Berusaha memahami apa yang akan dilakukan ketika berdiri di depan orang-orang penting. Bukan perkara mudah menjalani situasi semacam sekarang. “Besok akan menjadi pertarungan"
“Tidurlah karena besok kau akan menghadapi perang dunia” tiba-tiba saja sebuah pesan dari sang presiden muncul di sekitar beranda Hibab…
7. Keadaan…
Ketja Lebe…
Perputaran sudut menjadi gambaran alur intro ketika menatap sebuah jalan di depan. Intro seperti apa yang harus dimainkan oleh arus perjalanan dari titik lingkaran di sana? Mulut seolah ingin tertawa sinis menyaksikan retakan-retakan puing pengharapan merubah alur ceritanya sendiri. Keadaan itu menarik dua tangan untuk memilih sesuatu yang tidak disukai. Bisakah kedua kaki tetap berjalan atau bahkan berlari di antara ribuan cerita menyayat seluruh ruang dinding kehidupan?
“Kekuatan Tuhan jauh lebih besar” tertawa seorang diri sambil menatap cahaya bintang malam di atas sana.
“Besok pertarungan akan kembali berjalan” suara hati berbisik.
Salah sendiri memilih memilih sosok Ketja menjadi seorang presiden pada putaran kedua. Hal yang tidak pernah terpikirkan sama sekali adalah tetap berdiri di antara banyaknya sisi lemah dalam diri. “Saya tidak ingin menjanjikan apa pun terhadap kalian sebagai rakyat, tetapi dua tanganku sedang berusaha keras berjuang untuk pemulihan bangsa dan negara ini” entah mengapa pernyataan tersebut terngiang kembali setelah sekian tahun berlalu.
Tidak ingin mengobral janji dalam bentuk apa pun merupakan pilihan paling tepat. Terserah tetap ingin memilih saya ataukah mencari orang lain, silahkan. Hal terbodoh dari hidup adalah memberi banyak janji-janji palsu, namun tidak pernah menyadari kalau ternyata di luar sana terdapat jutaan orang berada dalam situasi luka paling mencekam. Kenapa bisa sosok pribadi kurang pergaulan, tidak pernah menyukai politik, selalu saja diam seribu bahasa di hadapan orang banyak harus berada di sekeliling binatang buas?
“Saya akan mencoba menjabarkan beberapa program penting pada semester awal pemerintahan restorasi dan representase bangsa” menteri dalam negeri memulai berkata-kata dalam ruangan cukup besar dari salah satu gedung pencakar langit.
Pemerintahan periode kali ini berfokus pada kata, ‘restorasi dan representase bangsa’. Seluruh menteri bersama wakil-wakil mereka harus siap mempertanggung jawabkan program kerja enam bulan ke depan. Jauh-jauh hari sebelumnya semua sudah memasukkan berkas perencanaan yang harus dikonsultasikan terlebih dahulu di hadapan beberapa pejabat terpilih. Masing-masing menteri akan melakukan presentasi di hapadan banyak pejabat-pejabat terpilih sebagai langkah terakhir. “Wanita tua, perhatikan seluruh lembaran kertas di depanmu!” mengirim sebuah pesan terhadap mantan menteri pendidikan.
“Dasar presiden gila selalu menyusahkan” balasan pesan wanita tua terlihat kesal.
“Seperti yang diketahui bersama-sama kalau peranan menteri dalam negeri cukup berharga bahkan paling berperan demi perjalanan bangsa” memulai kata-kata setelah si’menteri dalam negeri menjelaskan program kerjanya.
“Bapak menteri dalam negeri maksud saya bapak Kalai tercinta, bisakah anda menjelaskan sistem yang harus dijalani untuk menekankan pentingnya pemikiran-pemikiran terbaru terhadap para gubernur, walikota, maupun bupati bersama wakil mereka masing-masing!” melemparkan sebuah pertanyaan.
“Peranan seorang menteri dalam negeri harus aktif terhadap seluruh pemimpin daerah, lantas sistem seperti apa yang ingin anda publikasin terhadap mereka sehingga program kerja memang memperlihatkan hasil dan tidak sekedar asal memasang wajah maupun dasi mereka di depan orang banyak?” melanjutkan kembali pertanyaan berikutnya.
“Terima kasih buat pertanyaan dari ibu presiden” bapak Kalai.
“Hal pertama yang akan saya lakukan adalah mengumpulkan para pejabat daerah dalam satu ruang untuk saling bertukar pikiran dan mencoba menemukan pemikiran-pemikiran terbaru untuk melakukan sebuah terobosan” bapak Kalai.
“Hanya itu saja?” Kartub si’wanita tua mengangkat bicara.
“Semua orang juga bisa melakukan hal seperti itu, ucapanmu kurang memuaskan” melemparkan kalimat berikut.
“Saya tidak akan melakukan ACC kalau kenyataannya pemikiran anda hanya bermain di sekitar area-area pasar saja. Sistem tata pengelolahan antara menteri dalam negeri dan seluruh pejabat daerah harus mengerti objek di depan mereka” berkata-kata kembali sambil menatap tajam ke arah sang menteri dalam negeri.
“Saya rasa seluruh pejabat daerah memiliki tanggung jawab penuh atas tempat mereka masing-masing, sedangkan tugas menteri dalam negeri hanya mengkordinasi” bapak Kalai.
“Pemikiran bodoh” wakil presiden menggeleng-geleng kepala.
“Saya ingin seluruh menteri saling terbuka dalam sidang pertemuan sekarang” berbicara di hadapan mereka semua.
“Bagaimana tanggapanmu terhadap program kerja menteri dalam negeri serta jawabannya hingga detik sekarang? Hibab Pastin” melemparkan sebuah pertanyaan terhadap salah satu penghuni ruang tersebut.
“Sosok seperti dirimu juga akan saling berhubungan antara pejabat daerah dan bidangmu sendiri, artinya berikan pendapatmu di ruangan ini!” kalimat lanjutan…
“Pertanyaan bodoh?” ucapan Hibab Pastin cukup terbaca jelas.
“Kalau mau mengumpat langsung bersuara, jangan bersembunyi seperti itu” menatap ke arah sang menteri pendidikan terbaru.
“Menteri dalam negeri perlu melakukan satu sistem kerja dengan target memancing pemikiran-pemikiran para pejabat daerah, kemudian melakukan analisa sekaligus evaluasi terhadap objek tersebut sebelum mendapat ACC” manusia punk memang cukup cerdik.
“Maaf, peran saya hanya sebatas mengordinasi serta memberi pembinaan terhadap masalah pengelolahan keuangan, sedangkan campur tangan di sekitar area mereka bukankah keterlaluan?” bapak Kalai.
“Bagaimana bisa anda hanya berpikir diam di tempat? Tugas seorang menteri dalam negeri adalah membina, mengawasi, mengevaluasi, mengordinasi permasalahan para pemimpin daerah dan masalah pengelelohan pembangunan” manusia punk.
“Saya setuju dengan ucapan manusia punk maksudku Hibab Pastin tentang pernyataan tadi. Sejauh ini pihak menteri dalam negeri kebanyakan diam di tempat tanpa melakukan banyak hal, sedangkan antara anda dan mereka harus ada kerjasama” berkata-kata…
“Diam di tempat, harus ada kerjasama?” bapak Kalai ternganga.
“Seorang menteri dalam negeri harus melakukan kunjungan kerja ke tiap daerah dan aktif berkomunikasi ataupun menekan para pajabat daerah tentang sesuatu objek berkualitas” wanita tua.
“Apa anda pernah mempelajari tentang sisi lemah bagian-bagian pengelolahan, cara membentuk pemikiran masyarakat, bahkan paling terparah permasalahan banjir di tiap daerah yang terus saja menghantam seperti pedang dan lain sebagainya?” wanita tua.
“Perbaharui program kerja anda, sepertinya saya menolak semua yang tertulis dalam kertas di sini. Harusnya anda tahu cara menjabarkan ataupun memancing pemikiran-pemikiran kreatifitas masing-masing pemimpin daerah baik dalam hal pengelolahan hingga penanganan banyak masalah sekitar area mereka” memberi tanda silang besar terhadap lembaran kertas di atas meja milikku.
“Salah satu masalah terbesar tiap daerah adalah permasalahan banjir. Hujan baru datang setengah jam, tiba-tiba menjadi suasana menakutkan hingga terjadilah banjir besar. Itu tanggung anda sebagai menteri dalam negeri yaitu mengawasi sekaligus mengevaluasi tiap daerah dalam bentuk apa pun” melanjutkan penjabaran kalimat-kalimat wow…
“Ciptakan beberapa ide tentang pembuatan bendungan, jalanan arus air, keadaan hutan seperti apa dalam suatu wilayah, teknologi penghancur sampah, dan beberapa hal lain guna mengatasi permasalahan banjir” kembali berkata-kata.
“Bendungan?” bapak Kalai.
“Anda dan pemimpin daerah tidak bisa sekedar asal membangun ataupun memperbaiki bendungan. Artinya harus ada beberapa trik tertentu bahkan tidak biasa dalam hal pembangunan bendungan beserta arus perjalanan air di tiap willayah”…
Kesalahan pejabat adalah masing-masing kurang mempelajari sistem paling detail serta sisi lemah tentang pengelolahan objek tertentu. Mulut memang kelewat manis 7 keliling pada masa kampanye, setelah semua berlalu terjadilah karakter iblis bahkan lebih dari kata tersebut. Negara ini bukannya tidak bisa melewati sebuah rintangan, hanya saja sisi lain dari dunia para pemimpin yaitu menjadi sosok something dalam objek penghalang. “Bagaimana bapak Zikhri tentang lingkungan seputar situs menteri luar negeri?” melemparkan pertanyaan ke tempat lain.
“Apa saya boleh berbicara sedikit” wanita tua tiba-tiba saja mengangkat tangan.
Wanita tua itu memang sesuatu banget untuk pertemuan para menteri kali ini. kenapa bisa sosok dirinya mengundurkan diri begitu saja? Lihat saja nanti, apa yang akan kulakukan. “Silahkan berbicara ibu yang paling kukasihi” sedikit bergurau halus.
Wajah anak punk terlihat ingin meledakkan tawanya seketika. pertama kali melihat dirinya seolah mendengar sebuah lelucon menggelitik. “Apa yang kau tertawakan?” menatap ke arah manusia punk.
“Maaf, perasaan saya lagi tidak sedang tertawa” anak punk mencoba berdalih.
“Lupakan” membalas kalimatnya.
“Silahkan ibu yang terkasih” berkata-kata lagi.
Wajah wanita tua seakan ingin memakan hidup-hidup sang presiden di depannya. Apa yang kulakukan saat situasi serius seperti sekarang? “Seluruh negara sedang berada dalam situasi menakutkan, histeris, mencekam, dan lain sebagainya dikarenakan perselisihan beberapa negara antara satu dengan lainnya” wanita tua.
“Lantas?”
“Tentu bangsa inipun tidak akan lepas dari dampak resiko perselisihan negara-negara tersebut artinya pondasi serta kesiapan memang harus betul-betul kuat alias di atas rata-rata” wanita tua.
“Perasaanku berkata kalau sang menteri luar negeri belum menjabarkan apa pun, jadi, saya persilahkan untuk menjelaskan program ataupun sistem ke depan!”
“Maaf, kenapa saya berkata-kata seperti ini? karena berkas-berkas yang sudah terkirim ke tangan saya kurang memuaskan bahkan tidak satupun menunjukkan persiapan” wanita tua.
Kenyataannya adalah saya memang belum sempat membaca file data program kerja seluruh menteri. Hal terbodoh yang pernah kulakukan hingga berujung seperti sekarang. Perasaanku berkata kalau wanita tua itu ditugaskan sebagai penyeleksi seluruh file sekaligus berkas-berkas program kerja para menteri sebelum pertemuan, lantas? Kenapa juga diloloskan kalau memang file miliknya tidak memenuhi persyaratan?
“Wanita…maksudku ibu yang paling kukasihi dan kucintai, beri kesempatan bapak menteri luar negeri mencoba menjelaskan sesuatu hal”
“Tentu saja, saya persilahkan!” wanita tua.
“..”
Singkat cerita, sang menteri luar negeri mencoba melakukan penjabaran di hadapan kami semua. Ternyata sang wanita tua memang sengaja berkata-kata karena sudah tahu dengan jelas point-point apa saja yang ingin diutarakan oleh si’menteri. “Sejak tadi pembahasan anda hanya itu saja, kurang greget istilah generasi muda zaman sekarang” memotong penjabaran sang menteri.
“Beberapa di antara pemimpin dunia, terkadang mengambil keputusan cukup mengejutkan karena sebab akibat”…
“Maksud ungkapan ibu presiden?” menteri luar negeri.
“Sebuah negara dituntut untuk mempersiapkan bekal ketika terjadi objek-objek di luar kendali hingga mengguncang semua area.”
“Tidak semua kontribusi, kerjasama, hubungan, keputusan, dan lain sebagainya bisa di ikat menjadi satu begitu saja . Di sisi lain ada tempat yang memang tugas seorang menteri luar negeri harus menjalani adaptasi cukup menyita perasaan, sedang tempat lain bersikap hati-hati karena semua bisa berakibat fatal” melanjutkan kalimat kembali.
“Beberapa perselisihan sedang terjadi sekarang antar negara, sedangkan objek tersebut akan memberi dampak luar biasa sekalipun negara ini tidak terlibat sama sekali dari banyak aspek” wanita tua.
“Banyak negara mengalami masa kritis baik dari masalah ekonomi, keuangan, kerjasama, dan lain sebagainya sehingga makin memperburuk keadaan dari luar terlebih dalam area sendiri” wanita.
“Bagaimana tanggapan sekaligus keputusan yang akan anda gunakan sebagai seorang menteri luar negeri terhadap pertikaian di antara banyaknya negara? Saya sedang tidak berbicara tentang politik bebas aktif disini, melainkan objek lain untuk mempertahankan negara sendiri” penjabaran cukuplah…
Tidak memihak negara manapun yang sedang bertikai merupakan pernyataan yang biasa digunakan oleh beberapa negara pula. Posisi bangsa sendiri untuk membuatnya tetap berdiri kuat sekalipun semua tempat hancur berantakan, harus menjalani titip seperti apa. Secara manusia sulit dijalani apa lagi kalau para pejabat lebih memikirkan diri sendiri, KKN, menghalalkan segala cara dan lain sebagainya. Perlu adanya kerjasama ketika melakukan sebuah hubungan ataupun komunikasi antara negara. Kondisi bahan bakar terus melambung menjadi akar permasalahan cukup parah. Andaikan ditelusuri lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa cara untuk membuat negara tetap bertahan, tetapi tidak menyusahkan rakyat dengan kenaikan bahkan pemulihan pun bisa terjadi di berbagai aspek. Permasalahan disini adalah para pejabat kelewatan dalam hal permainan, korupsi, selalu saja menjebak siapapun demi keserakahan mereka.
“Anda salah mengambil keputusan ataupun menjalankan satu sistem kerjasama akan berakibat fatal bagi bangsa sendiri” wanita tua.
“Perselisihan antara pemimpin masih akan berlanjut ke depan bahkan 100% objek-objek yang tidak diinginkan sudah pasti terjadi. Pikirkan strategi yang memang harus dijalani walaupun dikatakan beresiko tinggi” berbicara dalam ruang pertemuan tersebut.
“Lakukan perbaikan kembali! Saya memberi anda kesempatan untuk berpikir, ngerti?”
Satu per satu menteri menyampaikan program kerja mereka masing-masing. “Hal terbodoh” suara hati berbisik seorang diri. Memandang lembaran kertas di atas meja membuatku ingin memuntahkan sesuatu. Hidup itu berat bahkan terkadang ada begitu banyak hal menakutkan menerjang seketika.
Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Kenapa juga saya menyelipkan pernyataan ini? entahlah, lupakan! “Menurut pemikiran anda sebagai seorang menteri, sistem seperti apa yang harus diterapkan sehingga negara tercinta tetap kuat bahkan bertahan di tengah badai, walaupun dikatakan ada begitu banyak negara sedang menjalani perselisihan maupun perang berkelanjutan di luar sana?” melemparkan sebuah pertanyaan terhadap menteri pertahanan bangsa dan negara.
“Sebuah negara tidak akan luput dari pengaruh perang di luar sana, lantas pertahanan negara yang bagaimana harus dijabarkan sehingga negara manapun tidak mungkin berani untuk mengusik ataukah menciptakan gerakan menghanyutkan?” pertanyaan sedikit mirip dari sebelumnya.
“Secara otomatis dunia militer akan dipersiapkan jauh lebih baik dari yang kemarin” sang menteri pertahanan bangsa.
“Apa pemikiran anda hanya sebatas dunia militer semata? Perlu saya tekankan disini kalau militer dan beberapa objek harus beriringan sekaligus memiliki kerjasama yang baik” wanita tua.
“Sedangkan di tempat lain, antara dunia militer dan kepolisian memiliki dinamika kekacauan cukup rumit” wanita tua.
“Negara ini mencari satu perjabaran, pemikiran, strategi baru, benteng dengan tekhnik berbeda dari bangsa manapun sebagai pondasi pertahanan” berkata-kata…
“Sekali lagi saya tegaskan, tahun-tahun sekarang maupun ke depan akan semakin mengalami pergolakan gelombang antara negara yang satu dengan negara lainnya. Berarti bangsa sendiri harus siap sedia berhadapan denga sesuatu hal yang tidak diinginkan” sang presiden melanjutkan kembali pembicaraan.
Restoration of my road and house. Apa yang sedang kupikirkan sekarang? Entah bagaimana cerita seolah satu gambaran objek menjebak, terus saja bergentayangan dalam benak. Sejak awal ceritaku, selalu saja permainan kata-kata berkumandang dari beberapa sudut bumi bahkan menari di dalam gelombang ombak besar.
“Sepertinya anda harus merubah semua sistem pertahanan, jadi, pikirkan baik-baik sebelum kembali mencoba menjabarkan di hadapan mereka semua!” memberi tanda silang besar.
“Formasi kekuatan militer negara inipun tetap saja memiliki banyak sisi lemah. Membutuhkan tekhnik, kecepatan berpikir dalam satu gelombang besar, format, alur paling sulit terbaca oleh pihak lawan merupakan salah satu benteng pertahanan di dunia kemiliteran.”
“Apa anda memikirkan semua itu?” wanita tua melemparkan pertanyaan.
“Anak punk maksudku menteri pendidikan kita yang terbaru” menatap ke arah sang menteri yang lagi mempermainkan sebuah pena di atas mejanya.
“Bagaimana sistem pendidikan terbaru yang harus diterapkan oleh bangsa ini sebagai salah satu benteng pertahanan negara ke depannya?” mengalihkan perhatian ke tempat sang menteri pendidikan terbaru.
“Iya” raut wajah manusia punk terlihat kacau.
8. Boundless Love…
Hibab Pastin…
Perang sedang terjadi dalam ruangan ini. Sang presiden untuk sekarang masih menjadi pemeran utama apa pun alur cerita di antara serpihan-serpihan intonasi jalan setapak. “Sesuai dugaan sebelumnya sang presiden bersama mantan menteri pendidikan memang sengaja membuatku berada di sekitar medan perang” suara hatiku berbisik jauh di dasar sana.
“Saya ingin bermain dengan memakai sebuah istilah” mencoba menjabarkan satu pernyataan setelah sang presiden melemparkan pertanyaan ke arahku.
“Bisa dijabarkan?” sang presiden.
“Boundless love”
“Cinta tanpa batas, artinya?” sang presiden.
“Dunia pendidikan membutuhkan dua kata tadi sebagai symbol antara tenaga pendidik dan murid” sedikit menjelaskan sebelum memasuki tahap paling ganas.
Seorang pendidik harus menyadari strategi-strategi apa saja yang harus diperankan ketika berada pada sebuah kolom pembentukan. Mempelajari titik celah karakter tiap anak sambil berjuang keras menyelipkan istilah tadi. Tidak mudah menjadi sahabat ataupun memahami tentang objek-objek dari pemikiran maupun karakter masing-masing anak. Di lain tempat sang pendidik juga harus pandai beradaptasi sekaligus memancing prinsip dasar para orang tua tentang kehidupan anak mereka.
“Pendidik tahu menempatkan terobosan ketika melakukan pembentukan sambil menyelipkan dua kata tadi” berujar sesuai pemikiranku.
“Caranya?” sang presiden.
“Sang pendidik harus cepat tangkap sekaligus mempelajari situasi banyak anak dengan memakai beberapa alur yang tidak dimiliki siapapun ataukah negara luar”
“Apa kau sadar kalau dunia pendidikan negara ini berada pada kategori di bawah standar internasional? Lantas untuk mencoba menerobos satu per satu jalanan di depan memakan waktu cukup panjang dan itupun selalu saja gagal” sang mantan menteri pendidikan.
“Sejauh ini kenyataan yang ada di luar sana adalah terpuruknya sistem pendidikan bahkan memang betul selalu saja mengalami kegagalan” sang presiden.
“Karena itu juga, saya ingin belajar memperbaiki dan terus mencoba dari pada tidak sama sekali” entah angin apa merasuki tubuh hingga terlihat melawan sang presiden.
“Silahkan jabarkan apa yang menurut anda bisa dipertanggung jawabkan!” sang presiden.
“Pendidik merupakan pondasi terkuat sekaligus pertahanan dari sebuah negara sehingga dalam hal menentukan kualitas memang perlu sikap hati-hati ketika memilih ataukah menempatkan mereka sekitar jalur pembentuk” memencet sebuah alat di tanganku, kemudian memperlihatkan sebuah beberapa gambar.
“Membangun sekolah khusus tenaga pendidik dengan tekhnik ataupun sistem lain dari pada yang lain menjadi salah satu program kerja saya saat ini”…
“Yakin sekolah khusus tenaga pendidik yang sedang kau rancang bisa memberi kepastian atau hasil maksimal?” sang presiden.
“Di luar sana ada banyak jurusan pendidikan, menjadi pertanyaan apa perbedaan antara sekolah yang sedang kau rancang dengan sekolah lainnya?” sang presiden.
“Sekolah ini akan melatih seluruh tenaga pendidik untuk berada di sekitar area dengan peran sebagai pembentuk”…
“Saya butuh penjelasan tentang kelebihannya” sang presiden.
“Sistem akan dirancang sedemikian rupa untuk memancing tanpa sadar tentang kelebihan terlebih khusus kelemahan seorang pendidik, menciptakan terobosan-terobosan terbaru dalam hal benteng perbaikan dunia pendidikan, melakukan perbaikan-perbaikan pola pikir ataupun tata bahasa mereka, dan lain sebagainya.”
“Bagaimana cara anda memancing kelemahan mereka?” sang presiden.
“Sebagai salah satu contoh, mereka akan diperhadapkan dalam keadaan tidak sadar baik bersifat teori maupun praktek tentang beberapa objek.”
“Lantas?” wanita tua.
“Secara otomatis kelemahan mereka di dunia pendidikan akan terbaca jelas. 100 % sekolah ini akan menjebak seluruh tenaga pendidik melalui beberapa tahapan demi mendapat sebuah kualitas. Pertahanan terbesar satu negara tidak selamanya bercerita tentang seberapa besar arena ataukah pusat militer yang sudah ditentukan, melainkan bagaimana dan metode seperti apa dijalani seorang tenaga pendidik untuk menjadi pembentuk” kalimat cukup panjang untuk berkata-kata di hadapan tokoh-tokoh penting.
“Andaikan seluruh tenaga pendidik terjebak bahkan hampir keseluruhan sisi lemahnya saja yang terlihat, lantas bagaimana anda akan menjabarkan sesuatu hal?” sang presiden.
“Artinya mereka semua akan dilatih secara total bahkan dibagi menjadi beberapa kelompok, setelahnya sekitar area masing-masing dipastikan menjalani beberapa tahapan lagi tentang kreativitas dan objek-objek terobosan untuk suatu kualitas terbaik.”
“Apakah sekolah ini berlaku juga untuk tenaga-tenaga pendidik ataukah siapapun juga?” wanita tua.
“Berlaku bagi semua, baik mereka yang sedang menjalani perannya sebagai pendidik terlebih bagi kelompok yang dinyatakan lulus dan baru akan memulai petualangan tanpa terkecuali” penjelasan signifikan.
“Apakah sekolah ini akan dibangun di tiap provinsi ataukah hanya berpusat pada satu kota saja?” wakil presiden.
“Tiap provinsi harus berdiri sebuah sekolah khusus bagi seluruh tenaga pendidik dengan memakai sistem program tersendiri artinya memang belum pernah ada di negara ini atau bahkan bangsa manapun”…
“Akan tetapi, sebuah sekolah untuk kelompok tertentu setelah menjalani beberapa penyaringan beserta pemikiran-pemikiran yang cukup mengundang gaya berbeda akan dibangun khusus pada ibukota pusat” melanjutkan kalimat demi kalimat.
“Artinya?” sang presiden.
“Seluruh tenaga pendidik dari berbagai lapisan provinsi akan kembali melanjutkan sekolah dengan tekhnik cukup menjebak dalam artian sedang menaiki beberapa tangga yang memang sulit untuk ditebak, tetapi memberi kualitas bagi mereka” menjawab pertanyaan berikut.
“Berapa persen keberhasilan dari sistem yang ingin kau jalankan dalam dunia pendidikan?” sang presiden.
“Saya tidak berani berkata bahwa keberhasilannya akan terjamin 100%, akan tetapi setidaknya kualitas mereka jauh lebih baik dari sebelumnya”…
“Saya juga tetap ingin memastikan persentase keberhasilannya” sang presiden.
“Tidak bisa menjawab?” sang presiden.
“Sekitar 80 sampai 95%” menjawab lantang pertanyaan sang presiden.
“Tapi, saya akan berjuang keras hingga titik keberhasilannya mencapai 100%” melanjutkan kembali sebuah pernyataan lain.
Bibit ataupun generasi muda terbentuk, tergantung tentang terobosan dari tenaga pendidik dalam hal kualits, pemikiran, karakter, knowledge, dan lain sebagainya. Bukan tentang siapa paling terhebat ataukah terjenius, melainkan satu keadaan sedang menyudutkan sehingga tuntutan mencari pertahanan terbaru harus dijalani. Saya percaya tentang salah satu kitab suci yang menyatakan bagaimana keadaan dunia beserta lapisan bangsa-bangsa hari ini maupun ke depan. Perang terjadi dimana-mana, bencana alam, permainan, perselisihan sedang dinyatakan. Artinya negara ini harus mempersiapkan sesuatu objek berbeda sebagai benteng pertahanan sehingga tidak akan terjadi alur cerita jual beli sekaligus kisah penjajahan paling dramatis. Bagaimana cara bangsa ini membayar hutang kalau tidak bisa menghasilkan banyak bibit generasi terbaik?
Hal terbodoh dari bangsa tercinta adalah selalu saja menganggap remeh potensi yang dimiliki oleh segelintir orang dalam negaranya. Tidak pernah mendukung karya anak bangsa sendiri. Kenyataan seperti itukan yang sedang terjadi? Andaikan saja saya tidak diperhadapkan ataukah mempertanggung jawabkan sesuatu objek, tentu jalanku lebih memilih negara lain. Terkadang kehidupanku seperti manusia paling bodoh diantara ribuan orang terbodoh, namun keadaan menyatakan saya harus tetap berjalan di tempat bodoh. Menyedihkan…
“Coba lakukan perbaikan sedikit lagi sekitar pembahasanmu pada halaman 17, setelah itu kirimkan kembali!” sang presiden.
“Artinya?”
“Menurutmu?” sang presiden.
“Kembali ke kursimu dan jangan banyak bertanya!” sang presiden.
“Kau benar-benar sukses” seseorang tiba-tiba saja berbisik di sampingku.
Sejak kapan mister Harok berada dalam ruangan ini? Selalu saja ada dirinya ketika dua kakiku sedang ingin mencoba menjabarkan sesuatu di hadapan orang banyak. Bisa-bisanya menyelip masuk seperti pencuri” menyindir dirinya.
“Ketua dewan diharuskan menghadiri acara paling menakutkan di sini” mister Harok berbisik.
“Pernyataan kacau” sedikit tertawa.
“Kenyataannya memang menakutkan” mr. Harok.
Entah siapa yang harus dipersalahkan. Di sisi lain tiap pertemuan mengudara tentu suasana menyeramkan pasti bermain di tiap sudut, sementara ketika posisi presiden terlihat biasa saja yah seperti itulah yang terjadi. Serba sulit bukan? Tirai-tirai sekitar ruang sepertinya ingin bercerita, namun kain kirmisi seolah menghancurkan segalanya. Artinya? Cara sendiri boss tiap makna kata-kata dalam tulisan ini.
“Parawisata merupakan salah satu modal penambah devisa negara, lantas bagaimana pula cerita yang harus dijabarkan dalam bidang ini?” sang presiden kembali menjadi pemeran utama untuk pertemuan sekarang.
“Apa anda menyadari sesuatu hal?” sang presiden.
“Tentang?” menteri pariwisata.
“Wanita tu… maksudku ibuku yang paling kucintai, saya mohon dengan sangat, silahkan anda menjabarkan sesuatu tentang dunia pariwisata!” sang presiden seperti biasa tanpa sadar seolah-olah suka bersikap usil terhadap tangan kanannya sendiri.
“Internasional tidak akan bisa menyangkal ataupun lepas dari istilah persaingan antar negara tentang dunia pariwisata masing-masing. Tiap negara tentu akan berjuang dan mencari jalan untuk memancing para turis serta menjadikan objek wisata mereka menjadi sesuatu hal paling menarik” mantan menteri pendidikan.
“Sebuah negara sekalipun tidak memberi hasil maksimal di sekitar gas minyak ataukah hasil bumi, tetapi dapat berkembang pesat melalui kreativitas inovasi dalam dunia pariwisata” wakil presiden.
Ucapan wakil presiden memang ada benarnya. Beberapa factor penentu perkembangan pesat sebuah negara diantaranya tingkat kejujuran para pejabat, letak kesuburan tanah, hasil minyak, pengolahan pendidikan, dan permainan kreativitas inovasi dunia pariwisata. Salah satu cara untuk bertahan ketika tidak memiliki sesuatu objek pemberi hasil adalah berjuang keras mengembangkan objek-objek wisata melalui beberapa bahkan banyak terobosan dan tidak hanya diam di tempat.
Tersenyum ketika berada di suatu objek wisata, tidak akan menghasilkan sesuatu. Negara dituntut menciptakan pengelolahan, sebuah karya cukup menakjubkan, memainkan kosakata relasi dengan baik, dan lain sebagainya untuk tetap bertahan. “Berpatokan pada satu area objek wisata saja sama saja akan menyatakan kekalahan, sedangkan mempertahankan tempat tersebut tanpa menciptakan pintu-pintu terbaru di sekitarnya akan membuatnya terlempar jauh dari negara-negara saingannya” sang presiden.
“Apa anda setuju dengan pernyataan kami atau justru sebaliknya?” sang presiden kembali melemparkan pertanyaan.
“…”
“Kami akan berjuang untuk melakukan perbaikan sekaligus promosi tentang dunia objek wisata dari negara tercinta” menteri pariwisata.
“Bisakah anda menjabarkan kata berjuang yang seperti apa?” sang presiden.
Pertanyaan paling mematikan dari seorang pemeran utama dalam ruang persidangan. Sebenarnya sih kalau sang menteri pariwisata mengerti beberapa hal tentang bentuk pintu-pintu yang harus dibangun, tentu negara ini dapat menghasilkan banyak objek wisata berkualitas dibalik sebuah karya yang belum dimiliki oleh bangsa manapun. “Presiden gi…” tiba-tiba saja mister Harok mengangkat tangan.
“Maksud ucapanmu?” sang presiden.
“Ibu presiden yang paling cantik, baik hati, tidak sombong, jenius, dan paling terpenting tidak makan sabun, izinkan saya sedikit berbicara tentang pariwisata di negara tercinta” mister Harok berkata-kata. Dalam situasi menegangkan seperti sekarang, mister Harok masih sempat-sempatnya bersikap usil terhadap sang presiden.
“Manusia gila silahkan berbicara” penekanan ganas sang presiden.
“Maksudku ketua dewan rakyat, silahkan berbicara!” sang presiden.
“Seseorang perlu mendampingi ibu Menteri pariwisata yang memang mengerti dunia objek wisata, karya, terobosan, pemikiran paling kreatif, sistem promosi sehingga kualitas sesuai keinginan anda dengan mudahnya digapai” mr. Harok.
Hal tergila dari seorang mister Harok masih saja memainkan dua tangannya bahkan berani bersikap usil dalam ruang perdebatan seperti sekarang. “Ucapan ketua dewan ada benarnya juga” mantan menteri pendidikan mengangkat bicara.
Sejak kapan ketua dewan dapat menghadiri rapat pertemuan antara presiden beserta para menterinya? “Manusia gi… maksudku ketua dewan tercinta, tolong beritahu kami, siapa kandidat paling pantas mendampingi ibu menteri pariwisata?” sang presiden.
“Dia masih anak bawang, tapi kemampuannya ga perlu diragukan setetespun” mr. Harok.
“Siapa namanya?” penekanan sang presiden.
“Beri saya waktu kurang dari 10 menit untuk menampilkan dirinya di hadapan kalian” mr. Harok.
“Okey” sang presiden.
…
Siapa pernah menduga manusia yang ingin diperkenalkan olehnya ternyata seseorang yang kukenal. “Mister apaan sih” suara bisik-bisik dari belakangku tiba-tiba.
“Suaranya ga asing lagi” menyadari sesuatu.
“Sadar ga mister kalau jam begini tu jam makan siang saya” dia masih ngoceh.
“Maju sana, cepat” mr. Harok mendorong seseorang.
“Ngapain juga mau kesana sih” dia masih belum sadar para personil dari ruang tersebut.
“Cuma berdiri saja sebentar” bisik mr. Harok.
“Apa dia orangnya?” sang presiden.
“Yah, dia orangnya bahkan kemampuannya ga perlu diragukan” mr. Harok menginjak sepatu miliknya.
“Benarkan Mekn?” mr. Harok.
“Salah satu kepala desa berprestasi pada masanya” mantan menteri pendidikan. Wajah terkejut Mekn sekaligus merah padam segera bersarang seketika. Rasa-rasanya saya ingin tertawa keras melihat reaksinya karena merasa ditipu oleh mister gila. Pada akhirnya tawaku meledak juga karena tidak tahan menatap raut wajah beserta tubuhnya seperti kesetrum listrik.
“Maaf” ujarku terhenti seketika setelah menjadi pusat perhatian.
“Saya rasa sosok Mekn dapat membantu anda mengembangkan objek wisata dengan sebuah karya berbeda dibanding tetangga manapun” mr. Harok.
“Tubuhnya saja gemetar gimana mau membantu” cibiran menteri pariwisata.
“Anda hanya menilai dari luar dan belum melihat kemampuan dalam dirinya. Jangan sampai penyesalan seumur hidup gentayangan begitu saja tiap harinya dalam benak anda” hal terbodoh yang pernah kulakukan. Mengangkat tangan spontan kemudian menyatakan satu kalimat di hadapan orang banyak.
“Saya percaya kemampuannya” mantan menteri pendidikan.
“Kepala desa berprestasi setelah sukses memainkan beberapa peran di sebuah daerah paling terpencil. Saya setuju pilihan ketua dewan” sang presiden.
“Maaf, kalau boleh tahu pilihan tentang apaan yah?” Mekn.
“Sejak tadi dia belum makan siang, makanya ucapannya sedikit ngawur” pernyataanku segera mengalihkan perhatian orang banyak.
Mekn tidak pernah menduga kalau dirinya sukses masuk jebakan sosok tokoh mantan ruang persahabatan. “Mister Harok memang beda” ingin tertawa kembali menatap raut wajah Mekn.
9. Objek wisata kota…
Ruang pertemuan terlihat mencekam sejak pagi hingga waktu menunjukkan malam harinya. Kenyataan depan adalah terjadi perdebatan cukup menegangkan antara sang presiden beserta jajaran para menteri. “Saya benci mister sejauh bayangan bahkan lebih dari kata itu” gerutu Mekn menggaruk seluruh rambutnya ketika rapat usai.
“Puitis amat ucapanmu” Harok seolah tidak peduli.
“Kenapa juga memasukkan nama Mekn dalam daftar kegilaan anda dan presiden?” Mekn masih belum bisa menerima.
“Bertanyalah pada sang semesta, kenapa bisa” Harok.
“Namanya juga mister gila ya begitulah” sosok Hibab berjalan mendahului mereka.
“Kalian keterlaluan” Mekn.
“Entahlah” Harok.
“Mana saya belum makan sejak tadi” Mekn.
“Pemegang kunci untuk bangsa dan negara sebenarnya berada di tangan generasi muda seperti kalian, sedangkan si’tua-tua maksudku manusia berumur hanya akan menjadi penasehat ajaib. Understand?” Harok.
“Mister Gila ke laut saja sekalian” Mekn..
Sosok Mekn dengan terpaksa menyetujui rencana penunjukan tiba-tiba terhadap dirinya. “Bilang saja dalam hati berkata, dengan senang hati dan jangan lama-lama” sebuah pesan dari Tiaseb melalui aplikasi.
“Di luar saja bilang ga mau pokoknya ga mau, pada hal dalam hati melompat-lompat kegirangan” Zia tidak ketinggalan mengirim pesan meledek.
Mekn makin kesal membaca bunyi pesan dua sahabatnya. Menjalani tekhnik relaksasi dalam hal menahan sisi emosional terdengar kacau juga bagi seorang Mekn. Apa yang terjadi sekarang? “Jangan lupa makan malam Mekn” tulisan pesan dengan nomor baru.
“Mister sinting gila miring tenggelam saja di laut sana” balasaan kekesalan Mekn.
“Apa kau bilang?”
“Kenapa anda terus saja menjebak saya?” Mekn.
“Saya bukan mister gila tapi presidenmu” balasan pesan nomor tadi.
Mekn akhirnya menyadari siapa pemilik nomor tersebut. Kenapa bisa sang presiden mengirim pesan seusil itu terhadapnya? “Akun penipuan, awas saja” Mekn masih belum percaya.
Tiba-tiba saja suara handphone android miliknya berbunyi seketika. “Harusnya kau berterima kasih terhadap presiden sepertiku dengan mengirim pesan seperti tadi buatmu” suara presiden bernada judes terdengar jelas.
“Dari mana anda mendapat nomor saya?” Mekn.
“Dari hatimu” jawaban menohok sang presiden.
“Btw, temui saya besok dan pastinya ga pake lama plus don’t menolak-menolak” sang presiden kembali berkata-kata.
“Ibu presiden mau bertemu saya dalam rangka apaan?” pertanyaan terdengar kurang sopan langsung mencuat begitu saja dari mulut seorang Mekn.
“Tolong yah don’t bertanya-tanya dengan nada kurang sopan!” sang presiden.
Mekn sendiri baru menyadari kebiasaan buruknya seketika. “Maaf ibu presiden” Mekn.
“Tidak iklas amat minta maafnya” presiden.
“Bodoh amat mau iklas atau tidak” makian Mekn dalam hati.
“Apa kau bilang?” presiden.
“Maaf ibu presiden, perasaan saya tidak lagi berkata-kata” Mekn.
“Tapi sang semesta memperdengarkan suaramu lagi nyerang dengan kata, bodoh amat mau iklas atau tidak” presiden.
“Kok ketahuan yah?” ujar sosok Mekn dalam hati kembali.
“Jelas ketahuanlah kan sang semesta berpihak ma saya sampai-sampai begitulah” presiden.
“Saya bisa gila” tanpa sadar Mekn berkata-kata melalui saluran telepon.
“Situ yang gila bukan saya” presiden.
“Btw, don’t terlambat buat pertemuan besok, understand?” kembali sang presiden berucap sebelum akhirnya menutup teleponnya.
Merenung membayangkan pertemuan antara dirinya dan presiden. Seorang anak muda berjiwa bebas tidak pernah menyangka akan masuk dalam deretan jebakan dari pemimpin negara. “Kupikir hidupku hanya akan bercerita seputar dunia arsitek, ternyata tidak sama sekali” menghela nafas seolah dunianya sudah berakhir.
“Melempar batu menuju sasaran, entah kenapa tangan tiba-tiba saja keseleo tanpa sebab dan pada akhirnya berada pada satu lingkaran tidak terduga bahkan cukup mencengangkan” Mekn merenung seorang diri dalam kamarnya.
Anak muda itu pada akhirnya tertidur pulas tanpa sadar. Tiga adik kembar Mekn lebih memilih tinggal bersama Hibab dibanding dirinya, sedang kakaknya sukses besar menjadi seorang penulis di sebuah negara. Ada saat dimana kedua orang tuanya akan datang berkunjung dari kampung untuk menjenguk mereka. Suasana asri perkampungan membuat orang tua Mekn berpikir dua kali pindah tempat tinggal. Adik kembarnya sendiri ingin bersekolah disekitar perkotaan sehingga memaksa orang tuanya memindahkan mereka. Hibab sahabat Mekn merasa terhibur dengan kehadiran tiga kurcaci kembar di rumahnya.
“Jam berapa sekarang?” sosok Mekn terkejut seketika menyadari sinar matahari terik menyinari kamarnya.
“Mampus sudah” segera berlari mengambil kunci mobil. Sikat gigi, mandi, bersih-bersih rumah, sarapan, berganti baju, dan lain sebagainya lenyap dari ingatannya. Mengemudikan kendaraan roda empat menuju sebuah alamat sesuai petunjuk dari sebuah pesan salah aplikasi android miliknya.
“Kenapa terlambat?” suara bariton terkesan ingin memakan hidup-hidup dirinya.
“Sudah terlambat, rambut berantakan, memakai piyama, bau iler” mantan menteri pendidikan menatap sosok Mekn dari ujung rambut hingga ujung kaki.
“Astaga” berusaha menahan malu menyadari aksi terkacau dari darinya.
“Ini pengalaman pertama yang tidak mungkin bisa saya lupa” sindir sang presiden.
“Pertama kalinya ada orang bertamu di rumah presiden hanya memakai piyama?” sang presiden kembali menggeleng-geleng kepala.
Dia hanya menundukkan kepala sembari berusaha menahan malu. “Apa mau berdiri terus seperti patung?” Kartub mantan menteri pendidikan.
“Duduk dan jelaskan rencana kerjamu tentang dunia pariwisata di negara tercinta!” sang presiden tanpa basa basi langsung ke inti pembicaraan.
“What? Secepat itu meminta penjelasan?” Mekn berteriak hingga dua tokoh penting di depannya sedikit lagi serang jantung tiba-tiba.
“Sadar tidak berhadapan dengan siapa?” mantan menteri pendidikan menatap ganas pemuda tersebut.
“Ga pakai berteriak juga keles” sang presiden.
“Ma ma maaf ibu-ibu pejabat maksudku ibu presiden bersama mantan menteri pendi maksudku tangan kanan ibu presiden” Mekn.
“Wajar sih tingkahmu seperti ini masalahnya bosmu juga gila” sang presiden.
“Ngomong-ngomong bos yang mana? Perasaanku berkata my big bos memiliki wibawa cukup dramatis tetapi ga masuk kategori gila” Mekn membayangkan wajah atasannya. Dia masih belum menyadari kalau ternyata bos yang dimaksud oleh presiden adalah Harok.
“Sama-sama kacau tidak ada duanya” mantan menteri pendidikan menggeleng-geleng kepala.
“Cepat jelaskan rencana kerjamu!” gertak presiden.
“Tapi saya masih belum mempersiapkan sepersen pun” Mekn.
“Intinya yang sekarang muncul di otakmu saja” presiden.
“Ini namanya pemaksaan” Mekn berujar dalam hati.
“Apa kau bilang? Pemaksaan?” presiden.
“Saya tidak mengucapkan sepatah katapun” Mekn.
“Tapi sang semesta memberitahu isi hatimu” presiden.
“Saya beri waktu 7 menit buat berpikir dimulai dari sekarang!” presiden terus menatap tajam ke arahnya.
Di luar dugaan sosok Mekn harus berjuang keras menemukan satu konsep kerja hanya dalam waktu beberapa menit. “Waktumu habis” mantan menteri pendidikan.
“Tapi saya belum sarapan” Mekn.
“Pertama kalinya ada orang mengeluh belum sarapan di hadapan presiden” mantan menteri pendidikan.
“Cepat bicara!” presiden.
“Bagaimana kalau menciptakan jenis konsep maupun desain berbeda-beda pada masinng-masing provinsi dengan keunikan masing-masing” Mekn seolah-olah hanya asal bicara semata…
“Sejak tadi kek ga pakai drama dulu” presiden.
“Jelaskan lebih lanjut!” presiden memberi beberapa potongan roti berisi selai.
“Buat saya?” Mata Mekn melek seketika.
“Memang buat siapa lagi?” mantan menteri pendidikan.
Segera Mekn memasukkan ke mulutnya potongan roti tadi. “Sekarang waktumu untuk menjelaskan!” presiden.
“Apaan?” Mekn masih kurang mengerti.
“Pariwisata tadi” penekanan presiden.
“Jadi, tiap provinsi harus memiliki konsep pariwisata tersendiri sehingga rasa penasaran kaum wisatawan mancanegara jauh mengalahkan ekspektasi” Mekn.
“Jelaskan jenis konsepnya!” penekanan presiden kembali.
“Harus saya? Lantas tugas menteri menteri pariwisata sebenarnya apaan?” Mekn.
“Kan kalau sukses bisa jadi wakilnya atau penggantinya mungkin” Kartub.
“Saya tidak tertarik” Mekn.
“Kalau saya tertarik lantas mau nolak?” presiden.
“Kembali ke inti pembicaraan, cepat jelaskan!” presiden.
“Contoh daerah ataukah provinsi A memiliki objek wisata pegunungan semata, akan tetapi menciptakan desain-desain yang memang belum ataukah tidak bersifat pasaran di dunia arsitek dan pariwisata sehingga memancing rasa penasaran banyak wisatawan mancanegara maupun local” Mekn.
“Bisa dijelaskan konsepnya gimana!” presiden.
“Salah satu contohnya yaitu mendirikan sebuah gua raksasa dengan konsep teka teki” Mekn.
“Maksudnya?” presiden.
“Dalam gua raksasa tersebut terdapat desain outdoor bersama beberapa bangunan unik, akan tetapi menyatakan pada satu unsur puzzles” Mekn.
“Contoh bangunannya?” presiden.
“Jenis bangunannya sendiri ada yang bersifat menantang, memberi ribuan makna untuk tiap permainan indoor, sesuatu objek ekspresi dibalik kata sederhana, ruang ataukah gedung kelam tanpa kehidupan dan ketika ditelusuri terdapat sebuah taman yang terlalu sulit untuk dilukiskan hanya melalui kata-kata” Mekn.
“Dan lain sebagainya. Baik cafe & resto, hotel, tempat-tempat hiburan lainnya dapat di desain di sekitarnya ataukah sekaligus berada dalam satu area dari gua raksasa tersebut” Mekn.
“Kenapa kau mengambil konsep tadi?” Kartub.
“Gua bercerita tentang tempat seseorang berlari untuk mendapat perlindungan ataukah bersembunyi sejak zaman dahulu kala. Terkadang dalam keadaan tidak berdaya, gua selalu menempati posisi bersemedi alias tempat merenung hingga menciptakan banyak teka-teki dan lain sebagainya. Menurut pemikiranku, entahlah pemikiran orang lain di sekitarku” Mekn.
“Apa ada konsep lain lagi dalam otakmu selain gua tadi, karena tiap provinsi kan harus memiliki desain pariwisata berbeda-beda?” presiden.
“Keterlaluan” gerutu Mekn dalam hati.
“Apa kau bilang?” presiden.
“Saya tidak berkata apa pun” Mekn.
“Tapi sang semesta memperdengarkan isi hatimu kalau kau menggerutu” penekanan presiden.
“Lanjut yang tadi!” presiden.
“Saya beri satu contoh lagi. Menurutku sih, jauh lebih baik jika tiap ibukota provinsi menciptakan desain arsitek berbeda-beda bersama objek-objek menggemparkan bahkan belum pernah ada” Mekn.
“Hal seperti inikan termasuk penambah devisa negara karena menjadi bagian dari objek wisata. Artinya tiap provinsi harus diwajibkan menciptakan desain kota-kota besar di sekitar area mereka untuk memancing wisatawan mancanegara” Mekn.
“Beri contoh desain kota yang kau ketahui!” presiden.
“Contoh, provinsi A memiliki area perkotaan cukup luas dan padat. Desain kota membentuk peta provinsi itu sendiri dengan penambahan satu objek tertentu” Mekn.
“Maksudnya?” presiden.
“Gedung, jalanan, taman, pusat perbelanjaan, jembatan, sekolah, arena hiburan, dan lain sebagainya akan membentuk satu sinar matahari pagi menyinari peta provinsi A. Bukankah matahari berbicara tentang cahaya sinar yang tidak mungkin bisa menciptakan kegelapan kehidupan sekitar provinsi tadi?” Mekn.
“Boleh juga” presiden.
“Ibu presiden lagi ga sakit kan tumben-tumben memuji?” Mekn.
“Lantas maumu?” presiden.
“Lanjutkan pembahasan tadi!” Kartub.
“Kemungkinan maksudku memang seharusnya di provinsi lain menciptakan desain ibukota berbeda lagi dari yang sebelumnya. Jenis desain kota terbaru lagi diantaranya satu kota membentuk sebuah kalimat dengan ribuan makna cerita, pelita kecil di antara jalanan-jalanan menakutkan, permainan ombak, dan lain sebagainya” Mekn.
“Bahan yang digunakan sebagai konsep juga harus memiliki tingkat kreatif cukup tinggi. Contohnya butiran pasir, tempurung kelapa, batang kelapa, sabuk kelapa, daun-daun kering, botol kaca ataupun plastic, bahkan aneka jenis bahan palstik sampah yang memang sudah dibuang” Mekn.
“Sampah?” presiden.
“Yes seperti itulah. Setidaknya mengurangi pembuangan limbah sampah sehingga negara tercinta tidak lagi diserang hanya karena selalu hidup jorok alias buang sampah sembarang tempat sampai ke negara-negara tetangga sana” Mekn.
“Desain tiap kota artinya harus mengeluarkan biaya cukup fantastis juga” presiden.
“Ya seperti itulah, harus berani berkorban. Sebenarnya negara ini cukup mampu mengeluarkan dana pembangunan untuk objek semacam tadi di tiap provinsi asalkan para pejabatnya jujur tanpa KKN dan benar-benar jenius melakukan pengolahan uang dalam jumlah terbatas, namun memberi kualitas luas biasa bahkan lebih dari itu” Mekn.
“Uni Emirat Arab terlihat maju pesat karena sistem inovasi maupun terobosan sekitar negara tersebut memang patut mendapat acungan jempol. Kata berani tampil beda itu yang dibutuhkan sebagai tiang untuk negara sendiri” Mekn.
“Ucapan bocil ini boleh juga” Kartub.
“Ibu mantan menteri pendidikan maksudku tangan kanan presiden, dengarkan baik-baik, saya bukan bocil lagi melainkan manusia setengah dewasa dan setengah bocil” Mekn.
“Pertemuan bersama manusia setengah dewasa setengah bocil cukup sampai di sini” presiden.
Singkat cerita, Mekn diusir pulang ke rumahnya setelah percakapan tadi. Dia tidak pernah menduga akan kisahnya berada di hadapan orang nomor satu negara ini hanya dengan memakai piyama. “Kisahmu patut dimasukkan dalam sejarah” Tiaseb menertawakan dirinya.
10. Lot
Tiaseb ...
Peristiwa paling memalukan bersama sejarah cerita terbaru yaitu seorang arsitek muda bertemu ibu presiden hanya memakai piyama. Beruntung saja media tidak mencium pemberitaan tersebut. Kemungkinan wajah Mekn akan terpampang jelas di tiap pemberitaan dengan judul paling ganas. “Kenapa juga kau bisa sampai lupa mandi, sikat gigi, ganti baju, sarapan?” tawa mister Harok meledak.
Seperti biasanya kami semua berkumpul di rumah manusia super dingin. “Kenapa bisa sosok Mekn terlambat bangun sampai segitunya?” Zia masih terus tertawa.
“Saya bisa membayangkan bagaimana seorang presiden harus berjuang keras menahan bau rasa naga dari mulutmu itu” sindiran Hibab manusia dingin.
“Lupakan kisahku” rasa kesal Mekn.
“Untung saja ibu presiden berbaik hati memberimu beberapa potong roti buat sarapan” mister Harok.
Sore itu hanya bercerita tentang tertawa terus-menerus hingga lupa pembahasan yang harus kami angkat. Mekn menjadi bahan buly di antara kami semua. Salah sendiri berpenampilan kacau seperti itu sampai akhirnya video berdiri di ruang ibu presiden masuk dalam grup obrolan salah satu aplikasi medsos. Oh ya, sampai lupa mengungkapkan sesuatu terhadap kalian. Kami memiliki sebuah grup komunikasi sama seperti orang pada umumnya di salah satu aplikasi medsos. Personilnya hanya hitungan tangan semata dan tidak banyak. Mister Harok sebagai admin grup, sedangkan anggotanya yang lain ada delapan orang. Kenapa bisa? Jawabannya karena tiga kurcaci kembar sekaligus centil dan Zia anak Hibab dimasukkan juga ke dalam grup. Jadi, total keseluruhan ada 9 orang.
Flashblack…
“Kenapa bisa kurcaci menyebalkan masuk dalam grup ini?” pertanyaanku tiba-tiba karena terkejut personil di dalamnya.
“Mereka masih kecil” Zia.
“Mekn, tolong urus segera manusia-manusia centil di rumahmu!” menulis sesuatu dalam grup.
“Lantas saya harus bagaimana?” Mekn.
“Mereka lebih memilih tinggal bersama manusia dingin dibanding kakak kandungnya sendiri” Mekn.
“Gimana cerita?” Zia.
“Mungkin kau kelewat kejam terhadap Manis, Imut, Cantik” mister Harok.
“Orang tua dan kakakku bahkan lebih menyayangi manusia dingin itu” Mekn.
“Wajahmu memang jauh dari kata standar ketampanan, jadi, ga perlu membuat pertanyaan baru lagi” meledek dirinya.
“Btw, manusia dingin itu berjuang keras mengirim pesan biar memasukkan nama mereka menjadi personil grup” mister Harok.
“Fitnah lebih kejam dari pada perbuatan, understand?” manusia dingin akhirnya muncul ke permukaan setelah beberapa saat.
“Handphone milikku di bajak oleh mereka, makanya cari dulu kebenarannya jangan langsung main nyerang” manusia dingin.
“Kok bisa?”
“Btw, ada hal yang tidak kalian ketahui tentang tiga kurcaci kembar tengil centil itu” Mekn.
“Tentang?” mister Harok.
“Mereka menguasai dunia perkomputeran alias sistem programmer alias bisa bajak membajak alias bisa menjebol data kalian, understand?” Mekn.
“What?” mister Harok.
“Hati-hati ma mereka bertiga” Mekn.
“Siapa yang ajarin gitu?” mister Harok.
“Mereka sendirilah masa saya” Mekn.
Singkat cerita 3 kurcaci kembar tetap berada dalam grup komunikasi kami karena skil yang dimiliki oleh mereka. Lebih parah lagi adalah Zia selalu menjadikan mereka alat untuk memecahkan data ataukah kasus-kasus rumit karena tugasnya sebagai pengacara. Lantas Zia anak manusia dingin kenapa bisa tetap dipertahankan juga? Otaknya masih jauh lebih encer dibanding beberapa personil grup. Mister Harok terlempar jauh ketika mulai perdebatan ataukah mencari jalan keluar satu objek tertentu.
“Apa Hibab memiliki anak di luar nikah yah?” pertanyaan yang masih menggerogoti.
“Wajahnya benar-benar mirip Hibab manusia dingin” mencoba memperhatikan gadis kecil di rumahnya.
“Otaknya apa lagi lebih-lebih dari kata jenius” menggeleng-geleng kepala.
“Gadis kecil itu berubah drastic setelah di adopsi oleh sosok manusia dingin” masih memperhatikan dirinya. Terserah. Mau anak kandung atau bukan, ga ada urusan denganku.
Flashblack…
Memikirkan masa lalu kemarin terkadang membuatku ingin tertawa terus. “Persiapkan dirimu buat berperang” mister Harok entah datang dari mana…
“Mister, kenapa bisa ada di sini?” terkejut heran.
“Kan ada acara pertemuan” mister Harok.
“Perasaanku berkata kalau mister masih mendengkur manis di rumah manusia dingin” mencoba mengingat kejadian semalam.
“Mau tahu aja atau mau tahu banget?” mister Harok.
“Lupakan dan enyahlah” kalimat nada menyerang dalam pertempuran.
Saya tidak pernah menduga kalau ternyata pertemuan antara para gubernur, walikota, bupati bersama wakil-wakilnya akan dihadiri pula oleh ketua dewan terbaru. Pertempuran gesit sepertinya akan terjadi hari ini. “Tiaseb, persiapkan mentalmu” memberi semangat pada diri sendiri.
Ruang pertemuan menjadi perang nuklir dimulai. Hal lebih kacau lagi adalah seorang Tiaseb masih kumpul bersama personil grup Wah wah wah seperti biasa bukannya mempersiapkan diri untuk pertempuran tersebut. Kenapa saya harus cemas berlebih? Lebih baik menikmati suasana tertawa karena ulah Mekn berdiri di hadapan presiden hanya memakai piyama tidur.
“Tiap provinsi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing artinya penjabaran pembangunan berada pada porsi berbeda pula” ibu presiden mulai berbicara.
“Versi di tangan gubernur, walikota, bupati beserta wakil masing-masing dituntut memberi variasi tersendiri dengan kualitas lebih dari lukisan pemikiran siapapun” presiden.
“Namun, terlalu disayangkan hampir keseluruhan versi yang kalian berikan kebanyakan membuat saya mengantuk seketika. Jadi, beri saya penjelasan dan buat dua bola mataku tidak berkedip untuk mempertahankan versi yang memang anda semua anggap layak dalam proses pembangunan sebuah daerah di tempat masing-masing” presiden.
Sang presiden selalu saja menciptakan ruang sunyi senyap menjadi medan pertempuran. Coretan demi coretan sedang terjadi terhadap ratusan kertas di atas mejanya. Satu per satu pejabat daerah seolah tidak mampu menciptakan pertahanan. Mereka terkadang hanya pandai berkata-kata, akan tetapi terjebak ketika berada di lapangan ataukah permainan KKN.
“Maaf ibu presiden” mr. Harok mengacungkan tangan.
“Silahkan!” tangan kanan presiden.
“Negara terdiri dari banyaknya suku maupun pulau sehingga kesempatan untuk memecah belah memiliki peluang cukup besar” mr. Harok.
“Lantas?” ibu presiden.
“Saya selaku ketua dewan bersama para anggota di dalamnya sepakat mengajukan satu sistem pemerintahan terbaru di dunia gubernur, walikota, dan bupati beserta wakil masing-masing” mr. Harok.
“Kenapa…?” menteri dalam negeri memotong pembicaraan.
“Justru karena anda sudah berada disini sehingga saya mengajukan sesuatu hal paling berharga” mr. Harok.
“Silahkan dijelaskan!” wakil presiden.
“Seorang gubernur, walikota, bupati beserta wakil masing-masing tidak dapat menjabat di daerah asal provinsi mereka sendiri selama masa jabatan” mr. Harok.
“Artinya terjadi perolingan di seluruh provinsi A sampai provinsi Z dan bukan suku asli di daerah tersebut agar terjadi perbauran satu sama lain” mr. Harok.
“Kenapa anda sebagai ketua dewan berani mengajukan sistem seperti ini?” gubernur provinnsi C.
“Pertama karena alasan ingin mencegah perpecahan di antara bangsa ini. Karakter masing-masing suku jelas berbeda-beda, karena hal seperti sehingga perpecahan bisa terjadi dari segala arah” mr. Harok.
“Perpecahan berasal dari dalam maupun pihak luar. Mereka yang dikatakan ingin satu kursi kekuasaan terkadang gelap mata dengan menghalalkan apa pun dan itulah yang sedang terjadi di dalam negara ini” mr. Harok.
“Lantas?” presiden.
“Sedangkan pihak luar sendiri, tanpa disadari sedang mencari-cari celah untuk memegang ataukan mendapat sesuatu yang memberikan sebuah keuntungan. Di luar sana perselisihan antara bangsa sedang terjadi dan tentunya akan terdapat banyak jebakan dari negara satu ke negara yang lainnya. Hati-hati saja…” mr. Harok.
“Saya setuju dengan usul ketua dewan” entah dari mana dorongan tersebut muncul lantas tiba-tiba saja tanganku terangkat ke atas…
“Persentasi KKN berada dalam jumlah kecil bisa terjadi karena masing-masing pejabat tentu tidak berani mempermalukan daerah asal mereka sendiri dengan melakukan hal licik seperti itu selain menghindari perpecahan” mencoba menjabarkan satu pernyataan kembali.
Sebuah negara dengan ragam suku bangsa memiliki cerita tersendiri. Ketika seseorang mencoba melakukan analisa terhadap bangsa ini tentu terdapat beberapa hal di dalamnya. Pertanyaan sekarang adalah bagaimana tingkat kejeniusan pemerintah agar tidak terjadi perpecahan begitu saja? Terkadang sebagian besar daerah seolah berpikir kalau hanya suku B saja yang terus menonjolkan dirinya di antara semua dan hal tersebut dapat menjadi akar permasalahan paling sulit untuk diselesaikan suatu hari kelak.
Kata perbauran dapat merata jika menjalankan sistem semacam ini. Seorang gubernur, walikota, bupati beserta wakil masing-masing menjadi pemimpin bukan di daerah asal melainkan di tempat baru alias asing buat mereka. Tentu kemampuan ataukah petualangan lebih dari kata menguji banyak objek akan dimainkan sekitar area tersebut. Andaikan keinginan untuk melakukan korupsi muncul, jelas akan berpikir dua kali karena masyarakat di sana akan menertawakan daerah asal mereka. “Ternyata orang dari suku ini sukanya korupsi yah” maksud kalimat yang akan keluar dari mulutnya masyarakat melalui ragam bahasa.
“Ternyata suku B bodoh-bodoh berhadiah yah karena ga ada hasil yang cukup berkesan” makna kata tiap masyarakat. Secara otomatis para pemimpin akan berjuang keras untuk tidak membuat malu daerah asal mereka sendiri kecuali kalau urat malunya sudah putus bertubi-tubi.
Ketika mempelajari kembali permasalahan di negara ini, ternyata persentasi perpecahan antar suku cukup besar sehingga pemerintah harus segera mengambil tindakan. “Saya juga setuju dengan sistem yang diajukan oleh ketua dewan” presiden berkata-kata cukup tegas.
Sebagian besar anggota yang hadir ikut menyetujui usulan tersebut sehingga terjadi perubahan secara total. “Sistem permainannya cukup memainkan sistem lot. Jadi, bagi kalian yang berasal dari pulau A berkumpul di sebelah kiri, sedang lainnya mencari tempat yang sudah disediakan sesuai pulau masing-masing” presiden. Terjadi pergeseran kursi setelah beberapa waktu lamanya hanya untuk mengelompokkan dan memainkan sistem lot.
“Silahkan kalian mengambil salah satu kertas gulung pada kotak yang disediakan sesuai hasil lot tadi akan di tempatkan di pulau mana!” presiden. Setelah menjalani sistem lot tentang pulau yang akan menjadi tempat tugas nantinya lantas berjalan menuju beberapa kotak. Tangan harus mengambil gulungan kertas dari kotak sesuai petunjuk lot tadi untuk memilih provinsi yang akan ditempati. Terdapat beberapa kotak dengan tulisan nama pulau dan di dalamnya berisi gulungan kertas nama-nama privinsi yang harus dipilih.
Mereka tidak bisa menolak provinsi tersebut dengan alasan apa pun karena tangan sendiri yang langsung mengambil gulungan kertas tersebut. Sistem seperti ini adil sehingga siapapun tidak dapat bermain-main untuk memilih sesuka hati. Saya sendiri akan menjalani tugas baru jauh dari ibukota karena gulungan kertas tersebut berada di sebelah utara negara ini. “Kebetulan program yang kalian kirimkan kemarin terlihat kacau untuk daerah sendiri, artinya disini pikiran dituntut mempelajari provinsi baru dan ciptakanlah sebuah terobosan berbeda” ibu Ketja berkata-kata.
“Provinsi di negara ini terbagi menjadi 2 zona dari berbagai bidang, karakter, kemampuan, sistem pengolahan, dan sumber penghasilan. Merah dan kuning merupakan jenis zona yang sedang bermuara bahkan tertawa lebar” presiden.
“Pelajari akar permasalahan di tempat tersebut kemudian temukan sebuah cara ataukah terobosan paling unik dengan perbedaan jauh dibanding yang lain. Kumpulkan sebulan dari sekarang dan selebihnya akan dibahas kembali sekaligus dipertanggung jawabkan untuk mendapat persetujuan terobosan tadi” presiden.
Seluruh daerah gempar mendadak karena keputusan tersebut. Untuk sementara staf perwakilan pusat akan mengganti posisi kosong di masing-masing provinsi selama 3 bulan penuh. Presiden telah menunjuk beberapa tokoh penting untuk menganalis kembali program mereka sebelum akhirnya mendapat persetujuan untuk disidangkan lagi dalam pertemuan berikutnya. Kenapa harus seperti itu? Terlalu banyak program dengan kelihaian mulut yang kelewat berkata-kata tidak akan memberi dampak hasil sehingga harus melalui penyaringan tentang apa yang paling terpenting di daerah tersebut. Pengucuran dana akan jelas berjalan kemana sehingga tidak terjadi permainan jebak-menjebak menuju kolusi korupsi dan nepotisme.
Saya tidak pernah menyangka kehidupanku akan menjalani hal semacam sekarang setelah dinyatakan lulus dari Hope & Dreaming University kemarin. Presiden memang sudah memikirkan peristiwa-peristiwa ke depan. Matanya memang lihai mempelajari objek-objek beresiko bersama permainan musuh di kiri kanan. Akar permasalahan terbesar di tempat baru yang akan kujalani berada pada sistem pengolahan maupun kualitas management di berbagai bidang sehingga provinsi ini terjebak oleh sebuah benteng permainan paling menyedihkan.
Bolak-balik menghadap ibu Kartub maupun mister Harok hanya untuk menyerahkan lembaran permasalahan serta sistem yang akan digunakan sebagai terobosan. “Kata-katamu terlalu menyedihkan” mister Harok mencoret kiri kanan lembaran kertas milikku tanpa perasaan.
“Jangan memakai makna kata naïf di sini, ngerti?” ibu Kartub sendiri menggeleng-geleng kepala mengamati kata-kata dalam tulisan tersebut. Wakilku sendiri terlihat frustasi setelah mendapat penolakan cukup menakutkan.
“Ini lagi menyusun skripsi ya? Begini amat caranya?” bapak Palem alias wakilku menepuk-nepuk jidat.
“Terobosan yang kau ciptakan sepertinya menyimpang, tentu kau akan terjebak kawan oleh alur berpikirmu sendiri bahkan tidak mungkin memberi hasil” mister Harok.
“Pertahanan di titik ini tidak dapat menghancurkan benteng menakutkan sekitar provinsi tersebut, artinya lembaran kertas yang kau kumpulkan tidak berharga sama sekali” ibu Kartub.
“Menyedihkan” mister Harok memberi tanda silang besar terhadap lembar kertasku.
“Menghanyutkan” kalimat sedikit memaki.
“Apa kau bilang?” mr. Harok.
“Mister sebenarnya ada dendam apa ma saya, sejak zaman kuliah kemarin hingga detik sekarang memang sengaja terus menyerang?” tidak tahan lagi.
“Lantas maumu apa?” mr. Harok.
“Ya ga begini juga keles” celotehku.
“Apa kau mau ibu presiden memberi mata menyala ke arahmu, kalau memang seperti itu silahkan bertahan dengan caramu, tapi seandainya ingin berbeda silahkan pulang dan rubah sekarang juga!” mr. Harok.
Seluruh personil grup wah wah wah menertawakan diriku sekarang. “Kau benar-benar payah brother” ledek Mekn.
“Wajar saja ditolak permasalahan ma pemecahannya sedikit ga nyambung” manusia dingin berkomentar.
“Gunakan sesuatu yang berbeda. Mister Harok tentu menyadari kemampuanmu sampai-sampai sedikit membuat otakmu berputar-putar” Zia.
Para gubernur, walikota, bupati beserta wakil masing-masing terlihat ingin memaki karena ulah penolakan demi penolakan hasil program kerja yang ingin disampaikan. “Jangan asal menyetujui lembaran program mereka tanpa menganalisa hingga sedetail mungkin beberapa aspek sekitar daerah tersebut!” teguran mister Harok terhadap menteri dalam negeri.
Pernyataan seorang mister Harok terlihat serius menatap sang menteri dalam negeri. Data-data dalam tulisan kemarin memang terdapat beberapa penyimpangan jika di analisa lebih lanjut dan itulah letak kesalahan saya sebagai pembuat. “Tidak ada yang salah dengan ucapannya, hanya saja tulisan di sini terkadang menampakkan sistem pembelokan hingga berakibat fatal ke depannya” berujar terhadap wakilku.
“Sabar saja” menepuk-nepuk ayah satu anak di depanku. Seperti yang diketahui kalau saya satu-satunya pejabat walikota dalam status belum menikah, kenapa bisa? Umurku masih terlalu muda buat menjalani satu bahtera rumah tangga. Lagian Tuhan belum menampakkan jodoh terbaik keles. My mommy selalu saja menjodohkan diriku dengan gadis menyebalkan dalam komunitas wah wah wah, belum tahu saja karakter Zia seperti apa. Zia memang cantik juga sih kalau dipikir-pikir lagi, tapi, siapa yang mau berpikir keles?
Flashblack…
“Tias anaknya tante mommy-mommy, apa kau sudah mandi?” Zia menutup hidungnya.
“Gadis gila” menatap ganas perempuan kacau…
“Tias anak mommy-mommy tante, ketekmu bau amat” wajahnya makin mengerikan.
“Sepertinya kau yang belum mandi bukan saya” penekananku lebih ganas.
“Btw, saya membawa makanan terlezat sedunia buatmu” Zia. Singkat cerita, seorang Zia segera membuka sebuah kotak makanan berisi ubi, sukun, pisang, singkong bersifat rebus sama seperti makanan di kampus kemarin.
Flashblack…
Mengingat kejadian itu membuatku sedikit tersenyum juga. Kenapa pikiranku lari ke hal bodoh tadi? Lupakan! “Tiaseb, konsentrasilah sedikit saja” menepuk kepala sendiri.
“Teknologi penggaruk parit, selokan, sungai untuk mengatasi banjir” membaca sebuah pernyataan pada salah satu lembaran kertas di tanganku. Kenapa bisa saya memasukkan kata ini yah dalam program kerja walikota? Tidak mengapa, minimal sebagai salah satu alternative mengatasi banjir di tiap daerah terlebih khusus provinsi tempatku menjabat.
Banjir merupakan permasalahan terbesar tiap daerah yang tidak mungkin absen begitu saja. Lantas kenapa bisa situasi seperti ini selalu saja terjadi? Beberapa penyebab utama menjadi akar permasalahan terbesar dengan cerita masing-masing. Salah satu program kerja seluruh kepala daerah yaitu penanggulangan banjir terlebih sekitar area-area kota besar.
Pembuangan sampah sembarangan, bertindak setelah terjadi bencana, perencanaan proyek tanpa berpikir bijak tentang dampak banjir yang bisa saja terjadi karena tertutupnya jalur-jalur utama aliran air, penggundulan hutan, strategi pembangunan sistem bendungan terbilang cukup fatal ataukah melakukan banyak kesalahan di dalamnya, dan lain sebagainya. Di lain tempat, terdapat pula perubahan iklim dari tahun ke tahun hingga mengguncang dunia.
“Perombakan beberapa jalur perjalanan air” mencoba memberi garis merah terhadap pernyataan tersebut.
Satu-satunya lembaran kertas yang tidak diberi tanda silang besar oleh mister Harok tentang permasalahan banjir. “Pembersihan selokan parit?” memikirkan sebuah alat.
Sebuah alat otomatis untuk membersihkan ataupun menggaruk banyaknya sampah beserta tanah di sekitar jalanan parit tanpa harus membongkar/ merusak seluruh area di sekitarnya. Sebuah mobil forklift diesel memakai satu jenis mesin penggerak untuk memasukkan beberapa alat penggaruk otomatis ke dalam lorong-lorong, aliran parit kecil, dan lain sebagainya yang sulit dijangkau untuk membersihkan serta mengelurkan segala jenis isinya. Ujung alat tersebut akan berbentuk sekop otomatis dengan beberapa ukuran dari terbesar hingga terkecil untuk menggaruk semua jenis kotoran tanpa harus membongkar ataukah merusak jalanan di sekitarnya.
Batang dari alat ini dapat dibengkokkan, diluruskan, melingkar, membentuk oval guna keperluan sesuai situasi pengerokan parit jalanan. “Masa tiap membersihkan parit selokan jalanan harus merusak segala tempat?” pertanyaanku sekarang ini. Alat ini juga bisa berfungsi di rumah-rumah dengan memakai mesin penggerak kapasitas kecil.
Ujung alat tersebut juga dapat dipasang sebuah jaring khusus untuk membersihkan sampah di seluruh sungai dalam jumlah yang cukup besar. “Minimal membantu sebagai mesin penggaruk selokanlah dari pada tidak sama sekali” bergumam seorang diri.
“Brother, dimana dirimu berada?” suara Mekn merusak konsentrasiku.
“Anaknya tante mommy perlihatkan dirimu!” Zia.
“Manusia kacau cepat muncul di depan kami sekarang juga!” manusia dingin ikut berteriak seketika…
11. Inflasi…
Hibab Pastin…
Saya tidak pernah menduga sosok walikota tengil terkesan menantang juga menghadapi seluruh pejabat daerah. “Kau memang jenius” berkata-kata dalam hati menyaksikan pemandangan dengan cerita cukup menegangkan di medan pertempuran. Dia berani berbicara menyetujui permintaan mister Harok di hadapan seluruh pejabat daerah bersama alasan cukup menekan? Siapa sih tidak mengenal keluarganya sebagai salah satu tokoh terkaya di negara ini bahkan masuk dalam jajaran tingkat sebenua. Tiaseb tidak juga complain mendapat daerah terbilang kecil di antara semua provinsi.
“Itukan karena tangannya sendiri memang mengambil gulungan kertas berisi provinsi kecil” bergumam membayangkan kelakuan sosok walikota tengil. Dugaanku ternyata salah menganggap dirinya berada pada kategori anak manja, arrogant, egois, menyebalkan, membosankan, dan lain-lain.
Penyakit mister Harok kumat kembali seperti biasa. Menjadi salah satu pejabat yang harus melakukan analisa koreksi tingkat dewa seluruh laporan program perencanaan pejabat daerah sebelum di ACC untuk pertanggung jawaban ketika presentase kembali di hadapan presiden. Lembaran kertas milik walikota tengil berulang kali mendapat penolakan dengan tanda silang ataukah sobekan luar binasa. Wakilnya sendiri sedikit lagi stroke akibat perbuatan mister Harok.
Kami berempat berkumpul kembali, tapi bukan di rumahku melainkan istana megah milik walikota tengil. Rumah papi seratus kali lipat kalah dari istana ini. Bagaimana kabar orang tua yang bahkan sekalipun tidak pernah ingin menatap ke arahku kemarin? Apa mereka sadar kalau ternyata anak yang ditelantarkan sudah menjadi salah satu pejabat penting? Pertanyaan bodoh…
“Mungkin saja pikiran mereka kalau saya masih tinggal di jalan seperti orang gila tanpa kehidupan dan masa depan” berbisik di dalam hati. Lupakan masalahku tadi! Ruang pertahanan itu sepertinya masih terlihat jauh lebih kuat…
“Manusia dingin ada apa denganmu?” Zia melemparkan pertanyaan tiba-tiba. Zia yang kumaksud di sini bukan anakku melainkan pengacara gila. Kenapa bisa mereka semua memiliki nama sama? Berulang kali menyuruh anakku Zia mengganti namanya, tetapi selalu saja gagal dengan ribuan alasan.
Flashblack…
“Daddy, nama Zia itu keren ga seperti nama lain” Zia masih bertekad penuh.
“Bagaimana bisa nama anak daddy mirip ma nama orang banyak di luar sana?” frustasi mendengar jawaban Zia.
“Tapi daddy naksirkan ma salah satu dari antara mereka berdua?” godaan Zia sambil tertawa.
“Pikiranmu kelewat rusak” penekanan pernyataan…
“Buktinya waktu daddy wisuda kemarin menunjuk mereka berdua sebagai salah satu calon mommy” Zia.
“Daddy Cuma usil ingin memberi pelajaran ma pengacara gila itu, penasaran saja melihat reaksinya gimana, ngerti?” penjelasan cukuplah untuk membuat dia mengerti.
“Ka’Zia Shana memang cantik kalau diperhatikan, lantas ka’Zia yang satu lagi juga sama cantiknya. Jadi pusing mau pilih siapa” Zia.
“Hentikan ucapanmu dan kembali ke kamarmu buat belajar!”
Flashblack…
Memang tidak ada nama lain ya selain Zia? “Kenapa melamun?” Zia si’pengacara menepuk kepalaku seketika.
“Tujuan kita kesini buat membantu walikota brother maksudku walikota tengil bukannya melamun keles” Mekn.
“Tujuan kalian bukannya membantu melainkan makin merusak suasana keles” walikota tengil.
“Ucapanmu kelewatan” menatap dingin manusia tengil di depanku.
“Wajar saja mister Harok terus-menerus menolak lembaran kertas milikmu karena kau hanya berfokus pada satu keadaan serta melupakan beberapa bagian terpenting di sekitar area lokasi di sana” Zia menggeleng-geleng kepala. Entah kenapa memory ketika berada di kampus kemarin mulai bergentayangan.
“Di tempat yang akan kau tempati berada pada zona merah artinya seorang pejabat jangan asal memainkan program dengan begitu mudahnya” mencoba menjelaskan sedikit permasalahan terhadap manusia tengil.
“Kesalahan bertindak juga bisa membahayakan banyak aspek” Mekn.
Kebanyakan pejabat kurang memahami serta menganalisa secara detail tentang akar permasalahan ataukah jenis zona sekitar area mereka. Btw, sekitar 5% pejabat bupati berasal dari alumni Hope & Dreaming University, sedang hanya manusia tengil itu saja berperan sebagai walikota. Sekolah pejabat memang diperuntukkan bagi mereka yang ingin berkecimpung di dunia pemerintahan, akan tetapi tetap memiliki proses masing-masing dan tidak langsung berada di atas puncak.
Kenapa sang presiden menunjuk tiba-tiba seorang Hibab Pastin menjadi menteri? Tanyakan kepada Tuhan, sang presiden, mantan menteri pendidikan kenapa bisa begitu? “Pengelolahan memakai management seperti bagaimana agar terjadi perbaikan-perbaikan mendasar pada beberapa bidang paling berperan penting?” melingkari beberapa data-data permasalahan daerah tempat walikota tengil akan bertugas.
“Apa lagi guncangan dunia semacam resesi, inflasi negara, permainan iklim, dampak akibat satu pandemic penyakit, perselisihan antara negara, dan perang lagi memuncak-muncaknya sekarang” memberi tanda silang pada sebuah gambar.
“Kepalaku langsung sakit” manusia tengil.
“Sebagai kepala daerah memang harus mempersiapkan segala sesuatu dan tidak hanya berpikir kalau hal tersebut merupakan tugas kewajiban dari pusat. Antara pemimpin negara selaku presiden, menteri, pejabat daerah, dan perusahaan-perusahaan harus saling bekerja sama menciptakan titik tengah permasalahan tadi” penekanan pernyataan terhadapnya.
“Maksudmu tentang pejabat daerah?” manusia tengil.
“Gubernur, walikota, bupati harus jenius dalam mempersiapkan perencanaan di daerahnya karena ada banyak orang akan kehilangan kehilangan pekerjaan alias hasil pendapatan. Mereka yang sudah berada pada kategori miskin akan makin miskin sehingga berpikir bijaklah untuk kehidupan tersebut” penjabaran cukup rumit.
“Secara manusia terlalu mustahil melakukan perbaikan di tengah situasi resesi inflasi ekonomi dunia terlebih sekitar negara-negara kecil apa lagi dengan hutang banyak” Zia.
“Seluruh negara memang tidak akan luput, hanya saja setidaknya lakukanlah beberapa hal yang memang masih dapat mempertahankan ataukah menjadi benteng kekuatan sehingga orang-orang bawah bisa tetap berdiri di tengah goncangan” menekankan kalimat demi kalimat. Tiap perusahaan harus bisa menciptakan ataukah memiliki beberapa trik pengelolahan sistem keuangan beserta permainan marketplace. Mengubah alur kerjasama dengan pihak luar merupakan sesuatu yang memang harus terjadi, kenapa? Apa bila memakai sistem sama ditengah goncangan artinya letak kegagalan alias hancur berkeping-keping sudah pasti terjadi. Untuk menghindari sekelompok oknum mengambil kesempatan dalam kesempitan, perekonomian makin merosot oleh situasi, dan lain sebagainya berarti ciptakan beberapa terobosan yang tidak mungkin bisa terbaca oleh siapapun. Understand?
“Kau juga harus bisa memainkan beberapa tanda baca” Mekn memberi garis bawah kata-kata yang sebenarnya terkesan simple dan tidak berarti, akan tetapi memiliki peranan besar.
“Kakak kenapa tidak mengajak kami juga ke istana sultan” kurcaci kembar tiba-tiba saja menyerobot masuk ke dalam kamar membuat suasana hancur berantakan seketika.
“Cantik, Manis, Imut bukan waktunya bermain-main” Mekn terlihat kesal.
“Berikan kami makanan paling enak!” suara serentak mereka bertiga berlari segera mendekap tubuhku dari belakang.
“Saya bukan pemilik istana sultan” menjawab mereka.
“Kakak kandung yang mana? Lantas yang dipeluk juga siapa?” ocehan Mekn.
“Seorang perempuan cantik mencari kakak kemarin” kalimat serentak kurcaci kembar serentak.
“Mencari saya atau brother gila kalian?” pertanyaanku kembali.
“Kakak gantengkulah masa manusia di sana itu?” kurcaci kembar.
Saya merasa tidak memiliki kenalan perempuan selain kurcaci kembar ataukah Zia. Lantas? “Siapa?” pertanyaanku berusaha mencari tahu.
“Dia sangat cantik” kurcaci kembar.
“Ka’Zia” mencoba menebak.
“Memangnya kami bertiga ga bisa mengenali wajah kakak sendiri yah? Lagian ka’Zia lagi histeris-histerisnya menjadi penulis di luar sana” kurcaci kembar. Bisa-bisanya mereka bertiga selalu saja serentak ketika berbicara.
“Apa ka’Hibab akan menjadi kakak ipar kami paling tampan sedunia kalau nikah ma ka’Zia” pertanyaan kacau dari 3 kurcaci kembar.
“What? Kau benar-benar ingin menjadi kakak iparku?” Mekn membelalakkan matanya.
Apa yang mereka pikirkan tentangku? Bagaimana bisa kurcaci kembar menyadari keusilanku beberapa tahun lalu? Ka’Zia memang cantik kalau dipikir-pikir lagi, tetapi siapa juga mau berpikir tentangnya? “Kalian semua membuat gila” menatap ke arah mereka satu per satu.
“Siapa yang membuatmu gila?” Zia memberi wajah sedikit asam ke arahku.
“Di antara 2 pilihan” Mekn menggeleng-geleng kepala.
“Kenapa nama kalian harus sama?” rasa kesal memaki Zia.
“Jangan jadi manusia serakah” Tiaseb.
“Hancur sudah” Mekn.
Pernyataan bodoh. Saya sendiri tidak memahami maksud ucapan mereka. Lupakan! Btw, siapa gadis cantik yang dimaksud oleh kurcaci kembar? Permasalahanku sekarang hanya berfokus pada satu area semata bukan hal lain. Kenapa saya jadi penasaran begini? “Sepertinya Zia lupa membawa bekalnya” segera berdiri.
“Zia siapa? Sana atau sini?” Zia Shana memberi pertanyaan menyebalkan.
“Zia anakkulah memang siapa lagi” menjawab dingin kemudian berjalan meninggalkan mereka. Kenapa juga memberi pertanyaan bodoh seperti tadi? Mereka semua memang manusia-manusia aneh yang lagi numpang di bumi.
Kegiatanku hari ini adalah membeli bekal makan siang Zia di sebuah rumah makan tidak jauh dari tempat lesnya. Tiap hari Sabtu sekolahnya libur, jadi, Zia menghabiskan waktunya untuk mengikuti les music sebagai bahan hiburan semata. Kurcaci yang satu ini tidak pernah kehabisan tenaga dan waktu ketika mencoba mempelajari banyak hal. Dia benar-benar pandai memainkan beberapa alat music selain berprestasi di dunia akademik.
“Makasi daddy” segera memelukku erat.
“Belajar yang rajin” memperbaiki rambut kuncirnya.
“Kau seperti Zia menguncir rambut” menggeleng-geleng kepala.
“Zia yang mana? Zia Shana atau kakak Zia si’penulis?” gadis kecil.
“Kenapa nama kalian bertiga sama?” membuat kepalaku sakit seketika.
“Lebih parah lagi cara menguncir rambut juga sama” menggaruk-garuk rambutku seketika…
“Tanyakan pada sang semesta” gadis kecil Zia.
“Lupakan dan sekarang masuk ke dalam kelasmu sekarang!” menyuruhnya masuk segera…
Akhir cerita, saya berjalan meninggalkan gedung tersebut. “Ka’Hibab” suara tidak kukenal menyebut namaku.
Seorang gadis cantik berdiri di seberang jalan tersenyum lebar. Siapa dia? Kenapa bisa mengenal namaku? “Apa kakak tidak merindukan papi?” pertanyaan pertama setelah berhasil menyeberang dan berdiri di hadapanku.
“Kau siapa?” berpura-pura tidak mengenal dirinya.
“Kakak jangan berpura-pura” gadis cantik itu tetap menatap ke arahku.
“Maaf sepertinya kau salah orang” segera berjalan pergi meninggalkan dirinya.
Kenapa bisa dia sukses mengenali wajahku. Bukankah saya hanya anggota keluarga buangan setelah sekian lama? Kenapa juga berjalan ke arahku? Saya tidak pernah ingin tahu bagaimana gadis remaja itu bertumbuh bersama keluarganya. Seorang pendidik terbodoh karena memendam kebencian cukup parah.
“Kakak tampan” tiba-tiba saja 3 kurcaci kembar berlari ke arah kami.
Kurcaci kembar memang penyelamat buatku agar terhindar dari gadis tersebut. “Ayo pulang” segera memegang tangan para kurcaci kembar.
“Kakak cantik itu yang sudah mencari kakak tadi” kalimat Manis ke arahku menunjuk Izu yang masih berdiri di belakang kami. Namanya Izumi adik tiriku memiliki hubungan darah yang sama dari ayah, akan tetapi lahir dari rahim berbeda.
“Kakak tidak mengenal orang itu” segera menggendong Manis.
“Ternyata kalian sudah benar-benar berat sekarang” berujar kembali. Kurcaci kembar kan memang sudah duduk di bangku sekolah. Cara kerja otak kurcaci kembar terlalu cepat bekerja jauh dari anak seusia mereka.
“Perasaanku berkata kalau kalian selalu berbicara serentak, lantas sekarang kenapa cuman Manis saja yang bicara?” mencubit wajah salah satu dari mereka.
“Lupakan!” kalimat 3 anak kembar secara bersamaan.
“Benar-benar sehati, sekata, dan sepenanggungan” berceloteh menetap ke arah mereka.
Hal terbodoh yang bahkan tidak terpikirkan olehku adalah setiap hari tanpa rasa bosan adik tiriku Izu selalu saja mengekor di belakang. “Bodoh amat” seolah tidak peduli apa yang dilakukan olehnya. Kenapa saya harus peduli terhadapnya? Dia bukan Zia ataupun 3 kurcaci kembar yang harus dipedulikan.
“Saya benar-benar tidak mengenalmu, jadi, jangan bertingkah seolah kau mengenalku” menatap kesal wajahnya.
Seorang menteri melakukan tindakan bodoh seperti tadi? Ya untuk pertama kalinya bagi sosok pejabat seakan menciptakan drama paling dramatis. “Dia pergi kemana?” hal tergila masih mencari tahu keberadaan Izu.
“Biarkan saja” bergumam dalam hati.
“Siapa sih menelpon jam segini?” bernada kesal melihat beberapa panggilan.
“Kau dimana sekarang? cepat kemari!” mr. Harok tanpa basa-basi berkata-kata lewat telepon.
“Saya tunggu di apartement milikmu bos” mr. Harok segera mematikan teleponnya.
Seorang menteri masih tinggal di apartement? Minimal, menciptakan sebuah sejarah di negara tercinta. Lagian para penghuni gedung pencakar langit masih belum menyadari status kami sejauh ini. Memakai nama samaran, berjalan keluar dengan berpakaian biasa, bahkan hanya mengenakan mobil rongsokan ketika akan berangkat kerja ataupun mengantar Zia dan kurcaci kembar menuju sekolah.
“Kau sudah dengar berita dunia?” mr. Harok melemparkan sebuah jilitan buku berisi keadaan-keadaan kurang menyenangkan di banyak negara yang mungkin saja bahkan memang akan mempengaruhi negara sendiri.
“Rumahmu cukup seru juga ya” sosok tidak asing lagi berpakaian ala-ala perdrakoran terpampang nyata di apartement ini.
“Sejak kapan kakak penjual maksudku ibu presiden memakai pakaian seperti itu?” pertanyaan pertama dengan mulut mengangnga dan mata terbelalak.
Pertama kalinya pemimpin nomor satu negara bersama mantan menteri pendidikan berjalan dengan santainya mengobrak-abrik dapur apartementku. “Presidenku yang satu ini memang benar-benar something pakai banget” mr. Harok sedikit menyindir.
“Apa ada yang bisa dimakan?” ibu Kartub masih terus memeriksa isi kulkas.
“Banyak” menjawab spontan.
“Segera baca lembaran kertas di tanganmu dan berikan sedikit solusi!” mr. Harok.
“Pernyataan terbodoh” menggerutu bersama nada-nada seolah ingin memakan hidup-hidup ketua dewan di depanku.
“Hubungi personil wah wah wah yang lainnya!” sang presiden menatap ke arahku.
“Wanita tua, tolong berikan potongan cake strobery di dalam kulkas sana!” presiden.
“Ambil sendiri!” balasan ibu Kartub.
“Ternyata ibu presiden penyuka cake juga rupanya” mr. Harok.
Personil wah wah wah akhir cerita bermunculan selang sejam kemudian. Penantian seorang presiden di sebuah apartement akhirnya memberi hasil. “Kenapa kalian tidak memasukkan saya ke dalam grup komunitas wah wah wah?” sang presiden berkata-kata menatap satu per satu di antara kami semua.
“Lupakan! Tujuan kami kemari hanya sekedar mencari solusi dampak permasalahan krisis, perang, pertikaian, resesi inflasi, krisis di luar sana yang bahkan bisa berakibat fatal untuk negara tercinta kalian semua” presiden.
“Jawaban solusinya ada pada bagian jurusan sana tu bukannya urusan kamilah ibu presiden” penekanan Zia sedikit judes.
“Kalau saya mau kalian, emang ada yang salah?” presiden.
Salah satu negara dengan kekuatan cukup menakutkan sedang mencari masalah di luar sana. Dalam kamus pemimpin negara tersebut tidak mengenal kata kalah terhadap pemimpin-pemimpin manapun juga. Dia memang cerdik karena menyadari negaranya merupakan salah satu penghasil minyak terbesar selain memiliki senjata nuklir paling menakutkan. Beberapa pemimpin besar sepertinya mati ketakutan, akan tetapi masih tetap melakukan pengecaman dan lain sebagainya. Negara ini juga masuk kategori penghasil gandum alias kebutuhan pokok makanan terbesar di dunia. otak sang pemimpinnya memang memiliki kecerdikan strategi luar biasa.
Pemimpin itu tetaplah manusia biasa bagaimanapun tingkat kejeniusannya. Saya percaya kekuasaan Tuhan akan berbicara tepat pada waktunya. Penghinaan bagi orang yang celaka, demikianlah pendapat orang yang hidup aman, suatu pukulan bagi orang yang tergelincir kakinya. Tetapi amanlah kemah para perusak, dan teteramlah mereka yang membangkitkan murka Allah, mereka yang hendak membawa Allah dalam tangannya.
Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu. Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu. Di dalam tanganNYA terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia? Bukankah telinga menguji kata-kata, seperti langit-langit mengecap makanan? Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.
Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang tidak ada yang dapat melepaskannya. Bila Ia membendung air, keringlah semuanya; bila Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya. Pada Dialah kuasa dan kemenangan,Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan. Dia yang menggiring menteri dengan telanjang, dan para hakim dibodohkanNya. Dia membuka belenggu yang dikenakan oleh raja-raja dan mengikat pinggang mereka dengan tali pengikat.
Dia yang menggiring dan menggeledah para imam, dan menggulingkan yang kokoh. Dia yang membungkam orang-orang yang dipercaya, menjadikan para tua-tua hilang akal. Dia yang mendatangkan penghinaan kepada para pemuka, dan melepaskan ikat pinggang orang kuat, dan mendatangkan kelam pekat pada terang. Dia yang membuat bangsa-bangsa bertumbuh, lalu membinasakannya, dan memperbanyak bangsa-bangsa, lalu menghalau mereka. Dia menyebabkan para pemimpin dunia kehilangan akal, dan membuat mereka tersesat di padang belantara yang tidak ada jalannya. Mereka meraba-raba dalam kegelapan yang tidak ada terangnya; dan Ia membuat mereka berjalan terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Kata-kata tadi tertuju bagi para pemimpin dunia yang benar-benar merasa memiliki segalanya dan tidak mungkin bisa untuk jatuh. Kepercayaanku kuat kalau kalimat-kalimat tadi memiliki kuasa untuk menghancurkan sesuatu yang dikatakan paling terkuat di antara kepemimpinan dunia.
Saya percaya tentang waktu Tuhan untuk menyatakan murkaNYA terhadap sebuah objek. Hari ini mungkin beberapa pemimpin bisa saja berkata kalau saya memiliki kekuatan luar biasa lebih dari pemikiran orang banyak, akan tetapi esok kemungkinan akan bercerita lain ketika tangan Tuhan memainkan satu hentakan irama. Selalu saja kepolosanku lebih mendahului, tapi ini memang kenyataan hidup sayangku semuanya…
“Pertanyaan sekarang adalah bagaimana sebuah bangsa dengan hutang yang terlalu banyak masih bisa bertahan di tengah masa kritis dunia?” kalimat sang presiden memecah suasana keheningan.
“Entahlah” menarik nafas panjang sambil menatap ke arah langit plafon apartementku.
“Saya tidak ingin mendengar kata entahlah melainkan satu solusi walaupun dikatakan terlalu mustahil secara logika manusia berpikir” sang presiden.
“Hampir seluruh negara sedang berada dalam situasi kurang menyenangkan” Tiaseb.
“Kata krisis terhadap negara-negara besar akan memiliki efek cukup tinggi di negara sendiri” Zia. Pernyataan mereka semua benar adanya untuk tiap objek di sekitar. Tangan memang harus bisa mengambil langkah dengan sangat teliti. Bukan ingin menakut-nakuti, hanya saja demi mempertahankan serta mencegah pihak luar/ dalam bermain-main terhadap beberapa aspek penting. Kondisi mengenaskan sedang terjadi di luar sana…
“Kecerdikan menyusuri data-data, perencanaan, kerjasama, pengelolahan beberapa bidang terpenting sebelum terlebih ketika terjadi inflasi menakutkan” Mekn.
“Tepat katamu” membalas ke arah Mekn.
Suasana cukup tegang bersama percakapan di antara kami. “Lingkari istilah-istilah pada lembaran tadi!” mr. Harok memberi nada memerintah terhadapku. Kegiatan tergila untuk kesekian kalinya yaitu merobek-robek kertas di tiap sudut ruangan serta menggambar beberapa denah perencanaan ataukah ilustrasi-ilustrasi sedikit mencengangkan. Apa yang terjadi hari ini?
Seutas tali bermuara seolah berperan sebagai jembatan penghubung. Sulit dipercaya? Kenyataannya adalah terkadang bahan tidak memiliki arti sama sekali, namun di luar pemikiran jauh lebih berharga dibanding sarana pengelola lainnya. “Saya rasa pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini” presiden.
“Hari melelahkan” celoteh Mekn.
“Belum lagi program kerja walikota masih belum mendapat ACC” sindiran Tiaseb.
“Siapa bilang? Perasaanku berkata kalau kami berdua sudah tanda tangan” mr. Harok.
“Yang benner?” Tiaseb.
“Periksa kembali” mr. Harok memaki sebelum akhirnya berjalan pulang. Tidak sia-sia juga sedikit memberi bantuan terhadap walikota tengil itu. Semua orang kembali ke rumah masing-masing, sedang seluruh kurcaciku sibuk belajar dalam kamarnya. Merenung membayangkan kembali permasalahan perselisihan antara bangsa membuatku menggeleng-geleng kepala. Ingin berteriak, tetapi tidak mungkin. Kenapa bisa? Karena nubuatan dari salah satu kitab suci penganut kepercayaan tertentu harus digenapi oleh sang pencipta. Jadi, serba salah juga untuk berkata-kata serta memberi solusi masukan…
Menurut informasi yang beredar sekelompok orang tertentu tengah diperintahkan untuk menciptakan sebuah alat penangkal nuklir jauh-jauh hari ketika seluruh dunia sedang memerkan sistem persenjataan masing-masing. Alat ini tidak bekerja seperti senjata terkuat di luar sana. Sistem kerja alat tersebut yang segera menanggapi serta menghidupkan satu bahan radiasi tertentu ketika menyadari keberadaan sebuah ataukah belasan nuklir. Alat ini dapat menangkap sinyal nuklir dari jarak cukup jauh serta merusakkan sistem kerjanya.
Radiasi tersebut akan segera hidup serta merusak salah satu bagian alat nuklir yang sedang bereaksi di sekitar udara sehingga tidak dapat bekerja bagaimanapun caranya. Alat tersebut kemudian mengembalikan nuklir ke tempat dan negara asal lantas meledakkannya di sana dengan cara yang tidak terpikirkan. Ibaratnya senjata makan tuan. Tokoh si’pemberi perintah menuntut untuk mencari serta merakit alat tadi karena situasi-situasi menakutkan di luar sana bukan masalah ingin mencari perhatian. Bagaimanapun caranya. Menyuruh mereka berpuasa panjang, meminta petunjuk sang pencipta baik dalam mimpi ataukah penglihatan, mempelajari sistem pergerakan senjata nuklir, berdoa tujuh keliling agar mendapat hidayah tentang perakitan penangkal nuklir tadi.
Ibaratnya, segala sesuatu yang dilakukan oleh tokoh itu adalah bentuk dari sebuah iman buta-buta semacam berjalan begitu saja untuk mempersiapkan segala sesuatu tanpa melihat sesuatupun di depan mata. Artinya? Tolong tanyakan terhadap beberapa pemuka agama tertentu tentang maksud pernyataan tersebut karena saya juga tidak mengerti sama sekali. Sebenarnya sih, sekalipun alat ini memang ada tetap saja keangkuhan masing-masing pemimpin dunia bisa saja menghancurkan segalanya. Tiap pemimpin menyatakan sudah memiliki senjata nuklir tertinggi dengan begitu angkuh tanpa berpikir bagaimana kehidupan orang-orang lemah terlebih rakyat jelata.
Setidaknya kalau ada masalah selesaikan baik-baik dan jangan langsung mengambil keputusan sepihak. Serba salah juga untuk berkata-kata karena bisa saja sang pencipta memang sengaja mengeraskan hati beberapa pemimpin dunia bersama kesombongan masing-masing demi menggenapi sebuah nubuatan mengenai situasi akhir Zaman. Lantas fungsi penangkal nuklir tadi? Sekedar berjaga-jaga untuk beberapa area tertentu semata. Intinya, andalkan sang pencipta dalam setiap jalan hidupmu karena tidak ada yang tahu hari esok menjadi seperti apa.
“Mengenaskan” mengumpat seketika.
12. Pernyataan…
“Daddy daddy daddy” teriak Zia mengetup pintu kamar ayahnya.
“Kenapa berteriak pagi-pagi begini?” Hibab masih dengan rambut berantakan.
“Beri kami uang jajan sekarang juga ga pakai lama!” Zia bersama 3 kurcaci kembar kompak berkata-kata serentak secara bersamaan.
“Dasar kalian keterlaluan” Hibab ingin memaki.
“Kakak tampan, di luar sana seorang kakak cantik terus saja berdiri” kurcaci kembar berkata-kata menunjuk pada salah satu jalan persimpangan setelah mereka semua berada di mobil.
“Manis, Imut, Cantik apa bisa membantu kakak?” pertanyaan pertama 20 menit perjalanan dan mobil berhenti depan gerbang sekolah mereka.
“Tapi uang jajannya pakai banget” balasan mereka secara serentak.
“Anak kembar 3 memang selalu kompak bicara bersamaan” gerutu Hibab.
“Kenapa tidak meminta ke kakak kalian di sana itu?” Hibab.
“Mau bantu atau lupakan?” kurcaci kembar.
“Terserah” wajah asam Hibab terpampang.
Kegiatan terbodoh yaitu menyuruh 3 kurcaci kembar bermain sebuah scenario terhadap adik sambungnya. “Saya masih butuh waktu bertemu mereka” sosok Hibab berkata-kata seorang diri. Menjalani sistem pendidikan yang tidak pernah terpikirkan sama sekali hanya untuk menyatakan balas dendam suatu hari kelak membuatnya merenung setelah sekian tahun berlalu.
“Saya sengaja membuat mereka malu sebagai aksi balas dendam terbaikku. Berkelahi, bolos sekolah, tidur di jalanan, menjadi anak punk, dan masih banyak lagi menjadi jalanku. Anak berprestasi lantas menjalani kehidupan iblis terdengar keren bukan?” bekas manusia punk tertawa membayangkan ucapannya sendiri terhadap sang presiden…
“Balas dendam terbaik menurut versiku adalah sebuah prestasi sehingga orang tuamu maupun orang di luar sana malu berkeping-keping” ingatan tentang kalimat dari sang presiden yang sedang menyamar sebagai kakak penjual es bermuara begitu saja.
“Kalau hidupmu hancur berantakan begini, malahan orang tua, saudara tiri, terlebih orang banyak makin tertawa keras. Lantas gimana cerita kalau begini?” Siapa pernah menduga kata-kata itulah menjadikan dirinya berbeda dibanding siapapun di sekitarnya. Seorang anak tanpa kasih sayang, berada di jalan, bersama kehidupan keras, dan tidak pernah dipedulikan sedang mencoba belajar menapak sesuatu objek dalam deretan anak tangga kecil menuju alur cerita berirama.
Seorang pemuda berulang kali hampir dinyatakan tidak lulus ketika menjalani sederet tes, namun tangan sang Pencipta membuat dua kakinya untuk tetap berdiri dan berjalan. Berulang kali mengalami kegagalan dengan peran berbeda sebagai seorang kepala desa di antara semua teman-temannya. Kata ingin mencoba berjalan sepertinya jauh lebih kuat bermain sekitar arena pertandingan. Pada akhir cerita, dia keluar sebagai pemenang bersama cerita unik dibalik petualangan dalam dirinya. Tidak pernah ingin berdiri di hadapan banyak media serta berjuang keras menutup segala identitas sebagao seorang tokoh penting sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
“Kenapa kau biarkan gadis secantik itu berjalan pergi?” Mekn tiba-tiba masuk ke dalam apartement menyerang sahabatnya.
“Siapa maksudmu?” Hibab bersikap cuek.
“Apa gadis itu mantan terindahmu kemarin atau gimana?” Mekn.
“Ngelantur kalau bicara?” Hibab sedikit kesal.
“Kalau kau tidak mau biar buat saya saja” Mekn.
“Memangnya kau mau mengambil bekas sahabatmu sendiri?” mereka berdua terkejut melihat mr. Harok sudah berada di dapur menikmati hidangan di atas meja.
“Jangan asal memilih pasangan loh, ntar kerepotan sendiri” lebih kacau lagi sang presiden mulai menyukai menginjakkan kaki di tempat perkumpulan grup Wah wah wah.
“Kenapa kalian berada seperti janjian berada di sini?” ucapan serentak Mekn dan Hibab.
“Kalian sudah mulai meniru gaya berkata-kata kembar yah” godaan mr. Harok.
“Kurcaci kembar itu mana?” sang presiden seolah gemmes seketika.
“Lagi les” jawaban cuek Hibab.
“Btw, kalau ingin memilih pasangan jangan selalu menilai dari luar apa lagi melakukan pernikahan politik dan sejenisnya” sang presiden.
“Apaan sih” gerutu Mekn.
“Seorang pejabat yang belum menikah memang dituntut untuk berhati-hati ketika memilih pasangan” presiden.
“Bicara saja banyak, macam ibu presiden sudah menikah saja?” Seorang Mekn berani memberi sindiran terhadap presiden tanpa basa-basi.
“Siapa bilang saya belum nikah?” presiden.
“Menikah ma monyet?” Hibab.
“Privasi, understand?” sang presiden.
“Berhenti berkata-kata” mr. Harok.
“Jangan-jangan suami ibu presiden ternyata mister Harok?” Mekn.
“Intinya, jangan menilai pasangan hanya dari popularitas, cantik/ tampan, dan objek-objek dari luar” presiden.
“Btw, Kenapa komunitas kalian tidak satupun memiliki pasangan kecuali?” sang presiden.
“Kecuali siapa?” Mekn.
“Lupakan” presiden.
“Gimana mau punya pasangan? Semua pada sibuk mengurus pekerjaan masing-masing” Hibab.
“Siapa gadis cantik di luar sana itu?” presiden.
“Sejak kemarin, dia terus saja berdiri di luar” mr. Harok menatap keluar melalui tirai jendela dari lantai 15 apartemen milik Hibab.
“Dasar gadis bodoh” gerutu Hibab.
“Mantan terindah rupanya” mr. Harok.
“Lebih parah lagi sahabatnya mau begitu saja mengambil bekas masa lalu” mr. Harok.
“Dia Pilar bukan mantan apalagi mantan terindah seperti kata-kata kalian” Hibab.
“Lantas?” presiden.
“Adikku dari papi, tapi lahir dari Rahim berbeda” Hibab.
“Bilang dong kalau dia adikmu, lantas kenapa berpura-pura tidak mengenal dirinya sampai-sampai menyuruh kurcaci kembar menciptakan drama sepintas begitulah” Mekn.
“Entahlah” Hibab.
“Apa sampai sekarang keluargamu belum menyadari sesuatu dalam dirimu?” mr. Harok.
“Saya muak melihat kehidupan mereka semua” Hibab.
“Seorang tenaga pendidik harus belajar menjadi teladan dalam hal apa pun terlebih permasalahan merangkul ataukah mendekap sekalipun objek di depan mata jauh lebih menyakitkan hingga menghancurkan tiap lapisan dinding ruang di dalam” sang presiden.
“Perasaan kakak sendiri maksudku ibu presiden ingin saya balas dendam, lantas?” Hibab.
“Salah sendiri memilih dunia pendidikan buat balas dendam, sedangkan di tempat tersebut seorang tenaga pendidik dituntut membungkukkan tubuh ketika berjalan” presiden.
“Presidenku memang beda” Mekn.
“Itu bukan salahku, tapi kesalahanmu dalam memilih jurusan” presiden.
“Tapi kau masih tetap bisa menciptakan dunia balas dendam dengan sedikit objek berbeda, akan tetapi ruang hatimu juga harus belajar bijak. Understand?” presiden.
“Pernyataan bodoh” kalimat sosok Hibab.
“Saya butuh waktu” Hibab.
“Semua orang juga butuh waktu, tapi waktumu itu sudah terlalu banyak” mr. Harok.
“Sampai kapan kau membiarkan adikmu sendiri berdiri tiap hari seperti orang bodoh di luar sana?” Mekn.
“Jangan menjadi pembenci terlebih posismu berada sekitar area pembentuk bahkan harus menjadi tiang garam, ngerti?” presiden.
“Pernyataan bodoh” Hibab.
Seminggu lamanya sosok Hibab merenung tentang banyaknya peristiwa yang sudah dan sedang terjadi. “Minumlah!” pemuda itu memberi sebotol soda terhadap adiknya yang dengan setia tetap berdiri menantikan sebuah keajaiban.
“Kenapa kau selalu berdiri seperti orang bodoh di sini?” pertanyaan judes terhadap gadis tersebut.
“Entahlah” gadis cantik itu menjawab sambil menunduk.
“Daddy” Zia tiba-tiba saja berdiri di belakang mereka berdua.
Saling menatap di antara mereka bertiga sedang terjadi sekarang. “Apa Zia ingin bertemu grandpa sesuai harapanmu selama ini?” Hibab tanpa sadar melemparkan pertanyaan terhadap anaknya.
“Saya tidak pernah menyangka kakak memiliki anak secantik dia” Pilar terperanjat seketika.
“Kau juga cantik bukan hanya dirinya” bagaimana bisa kebencian Hibab seolah hancur begitu saja ketika berdiri di hadapan adiknya.
Hibab menarik tangan Zia menuju mobil miliknya. Mereka bertiga akhirnya berada di sebuah rumah besar dan masih belum berubah sedikitpun. “Rumah ini milik siapa? Besar amat, tapi masih lebih besar istana walikota tengil sahabat daddy sih” Zia.
“Ternyata Zia sudah pandai melempar nada ejekan terhadap orang ya” Hibab tersenyum lebar…
“Pertama kalinya melihat kakak tersenyum lebar” Pilar menatap ke arah Hibab.
“Lupakan” Hibab hanya terus berjalan memasuki rumah besar milik orang tuanya.
Tampak seorang pria tua duduk termenung menatap sebuah pemandangan taman dari halaman rumah tersebut. “Kau pasti kesepian, merasa tidak diperhatikan, kecewa sama seperti Hibab” pria tua menatap satu jenis tanaman dalam sebuah pot.
“Maaf membuat tubuhmu terlihat sakit berkepanjangan” sekali lagi mencurahkan isi hatinya terhadap tanaman tersebut.
Mereka bertiga menatap diam tidak dari taman tadi atas apa yang sedang dilakukan pria tua tadi. “Zia, ke dapur sana kalau mau makan” mendorong tubuh Zia untuk mengalihkan perhatiannya. Pembantu rumah sadar betul siapa yang ada di depannya sehingga hanya mengikuti perintah Hibab ketika melihat bahasa isyarat dari pemuda tersebut.
“Papi terus saja menyebut nama kakak dalam doanya tiap hari tanpa ada rasa bosan sama sekali” Pilar mulai bercerita setelah mereka meninggalkan taman.
“Kakak hanya tidak tahu bagaimana papi terus berada di dalam mobil memperhatikan anaknya dari kejauhan ketika hidup di jalan tiap hari” Pilar mencoba bercerita sesuatu hal.
“Pernyataan bodoh” Hibab.
“Papi juga tahu kalau kakak ikut daftar di kampus milik pemerintah dan pertama kalinya Pilar melihat wajahnya berseri-seri” Pilar.
Adiknya bercerita banyak bagaimana seorang ayah yang dianggap tidak pernah memperdulikan sang anak, pada hal kenyataan sebenarnya berbanding terbalik dari realita di depan. “Tuhan, buat anakku lulus apa pun yang terjadi hingga suatu hari kelak dua kakinya bisa berjalan dengan senyum lebarnya yang selama ini tidak pernah bisa kuberikan sebagai ayah. Isi doa papi buatmu tiap malam” Pilar menatap serius kakaknya.
“Kakak tidak pernah tahu bagaimana dia berjuang di belakang layar meyakinkan beberapa pihak penyeleksi dengan caranya yang mungkin mustahil untuk dilakukan tanpa pernah semua orang menyadari hal tersebut” Pilar.
“Kenapa bisa?” Hibab.
“Papi diam-diam mengirimkan beberapa rekaman video kecil berisi kemampuan berpikir anaknya terhadap pihak penyeleksi waktu itu ketika kakak selalu saja dinyatakan gagal bahkan hampir-hampir tidak lulus” Pilar.
“Kenapa dia tidak pernah ingin berdiri di depanku?” Hibab.
“Apa kakak tahu bagaimana hatinya selalu saja hancur menatap foto anaknya yang dikatakan hilang, namun pada akhirnya kembali berjalan di sekitar area-area sulit ditebak oleh banyak objek?” Pilar.
“Papi berdiri berdiri tidak jauh dari tempatku di hari wisuda kakak. Air matanya tidak berhenti mengalir mendengar nama anaknya kembali disebut sebagai lulusan terbaik” Pilar masih bercerita banyak hal…
“Kenapa saya harus mendengar ceritamu?” Hibab.
“Papi juga tahu kalau anaknya sekarang sedang menjabat sebagai seorang menteri terbaik di negara ini di belakang layar” Pilar.
“Apa saya harus tertawa mendengar cerita Pilar?” suara hati Hibab berbisik…
“Bagaimanapun sifat kakak dan papi memiliki kemiripan, sama-sama tidak pernah ingin mengekspos banyak hal apa pun itu, memang terdengar kacau buatku” Pilar.
“Kau tidak kuliah? Kenapa kerjamu hanya menguntit di sekitar apartementku?” Hibab seolah mengalihkan pembicaraan.
“Pilar lagi libur” jawaban spontan Pilar.
“Kenapa kakak tidak bertanya Pilar kuliah dimana sekarang?” Pilar balik melemparkan pertanyaan.
“Kenapa saya harus tahu?” Hibab.
“Entahlah” Pilar tersenyum kecil.
“Pilar kuliah dimana?” Hibab seakan digempur rasa penasaran seketika.
“Hope & Dreaming Universty sama seperti kampus tempatmu kemarin” Pilar.
“Kau becanda” Hibab.
“Saya tidak sedang bercanda” menunjukkan kartu mahasiswanya.
Bagaimana bisa sosok Pilar masih tetap terlihat segar, cantik, kulit terawat ketika dinyatakan sebagai mahasiswa kampus tersebut? “Saya memiliki kemampuan cukup mencengankan, jadi, kakak jangan meragukan hal tersebut” Pilar.
“Anak manja sepertimu bisa lulus di kampus neraka?” Hibab membayangkan sifat adiknya ketika mereka masih tinggal serumah.
“Kalau anak punk bisa menjalani hidup di sana, kenapa sosok manja sepertiku tidak bisa melakukan banyak hal sepertimu?” Pilar.
“Rasanya sulit dipercaya” Hibab.
“Kalau kakak bisa berarti Pilar lebih bisa lagi, buktinya semua dosen memberi pujian terhadapku” Pilar.
“Sombong” Hibab.
“Apa kakak tidak ingin berbicara dengan papi?” Pilar mengalihkan pembicaraan.
Kata ingin mengumpat kisah sang ayah seperti hilang ditelan bumi olehnya. Sosok Hibab hanya butuh waktu untuk tersenyum ataukah berada dalam dekapan sang ayah. “Saya hampir tidak percaya kalau kakak memiliki seorang anak perempuan cantik” Pilar.
“Kenapa Pilar tidak pernah melihat mamanya?” Pilar.
“Zia, apa kau tidak ingin memeluk grandpa seperti impianmu selama ini?” Hibab segera berdiri di hadapan Zia.
“Tentu saja Zia mau” semangat Zia menyala-nyala seketika.
“Tapi, tunggu beberapa hari lagi” segera Hibab menarik tangan Zia keluar dari rumah besar itu.
“Karakter daddy kenapa jadi kacau begini?” pertanyaan Zia setelah berada di mobil. Mereka berdua meninggalkan Pilar seorang diri tanpa memberi alasan paling tepat. Hibab masih membutuhkan waktu untuk mencoba membangun sebuah hubungan bersama sang ayah. Bukan karena sang ayah tidak pernah perduli apa pun tentangnya, melainkan pemikiran orang tua memiliki banyak perbedaan ketika berdiri di hadapan anaknya.
13. Waktu itu akhirnya datang…
Hibab…
Hal terbodoh dari kenyataan tentang kehidupan seorang ayah. Kenapa juga saya harus mendengar cerita sebenarnya dari Pilar? Bukankah papi memang selalu membenci apa pun yang ada dalam jalan seorang Hibab? Apa rencana balas dendamku sekacau ini? Ingin menerkam hidup-hidup papi ketika berdiri di hadapanku bahkan membuatnya malu seolah hilang ditelan oleh bumi.
Flashblack…
“Apa saya memang bukan siapa-siapa di rumah ini?” suara histeris mami berteriak. Tiap hari hanya akan bercerita tentang pertengkaran antara papi dan mami tanpa memperdulikan sedikitpun perasaan anaknya. Kehidupanku tidak lagi bercerita tentang makna jalan hidup untuk menyeberangi lautan bersama orang tua, melainkan di tiap detiknya hanya berkata-kata tentang perjalanan alur persimpangan paling menyedihkan.
Papi tidak pernah memperhatikan keluarganya. Pulang hingga larut malam, ambisius menjalankan bisnis, bertengkar ketika berhadapan dengan mami, selalu menyalahkan keluarga sendiri, kata ingin melihat ke arahku tidak pernah terlintas dalam pikirannya. “Semua itu salahmu” papi memaki mami untuk hal paling mendetail.
“Kau laki-laki brengsek” tangan mami hendak mendorong tubuhnya ke lantai.
Ada banyak objek terburuk selalu saja terjadi. Kegiatan lebih gila lagi adalah mami lebih memilih berselingkuh bersama sahabat suaminya sendiri bahkan seolah tidak pernah perduli tentang anak semata wayangnya. Apa saya salah menginginkan mami membawa diriku berlari keluar dari sebuah istana iblis? Dia egois sama saja dengan papi selalu mencari kebahagiaannya sendirian. Seorang ibu akan selalu mendekap sekaligus menjadi sahabat anaknya, akan tetapi jalan ceritaku berkata lain.
Singkat cerita, mami meminta cerai dan memilih menikah sahabat suaminya. Apa di dasar hatinya masih terdapat rasa cinta buat anaknya? Tidak sama sekali. Menjalani kehidupan asing di sebuah rumah besar seolah menjadikan hati serta jalanku dingin sedingin es. Mereka berdua seakan tidak pernah ingin tahu tentang ruang dinding yang sedang tercabik-cabik oleh suatu kenyataan pahit. Mereka sudah memiliki keluarga masing-masing dan menghancurkan jalan seorang anak kecil sepertiku. Papi menikahi bekas teman kuliahnya hingga membuat Pilar terlahir dan membuat cerita hidupku makin memilukan.
“Saya benci melihat papi tersenyum terhadap keluarga barunya, sedangkan dia tidak pernah tahu dinding ruang hati anaknya tercabik-cabik begitu mengenaskan” suara hati berderu di antara pemandangan menyedihkan tiap harinya.
Kenapa saya harus lahir dari orang tua yang sama sekali tidak pernah peduli terhadap kehidupan anaknya sendiri? “Saya akan membuatmu malu berkeping-keping” rasa geram menyelimuti menatap ke arah pria iblis.
Kehidupan seorang Hibab mulai berantakan sejak saat itu. Anak berprestasi sepertinya hilang ditelan bumi dan mejadikannya iblis seutuhnya. Tinggal di jalan, melakukan hal-hal gila, menjadi preman, memakai asesoris menakutkan, berkelahi, keluar masuk tempat perjudian, dan masih banyak lagi kejadian menakutkan sedang bermain sambil menari di sekitar jalan ceritaku sekarang. Berulang kali papi bertengkar denganku sejak saat itu bahkan menyatakan rasa malu memiliki anak sepertiku.
Papi tidak pernah semarah ini terhadapku, namun ulahku membuatnya gerah hingga hancur berkeping-keping. Bahasa tubuh itu jauh lebih memuakkan hingga menyatakan nada balas dendam berada pada satu cerita berbeda. “Saya benci apa pun yang ada dalam dirimu” luapan emosional makin pecah seketika.
Flachblack…
“Balas dendam terbaik” tertawa sinis mengingat denyut irama kegeraman papi.
“Daddy, apa sesuatu terjadi denganmu?” entah sejak kapan Zia berada di kamarku.
“Kakak, apa kami melakukan kesalahan?” tiga kurcaci kembar berlari ke arahku.
“Kesalahan kalian terlalu banyak, understand?” menjawab tiga kurcaci kembar.
“Kakak cantik lagi menunggu daddy di ruang tamu” Zia berkata-kata.
“Perasaan acting kami bertiga jauh mengalahkan artis, lantas kenapa kakak cantik masih ngotot mau ketemu kakak?” tiga kurcaci kembar dengan gaya serentaknya memberi mimic wajah menggemaskan.
“Artinya kemampuan kalian bertiga diragukan karena 100% gagal, understand?” segera meninggalkan mereka.
Jujur, saya memang tidak pernah ingin Pilar berdiri di dekatku. “Saya hanya ingin menyerahkan kotak ini buat kakak” Pilar menyerahkan sebuah kotak berukuran cukup besar.
“Siapa tahu saja kakak berubah pikiran” Pilar menarik nafas panjang kemudian segera berjalan pulang meninggalkan apartement milikku.
Apa yang salah denganku? Saya masih belum tahu tentang cara berpikir jernih bahkan melupakan kisah masa lalu paling menyedihkan. Sebuah kotak berisi pakaian bayi, album foto, buku, bola masa kecilku, dan masih banyak lagi. Papi masih menyimpan rapi barang-barang milikku sejak masih bayi? “Papi akan selalu mendekapmu apa pun yang terjadi” saya benar-benar lupa pernyataan tersebut. Sepucuk surat berisi satu kalimat ditulis buatku ketika usiaku baru saja tahun ke-5.
“Rekaman senyuman ayah tertawa lebar berlari ke arahku bahkan tidak membiarkan kakiku tersandung batu sedikitpun” memutar satu memory cerita masa lalu. Saya benar-benar melupakan isi dari rekaman tersebut…
“Apaan ini?” menyadari sesuatu dari video tersebut.
Rekaman tersebut berisi memoriku ketika masih terbilang kecil, namun terdapat pula sebuah rahasia besar hubungan terlarang mami bersama seseorang. Kemungkinan objek itulah menjadi pencetus pertengkaran kedua orang tuaku tiap harinya tanpa jedah iklan sedikitpun. Papi hanya diam seribu bahasa dan berusaha mengalihkan diri dengan bekerja hingga larut malam.
Bertahan hanya demi seorang anak kecil bahkan berjuang menutup aib sang istri. “Bodoh” rasa-rasanya saya ingin menangis sejadi-jadinya menyadari sesuatu hal. menganggap papi seorang iblis paling mengerikan, namun kenyataan sebenarnya adalah mami lebih dari kata tadi.
“Jadilah seperti air tidak mahal, tetapi selalu hidup dan tetap berharga” tulisan papi pada sebuah baju kaus kesayanganku ketika usiaku masuk tahun ke-7.
“Daddy” Zia membuatku kaget seketika.
“Apa Zia mau bertemu kakek terbaik di seluruh dunia?” menatap ke arah Zia dengan tatapan serius.
“Jangan membodohi Zia lagi” Zia membalas kalimatku.
“Apa kami bertiga tidak diajak bertemu kakek terbaik?” suara kurcaci kembar menyadari percakapan kami berdua.
“Tentu saja kalian boleh ikut” menjawab mereka sambil mencari kunci mobil.
“Ini yang daddy cari?” Zia menyerahkan sebuah kunci.
“Kalau begitu ayo berangkat sekarang juga!” berujar terhadap mereka.
Kegiatan menyanyi mereka sepanjang jalan sepertinya tidak pernah absen sedikitpun. Kenapa juga saya membiarkan kurcaci kembar lebih memilih tinggal di apartementku dibanding kakak kandungnya sendiri. “Wow, sebelas dua belas ma istana kakak walikota tengil” kurcaci kembar terus saja histeris melihat pemandangan di depan mereka.
Kenapa wajah seluruh pelayan rumah terlihat sedih? “Papi” segera berlari mencari kamar pemilik rumah besar.
“Kau akhirnya datang juga setelah sekian tahun” suara seorang wanita terdengar jelas di telingaku.
“Papimu berada di rumah sakit dan sedang menjalani pengobatan serius” wanita itu histeris menangis seketika. Rasa sayangnya terhadap papi memang benar-benar tulus. Apa saya salah menginginkan perhatian papi hanya buatku seorang? Kakiku segera berlari meninggalkan rumah besar tersebut menuju sebuah rumah sakit paling elit di kota ini.
Tubuh papi terbaring lemah di atas sebuah tempat tidur pasien. “Balas dendamku masih belum sukses” pernyataan pertama setelah berada di sampingnya.
“Kau masih belum mengajariku alur cerita di antara permainan jalanan terjal, tetapi memberi nilai” tangisku pecah seketika seperti seorang anak kecil.
Air mata itu tersimpan kuat jauh di dalam sana, pada akhirnya memunculkan dirinya ke permukaan. Pria tua masih belum terbangun dari tidur lelapnya setelah berjuang penuh dalam kamar bedah beberapa jam lalu. “Tuhan, beri saya kesempatan berada dalam dekapannya” jeritan hati seorang anak terhadap sang pencipta.
Saya tidak menyangka kalau seluruh personil wah wah wah berada di rumah sakit. “Kami semua bersama denganmu” sang presidenpun tidak ketinggalan berada di rumah sakit menunggu papi bangun dari tidurnya.
Mereka semua berjaga semalaman bersama denganku. “Kau tidak sendirian” kakak penulis juga berada di sini.
“My brother selalu berbeda dari orang di sekitarnya, berarti untuk sekarangpun pasti beda saja” Mekn mendekapku.
“Mama bilang kalau ternyata semangat hidup orang tua jauh lebih kuat waktu lagi berjuang mendapat senyum terbaik dari anaknya” Zia Shana berkata-kata sambil menepuk bahuku.
“Tidak mungkin juga papimu pergi begitu saja, pada hal senyum terbaikmu masih tertahan di dalam sana” dia berbisik kembali sekitar gendang telingaku.
“Manusia dingin pasti bisa menarik kuat tali di alam tidur papimu dengan satu sentuhan doa dari kami semua” walikota tengil tersenyum ke arahku.
“Dinamika hidup memang seperti yang sedang kau jalani, percaya tangan sang pencipta akan membuatmu menjadi pemenang” mister Harok tetap berada di sampingku menantikan papi bangun dari tidur, sedang yang lain berjaga di luar.
“Maaf membuatmu sakit” kalimat pertama papi terdengar olehku.
“Papi” segera memegang kepalanya.
“Ternyata dia mengigau” mister Harok.
“Artinya papi bisa bangun” harapan itu seperti berteriak seketika. Seluruh dokter dikerahkan oleh presiden untuk memeriksa kembali kondisi papi.
“Lihat tangannya bergerak” tangan Pilar menunjuk sesuatu.
Penyakit jantung papi kembali kumat hingga membuatnya harus menjalani perawatan serius. “Kau disini” suara papi terdengar di telingaku.
“Apa saya bermimpi? Saya tidak ingin terbangun kalau semua ini hanya mimpi” papi membelai wajahku.
“Maaf membuat hatimu hancur” tangisku pecah kembali.
“Saya tidak pernah melihat manusia dingin menangis kacau seperti sekarang” mister Harok menggeleng-geleng kepala.
“Kau memang beda” Zia Shana menepuk bahuku.
“Daddy, apa kakek sudah bangun dari tidur?” Zia memeluk erat tubuhku.
“Ini bukan mimpi” papi segera menyadari sesuatu.
Papi akhirnya pindah ruang perawatan dan tidak lagi berada di ruang ICU. Tiap hari mereka semua tidak pernah absen berkunjung ke rumah sakit. Pertama kalinya melihat senyum papi terlihat natural tanpa rasa tertekan. Saya ingin balas dendam, akan tetapi cerita itu hilang ditelan bumi.
“Kakek tua, apa kami bisa tinggal di rumah besar milikmu?” kurcaci kembar tidak ingin berpisah.
“Tentu saja boleh” jawaban papi penuh semangat.
Kegiatan tergila dari papi setelah keluar dari rumah sakit adalah bermain seperti anak kecil bersama tiga kurcaci kembar dan tentunya Zia. Pilar sendiri harus kembali menjalani masa kuliah di kampus neraka. Kakak penulis kembali meninggalkan negara ini untuk menjalani alur ceritanya di luar sana. Mekn adiknya sekarang sudah menjadi wakil menteri parawisata untuk menciptakan banyak terobosan terpenting di sekitar bidangnya.
“Buku terbaru milik kakak Zia sudah keluar” kurcaci kembar segera berlari menarik tangan papi mencari toko buku terdekat.
Dia memang penulis dengan pemikiran khusus ketika mengungkapkan satu objek melalui sebuah alur cerita. “Kenapa ceritanya tentang pemerintahan?” celetuk si’kembar.
“Ga ada cerita anak-anak apa?” kalimat mereka kembali.
Saya yakin kalau dia memang sengaja memainkan cerita berbasis pemerintahan dalam sebuah karya novel untuk membuat prank terhadap para pejabat. “Sengaja memasukkan tokoh presidennya seorang perempuan dengan karakter berbeda segala biar seluruh tokoh-tokoh penting tidak bisa tidur berhari-hari karena berpikir aneh-aneh” bergumam dalam hati.
“Mereka pasti sudah membaca cerita ini dan entahlah” menarik nafas panjang.
“Apa kau sudah membaca tulisan terbaruku?” sebuah pesan email masuk.
“Yes” jawaban singkat.
“Saya tahu dia sengaja memasukkan banyak pemikiran-pemikiran di dalamnya karena ingin menarik perhatian banyak pihak penting dari luar maupun dalam” berkata-kata seorang diri.
“Kalau negara sendiri merendahkan bahkan menolak pemikirannya, tentu pihak luar tidak hanya menginginkan cerita novelnya melainkan segala jenis skil di beberapa bidang untuk mengembangkan satu area penting” merenung tentang cerita terbarunya.
“Benar-benar cerita menjebak” menulis sebuah pesan menohok buatnya.
“Anggap saja seperti itu” balasan darinya kembali.
Hal yang tidak terpikirkan sama sekali adalah mengungkapkan satu cerita objek bersama variasi jebak-menjebak di dalamnya. “Seorang penulis novel harus mampu menciptakan alur berbeda-beda dan tidak pernah sama dari cerita sebelumnya” pesan masuk dari sang penulis.
“Memang kenapa?”
“Kalau cerita kemarin dan sekarang sama artinya si’penulis gagal memberi terobosan baru, pada hal sejatinya pekerjaan seperti inipun sama seperti menjadi manusia ilmuwan ataukah berada di dunia arsitek” ka’Zia sang penulis.
“Apa kakak pernah ditertawakan karena tulisan tidak memperlihatkan hasil, membuat orang mengantuk, dan lain sebagainya?”
“Semua orang pasti akan mengalami hal tersebut. Namanya ditertawakan, mendapat penolakan, direndahkan, tidak mendapat dukungan siapapun, lain sebagainya tentang hal-hal buruk sudah sering terjadi bahkan tiap saat” ka’Zia.
“Tapi, seni berlari mengejar mimpi ada pada kata-kata tadi untuk membentuk iramanya tersendiri” ka’Zia. Pernyataan di luar dugaan ketika sepasang kaki sedang melakukan pendakian untuk memegang bintang.
14. Senyum Terbaik…
Api itu sepertinya selalu saja tersenyum menatap satu jalan tidak terduga. Pertanyaan demi pertanyaan berkobar-kobar ketika sedang berada dalam satu nyala api. Apa yang bisa diperbuat oleh kata kerja dengan nada irama yang selalu saja menghubungkannya terhadap istilah kobaran api?
Setahun kemudian…
“Kau tidak bisa bermain-main pada terhadap sistem generasi sekarang” Hibab si’menteri sibuk dalam kegiatan langsung menjadi pengajar seluruh tenaga pendidik.
“Ternyata dua bola matamu tidak pandai mencari celah-celah tertentu bahkan paling terpenting seputaran dunia anak sekarang” menggeleng-geleng kepala menatap salah seorang pendidik.
“Coba jelaskan defenisi kata Walking together antara dunia pendidik dan bibit generasi sekarang!”
Tangan sang menteri memang begitu lihai menjebak banyak tenaga pendidik untuk mencari tahu titik kelemahan mereka. Hampir sebagian besar menjalani proses pelatihan khusus yang dibagi menjadi beberapa golongan tingkatan. “Temukan metode paling tepat, tetapi tidak menekan banyak anak untuk mengembangkan kualitas kemampuan mereka!” kembali berkata-kata dalam sebuah ruang praktek…
Program pelatihan khusus bagi tenaga pendidik mendapat persetujuan dari sang presiden dan telah dijalankan beberapa waktu lalu setelah persiapan yang cukup menyita waktu. “Manusia dingin sepertinya lagi sibuk dengan pekerjaannya sekarang” pesan masuk walikota tengil memenuhi berandanya.
“Kau sendiri?” Hibab membalas pesannya.
“Cuma sedikit bersuara saja” balasan Tiaseb seketika.
Di tempat lain Tiaseb sendiri berjuang membangun satu kota kecil jauh dari ibukota. “Saya tidak boleh gagal menjadi seorang walikota” kata-kata tersebut berkumandang seolah menembus ke dalam sumsum tulangnya.
“Terapkan kembali kombinasi sistem dengan dua alur!” nada memerintah sang walikota tengil.
“Atur pengolahan variasi bertindak pada beberapa titik lemah pada bidang-bidang terpenting di sekitar daerah-daerah tadi!” memberi arahan ketika berada di lapangan.
Kisah cerita sang walikota di sebuah kota kecil memang memberi seni tersendiri. Siapa pernah menduga sosok sepertinya dapat beradaptasi terhadap banyak hal bahkan bermental baja menentang objek yang dikatakan tidak masuk akal sama sekali. “Saya sempat berpikir kalau my brother anak mommy” ledekan Mekn melalui video call.
“Manusia aneh” mimic wajah Tiaseb memperlihatkan nada kekesalan.
“Apa kau sudah mendengar gosip rahasia?” Mekn.
“Sepertinya saya tidak tertarik” Tiaseb.
“Terserah” Mekn.
“Tentang?” rasa penasaran Tiaseb mulai bergentayangan.
“Sebentar lagi saya akan menjadi ipar dari manusia dingin” tawa Mekn meledak.
“Kakak Zia ma manusia dingin jadian?” raut wajah Tiaseb terkejut mendadak.
“Bukan begitu, maksudku saya sukses mengejar adiknya Pilar” Mekn.
“Bagaimana bisa Pilar si’gadis paling cantik naksir ma manusia kacau sepertimu?” Tiaseb.
“Mata Pilar sepertinya rusak parah atau jangan-jangan kau pakai pelet apaan?” Tiaseb.
“Cukup dengan membawa nama Pilar dalam doaku tiap malam” Mekn.
Tawa Tiaseb pecah seketika mendengar jawaban tersebut. “Btw, Pilar belum lulus kuliah bahkan bisa jadi teman-teman kampus datang merebut dirinya dari tanganmu” Tiaseb.
“Lah kalau saya kuat berdoa bakalan tetap jadi milikkulah, emang situ bukannya memberi semangat malah menjatuhkan duluan” Mekn.
“Wajahmu sudah keburu tua kalau menunggu Pilar selesai kuliah terus mengabdi sebagai kepala desa” Tiaseb.
“Siapa bilang wajahku masih tetap mungil-mungil berhadiah” Mekn.
“Memang ga ada cewek lain apa?” Tiaseb.
“Memang ga ada” Mekn menjawab spontan.
Seorang Mekn memang sukses memainkan perannya sebagai seorang arsitek terbaik. Mengejar adik sahabat sendiri merupakan sebuah tantangan hidup. “Apa betul sosok Mekn ternyata seorang pedofil?” teriak Zia Shana tidak mengenal tempat. Dia berlari ke hadapan sahabatnya untuk mencari tahu gosip yang sedang beredar.
“Kok bisa yah sosok manusia dingin mau merestui hubungan terlarang semacam ini?” sindiran Zia Shana masih belum percaya.
“Bisalah” Mekn menjawan lantang.
Personil group Wah wah wah yang satu ini sedang sibuk menikmati peran barunya sebagai seorang jaksa di sebuah gedung Mahkamah Agung pusat. Dia tidak lagi berada di sekitaran dunia pengacara setelah penunjukan langsung dari sang presiden. Sosok Zia Shana memang selalu bisa mengekspresikan beberapa objek untuk menjebak banyak oknum tertentu. “Sudah dengar berita lain belum?” Zia Shana.
“Berita apaan?” Mekn sedikit kesal.
“Kau pasti tidak akan percaya” Zia Shana.
“Mister Harok dan ibu presiden sudah menikah” Zia Shana melanjutkan kalimatnya.
“Apa?” teriak Mekn menghebohkan seluruh penghuni gedung tempat dia bekerja.
“Beritanya memang ganaskan?” Ziia Shana.
“Lebih hancur dari berita lain” Mekn.
“Kenapa suaramu lebih mengerikan dibanding suara petir?” tiba-tiba saja Hibab manusia dingin berada di sekitar mereka berdua.
“Calon kakak ipar, silahkan duduk” Mekn berusaha bersikap lembut.
“Bisa-bisanya papi merestui hubungan terlarang kalian” Hibab.
“Kenapa bisa sosok Pilar mengekor seperti gadis bodoh di belakangmu?” Hibab masih belum percaya.
“Ternyata my brother belum mendapat restu seutuhnya dari manusia dingin,” tidak pernah disangka kalau sosok Tiaseb juga berada dalam gedung pencakar langit tempat Mekn bekerja.
“Kenapa kalian semua janjian berada di sini?” Mekn.
“Saya penasaran mendengar langsung kisah percintaan antara Mekn arsitek gila bersama Pilar si’gadis cantik” ledek Tiaseb.
“Bilang saja mati ketakutan…” Mekn.
“Mati ketakutan kenapa?” Tiaseb.
“Takut kalau-kalau manusia dingin menarik tangan si’jaksa duluan” sindir Mekn.
“Jaksa siapa?” Zia Shana memperlihatkan wajah penasaran.
“Gadis bodoh” Hibab.
“Jangan berpura-pura tidak mengerti perasaan mereka berdua” Mekn langsung menatap serius wajah Zia.
“Jangan membuatku mati ketakutan”Zia.
“Saya tahu sifatmu memang menyebalkan bahkan pakai kata banget, tapi mommy and daddy selalu memimpikan sosokmu menjadi menantu di rumahnya” Tiaseb seolah tidak mengenal tempat meluapkan sebuah pernyataan.
“Papi juga sepertinya lebih memilih manusia cerewet, kacau, heboh, berantakan seperti dirimu menjadi menantunya” Hibab manusia dingin pun langsung bereaksi.
“Mimpi apa saya semalam mendapat pernyataan cinta paling terburuk bahkan belum pernah ada dari personil group Wah wah wah?” Zia Shana.
“Mimpi apa juga saya semalam bisa menyukai manusia dengan nama pasaran dimana-mana?” Hibab.
“Saya juga mimpi apa semalam harus bersaing memperebutkan gadis paling terkacau di dunia sampai-sampai mommy daddy mengamuk tujuh keliling lagi?” Tiaseb.
“Di antara dua pilihan, tentukan pilihanmu dari sekarang” Mekn.
“Kalian memang manusia-manusia tidak waras” wajah merah padam sedang berkobar-kobar dalam diri sang jaksa.
“Jadi?” Mekn.
“Rasakan ini” Zia Shana segera menarik sepatunya…
#TAMAT#