PUZZLES & HOPE...
Bagian 1…
Sesuatu memulai sebuah alur tanpa batas
pada sudut persimpangan. Objek kata biasa bagi siapapun, tetapi memiliki sisi
nilai luar biasa di tiap variasi warna. Something, bisa dikatakan hanyalah
hiasan kata tidak begitu penting ketika terjadi dialog antara satu sama lain. Gemuruh
suara terdengar jelas dari banyaknya pintu di depan mata. Salah satu tangan
hendak menyentuh satu penyangga di antara sekian banyaknya penyangga pintu.
“Seseorang datang mencari anda” karyawan
restoran tersenyum manis di depanku.
“Siapa?” pertanyaan pertama…
“Pria berparas tampan” jawaban penuh
semangat darinya.
Saya tidak memiliki satupun kenalan pria
di kota ini sejak kedatanganku beberapa tahun silam. Pertanyaan sekarang adalah
siapa pria itu? “Dimana dia?” rasa penasaran muncul seketika.
“Dia sudah pergi” nada suara terdengar
kecewa.
“Tapi pria berparas tampan menitipkan
sebuah kotak sederhana buat anda” melanjutkan kembali kalimatnya.
“Something” satu ejaan kata tertulis
manis pada bagian luar kotak tersebut.
“Orang itu lari kemana?” tersadar
sesuatu.
“Entahlah” jawaban tersebut yang memang
kuinginkan sejak dulu…
“Kenapa begitu sakit?” suara hatiku
berbisik seorang diri.
Duduk termenung di bawah sebuah pohon
besar bersama hembusan angin sejuk yang seolah menyadari sesuatu dalam diriku.
Bayangan masa lalu mulai berteriak keras setelah sekian tahun diam membisu
dalam sebuah ruang sekitar jalan hidupku. Entah kenapa orang tuaku memberi nama
seperti ini, tetapi apa pun alasannya saya akan selalu berterimah kasih
terhadap mereka…
FLASHBACK…
Suara hentakan music terdengar keras
seolah menambah kenikmatan dunia gemarlap malam. Kehidupan terbaik yang pernah
ada adalah manari dalam suasana riuh diiringi ratusan botol minuman beralkohol.
Berpakaian seksi merupakan hal paling wajar hampir sebagian besar wanita di
seluruh dunia. Hanya manusia bodoh yang terus mempertahankan argument busana
seksi terlebih bikini bukanlah objek tidak normal ataupun menjijikkan. Kembali
lagi terhadap pribadi masing-masing bagaimana cara menanggapi situasi.
Hidup tanpa pakaian terbuka rasanya
begitu hambar bahkan sepertinya saya kehilangan sesuatu. Hal terindah bagi
seorang wanita adalah memamerkan pada seluruh dunia tentang keindahan bentuk
tubuh tersempurna hingga membuat semua orang begitu iri. Ada banyak kaum hawa
di luar sana tidak segan-segan mengeluarkan uang hanya demi mendapat bentuk
bibir, payudara, bokong terseksi.
Saya paling benci menjalani kehidupan
super alim. Ketika berada di tengah keramaian tentu karakter sensual jelas-jelas
tergambar pada diriku. Bukan Hope namanya kalau tidak bisa menonjolkan sesuatu
paling terseksi dari kehidupannya. Seorang pelacur kelas kakap memang harus
memiliki kehidupan seperti ini. Nilai jual sebagai wanita penghibur akan turun drastic
andaikan tidak dapat menonjolkan jenis lekuk tubuh terseksi. Yah, sesuai
pemikiran kalian kalau jenis pekerjaanku ternyata melayani para pria hidup
belang dari setiap penjuru.
Berjudi, mabuk, pelacur, dan masih
banyak hal terkacau sedang mengikat kuat jalan hidup seorang perempuan bernama
Hope Reiko. Rantai kegelapan itu terus saja mencengkram di tiap hembusan nafas
bersama cerita-cerita menerkam di dalamnya. Tertawa keras tanpa batas hingga
segala sesuatu hanya berbicara tentang belenggu gelap. Seluruh tubuh dikendalikan
olehnya dan apa pun alur hidup tentu lukisannya berkata-kata tentang jurang
terdalam diantara sekian banyaknya jurang.
“Tubuhmu benar-benar seksi” pria
berbadan tambun menikmati setiap lekukan tubuhku.
“Nikmati saja sayang” saya sedang berada
di atas tubuhnya tanpa sehelai benang…
Goncangan malam menderu sangat hebat
sama seperti kenikmatan bersama pria di hadapanku. Wanita pelacur kelas kakap
sepertiku harus bisa menciptakan sebuah perbedaan ketika sedang melayani pria
hidung belang. Nilai jualku bisa saja turun bahkan tidak akan menjadi perhatian
si’pemakai andaikan saya tidak bisa memainkan sesuatu objek. Keadaan menyatakan
rantai belenggu jauh lebih kuat bermain dibanding apapun juga di sekitar jalan
kehidupanku. Apa saya bahagia menikmati alur hidup seperti sekarang?
“Seseorang mencarimu di luar sana” Okimi
teman sekamar sekaligus sahabat dalam dunia pelacuran lebih tepatnya mengetuk
pintu kamar.
“Sebentar” rasa malas hinggap begitu
saja pada hal waktu menunjukkan panas terik matahari di luar sana.
“Siapa sih siang-siang begini datang
tanpa diundang” rasa jengkel terlukis jelas.
“Siapa?” pertanyaan dengan rasa kesal
ingin memakan hidup-hidup orang di luar sana.
“Mana saya tahu” Okimi berkata-kata cuek
senada memainkan batang rokok di jarinya.
Berusaha mengintip di balik jendela
hingga membuat terlihat jantung seketika. Salah seorang pejabat sekaligus
klienku semalam menyadari tempat tinggalku. Habis sudah kisahku hari ini.
rasa-rasanya saya ingin menceburkan diri ke dalam laut saja. Tanganku memang jahil
semalam, mencuri salah satu kartu miliknya setelah dia tertidur lelap. Mau apa
kemari? Jangan-jangan mencari kartu miliknya?
“Eh bapak kok bisa tahu alamat rumahku?”
berpura-pura seolah saya tidak menyadari sesuatu tentang perbuatanku semalam.
“Saya tahulah alamatmu kemanapun kau
pergi” balasan orang itu.
“Lantas?” pertanyaan kembali
terhadapnya.
“Saya juga tahu kalau wanitaku berhasil
mencuri salah satu kartu di dompetku semalam” pernyataan menyindir darinya.
Saya harus mengikuti keinginan pejabat
tersebut akibat tindakan pencurian semalam suka maupun tidak. Gemar mengoleksi
barang-barang brand ternama merupakan ciri siapapun termasuk kehidupanku
pribadi. Kebutuhan financial menjadi penyebab utama kisah cerita seorang Hope
berbeda dibanding orang sekitarnya. Semua orang bisa saja berkata kalau jalan
yang sedang saya jalani merupakan sebuah jurang tergelap, tetapi tidak buatku.
“Goyanganmu sangat sensual” berada di
atas ranjang bersama salah satu tokoh pria hidung belang lain malam ini.
Seperti biasa jalan ceritaku hanya berkata-kata
tentang dunia pelacuran tiap detik tanpa rasa ingin berhenti sedikitpun.
Kelebihan terbaik Hope hanya ada pada kata cantik dan memberi kenikmatan
ranjang paling agresif. Minimal, saya bukan wanita munafik seperti kebanyakan
orang di luar sana. Hal paling bernilai bagi hidupku hanya bercerita tentang
tumpukan uang.
Pada suatu ketika saya harus kembali
melayani salah satu pejabat. Rencana busuk dalam pikiranku sudah mulai berjalan
dengan baik. Mencuri sejumlah uang bersama kartu-kartu miliknya berhasil
kulakukan. Tiba-tiba saja dia terbangun dari tidurnya dan mengejarku
habis-habisan. Mengendarai mobil miliknya menjadi alternative untuk melarikan
diri. Terjadi kejar mengejar di antara banyaknya mobil.
Keluar meninggalkan mobil tersebut
sampai saya berada di sebuah terminal. Bersembunyi dalam sebuah mobil lain. Entah
bagaimana cerita saya sudah berada dalam sebuah kapal menuju sebuah kota. Beberapa
hari harus diam-diam mencuri makanan di dapur
karena kelaparan. Beberapa mobil keluaran terbaru menghiasi salah satu
ruang kapal itu. Setelah bersandar, saya akhirnya berusaha mencari cara untuk
keluar tanpa sepengetahuan mereka.
“Akhir bebas” teriakku setelah berhasil
keluar. Tiba-tiba saja sebuah motor menghadang jalanku hingga saya jatuh
pingsan seketika. Ternyata saya sudah berada di rumah sakit ketika tersadar
dari pingsan tadi.
“Dimana tasku?” sangat takut kalau-kalau
hasil jarahanku dijarah orang lain.
“Barang anda aman” seorang suster
menunjuk sebuah laci kecil.
Beruntung saja mereka belum sempat
membuka isi tasku. Bisa-bisa saya masuk penjara andaikan menghubungi seseorang.
Tas milikku memiliki sebuah penyimpanan rahasia sehingga siapapun tidak menyadari
semua itu. Biasanya sih seseorang terpaksa membongkar isi dompet demi mencari
identitas korban kecelakaan. Tiba-tiba saja perhatian teralih pada sosok wanita
karena ruanganku kami bersebelahan. Kenapa wajahnya sangat mirip…?
Bagian 2…
Seseorang sedang berjuang di sebuah
ruang rumah sakit sambil menahan sakit. Siapa dia? Kenapa wajahnya benar-benar
mirip denganku? Lebih kacau lagi adalah anak laki-laki berusia 5 tahun berdiri
di luar pintu ruang tersebut. Dia kembali tersenyum lebar keesokan harinya
setelah perjuangan menahan rasa sakit karena kemo berkepanjangan kemarin.
“Kenapa juga saya peduli dengannya”
tertawa sinis menyaksikan senyuman salah satu penghuni rumah sakit dengan wajah
yang benar-benar mirip denganku.
Anak laki-laki itu ternyata anaknya,
wajar saja tetap setiap menemani sang mama di rumah sakit. Berusaha terlihat
kuat depan sang buah hati menjadi ciri khasnya selama di sini. “Saya benci
berkelakuan seperti ini” memukul kepala sendiri jauh dari tempat mereka
bermain.
Di depan sang anak tidak pernah
sedikitpun menampakkan satu kesakitan luar biasa, tetapi ketika kembali berada
pada ruang sudut tersebut semuanya berbeda. “Jagoan mama selalu saja seperti
ini,” dia tersenyum memeluk anaknya penuh kehangatan.
Andaikan hidupku bisa seperti dirinya?
Kenapa juga saya ingin hidup mirip dengannya, pada hal sebentar lagi wanita itu
akan mati. Apa pun jalanku sekarang bukanlah sesuatu hal yang harus disesalkan.
Bersyukur menjadi seorang pelacur kelas kakap merupakan hal wajar-wajar saja.
Belum tentu juga dia bisa seperti saya dalam hal melayani pria penuh kenikmatan
seksual.
“Jagoan mama akan tetap terlihat kuat”
seolah-olah pernyataannya mengisyaratkan tentang kepergian dirinya sebentar
lagi.
“Bagaimanapun situasi di depan, tentu
jagoan mama tidak akan pernah bisa meneteskan air mata sekalipun” mendekap
hangat anaknya di sekitar taman rumah sakit.
Pintu kematian tidak lama lagi
memisahkan jalan hidup mereka berdua. Minimal, kalau saya mati keadaan akan
baik-baik saja dibanding dirinya karena meninggalkan anaknya seorang diri.
“Anda siapa? Kenapa terus saja mengintip seperti pencuri?” suara seseorang
mengejutkan diriku sekarang.
Hal lebih memalukan lagi adalah wanita
itu menyadari keberadaanku. “Saya merasa keganjilan disini” dia berusaha
mencari tahu apa salah antara kami berdua.
Kemiripan wajah itulah menjadi factor
keganjilan buatnya. “Anda belum menjawab pertanyaanku” dia berujar kembali.
“Saya hanya salah satu penghuni rumah
sakit yang lagi numpang lewat sekitar taman” jawaban terbata-bata.
“Maaf, saya harus pergi” berusaha
berlari meninggalkan mereka.
Hampir saja ketahuan olehnya. Entah
kenapa, saya selalu diam bersembunyi bahkan tertarik melihat kisah antara ibu
dan anak tadi beberapa hari belakangan. Apa yang salah denganku? Pelacur kelas
kakap sepertiku merindukan suatu jalan hidup berbeda. Bagaimanapun juga kisah
ceritaku akan tetap sama yaitu akan selalu berada di dunia pelacuran.
Saya bisa merasakan dia berusaha menahan
rasa sakit di ruang sana. “Kau harus kuat demi jagoanmu” tiba-tiba saja kakiku
berjalan masuk di tempat dia berbaring. Memegang kuat tangannya seolah ingin
memberi satu semangat, sedang anaknya sendiri tertidur lelap pada salah satu
kursi panjang di taman rumah sakit.
“Jagoanmu masih terlalu kecil” ujarku
menatap dirinya.
“Jadi, jangan mati walaupun pintu maut
berusaha membawahmu pergi” terus saja memegang kuat tangannya sepanjang hari.
Dia mengidap kanker darah stadium akhir
hingga membuatnya harus terus menjalani perawatan rumah sakit. “Something” satu
kata terdengar manis di sekitar telingaku.
Ternyata saya ketiduran di sampingnya
dan baru tersadar. “Namamu siapa?” pertanyaan selanjutnya setelah saya
terbangun.
“Saya Rie Tabera, panggil saja Ri” dia
kembali berkata-kata.
“Hope Reiko” jawaban spontan buatnya.
“Tidak begitu juga kali” tawanya meledak
seketika.
“Saya baru menyadari keganjilan antara
kita berdua” Ri.
“Keganjilan?” keningku berkerut seketika.
“Wajahmu dan wajahku benar-benar mirip
bagai pinang dibelah dua” Ri akhirnya menyadari kemiripan wajah kami.
“Wajah bisa saja mirip, tapi hidupmu jauh
berbeda denganku” sedikit menggaruk-garuk kepalaku.
“Tunanganku pasti tidak percaya kalau
ternyata seseorang memiliki kemiripan waajah denganku” terkejut mendengar
kalimatnya.
Berarti dia janda yang lagi tunangan
dengan seorang pria. Hebat sekali hidupnya. “Apa tunangan anda berkepribadian
baik terhadap siapapun?” pertanyaan bodoh.
“Lebih dari ucapanmu” Ri.
Hal tergila lagi adalah tidak seorangpun
anggota keluarganya tidak menyadari keberadaannya selain jagoan kecilnya di
luar sana. Tunangan Ri juga belum tahu kebenaran tentang satu kenyataan pahit
tentang penyakit yang sedang di derita. “Dia benar-benar pandai berakting”
bisikan hatiku berkata-kata sendiri tiap mendengar percakapan Ri dan seseorang
melalui saluran telepon android.
Jagoan kecilnya pun hampir saja tidak
menyadari sesuatu yang sedang menimpa dia. Bercerita banyak hal terhadapku
bahkan saya harus menjadi pendengar setia apapun curhatan darinya. “Tanpa saya
sadari ternyata anakku sudah berada di dalam mobil ketika hendak menuju rumah
sakit” Ri berkata-kata seolah masih belum bisa menerima kenyataan kalau sang
jagoan menyadari satu rahasia.
Kepribadian dengan sikap selalu ingin menutup
rapat tiap detik penderitaan dalam hidupnya. “Manusia bodoh” tertawa sinis
memandang Ri yang sedang tertidur lelap. Saya tidak mungkin bisa hidup kacau
seperti dia. Diam menikmati jalan cerita menyiksa seorang diri terdengar
menakutkan.
Kenapa saya selalu ingin berdiri di
sampingnya? Perempuan pelacur bernama Hope berasa ingin terus dan terus
mendengar setiap cerita sosok wanita semacam dia. Gaddiel anaknya jarang bahkan
tidak pernah sekalipun memperdengarkan suaranya. Jalan hidup memiliki kisah
bersama jurang paling gelap di antara sekian banyaknya jurang tergelap.
Entah kenapa saya benar-benar menyukai
seseorang dengan jalan hidup berbeda denganku. Terdampar di kota ini karena
sebuah jebakan oleh salah satu pria hidung belang membawa satu cerita lain.
“Apa saya bisa meminta bantuanmu? Sekali saja” Ri berkata-kata menatap serius
ke arahku.
“Bantuan?” keningku berkerut seperti
biasa.
“Jadilah diriku andaikan Tuhan
membawahku ke rumahNYA” Ri.
“Ta…ta…ta…pi”
“Saya Cuma bilang seandainya, tapi kalau
Tuhan masih menahanku disini ya tidak mungkinlah seorang Hope mengambil
posisiku” Ri.
“Kenapa kau harus menyembunyikan
penyakitmu dari mereka?” pertanyaan tersebut spontan keluar.
“Di rumah ada mama dengan kondisi
lumpuh, sedang papa memiliki penyakit jantung kalau mereka sampai tahu tentu
keadaan lebih buruk akan berbicara seketika” Ri.
“Rei adik perempuan kecilku pasti sulit
menerima kenyataan pahit tentang kakaknya” Ri masih menjelaskan alasan dari
pertanyaanku tadi.
Dia memiliki keluarga lengkap yang
selalu memberi cinta buatnya. Apa salahnya Hope si’perempuan pelacur berada di
tengah keluarga seperti itu? Berarti saya menginginkan kematian Rie?
Bagaimanapun saya memiliki jalan sendiri dan akan selamanya disebut sebagai pelacur
kelas kakap. Saya bukan Rie itulah kenyataan buatku.
“Dokter, pasien kamar 101 kesulitan
bernafas” teriak salah satu perawat di luar sana.
Sontak, saya segera melompat dari tempat
perbaringan berlari keluar. Dia kritis? Bukan ini yang kuinginkan tentangnya.
Diel jagoan kecilnya seperti biasa diam mematung menatap ibunya. “Selamatkan
dia” entah kenapa tiba-tiba saja tanganku memegang lutut seorang dokter dalam
ruang tempat Rie berbaring.
“Kumohon, selamatkan dia” bagaimana bisa
saya menangis pertama kali seperti sekarang sambil berlutut mengemis demi
seseorang yang baru saja kukenal.
“Saya hanya manusia biasa sama sepertimu
bukan Tuhan” pernyataan sang dokter menepuk pundakku.
“Dia punya keluarga di luar
sana”kata-kata dalam isakan tangis…
“Pikiran Tuhan dan manusia berbeda.
Manusia ingin jalan A, tetapi Tuhan memiliki pemikiran tersendiri sehingga
memilih jalan B” kalimat sang dokter.
“Tapi dokter” masih belum bisa menerima
kenyataan.
“Ucapkan sesuatu buatnya sebelum dia
pergi!” ucapann dokter lagi…
Kenapa juga saya menangis keras buatnya?
“Saya mohon jangan pergi” isak tangisku di samping tempat Rie berbaring.
“Pertama kalinya memiliki teman
sepertimu, tidak tahu kenapa saya selalu ingin mendengar tiap lembaran
ceritamu” ungkapan perasaan seorang perempuan pelacur.
“Hope, malaikat berbaju putih tersenyum
ke arahku” Ri berkata-kata hangat.
“Bagaimana dengan Diel? Apa kau tegah
menyakiti anak kecil seperti dia?” teriakanku.
“Anak mama pasti kuat” Ri masih berusaha
menggenggam tangan jagoan kecilnya.
“Tuhan tahu objek terbaik buatku, jadi
saya harus siap menerima apapun itu” Rie.
“Saya benci kata-katamu” membalas ucapan
Rie.
“Tapi saya menyukaimu” senyum Rie
sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Kehidupan macam apa ini? Dia pergi tanpa
rasa bersalah sedikitpun. Seluruh anggota keluarganya tidak menyadari berita
tentang kepergiannya kecuali Gaddiel. Hal terkacau lagi adalah jagoan kecilnya
hanya diam seribu bahasa tanpa meneteskan air mata sekalipun. Anak usia lima
tahun memiliki kepribadian aneh? Tidak pernah berbicara seolah kehidupannya
berada dalam dunia kebisuan tanpa suara.
“Saya memang jahat karena ingin
mengambil peran mama Diel” memeluk jagoan kecil di depan makam Rie Tabera.
“Diel boleh melarang sambil mengamuk
atau memukul, terserah” berbicara kembali.
Hal terbodoh adalah jagoan kecil Rie
hanya diam membisu tanpa melakukan apa pun. Manusia pelacur sepertinya akan
berpindah haluan untuk sementara waktu. “Diam berarti Diel tidak akan pernah
membongkar rahasia saya di hadapan semua orang” menatap anak laki-laki itu
dengan serius.
“Diam berarti setuju” sekali lagi
kembali membawa sang jagoan masuk dalam dekapan seorang perempuan pelacur.
Jagoan kecil menyerahkan sebuah kotak
milik ibunya ke tanganku. Sebuah handphone bersama buku kecil berisi catatan petunjuk
segala rutinitas dari Rie setiap harinya. Dia sudah mempersiapkan sehari
setelah perkenalan kami. Apa ini pertanda Diel siap menutup keras rahasia
antara kami berdua? Kenapa juga ibunya membuatku berada dalam kesulitan seperti
sekarang? Sampai detik terakhir nafasnya sekalipun, dia tidak pernah tahu ruang
gelap di sekitar jalan hidupku.
Saya akan berhenti menjadi wanita
pelacur untuk sementara waktu sampai batas yang tidak ditentukan. Hope, wanita
pelacur harus bersemangat jalani objek terbaru di depanmu. Kami berdua
meninggalkan rumah sakit dengan sebuah cerita baru. Berada dalam bis sambil
merenung tentang situasi lain membuatku ingin tertawa sinis. Tunangan Rie
ternyata benar-benar tampan sampai jantungku tidak berhenti berdetak. Hanya
dengan melihat galeri handphone milik Rie, seolah menyatakan sesuatu…
“Calon papa Diel lebih dari kata tampan”
menepuk-nepuk bahu jagoan kecil.
Jagoan kecil selalu diam seribu bahasa
tanpa berkata-kata. Seolah bisu memang kata paling tepat melukiskan jalan
hidupnya. Kode pin handphone android milik Rie tertulis rapi di bagian halaman
terdepan buku kecil di tanganku. “Ri, cepat pulang yah” sebuah pesan singkat
masuk pada salah satu aplikasi media social miliknya.
Seluruh anggota keluarga berpikir kalau
Rie hanya berlibur di sebuah kota bersama sang jagoan. Mereka semua tidak
pernah tahu bagaimana Rie berjuang seorang diri di rumah sakit. Kenapa juga
saya mengikuti kemauan dia buat jadi dirinya? Seakan tidak ada sesuatu hal
sedang terjadi, itulah kenyataan dalam keluarga tersebut. Diel selalu diam
tanpa pernah meluapkan sisi emosional pada dirinya.
Kekacauan lain lagi adalah saya harus
membiasakan diri berpakaian sederhana bahkan serba tertutup ketika menjalani
rutinitas. Kehidupan semacam ini bukan bagian kisah sang pelacur. Jalan cerita
Hope tidak lagi berkata tentang kemolekan tubuh terseksi di antara semua
perempuan. Ratusan koleksi bikini milikku sepertinya harus tersimpan rapi di
lemari untuk beberapa waktu ke depan. Lipstick merah menyala tidak akan lagi
menghiasi warna bibirku mulai detik ini sampai batas waktu ke depan dan
tergantung keadaan.
Saya pasti merindukan bikini terseksi
berwarna merah menyala bagaika api bahkan siap membakar orang di sekitarnya. “Okimi,
tolong lindungi segala jenis bikini berharga di lemari kamarku” pesan singkat
buat sahabatku Okimi.
“Kau sekarang ada dimana?” balasan Okimi
tiba-tiba…
“Di suatu tempat paling jauh” balasku.
“Jangan menakut-nakutiku” Okimi.
“Intinya, jangan sampai seorangpun
mencuri koleksi bikini terseksi milikku” cetusku.
“Paling juga tuyul yang curi bukan orang
lain” Okimi.
“Jangan beritahu siapapun tentangku.
Satu lagi, tolong jaga baik-baik segala jenis koleksi bikini milikku” kata-kata
penekanan kembali.
Bayangan bikini memang hal wajar bagi
tiap kaum hawa tanpa terkecuali di kalangan kehidupan kami. Saya masih belum
membaca detail rutinitas kehidupan Rie gara-gara memikirkan koleksi bikini
milikku di rumah. Pintu gerbang terbaru sedang menanti satu cerita lain pada
sisi hidup Hope Reiko untuk beberapa saat. Tiba-tiba saja tubuhku tertidur
pulas sepanjang perjalanan setelah percakapan
pesan antara saya dan Okimi.
“Tapi
saya menyukaimu” bayangan kata-kata Rie bermuara begitu saja di alam mimpi.
“Kenapa
kau menyukai saya?” balasan kata tanpa sadar di alam mimpi tersebut.
Kata menyukai memberi makna mendalam,
tetapi dia tidak pernah tahu bagaimana saya terikat oleh sebuah belenggu. Tanpa
alasan tepat di akhir nafasnya dapat menyatakan nada kalimat seperti itu.
Terdengar bodoh jauh melebihi pemikiran terbodoh di dunia. Kenapa juga saya
ingin berada dekat di samping sang jagoan kecil? Kata Tanya kenapa membuat
jalanku terus saja terjebak di antara seluruh objek sekitar.
“Permisi” terdengar samar suara
seseorang.
“Anda sudah sampai tujuan” senyum
seorang pria paruh bayah. Ternyata Diel juga ikut tertidur pulas sepanjang
perjalanan bersama denganku…
Bagian 3…
Jalan itu bukan tempatku berlari, tetapi
seakan terdapat sebuah kekuatan untuk membuatku memainkan satu arena hingga dua
kaki terus saja terjebak di dalamnya. Pertanyaan terus saja berputar
mengelilingi deretan irama pada satu sisi. Mencekam merupakan objek terkacau
bahkan berteriak kuat jauh melebihi tiap sudut ruang hidup pribadi. Something menjadi
satu-satunya kata dengan makna mendalam sekaligus permainan banyak objek di
sekitar.
“Kenapa juga saya melakukan hal sampai
sejauh ini?” menepuk-nepuk kepala seperti orang kebingungan.
“Jagoan kecil lapar?” pertanyaanku
tiba-tiba setelah kami berdua berada di dalam sebuah taxi.
Seperti biasa dia hanya terdiam tanpa
berkata-kata. Karakter sang jagoan selalu saja bercerita tentang kebisuan
seakan suaranya memang benar-benar hilang ditelan bumi. “Kata mamamu menurut
buku di tanganku, sifatmu sedikit berkasus” menunjuk ke arah Diel.
“Kapan jagoan kecil memperdengarkan
suaranya?” wajah cemberut menatap Diel.
Dia tetap cuek bahkan tidak
memperdulikan pertanyaanku. Akhirnya kami berdua berada di sebuah apartemen
setelah perjalanan lelah hingga membuat tubuh ingin segera berbaring. Seorang
pria tua berdiri di depan pintu menatap ke arahku. Senyum hangat mendekap
tubuhku seolah memberi sesuatu objek bahkan saya sendiri terlalu sulit
melukiskan semua itu.
“Anak papa sepertinya lelah” kehangatan
pria tua sekali lagi membuat tubuhku tidak ingin lepas dari pelukannya.
Andaikan seorang Hope memiliki keluarga
utuh? Begini ya rasanya dipeluk oleh seorang ayah? Lantas, kalau pelukan ibu
gimana rasanya? “Ka’Ri” suara manis seorang gadis berlari ke tengah kami.
“Pasti dia adik Ri” desas desus hatiku
berkata-kata sendiri.
“Sangat cantik” satu kata paling tepat
buatnya.
“Ziza rindu kakak” bergelut manja.
“Kakak butuh istirahat” tegur pria tua
tadi maksudku papa Ri.
Mereka membiarkan saya berada di kamar
seorang diri, sedang sang jagoan tidur lelap di kamar milik Ziza. Memperhatikan
tiap isi kamar Ri dan menarik kesimpulan. Tidak ada hal menarik sedikitpun di
sini. Sebuah foto seorang pria tersenyum manis memeluk sang jagoan kecil
terpampang jelas di atas meja. Tunangannya lebih dari kata tampan menurutku
sampai detakan jantung Hope berirama keras sepanjang hari.
“Sadar diri Hope” menampar wajahku
berulang kali memakai tangan sendiri.
“Pakaian Ri benar-benar membosankan”
celotehku.
Sampai kapan saya harus membiarkan
bikini merah menyala paling terseksi tersimpan rapi di lemari milikku di sana?
Pemilihan pakaian Ri menyatakan rasa hambar bagi tubuh, roh, dan jiwaku. “Di
belakang lukisan terdapat sebuah ruang kecil dan sangat rahasia” membaca sebuah
kalimat pada halaman kedua dari buku kecil pemberian Ri.
“Jangan memberi tahu siapapun termasuk
anggota keluargaku tentang ruang kecil di sini!” seakan nada mengancam dari
tulisan tersebut.
Buku kecil pemberian Ri menjelaskan
tentang rutinitas kesehariannya bersama sebuah rahasia terpendam. “Seperti
menyimpan makna terpendam” bergumam sendiri memandang lukisan di depanku.
Mencoba mencari celah di balik lukisan tersebut merupakan satu petualangan.
“Harus memakai sandi” sedikit kesal.
“Hope” dua bola mataku terbelalak
membaca sebuah kata pada salah satu lembaran kertas di buku tadi. Saya tidak
pernah menyangka namaku menjadi penyebab ucapan Ri beberapa waktu lalu. Kata
sandi untuk membuka ruang kecil pribadi miliknya ternyata sama dengan namaku.
“Tapi
saya menyukaimu” pernyataan Ri terus
saja bermuara pada satu dinding ruang hidupku.
Terdapat computer, buku-buku, beberapa
pasang sepatu kets, kotak music, aneka resep disert, dan beberapa benda lain
yang masih belum terjamah oleh tanganku. “Nyalakan pelita kecilmu di satu
tempat tersembunyi hingga kau mulai menyadari sisi terbaik nilai hidupmu”
pernyataan seorang Ri kembali pada bagian tengah halaman buku kecil miliknya.
Saya baru menyadari rutinitas kehidupan
dirinya jauh berbeda dengan semua orang di luar sana. Dia memiliki sebuah akun
bahkan hingga detik sekarang seorangpun tidak pernah tahu tentang identitasnya.
Hal lebih gila lagi adalah pengikut Ri mencapai hingga belasan juta akun dengan
banyaknya pesan masuk baik melalui email maupun DM. Ada banyak orang berkeluh
kesah ataupun melakukan sharing rahasia. Dia tidak pernah memperlihatkan wajah
asli dibalik akun tersebut.
Hope merupakan nama akun sekaligus berkaitan
erat dengan nama seorang perempuan pelacur kelas kakap. Siapa pernah menduga,
Ri bersembunyi dibalik akun terkenal seperti itu. Psikolog tersembunyi menjadi
gambaran kepribadiannya. Rutinitas lain seorang Ri yaitu menjadi malaikat tanpa
sayap pada satu lembah kehidupan orang banyak di luar sana. “Lakukan apa yang
kulakukan karena saya menyukaimu” sekali lagi pernyataan tegas melalui sebuah
tulisan dari buku kecil miliknya.
“Seorang pelacur harus berperan sebagai
malaikat?” tubuhku bergetar seketika.
“Memang bisa?” membayangkan saja
membuatku ingin muntah.
Bagaimana bisa jalan hidup pelacur
sepertiku harus menjalani peran sebagai malaikat tanpa sayap? Pelacur tetaplah
pelacur bahkan apapun keadaannya nada pernyataan akan kembali sama. Tertidur
pulas dalam ruang tersebut setelah perjalanan panjang itulah kenyataan
sekarang. “Tapi saya menyukaimu”
ucapan Ri berteriak kuat dalam mimpiku.
Benteng kuat pada diriku sepertinya
mulai retak perlahan-lahan. Sebuah perjalanan panjang seseorang bersama jutaan
noda melekat seperti lem sepanjang area tempatnya memijakkan dua kaki. Bau
menyengat menjadi ciri khas dirinya oleh karena noda-noda tersebut. Setitik
embun menetes pada sudut persimpangan jalan setapak. Di luar dugaan satu
guncangan besar terjadi meluluh lantakkan noda-noda itu perlahan demi perlahan.
“Kakak, apa kau di dalam?” seseorang
mengetuk pintu kamar membangunkan saya dari tidur lelap semalam. Segera berlari
meninggalkan tempat tersebut setelah tersadar sesuatu. Ziza tidak boleh tahu
ruang ini termasuk sang jagoan. Kamar tidur Ri sangat rapi jauh berbeda
denganku.
“Ka’Ri dipanggil sarapan” Ziza masih
terus saja mengetuk pintu kamar.
“Tunggu sebentar” balasku berusaha
merapikan rambut panjangku.
Makan bersama mereka merupakan hal
pertama kali buatku. Seorang Hope belum pernah merasakan kehangatan keluarga
seperti sekarang. Papa Ri begitu perhatian terhadap anak-anaknya. “Ri belum
memeluk mama” tegur papa. Seorang wanita paruh bayah berada di atas sebuah
kursi roda menatap ke arahku.
Saya masih tertegun menyaksikan
pemandangan di hadapanku. Diel sibuk menikmati sarapan tanpa memperdulikan hal
lain. Dibalik kehidupan seorang Ri
terdapat sosok ayah penuh kehangatan sekaligus bertanggung jawab. Tidak
pernah mengeluh menjalani situasi kacau belasan tahun lamanya setelah
kelumpuhan total sang istri. Peristiwa kecelakaan berakhir tragis bagi ibu
Yehuda hingga sang suami harus merawat Ri dan adiknya Ziza yang masih bayi pada
saat itu.
“Ri, ayo peluk mama!” tegur papa Ri.
“Diel kenapa belum nenek?” pertanyaan
lari menatap Diel.
“Sejak pagi tadi Diel sudah bangun
duluan membantu papa membersihkan tubuh mama” Ziza angkat bicara.
“Lumpuh bahkan tidak bisa bicara”
berbisik dalam hati.
“Sangat tragis kisah wanita tua ini”
pikiranku membayangkan sesuatu.
“Coba papa tebak pikiran Ri” sang pria
tua ternyata mengamati raut wajahku.
“Ri cuma lupa apa gitu di kamar”
mengalihkan perhatian.
Segera berlari memeluk wanita tua tadi
sambil mengelus rambutnya. Senyuman merekah begitu saja melihat tingkahku. Sang
suami tidak pernah bosan melakukan perannya sebagai kepala keluarga sekaligus
seorang ayah bagi anak-anaknya. Berarti bapak Yehuda harus merawat Ziza yang
masih bayi seorang diri? Memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengantar
Ri ke sekolah, mencari uang, merawat sang istri seorang diri.
“Kenapa papa tidak menikah lagi?”
pertanyaan terkacau beberapa hari setelah berada di rumah tersebut.
Para pria semakin tua semakin keladi
artinya mereka tidak akan pernah bisa lepas dari dunia sex. Lantas bagaimana
bisa hidupnya berjalan tanpa pelayanan seorang istri dari segi ranjang? Bohong
besar kalau seorang pria tahan hidup tanpa sex selama jangka waktu panjang.
Papa Ri pasti selingkuh di belakang hanya tidak ingin memperlihatkan sikap buruk
depan dua orang anaknya.
“Pertanyaan Ri kenapa jadi ngelantur?”
tegur bapak Yehuda.
“Saya kan penasaran makanya bertanya”
cetusku dalam hati.
“Entahlah” jawaban kacau juga.
“Berarti jawaban papa sama, entahlah”
bapak Yehuda.
“Papa sangat kacau” ujarku.
“Beri satu alasan tentang pertanyaan Ri
tadi baru papa beri jawaban juga” bapak Yehuda.
Pernyataan pria tua tadi membuatku
berpikir seharian. Sebagai pelacur kelas kakap tentu sadar kebutuhan para kaum
adam yang tidak akan lepas dari sex apapun alasannya. Andaikan saya memberi
jawaban jujur, pasti ada rasa curiga mengenai sisi karakter Ri tidak seperti
sekarang. “Kasihan amat hidup bapak tua itu” menggeleng-geleng kepala seorang
diri di kamar.
“Jangan sekali-kali melemparkan
pertanyaan tanpa memberi alasan buat papa” tidak sengaja membaca satu pesan
tulisan pada lembaran berikut dari buku kecil milik Ri.
Bapak tua tidak pernah bosan mengurus
istrinya. Membersihkan tubuh, menyuapi ketika makan, mencuci sekaligus
menyetrika sendiri pakaian sang istri. Suami paling langkah yang pernah ada di
dunia bahkan belum pernah tersaingi oleh siapapun juga. Diam-diam memperhatikan
tiap gerakan pria tua di rumah ini membuatku menggeleng-geleng kepala seorang
diri.
“Kenapa Ri mengurung diri di rumah saja,
sedang toko kue lagi ramai?” tegur pria tua seminggu setelahnya.
“Beri alasan atas pertanyaan tadi
barulah Ri menjawab” balas dendam terparah.
“Papa tadi selipkan dibelakang
pertanyaan, kata; toko kue lagi ramai” bapak Yehuda.
“Rie lupa” jawaban asal…
“Ziza juga bingung lihat perubahan
drastic kakak setelah pulang liburan” Ziza tiba-tiba muncul di tengah kami.
“Tangan kakak tidak pernah berhenti
bergerak tiap harinya, lantas sekarang jadi seperti bagaimana yah kalau
diungkapkan atau lukiskan” Ziza.
“Memangnya apa kegiatanku tiap harinya/”
tidak sadar melempar pertanyaan…
“Pagi-pagi ka’Ri sudah bangun
bersih-bersih rumah, masak, mengantar Diel ke sekolah, lantas berada di toko
kue, sekitar jam dua belas siang berlari keluar membawa bekal makan siang buat
tunangan tersayang, terus kembali lagi ke toko kue” Ziza.
Saya hampir lupa tentang tunangan Ri
yang super duper cakep. Btw, memasak? Tuhan, kalau di atas ranjang tentu nomor
satu, tapi ini di dapur hancur lebur. Satu-satunya talenta dalam diriku hanya
memberi kenikmatan sensual terhadap lawan jenis bukan masak-memasak atau objek
lainnya. “Mampus sudah hidupmu Hope” berteriak keras dalam hati.
“Entah kenapa pinggangku keseringan
sakit kalau bergerak, jadi gitulah” mencari alasan paling kacau.
“Perasaan kakak sehat-sehat saja” Ziza.
“Diel lapar” seorang anak tiba-tiba
berdiri di tengah kami.
“Akhirnya jagoan bicara” teriakku tanpa
sadar.
Sejak awal pertemuan, Diel sama sekali
tidak memperdengarkan suaranya. “Ternyata suaramu sangat manis” memeluk sang
jagoan hingga membuat anggota keluarga terkejut penasaran.
“Perasaan Ziza…” Ziza menatap dari ujung
rambut hingga ujung kaki ke arahku.
Segera melepas pelukan Diel setelah
tersadar sesuatu. Tingkahku selalu saja memancing kecurigaan kalau saya bukan
Ri keluarga mereka melainkan orang lain. “Maksudku jagoan mama terlalu pendiam
sampai lupa suaranya” gerakan bibirku sedikit gugup.
“Maksudku Diel baru terdengar mengeluh
lapar” menepuk-nepuk bahu Diel.
Hampir saja ketahuan atas sikap tadi
karena kegirangan mendengar suara sang jagoa pertama kali. Kekacauan lain lagi
terhadapku yaitu hasil masakanku keesokan harinya sangat gosong seperti pantat
belanga. Ziza, papa, Diel terjatuh akibat ulahku ketika mengepel lantai rumah.
Busa air pel kelebihan dan seluruh lantai tergenang air sampai-sampai mereka
semua batal keluar rumah. Toko kue harus tutup disebabkan papa tidak bisa
berada di sana. Ziza absen kuliah setelah seluruh kakinya tergelincir karena
lantai licin. Sang jagoan Diel tidak jadi ke sekolah oleh kelakuan burukku.
“Kenapa saya tidak bisa membersihkan
rumah yah?” menepuk-nepuk kepala.
“Benar-benar memalukan”
menggeleng-geleng kepala. Bagaimana bisa kisahku hancur begini? Hari sial
sedunia merupakan kata paling tepat buatku hari ini. “Kakak Ri tidak usah lagi
memasak” rasa kesal Ziza melihat masakan gosong seminggu lamanya.
“Biar papa saja yang masak” Ziza masih
kesal.
“Mungkin kakak masih butuh istirahat
makanya masakannya gosong terus” tawa sang pria tua tanpa mengamuk sedikitpun.
“Kenapa papa selalu sabar melihat
tingkahku?” pertanyaan kacau keluar begitu saja.
“Beri alasan kenapa melemparkan
pertanyaan seperti ini” sang pria tua.
“Karena saya penasaran kenapa bisa pria
tua sepertimu memiliki tingkat kesabaran paling drastic di antara semua orang”
celotehku begitu saja.
“Drastis?” kening sang pria tua
berkerut.
“Maksudku kesabaran pria tua sepertimu
tidak ada saingannya” cetusku.
“Pria tua sepertiku ingin memberikan
kehangatan keluarga bagaimanapun
situasinya terlebih keadaan istri tidak pernah mendukung, tetapi saya ingin
membuktikan kemenanganku terhadap kalian ketika berlari di jalan-jalan tidak
terduga” pernyataan pria paruh bayah di depanku.
Betapa beruntungnya Ri memiliki ayah
terbaik di dunia. Andaikan sosok Hope juga merasakan kasih sayang keluarga,
tentu kisahku tidak akan berakhir di jurang. Pertama kalinya hidupku
benar-benar tertampar oleh pernyataan seorang pria tua. “Saya ingin menjadi
anakmu bukan bayangan anak kandungmu Ri” gerutuku di dasar hati.
Tuhan, bisakah perempuan pelacur
sepertiku tetap melihat kehangatan seorang papa? Pertama kalinya, rasa haus ingin di dekap oleh seorang papa
terpercik begitu saja. Berpakaian sederhana menjadi ciri khas Ri bersama
keluarganya. “Kapan Ri mulai membuat kue lagi?” pertanyaan pria tua tiba-tiba.
“Mampus sudah hidupmu Hope” berteriak di
dasar hati. Memasak saja gosong habis-habisan apa lagi buat kue. Bagaimana saya
harus menjalani penderitaan ini? Saya tidak bisa lagi memberi ribuan alasan.
Kata terpaksa menjadi istilah paling tepat sekarang. Membaca semalaman aneka
resep buatan Ri di ruang pribadi rahasia miliknya.
“Jenis tepung terigu itu seperti apa
yah?” menarik-narik rambutku memakai tangan.
“Perenyah kue bentuknya gimana yah?”
bolak balik dalam ruang tersebut.
“Aduk adonan…” berpikir lagi.
Btw, defenisi adonan? Saya tidak pernah
tahu. Kepalaku sakit berpir cara mengolah satu jenis kue memakai resep milik
Ri. Tidak satupun dari nama-nama bahan kue pada tulisan tersebut kumengerti.
“Pisahkan kuning dan putih telur” membaca lagi.
“Cara misahinnya gimana”
“Memakai pisau atau alat apaan?”
“Buat telur dadar saja gosong 7
keliling, terus ini lagi suruh misahin kuning dan putihnya? Yang betul saja”
cetusku kembali.
“Suara apaan tadi baru menyala” terkejut
mendengar suara dari tempat computer Ri.
Computer Ri ternyata selama ini bisa
dalam keadaan ON andaikan pesan masuk. Sebuah suara memberi sinyal tanda pesan
masuk sekalipun computer dimatikan sebelumnya. “Butuh kata sandi masuk”
gumamku.
“Pemilik computer ini kan sudah
meninggal, lantas?” terus saja menggerutu.
“Dengar yah computer! Saya itu bukan Ri”
cetusku.
“Jadi, jangan buat sensasi terus”
menepuk-nepuk meja.
“Kelewat canggih makanya menyebalkan
begini” omelan berikutnya.
Bagian 4…
Area kelopak mataku hitam seketika
karena begadang semalaman. Mencoba menebak kata sandi computer milik Ri
terdengar kacau berkeping-keping. Mempelajari resep kue miliknya pun berasa
hidupku sudah berada di neraka. “Gosong lagi” seluruh wajahku hitam akibat asam
hitam di dapur. Bagaimana mau ke toko kue kalau begini?
Sejak tadi wanita tua alias mama Ri terus
saja memperhatikan tingkahku dari kejauhan. Duduk di atas kursi roda, tidak
bisa berbicara, bahkan hanya merenungi nasib di rumah. “Hidupmu benar-benar
beruntung memiliki suami paling langkah di dunia” pernyataanku keceplosan di
hadapannya.
“Bisakah saya memelukmu?” menatap ke
arahnya dengan serius.
Rambut wanita tua itu selalu wangi
sepanjang hari. Sang suami tidak pernah absen merawat rambutnya hingga tetap
terlihat sehat. “Jangan marah terhadapku” entah kenapa rasa ingin memeluknya
terlintas begitu saja.
“Saya hanya terjebak sampai harus berada
di antara kalian” berkata-kata kembali. Wanita tua di hadapanku lumpuh dan
tidak bisa berbicara, jadi tidak masalah berkata-kata apapun sesuka hati.
Lagian, sosok Hope butuh pelampiasan untuk bercerita banyak hal…
Wanita tua tidak menampakkan wajah
dengan makna ingin melemparkan ribuan pertanyaan. “Mampus, saya harus berada di
toko kue mulai hari ini” menepuk jidat mengingat sesuatu.
“Wanita tua harus terus hidup biar bisa
membentak memakai tatapan tajam sebagai senjata ke arahku kelak” pernyataan
sosok Hope sambil menepuk-nepuk bahu wanita paruh bayah sebelum akhirnya
meninggalkan apartement.
Bertanya kiri kanan alamat toko kue
‘Yehuda’ membuatku letih seketika. Saya kan baru saja menginjakkan kaki di kota
ini, jadi kurang tahulah area jalan. “Kesasar” seluruh bajuku basah karena
keringat terus saja mengalir membasahi tubuh.
“Panggil om google” seorang anak kecil
tiba-tiba saja berdiri di sampingku.
“Diel” untuk kedua kalinya saya
mendengar jenis suaranya.
“Wajahmu saja mirip mama, tapi kelakuan
juga sifatmu sangat kekanak-kanakan” sindir anak kecil sampai terdengar menusuk
di hati.
“Benar-benar penghinaan” bentakku tidak
bisa menerima.
“Calon papaku ingin bertemu denganmu, jadi,
berusahalah terlihat dewasa” nada dingin anak kecil itu.
“Jangan beritahu kebenaran tentang
mamaku terhadapnya, ngerti?” anak kecil menggertak seorang Hope.
Kupikir, dia akan selamanya bersikap
bisu ternyata cerita lain berkata-kata sekarang. Kenapa saya jadi takut berdiri
di depan anak kecil ini? Hal lebih gila lagi, membalas tiap pesan chat melalui
aplikasi media social di handphone Ri untuk calon papa barunya kelak. Anak
kecil usia lima tahun sangat pandai merangkai kata-kata? Sangat gila…
Saya belum berani membaca terlebih
membalas pesan tunangan Ri sampai detik sekarang walaupun jantungku selalu
berdetak kencang hanya dengan menatap fotonya. Dia seorang jurnalis salah satu
stasiun TV terbesar. Tetap menerima anak Ri merupakan hal luar biasa di mataku.
“Kenapa jagoan membalas pesan tunangan mendiang mama?” rasa kesal melihat
tingkah Diel.
“Pikir sendiri” jawaban sangat dingin.
“Kupikir jagoan kecil manis ternyata
kecut luar biasa” menyindiri dirinya.
“Calon papaku sangat menyayangi mama”
Diel.
“Hati calon papa jagoan bisa lebih
hancur kalau terus dibohongi” membalas kalimat Diel.
“Semua butuh waktu untuk bercerita
semuanya, kata mama sebelum pergi” Diel.
Pantas saja jagoan kecil berusaha
menyelamatkan saya ketika anggota rumah sedikit curiga melihat tingkahku. Kami
berdua akhirnya berjalan menuju toko kue setelah dialog cukup serius tadi. Umur
memang terbilang kecil, akan tetapi cara berpikir sang jagoan masih lebih
dewasa dibanding diriku. Tidak pernah menjatuhkan air mata di depan makam sang
mama.
“Ri datang juga ternyata” sapa bapak tua.
“Ri bawakan pesanan kue nomor 13 di
sana!” bapak tua berkata-kata.
Toko kue Yehuda ternyata cukup ramai
sampai-sampai saya sendiri terlihat kesusahan melayani mereka. Bapak tua alias
papa Ri sangat ahli menciptakan aneka resep kue terenak. Bakat beliau menurun
ke anaknya, namun terlalu disayangkan pria tua tidak pernah tahu kepergian
putrinya.
“Ingat calon papaku sebentar lagi datang
kemari” jagoan kecil berbisik di tengah keramaian.
Tiba-tiba saja salah satu kakiku
tersandung meja dan menciptkan kekacau seketika. Beberapa piring di tanganku
jatuh ke lantai hingga membuat retakannya berserakan di lantai. “Sangat
ceroboh” sindir sang jagoan.
Tanganku berdarah karena pecahan piring
tadi. Semua mata melihat ke arahku. Sangat memalukan menjadi tontona tragis orang
banyak. “Ri…” sosok pria tampan begitu khawatir segera berlari mendapatkan
diriku. Bapak belum mengetahui kekacauan yang sudah kubuat di tokonya
dikarenakan sedang mengantar pesanan beberapa costumer di luar sana. Pantas
saja mati-matian nyuruh masuk kerja secepat mungkin berhubung salah satu
karyawan lagi cuti, sedang satunya sedang sakit.
“Sangat tampan” detak jantungku makin
kacau…
Pria tampan segera membersihkan pecahan
piring di lantai seorang diri. Diel hanya berdiri menatap tajam ke arahku sambil
menggeleng-geleng kepala. Membersihkan sekaligus memberi obat pada luka goresan
beling di tanganku. “Untung lukanya tidak parah” nada suaranya terlalu lembut
di sekitar telinga kaum hawa sepertiku.
“Tunangan Ri” baru tersadar sesuatu.
Wajah asli masih jauh lebih tampan
dibanding fotonya. Kenapa bisa ada mahluk ciptaan Tuhan paling sempurna semacam
dirinya? “Kenapa berdiam terus di rumah setelah pulang berlibur?” pertanyaan
pria tampan masih terdengar lembut di antara rasa maranya.
“Tunanganmu butuh asupan gizi tiap hari,
sadar ga?” pria tampan masih berkata-kata.
“Mampus sudah hidupmu Hope” suara hatiku
berteriak keras di alamnya sendiri. Kebiasaan Ri membuatku dalam masalah besar.
Saya tidak tahu menahu masalah masak memasak. Talentaku Cuma di ranjang bukan
masak memasak seperti kebanyakan orang. Apa jawabanku sekarang? Kenapa sampai
begini juga? Hope segera saja tenggelamkan dirimu di laut sana biar mati
sekalian.
“Boleh saya gabung sama kalian?” seorang
wanita sempurna muncul di tengah kami. Siapa dia? Seksi, elegant, cantik
sempurna, dari atas sampai bawah semua baranya serba branded. Salah satu
koleksi tas paling kuimpikan dipakai olehnya? Edisi limited pakai banget jam
tangan miliknya…
“Maaf, kalau boleh tahu anda siapa yah?”
pertanyaanku dengan mata terbelalak.
“Ri sepertinya amnesia setelah pulang
liburan kemarin” tutur bahasa wanita itu kelewat elegant.
“Ka’Aze” suara Ziza tiba-tiba.
Jagoan kecil menginjak kakiku seketika
di bawah meja. “Dia sahabat calon papaku” tulisan Diel memberitahu sesuatu. Bersembunyi
di bawah meja demi menjelaskan identitas wanita tersebut. Saya bisa membaca
tatapan mata wanita cantik di depanku.
“Pasti dia punya perasaan terpendam buat
tunangan Ri” cetusku dalam hati.
“Cara menatap ke arah tunangan Ri bukan
sebagai sahabat melainkan perasaan cinta” bergumam kembali di dasar hati.
Berarti terjadi kisah percintaan
segitiga antara mereka, hanya saja Ri tidak pernah menyadari semua itu. Kelewat
polos memang mendiang mama sang jagoan? Andaikan benar dugaanku berarti?
“Astaga, saya lupa mematikan kompor di belakang” mengalihkan perhatian mereka
kemudian segera berlari menuju dapur belakang.
Kenapa juga saya harus menghindar
begini? Saya hanya ingin berada di kehidupan keluarga Ri bukan tunangannya.
Pelacur kelas kakap sepertiku tidak pantas berpikir surga beserta isinya kalau
sudah tahu berada di neraka. Ibaratnya tunangan Ri adalah surga paling sempurna
dan saya hanyalah sampah di neraka. “Siapa yah nama pria tampan itu?”
pertanyaan bodoh.
Saya tidak berani membaca pesan darinya
karena memang bukan milikku. Hal terkacau adalah berusaha untuk tidak pernah
ingin tahu nama pria tampan itu. “Darrel biar saya bantu” suara lembut wanita
cantik sempurna.
“Ternyata namanya Darrel” berbicara
sendiri seperti orang gila di dapur.
“Biar saya saja” pria tampan berusaha
menghindar.
“Panggil ka’Darrel dan jangan bicara
kurang sopan terhadap calon papaku” jagoan kecil macam hantu gentayangan
dimana-mana. Seakan tahu kepribadianku kurang sopan sampai menegur keras
seperti sekarang.
Saya harus belajar memanggil kakak
terhadap seseorang? Pertama kali buatku hidup terlalu sopan seperti sekarang.
Singkat cerita, saya harus belajar membuat masakan kemudian mengantarkan ke
tempat kerja pria tampan suka maupun tidak. Pertemuan kami kemarin di toko kue
menciptakan satu cerita baru yaitu kisah cinta segitiga. Tentu pada akhirnya
Azela bisa dengan mudah merebut hati pria tampan karena Ri memang sudah pergi
ke alam lain.
Azela ternyata seorang anak salah satu
pejabat paling disegani oleh masyarakat di luar sana. Dia dokter spesialis
terjenius pada salah satu rumah sakit selain identitasnya sebagai anak pejabat
tinggi. Menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa pria tampan lebih mencintai
Ri dibanding Azela? Apa yang salah darinya? Hati pria tampan seolah-olah berpura-pura
tidak tahu menahu tentang perasaan dokkter cantik Aze.
“Kenapa masakan Ri jadi kelewat hancur
begini?” pria tampan segera membuang makan dari mulutnya.
“Rasa hangus, kelewat garam, pedis tidak
karuan, trus keasaman” pria tampan berkata-kata lagi.
Kami berdua sedang berada di sebuah
kantin stasiun TV tempat dia bekerja. “Saya kan bukan Ri jadi wajar saja
masakanku hancur lebur” cetusku dalam hati.
“Pasti Ri punya masalah sampai balas
dendamnya ke tunangan sendiri” kalimat pria tampan.
“Kenapa bisa ka’Darrel menyukai
perempuan bernama Ri?” pertanyaanku.
“Karena suka begitu saja” jawaban pria
tampan.
“Kenapa menanyakan pertanyaan begini?”
pria tampan balik bertanya.
“Seandainya saja seorang wanita paling
sempurna di dunia tidak ada tandingan menyukaimu, apa kakak akan meninggalkan
Ri?” pertanyaan konyol.
Memang sih Ri sudah meninggal, tapi saya
penasaran mendengar jawaban pria tampan. Kenapa bisa lebih memilih Ri dibanding
wanita tersempurna di dunia? Secara Ri hanya manusia sederhana yang tidak tahu dandan
ataupun cara berpakaian elegant. Bagaimana perasaan pria tampan seandainya
wanita impiannya sudah pergi? Lebih memilih wanita beranak satu dibanding
wanita paling sempurna di dunia? Gila…
“Pertanyaan Ri anker gitu” ucapan pria
tampan.
“Jawab” rasa penasaranku makin jadi.
Jawaban nyeloteh dikeluarkan oleh pria
tampan pada hal saya sudah sangat serius mendengar. “Ka’Darrel akan tetap
memilih Ri” pria tampan menjawab.
“Beri Ri alasan?”
“Biar Ri bisa perbaiki keturunan dari
kakak Darrel” jawaban gila.
Saya berjalan meninggalkan pria tampan
saking kesal mendengar jawabannya. Sedikitpun dia tidak berlari mengejar atau
sekedar ingin meminta maaf. Biarkan saja pria tampan diam di tempat. Setidaknya
dengan begitu akan merasa bosan sehingga berlari ke pelukan Azela si’wanita
sempurna. Ri sudah meninggal, sedangkan saya hanya orang luar yang sedang
menyamar sebagai dirinya.
“Kenapa bertengkar dengan calon papa
Diel” jagoan kecil masuk kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Pria
tampan memberi tahu sang jagoan tentang dialog kami tadi siang.
“Saya rasa Diel sudah bisa mengerti
kondisi sekarang” mulai berbicara.
“Apa maksud ucapanmu?” Sang jagoan.
“Kuharap jagoan kecil bisa mengubur
jauh-jauh keinginan menjadikan pria tampan sebagai papa” terdengar menyakitkan memang
ucapanku terhadapnya.
“Kenapa? Sang jagoan.
“Mama Ri sudah pergi ke alam lain, tentu
pria tampan akan menikahi wanita lain nantinya kalau tahu keadaan sebenarnya.
Jagoan kecil harus siap menerima kenyataan.”
“Menyebalkan” pernyataan dingin sang
jagoan berlari keluar dari kamar.
Jagoan kecil harus bisa menerima
kenyataan dan jangan menciptakan harapan palsu. Kenapa juga saya terperangkap
di sini? Perempuan pelacur sepertiku sedang mempermainkan kehidupan sebuah
keluarga. Merenung membayangkan deretan peristiwa sejak pertemuanku bersama Ri
membuatku tersadar sesuatu. Tuhan, hatiku mulai menyukai seluruh anggota
keluarga di sini. Senyum papa seolah menghancurkan rantai belenggu terkuat pada
ruang ruang gelapku. Rasa-rasanya saya ingin terus melihat wajah papa, mama,
Ziza, dan terakhir jagoan kecil Ri.
“Komputernya berbunyi lagi” tersadar
bunyi pesan dari computer ruang rahasia Ri terus menyala.
“Kunci kehidupan” bayangan tulisan kecil
dari salah satu lembaran kertas buku kecil milik Ri.
Membuka kembali buku kecil kemudian
membaca berulang kali kata-kata tertentu pada salah satu halaman. Akhirnya
sandi miliknya terbuka juga setelah sekian waktu gagal terus masuk ke dalam
akun tersebut. Astaga, isi pesan menumpuk baik melalui email maupun DM. Ri
memiliki pengikut 18 juta dari seluruh penjuru. Tidak seorangpun menyadari
admin dibalik nama Hope selain dirinya.
“Lupakan masa lalumu ketika tanganmu
mulai menyadari makna setetes embun dalam ruang kecil di hatimu” post terakhir
Ri. Jutaan like memenuhi beranda postingan tersebut bersama komentar curhatan
orang banyak. Dia tidak pernah bercerita bagaimana sakitnya merasakan kemo di
rumah sakit. Selalu terdiam menyimpan perasaannya seorang diri. Menjelang nafas
terakhir masih berpikir tentang kehidupan anggota keluarganya.
“Berjalan keluar meninggalkan ruang
gelap memang tidak mudah, tetapi jangan jadikan alasan untuk terus bertahan di
sana” salah satu post di antara sekian banyaknya postingan. Selama ini saya
mengabaikan akun paling melejit di antara para netizen, namun seiring waktu
berjalan Tuhan membuatku berurusan dengan sang pemilik akun tersebut.
Apa Tuhan masih mau menatap ke arahku? Saya sudah tidur dengan banyak
pria hidung belang dari terkurus sampai paling tergendut baik dalam hal uang
maupun bentuk fisik. “Saya ingin terlepas dari jerat satu lembah terdalam,
sedangkan pondasi hidup beserta benteng pertahananya tidak pernah membiarkan
sepasang kakiku berlari keluar” sebuah DM pengikut akun Hope.
“Kau harus terus mencoba. Bukan berarti
gagal sekali kemudian menyerah begitu saja. Jangan gunakan kekuatanmu untuk
menghancurkan rantai pengikat kehidupanmu pada sebuah jurang tergelap” balasan
pesan Ri beberapa waktu lalu.
“Tidak semua rantai belenggu bisa hancur
dalam sekejap, kenapa? Karena semua butuh waktu dan perjuang luar biasa.
Terkadang terjadi kegagalan demi kegagalan yang terus saja bermain ketika ingin
berlari keluar dari satu jurang, tapi dua kakimu harus terus mencoba berlari
untuk mencari sebuah pelita kecil di ruang lain.” Seorang Rie Tabera mengungkapkan
apa yang menurutnya itu baik.
Saya tidak mungkin bisa menjadi seperti
Ri. Sangat mustahil Hope wanita pelacur dapat menjalankan akun miliknya. Ada
banyak orang ingin melakukan sharing, akan tetapi Hope bukan Ri yang selalu
bisa menjadi seorang pendengar setia/ pemberi nasihat/ psikolog. Kehidupankupun
terbilang menyeramkan bahkan saya sedang ingin belajar keluar. Entah kenapa tersirat begitu saja keinginan meraih
sebuah pelita kecil…
“Ri, belum tidur atau sudah bobo?” pria
tua berteriak depan pintu kamar. Saya haru segera meninggalkan ruang rahasia Ri
dibalik sebuah lukisan suka maupun tidak. Membuka pintu kamar serta membiarkan
sang pria tua duduk di sampingku.
Kami berdua hanya terdiam satu sama lain
selama beberapa waktu. “Wajah jagoan kecil sepertinya lagi ngambek” pria tua
mulai berbicara.
“Kenapa papa bisa tahu?” tanyaku.
“Berpura-pura amnesia atau memang
gimana?” pria tua.
“Maksud papa?”
“Wajah Diel akan memerah beberapa jam
andaikan suasana hatinya lagi kesal” pria tua.
Jagoan kecil membawahku ke dalam masalah
besar sekarang. Mampus sudah kalau begini. Apa jawabanku sekarang? Bagaimana
saya harus memberi penjelasan terhadap kakeknya? Maksudku baik buatnya biar
tidak terus berharap menjadi anak dari pria tampan. Kelak, ka’Darrel pasti akan
tahu kejadian sebenarnya kalau tunangannya sudah pergi ke alam lain.
“Hai orang tua jangan menyakiti hati
anakmu melainkan bijaklah ketika mengungkapkan sesuatu ataupun mendidik jalan
hidupnya sejak usia terbilang masih sangat kecil” pria tua.
“Jangan sok-sok’an jadi pendeta papa”
sindirku.
“Siapa bilang papa pendeta?” pria tua.
“Kenapa Ri tiba-tiba ngantuk dengar
ceramah papa yah?”
“Astaga, kenapa papa jadi lupa kebiasaan
Ri yah?” balasan sindiran pria tua.
Kami berdua pada akhir cerita tertawa
seketika. Tersirat dalam hati kata ingin selamanya menjadi putri dari pria tua
di sampingku. Membawaku masuk ke pelukannya seperti biasanya seakan rantai
belenggu itu makin hancur seketika tanpa sadar. Meminta maaf merupakan
satu-satunya jalan penyelesaian masalah. Pria tua memberiku kesempatan esok
hari…
“Maaf menyakiti hatimu” sebuah pesan
bersama segelas susu. Saya masih belum paham jalan pikiran anak kecil berusia 5
tahun semacam Diel. Mengantar sang jagoan ke sekolah adalah hal pertama kali
kulakukan selama tinggal di rumah ini. Satu sama lain hanya terdiam menikmati
pemandangan sepanjang jalan. Bus sekolah menjadi saksi bisu wajah jagoan kecil
yang masih memerah sejak semalam.
“Saya akan mencoba belajar menjadi ibu
yang baik buatmu” kalimat pertama setelah kami berdua berada di sekitar pintu
gerbang sekolah.
“Lupakan rasa kesalmu” pernyataanku lagi
sambil memperbaiki kerah baju sang jagoan.
Meninggalkan dia depan pintu gerbang
terdengar kacau juga. Dua kakiku terus saja berjalan menuju sebuah gedung. Dua mataku
dikejutkan oleh sosok wanita cantik sedang berlari sambil berusaha menahan isak
tangisnya. Terdapat sebuah taman pada bagian belakang dari gedung tinggi di
depanku. Dia menangis sejadi-jadinya demi meluapkan semua perasaannya.
“Saya juga ingin bahagia seperti Ri” ucapan
dalam isak tangisnya.
“Saya lebih dulu mengenal Darrel
dibanding Ri, lantas kenapa hatinya tertutup buatku” depan orang banyak
senyuman Azela selalu terpampang jelas, tetapi keadaan berkata lain sekarang.
Hal terbodoh adalah beberapa hari
belakangan selalu saja isak tangisnya berkata-kata setelah keluar dari gedung
tinggi di sana. Apa dia selalu seperti ini setelah bertemu pria tampan? Senyuman
Azela benar-benar natural ketika berdialog bersama siapapun tanpa beban
sedikitpun. Seorang dokter cantik tiap hari menjatuhkan air mata karena seorang
pria? Tidak masuk akal…
Pria tampan lebih memilih Ri dibanding
Azela wanita sempurna? “Saya ingin dia menatap ke arahku sedikit saja, Tuhan”
taman itu menjadi saksi bisu tempat pelampiasan hatinya.
Andaikan saya seorang Darrel tentu
hatiku lebih memilih Azela ketimbang Ri. Saya terjebak diantara kehidupan
mereka. Tidak ingin merebut milik orang lain walaupun dikatakan jalan hidupku
hanya beercerita tentang dunia pelacuran. Bisa dikatakan detak jantung seorang
Hope terus saja berdetak keras ketika pria tampan berdiri di depannya. Status
perbedaan antara duniaku dan Azela jauh berbeda.
“Coba saja kau tahu kalau Ri sudah lama
meninggal, tentu tangisanmu tidak mungkin sekeras sekarang” berkata-kata sambil
memandang wanita cantik itu menderita dalam isak tangisnya.
“Kau hanya butuh berjuang” kembali
berbicara seorang diri.
Berpikir membuatku bingung apa yang
harus kulakukan. Andaikan pejabat jelek kemarin tidak menjebakku tentu saya
tidak akan pernah menyamar menjadi Ri. Tempat lain pada sisi ruang hatiku
berkata ingin tetap menjadi bagian dari keluarga Yehuda. Di tempat lain sosok
Hope harus menyadari siapa dirinya.
“Kenapa bisa pejabat jelek berkeliaran
di kota ini?” tersadar sesuatu. Saya harus segera mencari persembunyian tidak
jauh setelah melihat salah seorang pejabat hidung belang di tengah keramaian
jalan.
“Hampir saja” mengelus dada ketika
berada di rumah. Ternyata semua orang rumah sudah pada tidur. Dua kakiku harus berjalan
perlahan-lahan membuka pintu kamar…
Bagian 5…
Apa yang sebenarnya sedang kupikirkan?
Tidak pernah menyangka kode rahasia pejabat berkumandang di sekitar telingaku. Apaan
ini? Kenapa sebuah flashdisk berada di sekitar dompetku. Saya baru menayadari
barang ini setelah sekian lama bersembunnyi. Sepertinya penyebab salah satu
pejabat mengejarku waktu itu karena benda kecil di dompetku. Mencuri semua uang
beserta segala jenis kartu di dompet pria menjijikkan merupakan tujuanku, akan
tetapi tidak sengaja benda inipun ikut kebawah…
“Penasaran melihat isinya” segera
membuka pintu rahasia milik Ri untuk menyalakan computer.
Hai,
Anggap saja namaku Petir artinya siap
mengguncangkan sekaligus meledakkan satu daerah tertentu sewaktu-waktu tanpa terduga.
Saya seorang perempuan bukan laki-laki. Sekedar ingin curhat tentang salah satu
kisah pada jalur hidupku. Sekarang ini, saya lagi dilema akan banyak hal. Salah
satunya adalah masalah vaksinasi di seluruh wilayah Negara tercinta. Kasusnya
itu bukan karena ingin mencari masalah dari Negara sumber vaksin sekalipun
sebenarnya sih sepertinya mereka dijebak oleh satu virus menakutkan.
Saya berkasus dengan beberapa kelompok
tertentu di atas termasuk pejabat tanpa semua orang banyak sadar. Jangan sampai
ada jebakan dibuat ataukah racun sengaja diselipkan dengan cara paling halus.
Target beberapa kelompok tertentu adalah saya karena beberapa hal.
Permasalahannya juga dikarenakan segala sesuatu semuanya bersifat kimia apapun
itu termasuk makanan. Maksudku, tunggu setahun lagi barulah kalian mewajibkan
besar-besaran vaksinasi terhadap semua orang.
Secara manusia virus tersebut bisa saja
menyerang tubuhku, tetapi mujizat terjadi. Saya benar-benar hidup dari kasih
karunia kemurahan Tuhan sehingga bisa lolos dari virus mematikan. Beberapa
pejabat ataupun kelompok tertentu seperti sedang merencanakan scenario halus
untuk membuat hidupku berada pada ambang maut. Salah satunya adalah penularan
virus penyakit yang lagi ngetren sekarang dengan strategi cerita terhalus dan
tidak mungkin hal itu merupakan pembunuhan berencana. Terserah jika ingin
menyebut sebagai istilah teori konspirasi atau apalah. Tuhan menghalangi saya
bekerja di rumah sakit dengan mengizinkan sebuah kasus terjadi terhadap seorang
pasien. Seolah Tuhan memang selalu menaruh di hati dan pikiranku tentang
penyakit mematikan bersama asal Negara sampai merenggut nyawa orang banyak
jauh-jauh hari sebelumnya.
Beberapa tokoh ataupun kelompok akan
mempermainkan keadaan untuk menjebak kehidupanku ketika saya bekerja di rumah
sakit. Mereka akan berusaha menghalalkan segala cara agar saya hancur berkeping-keping dalam keadaan semua
orang tidak pernah tahu sebuah rahasia terbesar dari Negara ini. Bisa saja
penyebaran virus memang sengaja makin dibesar-besarkan bahkan menambah jumlah
korban. Entahlah hanya Tuhan yang tahu. Saya juga serba salah akan permasalahan
vaksin dikarenakan penularan virus makin hebat. Menyerang untuk tidak vaksin
salah, diam di tempat juga salah. Saya orang pertama paling bahagia mendengar
vaksin sudah ditemukan, hanya saja menjelang diselenggarakan seakan hatiku
tidak damai sejahtera. Dadaku sesak kalau berpikir ingin vaksin juga seperti
yang lain. Seolah kata sesak itu memberi makna agar jangan vaksin. Akan tetapi,
kalau saya mengambil keputusan tidak vaksin dadaku tidak merasakan sesak.
Jangan salah paham seolah saya ingin
menghancurkan atau menciptakan masalah. Saya tidak pernah melarang orang di
vaksin, hanya saja tiap orang berhak membuat keputusan. Vaksin massal di satu
tempat berarti pemaksaan bahkan wajib dilakukan. Saya tidak bisa terima
perilaku seperti ini. kenapa? Sekedar berjaga-jaga permainan atau sesuatu bisa
saja terjadi yang lebih parah. Bijaklah membuat keputusan sekalipun wabah virus
makin meroket. Siapa sih yang tidak takut mati? Hidupku lebih parah karena jadi
incaran maut oleh scenario-skenario tertentu baik dalam hal virus maupun objek
lain.
Kalau boleh jujur, sebenarnya saya lagi
menunggu sekelompok orang yang telah memasuki fase proses besar-besaran untuk
membuat vaksin. Berharap sekumpulan pendeta bergumul, berpuasa, berdoa semalam
suntuk demi mendapat petunjuk Tuhan tentang bahan vaksin tersebut. Setelah mendapat
penglihatan atau mimpi, sekelompok orang ini mulai membuat vaksin. Saya butuh
vaksin sesuai dengan petunjuk dari Tuhan…
Btw, pasti ada pertanyaan siapa sih
sekumpulan orang diproses ini? Ceritanya panjang sekali bahkan sulit
dijelaskan. Seorang Petir mengalami sebuah kisah di luar dugaan orang banyak
belasan tahun lampau. Berawal dari mendengar suara-suara aneh sejenis
mistik-mistik kali yah hingga berakhir dengan banyak hal tidak terduga. Intinya
pada saat itu, saya merasa dijahili oleh sekelompok orang tertentu. Pernyataan
mereka mengandung makna tentang politik, Negara tercinta, dan jenius.
Di usia saya yang masih terbilang remaja
harus menjalani masa paling menakutkan. Kehidupanku tidak pernah memimpikan
berada pada jalur politik ataupun harus berurusan dengan Negara. Hobiku hanya
menyukai komik ataupun menonton terlebih kartun/ drakor-drakor gitulah. Saya
lebih senang menghabiskan waktu di rumah dari pada berada di luar seharian. Hal
paling kusenangai yaitu semua anggota keluarga beraktifitas di luar rumah
sehingga saya bisa menonton atau tidur seharian tanpa gangguan. Sifatku itu
memang sudah sejak kecil dan bukan karena kasus pembulyan. Singkat cerita,
setelah lulus sekolah terjadilah kejadian tersebut sampai saya merasa terikat
dengan seseorang.
Sebenarnya hal paling membuat saya kesal
bahkan jengkel adalah masalah mencari jodoh. Mama dan semua orang berkata-kata
kalau kepribadian sangat kekanak-kanakan, lantas siapa yang suka saya? Katanya
nanti banyak yang naksir dan diperebutkan cowok, makanya harus cari jodoh
menurut pemikiran mereka. Siapa tidak gila menjalani hidup seperti itu? Umurku
masih terlalu kecil buat berpikir tentang pasangan walaupun ada cowok yang
kusuka sih. Akhir cerita adalah bicara ngaco alias asal-asalan dalam hati.
Entah karena gila atau dirasuk sampai berkata suamiku ada empat orang. Lebih
kacau lagi saya memakai nama beberapa artis yang lagi naik daun, tapi kehidupannya
mereka hancur semua bahkan salah satu dari mereka punya anak di luar nikah.
Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja saya
merasa terikat dengan seseorang begitu saja. Sakit hati, marah, kalau lagi
ketawa, air matanya, bahkan ketika berdoa bisa saya rasakan. Seperti seseorang
matanya berkaca-kaca atau menjatuhkan beberapa bulir Kristal di sekitar mataku
dan itu bukan saya. Intinya, suka maupun tidak suka harus siap menerima
kenyataan kalau orang itu jadi pilihan. Anehnya lagi yaitu semua ucapanku jadi
bahan perhatian dan sering masuk TV sampai-sampai ada yang dijadikan bahan
candaan pada beberapa lagu.
Salah satu kasusnya masalah perawan
menjadi bahan pembahasanku dijadikan bahan keisengan lagu film tentang
keperawanan. Pernah saya menyerang kasus banyak artis jual diri demi
popularitas, dibongkar oleh salah satu program TV. “Kadang artisnya yang
mancing, yah namanya juga laki pasti…” salah satu kesaksian produser atau
apalah jabatannya di sana. Pemakaian susukpun tidak lepas dan masih banyak
lagi. Pejabat bermain ilmu hitam, menyimpan uangnya di bank Swiss, dan segala
jenisnya masuk juga.
Sebenarnya, saya sulit mau jelaskan apa
yang sedang terjadi. Entah kenapa pada saat itu bayangan tentang banyak orang
berdoa habis-habisan demi pemulihan Negara terus saja terlintas sampai berpuasa
habis-habisan. Lebih kacau lagi yaitu suara yang menjelaskan Negara ini
benar-benar rugi kalau melepaskan anak ini memakai penekanan menyerupai suara
bapak rohaniku. Saya pernah merasakan sebuah telapak tangan memegang kepalaku
ketika berdoa. Telapak tangannya menyerupai tangan bapak rohaniku di
persekutuan. Sampai sekarang seorangpun tidak menyadari hal tersebut.
Sengaja berada di rumah bapak rohaniku
buat memastikan sesuatu. Ternyata beliau biasa saja dan tidak tahu-menahu apa
yang sedang terjadi. Ingin menjelaskan tapi serba sulit karena keadaan. Lebih
kacau lagi karena saya membuat alasan ke sana mau pinjam uang. Istrinya menolak
meminjamkan uang. Kekacauan memalukan lain yaitu menawarkan diri ingin mengajar
bahasa inggris ke istrinya pada hal saya sendiri sangat tolol alias dodol
garut. Saya hanya tahu yes no selebihnya tidak ada harapan dalam kasus bahasa
inggris.
Di antara rasa tertekan, takut, depresi
awal mengalami hal semacam ini adalah saya masih sempat membuat pernyataan
terhadap Tuhan. “Kalau memang betul-betul saya akan menjalani semua ini berarti
buat perjanjian dulu” ujarku dalam hati. Sekedar berjaga-jaga sekalipun saya
masih meragukan semuanya 100%.
“Apapun yang terjadi namaku harus tetap
tercatat dalam kitab kehidupan” ucapanku dalam hati. Saya pikir, kalau kehidupan
di atas tentu banyak godaan bisa-bisa tanpa sadar jalanku sudah berada di
jurang. Bapak rohaniku bilang orang yang sudah mengerti kebenaran terus jatuh
dalam lembah tidak ada pengampunan dan sangat sulit kembali. Saya ketakutan
mati-matian jalani kehidupan di atas. Sebenarnya juga karena kata ragu tentang
namaku sudah benar-benar tercatat dalam kitab kehidupan. Kesimpulannya, ingin
mengelabui Tuhan akan sesuatu hal. Apapun keadaannya bahkan andaikan jatuh
dalam dosa tetap masuk surga bukan neraka. Terdengar polos pernyataanku memang…
“Kalau semuanya memang betul bukan
halusinasi, setidaknya bayar harga dulu dan jangan langsung berikan ke saya”
pernyataanku juga pada saat itu. Entah kenapa, bayangan Saul dan Salomo
langsung mendapat berkat ditolak sampai akhir hayat oleh Tuhan karena jatuh
terus tanpa ada pertobatan. Sisi warasku masih jalan juga tentang hal-hal
semacam ini. Saya tidak mau kaget tiba-tiba karena kehidupan yang kelihatannya
akan mendapat banyak pujian/ uang/ popularitas sekalipun permainan maut juga
berirama di sana karena banyak iblis di sekitar.
Sengaja membuat kekacauan sensasi biar
bisa tinggal di rumah. Pertama kalinya saya melawan mama dan menciptakan
kegaduhan karena tidak ingin keluar rumah. Kepribadianku lain lagi yaitu sangat
takut kalau mamaku marah-marah karena sesuatu hal, tapi tidak lagi
memperdulikan. Saya seperti mengalami kejiwaan sehingga harus menenangkan/
berdiam diri. Tidak ingin mengalami kisah tragis seperti orang banyak di luar
sana karena kondisi kejiwaan. Banyak perempuan gila mengalami pelecehan seksual
terlebih pemerkosaan bukannya menaruh simpatik ataupun dilindungi. Warna
kulitku juga tidak putih-putih amat, tapi bisa jadi pria gatal memanfaatkan
situasi. Saya trauma melihat beberapa kejadian sehingga mengambil keputusan di
rumah saja. Banyak orang berpikir kalau saya gila karena hamil di luar nikah
(pacaran saja tidak pernah lantas bagaimana mau hamil?).
Ada lagi berkata saya ditolak oleh salah
satu mahasiswa kedokteran di sebuah kampus. Cerita sebenarnya adalah sewaktu
masih bekerja di sebuah warung kecil salah satu kantin universitas tertentu,
saya merasa salah satu mahasiswa kedokteran seperti mencari perhatianku. Selalu
saja sembunyi dengan alasan cuci piring di belakang karena sifatku pemalu.
Tidak mungkin juga mahasiswa itu naksir, paling Cuma sedikit kagum mungkin atau
ingin main-main saja. Jika dilihat dari wajahnya sih, sebenarnya orangnya baik
tapi saya tidak berani karena takut terlebih hidupku berbeda dengan dirnya.
Sempat juga mengungkapkan sesuatu terhadap mama dan kebetulan mungkin didengar
tetangga. Kesalahanku adalah tata bahasaku kurang dipahami sehingga terjadi
kesalahpahaman.
Masih banyak lagi gosip berjalan tentang
keadaanku kemarin. Gila karena tidak ada uang buat lanjut kuliah sampai mamaku
merasa bersalah. “Saya mau menyekolahkan, tapi tidak ada uang” ujar mamaku. Pada
hal rencanaku setelah lulus sekolah adalah mencari pekerjaan dan menyekolahkan
adik-adikku hingga jenjang kuliah seperti beberapa orang yang kukenal. Justru
kebalikannya, setelah sekian tahun berlalu adik laki-lakiku yang malah membayar
uang kuliahku sekalipun jurusannya ngacau sekaligus berlawanan dari semua yang
kujalani. Andaikan saya tertawa sendiri dikarenakan beberapa dari mereka
membuat pernyataan yang terkadang terdengar lucu saja, tapi sudah lupa
kalimatnya apa. Sewaktu berkata-kata dalam hati terhadap orang yang mendengar
suaraku, kebanyakan kacau/ lucu makanya saya tertawa. Kasusnya itu adalah saya
bisa merasakan kejengkelan, emosi, cemberut, atau apalah dari dirinya sampai
sekarang seiring berjalannya waktu.
Semua teman persekutuan bersama orang di
sekitarku menganggap saya mengalami kejiwaan. Mau membenarkan diri pun tidak
akan menyelesaikan masalah. Diam jauh lebih baik dibanding berteriak di hadapan
mereka untuk membuktikan saya bukan orang gila. Hal ini jugalah hingga menciptakan
jarak antara saya dan teman-teman persekutuanku. Memang sejak dulu karakterku
pendiam di antara mereka, lantas saat-saat begini lebih diam lagi sekaligus
menerima nasib tentang julukan baru. Bisa dikatakan kehidupanku selalu saja
berada pada kata sangat miskin dalam segala hal termasuk materi. Mamaku sangat
menderita sekali sampai akhir hidupnya. Saya selalu dihantui rasa bersalah
tentang perbuatanku awal menjalani kehidupan tersebut. Bukan maksudku
mempermalukan beliau, hanya saja keadaan membuat saya terpaksa melakukan
semuanya.
Selalu saja menangis seorang diri karena
ketakutan tentang apa yang sedang kujalani. “Saya ingin hidup normal bukan
kehidupan begini” rasa jengkel, marah, menolak, dan masih banyak lagi
sewaktu-waktu ketika tekanan terlebih rasa takutku sepanjang waktu muncul.
Saya ingin meminta maaf terhadap para
artis yang pernah kuejek. Hidup dalam tekanan, ketakutan, merasa dijahili, dan
masih banyak lagi menjadi penyebab tingkahku sedikit kacau. Jauh di dasar
hatiku paling dalam, saya tidak pernah memimpikan ingin berjodoh dengan artis
ibukota terlebih pengajaran mamaku sangat ketat. Saya tidak menyimpan perasaan
suka sedikitpun terhadap kalian, jadi jangan membesar-besarkan masalah.
Andaikan saya sedikit kacau kemarin dikarenakan tidak ingin diejek terlalu
bernafsu mengejar artis ibukota. Umurku masih belasan bahkan terlalu kecil
untuk berpikir aneh-aneh. Lagian saat itu saya memiliki cinta pertama bukannya
bernafsu memburu artis. Andaikan berjodoh dengan artis pun, kemungkinan besar
saya akan menyuruhnya berhenti dari karir keartisan terlebih jalanku ada di
satu tempat berbeda. Harus memilih antara saya atau karir keartisan…
Pertanyaanku lain lagi yaitu siapa orang yang biasa mendengar suara
hatiku? Perasaan mulutku saja komat-kamit, namun tidak memperdengarkan suara.
Bisa merasakan air mata menetes di wajahku makin membuatku histeris ketakutan
terkadang. Saya pikir salah satu dari artis itu, ternyata bukan, sepertinya…
Terkadang, saya mengejek habis-habisan
orang itu karena marah atau tertekan. Saya bisa rasakan sakit hatinya luar
biasa akibat ulahku. “Memangnya saya mau begini, disini itu hidupku yang paling
menderita bukan kau” pikirku. Harus mencari cara dengan ngoceh sembarang biar
sakit hatinya hilang karena sekitar area dadaku pedis sekali. Di satu sisi rasa
kesalku juga makin bertambah oleh sesuatu hal…
Saya menyukai seorang cowok sejak bangku
SLTP. Rasa takut ketika dia mendengar masalah kejiwaanku makin heboh. Memang
saya tidak pernah pacaran atau jalan bersama seseorang sekalipun dikatakan
hanya PDKT, tapi tetap juga mempunyai cinta pertama. Beberapa orang berpikir
kalau saya menyukai kakaknya, pada hal cowok yang kusuka adalah adiknya. Dia
tetanggaku idolaku karena wajah cakepnya.
Diam-diam curi-curi pandang atau sekedar
alasan pinjam mesin apa gitu di rumahnya. Dia seorang mahasiswa pada salah satu
kampus negeri di kotaku. Datang dari kampung buat kuliah bersama kakaknya yang
sudah terlebih dahulu tinggal di sekitar lingkungan tempat tinggalku. Tidak
merokok, cuek, cakep menjadi penyebab saya suka dia. Antara saya dan dirinya
sebenarnya sih memang saling suka hanya saja tidak satupun dari kami berani
mengungkapkan perasaan. Tiap mama suruh memberi makan bebek peliharaan,
jelas-jelas dia sengaja bermain gitar depan rumahnya. Akhir cerita saling
curi-curi pandang sekaligus cari perhatian. “Saya orangnya bosan-bosanan”
ucapanku terkadang sengaja kalau lewat depan rumah. Pada hal sifat asliku
pemalu, pendiam, anak rumahan, tidak tahu pacaran.
Mungkin juga karena bosan dengan
kelakuanku sampai akhirnya dia tidak meperlihatkan wajahnya lagi alias pindah
rumah. Hal paling kutakutkan adalah seorang cewek berada di dekatnya dan akhir
cerita saya dilupakan. Beberapa tahun saya pendam perasaanku rasa-rasanya sakit
juga sekalipun sifatku terlihat kekanak-kanakan. Terkadang saya ingin
mengungkapkn kalau suka sama dia, tapi sesuatu menahan terlebih karena statusku
sebagai siswa sekolahan.
Ada sesuatu juga penyebab utama sampai
rasa sukaku lebih baik dipendam habis-habisan. “Lupakan dia” selalu saja ada
suara di hatiku berkata-kata seperti itu. Saya tahu kalau Tuhan sengaja memakai
suara hatiku untuk membuat sebuah pernyataan tentang melupakan cowok yang
kusuka. Jujur, sulit buat kehidupanku pribadi melupakan dia begitu saja.
“Tuhan, sekali saja pertemukan saya
dengan dirinya setidaknya hanya ingin memberi ucapan selamat natal atau tahun
baru” isi doaku terkadang. Maksudku sekedar ucapan untuk terakhir kalinya
walaupun saya tidak mungkin bisa berdiri di sampingnya. Minimal, bisa melihat
senyum di wajah dia terakhir kali saja. Semua itu tidak pernah terjadi…
Pernah beberapa kali berpapasan dengan
dirinya, tapi mulutku terkunci rapat tidak ingin menegur. Seolah ada benteng
antara hidupku dan dia hingga tidak mungkin menyatakan perasaan. Saya juga
takut suara yang selalu berbicara sehingga suka maupun tidak harus melepas
sekaligus melupakan semuanya. Perasaanku baru benar-benar lenyap setelah
beberapa waktu terikat dengan cowok yang tidak kukenal. Saya yakin terikat
ataukah disebut sebagai kontak batin bersama seseorang.
Awalnya sih saya marah terhadap orang
itu karena takut cinta pertamaku makin lenyap ditelan bumi. Seiring berjalannya
waktu lama kelamaan saya sudah mulai bisa menerima orang tadi walaupun wajahnya
tidak kukenal. Sekedar berjaga-jaga dikarenakan akan menjalani satu jalur
mengerikan sehingga saya menyuruh orang itu hal-hal aneh. Kupikir juga dia kan
orang kaya pasti kata “AKU” jauh lebih bermain dibanding kerendahan hati
nantinya…
Menyuruhnya menjalani kehidupan susah
seperti tinggal di rumah kecil, pemulung, penjual ikan, tukang becak, pembantu,
merawat orang-orang jompo di panti, cleaning servis, membersihkan kotoran pu’
pasien-pasien di rumah sakit memakai tangan sendiri, dan masih banyak lagi.
ancamanku Cuma satu kalau tidak melakukan semua perintahku yaitu putus
hubungan. Puasa merupakan hal paling wajib dilakukan bahkan tidak boleh
dilanggar. Saya pernah menyuruh dia menghisap luka nanah seseorang sambil
berdoa tentang kesembuhan. Kata ingin membuktikan dirinya bukan manusia iblis
super steril yang siap mengejek kehidupan orang banyak di luar sana jauh lebih
kuat bermain.
Sebenarnya
dia sakit hati sekali, tapi saya tidak perduli. Berusaha memberi beberapa
alasan sampai menyuruhnya melakukan hal seperti ini karena rasa sakit hatinya
saya rasa habis-habisan dan hal tersebut kurang menyenangkan sekaligus
mengganggu aktifitasku. Selalu mengancam putus merupakan senjata pemungkas
buatku terhadapnya. Jujur, memang saya ingin benar-benar putus tapi tidak
pernah bisa. Terkadang saya menyuruh dia menjalani kehidupan paling mengerikan…
“Kita baikan lagi”
“Kita pacaran lagi” kalimat terakhirku
dengan terpaksa.
Rasa sakit hati paling parah terasa
sekali di hatiku darinya tiap berujar baikan atau pacaran lagi. Seolah dia
ingin menyatakan tidak mau kembali menjalani kehidupan gila bersama saya.
“Memangnya saya juga mau mengemis cinta begini? Terpaksa kulakukan karena kita
berdua tetap saja terikat” pikaranku tapi berusaha agar tidak terbaca olehnya
di sana. Seolah-olah dia berpikir kalau sifatku sangat jelek apa lagi wajahku,
kenapa? Karena saya rasa di hatiku apa yang dirasakan olehnya. Prinsipku adalah
saya bisa lebih mengerikan dibanding hidupmu, jadi jangan macam-macam.
Tiap ulang tahunku pasti dia ketakutan
sekali dan saya bisa rasakan di hatiku. Kenapa? Karena saya selalu menyuruh
dirinya melakukan hal-hal gila seperti menjadi tukang batu, membersihkan
kotoran pasien di rumah sakit memakai tangannya, dan masih banyak lagi.
Beberapa kali menyuruh dia berpuasa habis-habisan di hadapan Tuhan. Hal lebih
gila lagi adalah menyuruhnya memberikan seluruh harta kekayaannya buat Tuhan
tanpa seorangpun tahu. “Bilang saja saya bangkrut atau ribuan alasan lain kalau
ada yang bertanya kenapa tiba-tiba jatuh miskin” pernyataanku buat dirinya.
Entah kenapa tiap bilang ingin putus,
hatinya sudah benar-benar ketakutan sekali bukan lagi geram seperti beberapa
waktu lalu. “Kita baikan lagi” sehari atau beberapa hari setelah pernyataan
putus dariku. Saya bisa merasakan kebahagiaan luar biasa dan tidak lagi
bercerita tentang amarah tinggi. Biasanya dia ngotot kalau putus yah putus dan
tidak usah sambung lagi merupakan makna sakit hatinya yang dulu.
Seiring berjalannya waktu, akhir cerita
saya menyuruh dirinya mencari pendeta guna persiapan di atas. Terlintas di
pikiranku kalau betul-betul hidupku harus berurusan dengan banyak pejabat
sekaligus kasus aneh berarti dibutuhkan sekumpulan orang-orang tertentu. Tidak
ingin memilih sembarang dan beberapa objek menjadi alasan saya melakukan hal
tersebut.
Pendeta pilihan Tuhan harus berpetualang
mencari beberapa generasi muda sesuai petunjuk Tuhan untuk menjalani satu
proses paling mengerikan. Belum menikah, anak muda, memiliki mental baja,
pembawaannya tenang, tetap berdiri kuat sekalipun semua orang di sekitar
terlihat mengecewakan, memiliki kejeniusan berbeda dibanding lainnya menjadi
alasan utama saya melakukan hal tersebut. Saya sulit menaruh kepercayaan
terhadap seseorang sehingga memilih jalur tidak biasa.
Awalnya sih dia mengamuk, tetapi saya
selalu mengancam sampai mau melakukan keinginanku. Orang pertama mengalami
penderitaan habis-habisan karena perbuatanku adalah dirinya, tetapi setelah itu
barulah sekumpulan generasi muda pilihan Tuhan tanpa disadari oleh diri mereka
sendiri. Saya juga habis-habisan menderita tujuh keliling di tempatku karena
masalah permintaan bayar membayar harga awal menjalani kehidupan begini.
Saya difitnah habis-habisan,
terkucilkan, diejek, menjadi bahan tertawaan, miskin, sulit kerja, penyakit,
dan masih banyak lagi kejadian kacau menimpa kehidupanku. Satu hal,
menyuruh dia menjalani kehidupan susah
bukan karena ingin balas dendam sekalipun awalnya rasa jengkel memang ada
buatnya. Kehidupan dengan banyak resiko siap menanti di depan kelak sehingga
entah kenapa sesuatu mendorong saya habis-habisan melakukan hal tersebut.
Kesimpulannya
adalah beberapa anak muda pilihan Tuhan dari tiap daerah karena harus ada perwakilan
akan menjalani perjalanan mengerikan sesuai scenario yang sudah dirancang. Satu-satunya
cara melakukan perbaikan ataupun pemulihan di segala aspek dengan mengambil
langkah nekat seperti kemarin. Andaikan terdapat caci maki berarti scenario
memang sudah berjalan. System yang saya inginkan memang terkesan mengerikan,
menakutkan, menghanyutkan jika ditelusuri lebih dalam. Semua orang bisa saja
berpendapat tentang ingin menyebarkan satu ajaran agama tertentu, tetapi perlu
disadari bahwa keadaan membuat saya harus mengambil keputusan seperti ini.
Tiap orang mempunyai hak memilih
kepercayaan yang diinginkan bukannya memaksa. Andaikan saya ada di atas suatu
hari kelak berarti tidak ada maksud menyebarkan ajaran tertentu. Keputusan
pemilihan orang-orang seperti sistemku bukan karena fanatic, melainkan kasus
Negara itu terlalu berat sehingga harus berasal dari Tuhan bukan permintaan
manusia. Dalam kitab suciku juga diajarkan, “Aku bukan Allah yang memaksa”.
Dengan kata lain tiap orang berhak mengambil keputusan tentang Tuhan yang
diyakini.
Sengaja menulis cerita fiksi tentang
Negara di titik berbeda dengan settingan disamarkan demi memancing respon
beberapa kelompok di luar sana. Andaikan persiapan tersebut tidak pernah ada
karena orang yang terikat denganku tidak mau melakukan kemauanku berarti
hidupku bebas dan lebih bagus lagi artinya saya merdeka dari kalian semua. Para
pejabat silahkan tertawa sepuas mungkin karena kehidupan kalian selamat dari
petaka.
Menurut pertanyaanku terhadap orang
tersebut, sepertinya dia memang benar-benar mempersiapkan semuanya sepuluh
tahun lalu setelah mamaku meninggal. Biasanya saya bertanya, “Orang yang
diproses ada atau tidak?” pertanyaanku berulang kali.
“Ada?” pertanyaanku, andaikan hatinya bahagia,
ringan, tanpa beban dengan kata ada berarti orang yang diproses betul-betul
dipersiapkan.
“Tidak” ujarku dalam hati kemudian saya
merasakan pedis, jengkel, atau bagaimana-bagaimana berarti dia benar-benar
ingin berkata persiapan itu memang ada.
Anak-anak muda tersebut harus menguasai
4 bidang penting selain area yang akan mereka jalani. Pendidikan, hukum,
keuangan, ekonomi merupakan bidang paling penting buat seluruh tempat di segala
bidang bahkan saling berkaitan. Salah satu contoh, bidang kehutanan dibutuhkan
permasalahan sumber daya manusia berkualitas (berasal dari pendidikan),
pemahaman ekonomi, tata kelola keuangan bersama program penyusunan data akurat
guna pemakaian dana akurat, hukum sebagai dasar untuk mencegah objek-objek
permainan. Saya memiliki alasan kuat untuk system pembentukan mereka dengan
cara tidak biasa.
Kisah lain lagi adalah menyuruh mereka
mencari beberapa alat sesuai sedikit petunjuk yang kuberikan terhadap dia.
Teknologi penemuan tersebut minimal membantu keadaan perbaikan kelak andaikan
Negara tercinta menerima persyaratan dariku. Tentu para penguasa akan
menghalalkan segala cara untuk menghalangi kemauanku memilih mereka sebagai
tokoh-tokoh dengan peranan perbaikan ke depan. Salah satu senjata terbaik
beberapa penguasa adalah permasalahan agama bersama titik lemah dari karakter
rakyat itu sendiri. Kalaupun para penguasa atau kelompok tertentu menyetujui
berarti tanda Tanya berat, ada sesuatu dibalik itu semua. Kenapa? Rahasia
beserta karir kaum penguasa berada di ujung tanduk. Jadi, entahlah…
Saya juga masih belum bisa memastikan
apakah persiapan tersebut betul-betul ada atau tidak. Singkat cerita saya
memutuskan hubungan terhadap orang itu setelah lulus kuliah, kenapa? Masalahnya
dia tidak pernah datang bahkan sampai detik sekarang bayangan tentang wajahnya
tidak pernah kutahu. Saya merasa dipermalukan secara manusia oleh perbuatannya.
Beberapa tahun kata putus benar-benar terjadi. Tidak percaya lagi apapun itu.
Hidupku sudah menderita luar binasa selama bertahun-tahun, lantas dia tidak
pernah mau tahu. Kemungkinan permasalahan inilah menjadi penyebab menggoda
beberapa cowok di medsos melalui komentar. Untuk kasus direct message tidak
sampai melewati batas bahkan saya tidak berani, hanya komentar kacau saja di
akun beberapa orang.
Saya memang tidak pernah pacaran di
dunia nyata ataupun jalan dengan seorang cowok karena takut. Ini kali pertama belajar
menggoda cowok sekaligus ingin membuktikan kehidupanku bisa menaklukkan
seseorang. Di lain tempat juga hanya ingin merasakan bagaimana sih rasanya
menggoda cowok cakep atau mengejek kacau mereka. Hal-hal seperti itu tidak
pernah saya lakukan sehingga setelah merasa bebas, hidupku seperti cacing
kepanasan…
Sempat bermasalah juga dengan pacarnya
cowok itu sampai berujung masalah kucing-kucing. Karena merasa dijahili atau
sekedar bahan apaanlah hingga mengerjai balik mereka habis-habisan. Ada lagi
beberapa dokter yang sering kuejek, tapi sebenarnya terkadang menghibur juga
sih. Belum lagi hidupku berkasus dengan seorang yang sering berkotbah depan
orang banyak. Serba salah ingin dijelaskan terhadap dia bersama keluarganya.
Hal lebih memalukan lagi adalah saya mengirim pesan terhadap sang pengkotbah
tersebut tentang belajarlah kehidupan kecil. Memulai pelayanan di gereja kecil
dan beberapa hal lagi.
Saya minta maaf andaikan segala sesuatu
menyakiti kehidupan kalian. Kebenaran yang ada bahwa mama dari sang pengkotbah
memiliki karakter kurang menyenangkan. Bukan maksud ingin menjelekkan, namun
kenyataannya ada banyak cerita masuk ke telingaku tentang mamanya. Pembantu rumah
tangganya seperti dipenjara bawah tanah, selalu memandang remeh orang, mengamuk
terhadap pegawai restoran kalau makanan tidak sesuai, permasalahan nota tissue
dibesar-besarkan, berceramah menegur panjang kali lebar ketika mendoakan
seorang anak pelayan gerejanya, berkasus di salon, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya sih, suami dari ibu tersebut orangnya baik, hanya saja kelakuan sang
istrilah sehingga menjadi batu sandungan orang banyak
Sebuah rahasia cinta pertama sang
pengkotbah menjadi sorotan. Sebelum kuliah di luar negeri, ceritanya dia
memiliki pacar tetapi mamanya tidak setuju. Singkat cerita terjadilah scenario
sang mama demi memisahkan mereka berdua. Cerita lebih kacau lagi yaitu sampai
si’anak mau ke toilet dijaga ketat oleh mamanya depan pintu. Alasannya badan
pacar kecil atau apalah. Kalau dilihat dari sudut lain, kasus sebenarnya bisa
jadi bercerita tentang materi alias tidak sederajat. Bisa saja kan andaikan
menyukai saya saat itu berarti hanya karena kecil-kecil badanku mirip dengan
pacarnya yang dulu. Hal seperti ini bukan kata suka melainkan objek lain…
Dia harus menerima perjodohan dengan
pilihan keluarga. Calonnya pun memiliki bentuk tubuh kecil imut-imut seperti
pacarnya yang dulu kemungkinan besar. Dari segi material memang mereka sederajat.
Menurut gosip beredar, hampir saja pernikahan mereka berdua batal diakibatkan
permintaan dana cukup fantastis. Entah bagaimana cerita sehingga pernikahan
tetap dijalankan. Menurut pandanganku pribadi, kehidupannya memang harus
pilihan mamanya karena kalau melawan berarti cari neraka jahanam…
Kemungkinan kelak saya harus berkasus
dengan banyak hal, di lain tempat orang tuaku sangat miskin dan hidupku tidak
akan membiarkan siapapun mengejek keluargaku terlebih papaku satu-satunya. Apa
lagi kehidupanku baru saja menjalani kasus yang namanya patah hati, yah tidak
memungkinkanlah. Berusaha ingin menutup keras masalah ini, tetapi bisa saja
masalah besar akan terjadi ke depan kalau tidak meluruskan kesalahpahaman. Beban
hidupku terlalu berat dan bukan karena saya ingin mengejek siapapun.
Bagaimanapun saya berusaha menyangkal
tentang ikatan yang masih terjadi bersama mantanku di alam roh, yah tetap saja
terikat. Sempat saya berpikir kalau saya benar-benar menyukai seorang dokter
bule Yahudi hingga minta didoakan biar bisa melupakan dirinya. Cerita lain lagi
sekarang ingin kujelaskan. Berawal dari mengejek sekumpulan dokter sampai akhir
cerita saya dijahili habis-habisan. Entah karena pelampiasan atau alasan lain
menjadi alasan komentar kacau bekerja pada akun berandanya. Sebagai bahan
penghiburan semata untuk membuatku lupa segala masalah. Lama-lama sepertinya
saya suka dengan salah satu dari mereka. Masalahnya dokter itu playboy yang
selalu mengumbar pesona.
Singkat cerita diperlihatkanlah sang
tunangan sekitar insta story miliknya. Hal selanjutnya terjadi yaitu meminta
seorang pendeta berdoa buat saya diam-diam untuk melupakan dirinya. Lagian juga
bahasaku masih kacau, tapi saya mengertilah komentar-komentar bahasa di akun
mereka. Sempat terjadi komentar sedikit menyindir pada salah satu akun di
antara personil para dokter tampan itu. Postingannya bercerita tentang
persahabatan yang sudah lama terjalin…
“Sampai akhirnya datanglah seorang
wanita…” salah seorang netisen berkomentar dalam bahasa asing. Entah kenapa saya
sedikit merasa kalau pernyataan tersebut ditujukan terhadapku. Andaikan salah
satu di antara mereka tidak melakukan postingan DMku tentu netisen tidak akan
berpikir negative atau saya tersinggung untuk komentarnya tadi.
Saya ingin meminta maaf atas segala
kejahilanku atau terkadang sedikit membuat kalian tersindir pada tulisanku.
Jangan marah terhadapku karena kenyataannya saya hanyalah salah satu dari cewek
paling polos di dunia. Budayaku dan kalian sangat jauh berbeda. Kemungkinan
berat juga dalam diriku ingin membuktikan kalau tanganku bisa mematahkan
kebudayaan bebas kalian. Lagian di lain tempat masalahku terlalu banyak, jadi
bahan pelarianku ke kalian, entah dengan cara mengejek atau hal lain…
Jangan rusak persahabatan kalian karena
saya. Sekarang hidupku sudah tobat juga belajar agar tidak buat sensasi lagi.
Bagaimanapun juga memiliki sahabat itu tentu sangat menyenangkan dibanding
apapun. Saya bukan orang jahat melainkan hanyalah cewek terpolos yang pernah
ada. Akhir cerita, hidupku belajar untuk tidak mengejek atau bersikap kacau
lagi terhadap mereka.
Saya memutuskan buat menunggu saja
si’manusia yang sudah terikat denganku belasan tahun lamanya seiring
berjalannya waktu. Bagaimanapun hidupku menyangkal, berpura-pura bodoh/ tidak
merasakan apa-apa lagi darinya, tetap saja terikat. “Saya hanya butuh kau
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa bisa mendengar suaraku”
pernyataanku sejak dulu terhadap dia.
Memang di awal kisahku ada banyak suara
kudengar, tapi tidak ada gambar. Perlahan-lahan suara mereka menghilang sama
sekali yang tinggal hanya ikatan antara saya dan manusia tadi. Terkadang ada
suara-suara aneh hanya saja semunya itu merupakan teroran iblis bukan dari
mereka lagi. Bekas orang gila, masih gila, gadis tua dan beberapa istilah
menjadi julukanku di kota asalku. Di tempatku yang baru saya masih belum tahu
julukanku seperti apa, entahlah kalau mereka sadar atau dibertahu tentang masa
laluku. Lugu, seksi, imut adalah istilah yang diberikan para drakor buatku. Di
dunia para penguasa/ pejabat sendiri tentu memberi istilah lain yaitu “iblis
berwajah lugu”…
Ketakutan juga andaikan tanganku salah
mengambil keputusan dikarenakan memang ada sesuatu sedang terjadi sehingga dia
tidak pernah datang. Beberapa tahun menganggap kalau manusia itu memang tidak
pernah ada, tetapi banyak hal masih terasa di hatiku. Selalu saja saya merasa
dia menangis (karena mataku berkaca-kaca), lagi berdoa seolah menyerah,
cemburu, merasa bersalah bersama teman-temannya di belakang.
Dia kunci utama buat saya keluar dari
neraka. Kuharap dirimu sadar penderitaan terberatku walaupun hidupmu juga
menderita sih akibat perbuatanku dulu. Berjodoh atau tidak, kau harus tetap
datang menjelaskan sesuatu hal. Permasalahannya itu beberapa penguasa siap
sedia mempermalukan terlebih melenyapkan kehidupanku dari muka bumi. Tentu
semua orang akan berkata saya gila mengenai ucapanku, tetapi hidupku memang
dalam bahaya berat. Di lain tempat anggota keluargaku pun dalam bahaya karena
berurusan dengan mereka semua. Saya mau kejar mimpi juga bukan menginginkan
mati di tempat. Persiapan diatas harus ada minimal 10 tahun lalu, kalau tidak
ada silahkan menjelaskan segala jenis alasan di hadapan…
Segeralah
berdiri di depanku bagaimanapun situasi yang sedang menyerang hidupmu. Sampai
detik sekarang saya tidak pernah bercerita apa pun terhadap anggota keluargaku.
Jadi, kalau mereka terlihat biasa-biasa saja berarti memang sangat wajar,
kenapa? Karena mereka tahunya saya hanyalah orang biasa bukan luar biasa.
Keadaan membuatku tidak dapat bercerita apa-apa sampai menunggu waktu paling
tepat. Entahkah saya akan dipermalukan oleh ceritaku sendiri ataukah keadaan
berbalik arah setelah berusaha menjelaskan semua ini. sekali lagi saya memohon
dengan sangat, perlihatkan dirimu di depanku kalau memang kau benar-benar ada.
Intinya saya selalu merasa apa pun itu tentanng hal-hal yang pikirkan/dirasakan
olehmu. Understand?
Pernyataan apaan ini? sebuah rahasia
dibalik misteri antara satu daerah dan ibukota. Siapa penulis kisah tersebut?
Kenapa bisa berada dalam tasku? Apa yang sedang disembunyikan oleh beberapa
oknum sekitar pemerintahan pusat Negara? Benarkah kisah kehidupan seperti itu
pernah terjadi? Ada banyak pertanyaan terus saja bersarang di otakku.
Percintaan paling aneh? Lantas, siapa
pria tersebut? Penulisnya saja dalam pergumulan penasaran apa lagi diriku
pribadi lebih ganas dalam hal pertanyaan. Kemungkinan besar beberapa gedung
penting ibukota menjadi korban si’jago merah dikarenakan rasa ketakutan luar
biasa terhadap sang penulis. Andaikan tiba-tiba memunculkan diri yang kemudian
menciptakan permainan penyerangan, tentu saja para penguasa baik bekas maupun
sedang menjabat berada di ujung neraka paling jahat.
Berarti demi menghilangkan banyak bukti
sehingga beberapa oknum sengaja memainkan kasus bakar-membakar seperti
pemberitaan kemarin. Dasar dunia politik selalu saja menghanyutkan orang
banyak. “Ri, boleh papa masuk?” pria tua ternyata belum tidur.
Saya harus segera meninggalkan ruang rahasia
untuk berjalan menuju pintu kamar di luar sana. “Kenapa papa ganggu Ri
malam-malam begini sih?” beralasan memperlihatkan rambut berantakan seolah baru
bangun tidur akibat suara sang pria tua.
“Happy Birthday kakak Ri paling cantik
sedunia” teriak Ziza tiba-tiba di tengah kami.
Saya tidak pernah menduga mendapat
kejutan ulang tahun. ternyata ulang tahun Ri sekitaran tanggal tua bulan Mei
jauh berbeda denganku. Wajah kami memang mirip bagai pinang dibelah dua, namun
permasalahan umur Ri tua beberapa bulan dariku. “Papa, Ziza, juga Diel sengaja
membuat kue special buat kakak” ucapan pria tua membuatku ingin menangis
terharu seketika.
Bagian 6…
Ulang tahun Rie Tabera ternyata di bulan
Mei. Saya harus meniup lilin demi merayakan ultah bersama keluarga besarnya. Pertama
kali merasakan kehangatan keluarga sekalipun hanya orang asing di rumah ini.
“Happy birthaday” Diel dengan suara masih kesal bahkan sangat dingin memberi
sebuah kotak kecil sebagai kado buatku malam ini.
“Happy birthday Ri” sejak kapan pria
tampan ada di rumah ini…
“Kakak Darel sengaja tidak memberi tahu
kedatangannya beberapa jam lalu” Ziza.
“Mama, hari ini putri sulung kita
berulang tahun” bisik pria tua terhadap istri tercinta.
Beliau tidak pernah bosan memberi senyum
lepas atau hanya sekedar memeluk hangat wanita tua di sampingnya. Tetap menjadi
sosok suami terbaik sekalipun keadaan berkata pahit. Apa wanita tua ini
mengerti arti ucapanku beberapa waktu lalu? Kenapa juga saya keceplosan
berbicara? Pada hal Ri berusaha keras menutup rapat penyakitnya demi menjaga
kesehatan orang tuanya.
Ri benar-benar beruntung memiliki orang
tua terbaik di dunia, adik manis, anak jenius sekalipun terlihat sangat dingin,
dan lebih heboh lagi seorang tunangan paling perhatian. Bisakah saya merebut
sedikit saja kebahagiaan Ri? Keadaan menjadikan situasi hidupku berada pada
satu alur jurang tergelap hingga setitik sinarpun tak terlihat sama sekali
olehku. “Papa akan selalu memelukmu” dekapan hangat pria tua di sampingku
setelah acara selesai bahkan tunangan Rie tertidur pulas memeluk Diel di ruang
tamu.
“Kenapa pandangan papa tidak pernah
lepas sedikitpun dari mama?” pertanyaanku tiba-tiba.
“Beri papa satu alasan paling tepat,
kenapa Ri melemparkan pertanyaan ini?”
“Ri bingung saja melihat kehidupan rumah
tangga papa sekian tahun…” ujarku.
Pertanyaanku sejak pertama kali
menginjakkan kaki di rumah Ri hanya berada sekitar putaran kehidupan rumah
tangga pria tua di hadapanku. Saya tidak pernah bosan sekalipun beliau pernah
memberi sebuah jawaban. Rasa-rasanya seorang Hope ingin ribuan alasan tentang
seorang pria tua bertahan hidup hanya demi seorang wanita tanpa kehidupan seks
sama sekali. Wanita pelacur sepertiku mengerti jelas dunia para pria ketika
bercerita seputar ranjang bersama pasangan mereka. Harus menjadi ayah sekaligus
ibu bagi kedua anaknya yang masih terlalu kecil selain tetap berjuang merawat
wanita lumpuh.
“Buat papa pribadi, kehidupan rumah
tangga bukan hanya bercerita tentang permasalahan seksual melainkan satu cerita
yang mungkin sulit untuk dirangkai melalui kata-kata semata” jawaban pria tua.
“Perasaan ucapan Ri tidak lari pada
objek ucapan papa barusan deh” celotehku.
“Tapi papa bisa menebak pikiran Ri”
senyum sang pria tua.
Tuhan, bisakah seorang perempuan pelacur
sepertiku berharap mendapat pria berkepribadian seperti papa Ri? Suatu hari
kelak, pria tampan akan berada dalam pelukan dokter Azela setelah menyadari
kenyataan pahit tentang kepergian tunangannya. Saya juga ingin kehidupan penuh
kasih sayang di antara keluarga Ri. Tidak menjadi masalah pria tampan berlari
dalam pelukan si’cantik dokter Azela, tetapi sosok Hope ingin terus menatap
senyuman sang pria tua dengan peran sebagai ayah terbaik diantara para orang
tua.
Saya akan memanfaatkan tiap kesempatan
berada di tengah kehangatan kasih sayang sang pria tua sebelum akhirnya
bayanganku menghilang tanpa jejak. Menyukai Ziza yang selalu saja memberi
perhatian terhadap kakaknya. Walaupun dikatakan wanita tua itu tidak dapat
berbicara, namun kedua matanya melukiskan satu dinding kehangatan lebih dari
apapun. Diel dengan wajah dingin bahkan menikmati karakter tzundere, tetapi
tetap saja terlihat imut.
“Kalau dipikir-pikir lagi, Hope
perempuan pelacur harus berterimah kasih ma pejabat paling jelek sedunia karena
perbuatannya membuat menemukan satu kehangatan sebuah keluarga” celotehku
seorang diri dalam hati.
Btw, siapa sosok dibalik kesaksian dari
flashdisk ini? Saya baru menyadari tentang kehidupan yang belum pernah ada
bahkan sangat mustahil mempercayai akan kisah semacam itu. Siapapun cowok yang
dimaksud oleh gadis tersebut, segeralah muncul perlihatkan dirimu dan jangan
bersembunyi terus seperti cacing tidak jelas. Saya bisa bayangkan kehidupannya
pasti mengerikan sekali sampai-sampai berjuang keras menjelaskan sesuatu hal.
“Jadi cowok jangan terlalu jual mahal mentang-mentang dibutuhkan sekali”
berkata-kata seorang diri.
“Kalau saya jadi cewek dalam kesaksian
ini pasti akan melakukan hal sama seperti dirinya bahkan lebih parah dan bisa
saja meledakkan nuklir seketika” berujar lagi.
“Lupakan kisah mereka sementara waktu,
yang sekarang jadi pertanyaan pasti banyak pejabat diam-diam munafik di luar
sana hanya masyarakat belum menyadari sesuatu” merenung mengingat beberapa
pernyataan dari tulisannya.
Pekerjaan saya setiap hari adalah berada
di toko kue melayani setiap pembeli. Seolah melupakan lipstick merah menyala
ataupun pakaian seksi bahkan hidupku hanya menikmati bau-bau hangus di dapur
karena hingga detik sekarang sosok Hope masih gagal dalam pembuatan kue. Akhir
cerita adalah papa berusaha keras membuat saya jauh-jauh dari dapur dan hanya
melayani pembeli di luar. “Ri’ antarkan pesanan kue teman kerja Darrel!” teriak
papa di dapur.
Saya tidak lagi memanggil pria tua di
dasar hati melainkan papa terbaik sedunia. Segera mengambil sebuah kotak kue
kemudian mengemudikan sebuah sepeda motor menuju satu gedung pencakar langit.
Tuhan, jangan sampai saya mendapati kembali dokter cantik menangis seorang diri
di sana. Entah kenapa jalanku hanya ingin berpura-pura bodoh bahkan tidak tahu
menahu permasalahan luka hati sang dokter bersama air matanya. Apa saya terlalu
jahat membiarkan dokter cantik terus hidup dalam penderitaannya seorang diri,
sementara sosok Ri sudah pergi ke alam lain.
Dokter Azela memiliki peluang emas untuk
memikat hati pria tampan. Andaikan waktu itu tiba, saya akan berjuang keras
untuk tidak mengambil apa yang bukan milikku. “Hope sadarkan dirimu kalau kau
hanyalah pelacur kelas kakap yang tidak mungkin memiliki berlian, understand?”
mengumpat sendiri sambil menepuk-nepuk kepala.
“Bisa dijelaskan alasan dari pernyataan tadi”
pria tampan penuh wibawa berkata-kata.
“Kharismanya begitu kuat” menatap pria
tampan di depan layar pada salah satu ruang tunggu…
“Pernyataan bapak menimbulkan banyak
pertanyaan baru di luar sana, jadi sebagai seorang jurnalis saya mewakili
mereka untuk menemukan jawaban paling tepat” pria tampan kembali berbicara.
Program yang sudah berjalan setiap pukul dua belas siang membuat seluruh
masyarakat tidak ingin berhenti menatap layar kaca.
Terjadi dialog cukup serius antara pria
tampan dan seorang pejabat cukup dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Saya
bukan pecinta politik, jadi sama sekali tidak ingin mengambil pusing ketegangan
tersebut. Wanita pelacur sepertiku tidak ada waktu menonton berita-berita
televisi seputar politik atau apapun itu selain masalah fashion. Setelah mengenal
Rie Tabera di rumah sakit membuat saya akhirnya tahu nama seorang jurnalis
bernama Darrel.
Malam akan saya jadikan siang karena
waktu kerjaku ada pada jam-jam tersebut, sedangkan siang dijadikan malam dengan
alasan tubuh membutuhkan istirahat juga. Bisa dikatakan sosok Hope merupakan
kuntilanak tercantik di dunia pelacuran. Karya terbaikku akan terlihat ketika
berada di atas sebuah ranjang. Bukankah memberi pelayanan seks terbaik bahkan
sangat memuaskan bisa dikatakan juga sebuah karya.
“Tapi akhirnya saya sadar kalau itu
bukan karya melainkan kehidupan paling menjijikkan diantara semua kehidupan”
membentur-benturkan kepala sendiri mengingat bagian masa lalu.
“Sosok Darrel memang benar-benar
mengagumkan untuk program ini” tidak sengaja mendengar salah seorang memuji
hasil kinerja pria tampan.
“Biasa saja jangan memuji berlebihan”
balasan kalimat pria tampan.
“Pejabat selalu dibuat ketakutan sampai
tidak bisa berkutik” ucapan temannya lagi.
“Lupakan hal itu” pria tampan.
“Darrel ada berita gembira” seorang
wanita elegant berjalan ke arah mereka berdua.
“Berita gembira?” pria tampan.
“Kau terpilih sebagai host acara debat
para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur pemilu bulang depan” ucapan
wanita tersebut.
“Ngomong-ngomong papanya dokter paling tercantik
di Negara ini merupakan salah satu kandidat calon gubernur periode mendatang”
rekan kerjanya yang lain kembali berkata-kata.
“Saya pikir dokter Azela menyimpan rasa
buatmu, tapi kasusnya kau lebih memilih perempuan lain sebagai tunangan”
celoteh wanita elegan tadi.
“Azela hanya sahabat buatku tidak lebih”
pria tampan.
“Kau masih bisa memilih sebelum
terlambat. Secara logika, dokter Azela sosok wanita tersempurna di dunia dan
pria mana yang tidak mengidolakan dirinya termasuk dirimu” sindiran sang wanita
elegant.
“Biasa saja” pria tampan.
“Papanya merupakan salah satu orang
terpandang sekaligus anggota dewan yang lagi mencalonkan diri sebagai gubernur.
Bisa dikatakan beliau pasti menang telak untuk pemilu sekarang…” rekan kerja
pria di sampingnya berkata-kata.
“Cepat keluar dari kantorku sekarang!”
pria tampan mengusir dua orang di hadapannya.
Cepat atau lambat pria tampan pada
akhirnya akan berlari dalam pelukan dokkter Azela setelah menyadari kepergian
Rie. Saya bukan Rie menjadi alasan dua mataku berjuang untuk tidak pernah
melihat ke arahnya. Seonggok sampah harus menyadari letak posisinya berada
dimana dan jangan pernah merebut sesuatu yang bukan milik sendiri. Pikiran
bodoh terkadang merasuk ketika berdiri di hadapan pria tampan sehingga saya harus
berjuang mengendalikan diri.
“Ri ngapain disini?” pria tampan
tersadar sesuatu.
“Kakak Darrel” senyum paksaan.
“Menguntit?” pria tampan.
“Saya habis mengantar pesanan kue
seseorang bukannya menguntit” balasku.
“Bilang saja merindukan sosok kakak
Darrel” membelai rambut panjangku kemudian berlalu begitu saja meninggalkan
saya seorang diri.
Objek terkacau darinya seperti biasa,
tetapi membuat jantungku semakin berdetak keras tanpa sadar. Kenapa bisa pria
tampan lebih memilih Ri dibanding dokter Azela? Selalu saja berpura-pura bodoh
tentang perasaan wanita tersempurna. Saya jamin, pada akhirnya sosok pria
tampan akan berjalan masuk dalam pelukan sang dokter setelah rahasia kepergian
Ri terbongkar.
Tidak pernah bosan mengirim pesan manis
terhadap Ri tiap harinya. Handphone di tanganku sekarang merupakan bagian
kehidupan Rie Tabera dan bukan milikku. “Jangan lupa tersenyum selagi kau masih
bernafas” kata-kata tersebut membuatku ingin tertawa. Apa senyuman pria tampan
perlahan akan memudar andaikan rahasia kepergian tunangannya terbongkar suatu
hari kelak. Berada di toko kue tanpa merasa lelah sedikitpun hanya untuk
menyapa. Pria bujang menyukai wanita beranak satu sampai segitunya?
“Senyum di wajahmu jauh lebih berharga
dibanding apa pun. Jadi, saya akan memakai ribuan cara untuk menciptakan satu
senyum pada dirimu setiap harinya” nada pesan kembali berbunyi.
“Permen rasa strobery masih kalah manis
ketika Ri tersenyum lebar” pesan di hari berikutnya.
Kisah percintaan mereka terlihat berbeda
dibanding orang lain. Membuatku sangat iri sampai kapanpun. Mengirim kotak
permen karet melalui salah satu aplikasi pengiriman online. “Nikmati saja
permainan hidup sama seperti saat sedang mengunyah permen karet” selembar
kertas menjelaskan satu alasan…
“Saya pernah mendengar kalimat ini, tapi
dimana yah?” berpikir seharian di toko kue milik pria tua maksudku papa.
“Kalau lagi punya masalah, silahkan
mengunyah permen karet dari kotak strobery pemberianku!” bunyi pesan kembali
terkirim untuk seorang Ri bukan buatku.
Hal terbodoh dilakukan oleh sosok
jurnalis paling berkharisma ketika berkaitan dengan sang tunangan. Apa air
matanya akan terjatuh seketika andaikan menyadari kepergian Ri? Di hadapan
public terlihat tegas, berkharisma, penuh wibawa, berintelek saat sedang
berinteraksi ataupun melakukan perannya sebagai jurnalis. Kegiatan konyol
ataupun ungkapan pernyataan-pernyataan lelucon berusaha dilakoni hanya demi
sang tunangan.
“Caption postingan Ri pada akun Hope
miliknya” menyadari asal kalimat tersebut.
Berlari pulang tanpa memberi tahu papa
terlebih dahulu. Berada di ruang rahasia untuk mencari tahu apakah pria tampan
menyadari dibalik pemilik akun Hope ternyata terpampang nama Rie Tabera. Berusaha
memeriksa akun media social atas nama Darrel si’jurnalis demi sebuah pencaharian
terkacau buatku sih. Selama ini saya tidak kepikiran melakukan stalking
terhadap akun pria tampan, tapi karena teka teki inilah hingga terpaksa
kulakukan.
Pria tampan sama sekali tidak memfollow
akun Hope milik Ri. Lantas bagaimana bisa yah? Ternyata postingan sang jurnalis
hanya berupa gambar kartun, kamera, dedaunan, jejak kaki, pemandangan alam, dan
beberapa objek membosankan lainnya. “Gambar apaan ini?” menggeleng-geleng
kepala melihat beberapa postingan terakhir dari akunnya. Lembaran kertas dengan
jenis berbeda-beda dimulai dari setitik tinta hitam, terbakar pada bagian
ujung, terdapat sebuah pelita di atasnya, beterbangan bahkan melayang di udara
oleh karena hembusan angin. Terkesan membosankan, akan tetapi masing-masing
gambar seolah menjelaskan makna mendalam.
“Tak ada satupun foto Ri terpampang di
sini” bergumam sendiri dalam ruang tersebut. Bucinnya terlalu overdosis kalau
diperhatikan, tapi akun medsos milik pria tampan berkata lain. Apa sang
jurnalis merahasiakan kisah percintaannya dari public atau gimana yah? “Terkadang
Hidup seperti lembaran kertas di atas, kapan saja akan terhempas pergi oleh
angin tanpa menuliskan cerita manis di dalamnya,” caption dengan gambar
selembar kertas melayang tertiup oleh angin di udara.
“Menjadi pelita kecil atau tidak hingga
membentuk alur cerita tersendiri pada lembaran kertas milikmu, tergantung
bahkan kembali lagi pada jenis kepribadian maupun prinsip hidupmu.” Pelita
kecil terlihat hidup ketika berada di atas selembar kertas putih. Perpaduan
gambar dan caption seolah ingin berteriak sekuat mungkin tentang satu objek.
Kenapa saya jadi kacau begini melihat
postingan pria tampan? Saya harus mencari tahu tentang kebenaran sebuah rahasia
penting. Bunyi pesan masuk melalui computer milik Ri mengagetkan keadaanku
seketika. “Bisa tidak bersahabat sedikit saja denganku tanpa perlu berbunyi
seperti tadi” menepuk-nepuk benda di depanku. Ada banyak pesan masuk dengan
pertanyaan yang sama.
“Kenapa sudah tidak pernah update status
lagi di dunia medsos?” ribuan pertanyaan sama memenuhi beranda DM maupun email
Ri. Mereka semua sama sekali tidak menyadari pemilik akun ini sudah lama pergi
tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Apa yang harus kulakukan sekarang? Saya
saja seorang perempuan pelacur kelas kakap bukan penulis kata-kata bijak.
Keadaanku tidak pernah bercerita kehidupan melainkan hanya berkata-kata tentang
jurang tergelap. Mengatakan sebuah kejujuran akan berakibat fatal buatku.
Goreng telur ceplok saja langsung hangus tanpa basa basi, lantas gimana cerita
tentang penulisan kata-kata di akun ini? Tuhan, kalau bergulat di ranjang beri
saja ke Hope asal jangan hal-hal semacam ini. Jangan pikir memuaskan seks di
atas ranjang bukan sebuah talenta, siapa bilang? Objek semacam ini juga talenta
terbaik dari Tuhan.
Bagian 7…
“Azela Maner” terkejut membaca salah
satu Dm seorang netizen. Apa mataku rabun sampai salah mengeja nama pemilik
akun tersebut? Sejak kapan dokter cantik menjadi follower akun Hope milik Ri?
Ada banyak pertanyaan terus saja bermunculan di benakku sekarang atas apa yang
kubaca barusan. Hal lebih mengejutkan adalah pertama kalinya seorang wanita
tersempurna sejagat raya mengirim DM ke akun ini.
“Saya tidak tahu harus memulai dari
mana, tapi perkenalkan namaku Azela” kalimat pertama sang dokter cantik. Tentu
saya tahulah nama wanita cantik yang baru saja mengirim pesan barusan…
“Temanku merekomendasikan akun Hope buat
solusi alias tempat seseorang kalau lagi berbeban berat gitu. Siapapun dirimu
dibalik akun ini, tolong bantu saya lepas dari masalahku sekarang!” DM dokter
Azela. Memangnya saya Tuhan bisa melepaskan begitu saja beban seseorang?
Perempuan bodoh bahkan terbodoh yang masih bernafas di dunia paling bengis.
Hidupku sudah cukup sulit menghadapi situasi andaikan sebuah rahasia tentangku
terbongkar kelak.
“Saya seorang gadis paling minder,
pendiam, bahkan selalu saja menjadi korban buly ketika menginjak usia remaja.
Keadaan membuat saya harus pindah sekolah hingga dipertemukan oleh sosok cowok
sangat ramah di tempat baru” dia mulai bercerita kisah masa lalunya. Di luar
dugaan bagaimana sosok dokter cantik mulai menyukai pria tampan.
“Ketika semua menjauh dan tidak ingin
berteman denganku, saat itulah dia datang masuk memberi kehangatan. Papaku
sendiri seolah bersikap cuek atas segala hal yang sedang menimpa anaknya.
Selalu tertawa hanya buatku seorang, mengisi kekosongan hidup, membantu
menyelesaikan pelajaran sekolah, memberi motivasi kalau saya bisa melakukan
sesuatu hal yang belum tentu orang lain bisa lakukan” lanjutan DM dokter
cantik.
Saya tidak pernah tahu kisah miris
hidupnya terlalu menyedihkan. Sahabat sekaligus cinta pertama sejak usia remaja
hingga detik sekarang menyukai wanita lain. Hati siapa sih tidak sakit kalau
cerita percintaanya seperti itu? Setidaknya kesempatan merebut hati pria tampan
sangat besar andaikan dia tahu berita kepergian Ri. Bagaimanapun saya hanya
sosok pelacur, jadi hidupku tidak berhak menjadi perusak kehancuran hidup sang
dokter dengan alasan apapun. Dia selalu menangis dikarenakan pria tampan lebih
memilih orang lain dibanding dirinya. Apa saya harus melakukan sesuat?
“Saya selalu berusaha terlihat cantik di
depannya dengan merubah seluruh penampilanku hingga semua orang pangling
seketika. Cewek culun belajar dari yang tidak mengenal make-up sama sekali
berjuang melakukan perubahan. Selalu ada buatku bagaimanapun kesibukan dirinya
hingga suatu ketika dia membawa seorang wanita di depanku” dokter Azela.
Jalan cerita hidup sang dokter terdengar
sangat menyedihkan. Tentu saya akan menangis atau marah besar andaikan jadi dirinya.
Percintaan terkacau yang pernah ada bahkan terlalu menyakitkan. “Bertahun-tahun
berjuang memperlihatkan kalau seorang Azela bisa bersanding dengannya. Berhasil
menjadi seorang dokter spesialis terbaik di usia muda hanya demi meraih
perhatian dia semata. Berharap suatu hari kelak dia akan datang menyatakan
perasaannya hanya buatku seorang” tulisan pesan dokter Azela masih terus
berlanjut.
Perjalanan hidup wanita tercantik
ternyata begitu tragis. Kenapa harus bercerita begini sih? Rasa sakit di pendam
dalam-dalam hingga akhirnya dia tidak lagi bisa menahan perasaannya. “Apa salah
kalau saya menjadi manusia jahat? Sekali saja dalam hidupku menunjukkan
karakter terburuk, tidak jadi masalah kan?” dokter Azela. Hal terburuk adalah
detak jantungku juga bermainn tidak karuan ketika berada di depan pria tampan.
Hope, sadarkan dirimu di luar sana air
mata dokter cantik terus saja jatuh tanpa henti. Terkadang saya juga ingin
seperti sang dokter memperlihatkan sisi jahat untuk merebut apa yang bukan
milikku. Bagaimanapun cerita hidupku memiliki sisi gelap dan karena hal
tersebut membuatku tidak dapat menggenggam satu objek terbaik. Lagi dokter
Azela sudah terlalu menderita karena pria tampan.
Saya harus mencari tahu alasan pria
tampan berlari ke arah Ri dibanding dokter Azela. Dari segi kepribadian antara
dua wanita tersebut sebelas dua belas jika diperhatikan baik-baik. Menurut
pemikiranku dokter Azela masih lebih menang dalam segala hal dibanding Ri.
Lantas apa yang salah pada kasus semacam ini? Berpura-pura terus berada di
samping pria tampan untuk beberapa saat sepertinya harus kujalani demi mencari
sebuah jawaban. Tuhan, jangan sampai dua tanganku terus saja ingin menggenggam
pria tampan.
“Azela harus berjuang pantang menyerah”
menulis balasan pesan buatnya.
“Kata seperti itu bukan pribadi Ri”
segera menghapus sebelum terkirim. Pemilik akun Hope bukan saya melainkan Ri
dengan kepribadian berbeda ketika mengungkapkan banyak hal terhadap satu
permasalahan. Saya harus belajar bijak menanggapi, mendengar, menyimpulkan,
mengambil, menyelesaikan, ataupun membalas tiap pesan yang masuk. Pengaturan
kata-kata bersama beberapa tanda baca selalu tertata menurut konsep masalah
masing-masing dari mereka bahkan sosok Ri tahu menempatkan objek paling
berperan untuk penyelesaian.
“Hai, tentu sakit menyukai seorang pria
yang sama sekali tidak pernah ingin menyadari perasaan sendiri dan berlari
dalam pelukan wanita lain. Tuhan tahu hal terbaik dalam hidupmu. Andaikan
berjodoh dia akan berlari dengan sendirinya hanya untuk menggenggam tanganmu”
balasan pesan cukup bijak.
“Saya bukan seorang pendeta, tetapi doa
merupakan kekuatan terbaik buat jalanmu sekarang hingga perkaramu didengar
olehNYA.” Saya hanya berusaha mengungkapkan beberapa hal menurut kepribadian
pemilik akun bukan tentang cara berpikirku.
Tidak ada yang salah akan balasan
pesanku tadi. Tuhan punya cara terbaik menyatakan satu objek yang sama sekali
berada di luar dugaan ketika seseorang datang menjerit di hadapanNYA. Walaupun
dikatakan sosok Hope memiliki sisi tergelap, akan tetapi tetap saja kepercayaan
tentang pernyataan tadi tentang cara terbaik Tuhan melekat kuat di dasar hati.
Belajar memasak aneka resep makanan juga membuat kue sesuai petunjuk buku Ri
mulai kujalani dengan serius.
Entah kenapa saya ingin menghabiskan
sisa-sisa waktu bersama keluarga Ri maupun tunangannya sebelum dua kakiku pergi
meninggalkan mereka semua. Di lain tempat otakku berjuang keras ingin
menyatukan dua sahabat dalam satu hubungan walaupun kehidupankulah yang akan
tersakiti pada akhirnya. Saya hanya perempuan pelacur dan tidak berhak merebut
ataupun menghancurkan kebahagiaan dokter Azela.
“Rasa masakanku hari gimana?” menatap
tajam pria tampan. Memasak sekaligus membawa makanan ke tempat pria tampan
bekerja harus terus kujalani, kenapa? Rutinitas Ri setiap harinya memang
seperti itu tanpa mengenal rasa lelah.
“Mulai enak, sedikit lagi Ri pasti bisa
kembali menjadi tukang masak handal” pria tampan penuh semangat berkata-kata.
“Apa ka’Darrel pernah menyukai gadis
lain selain Ri?” pertanyaanku tiba-tiba membayangkan air mata dokter Azela.
“Kalau dipikir-pikir lagi tidak ada,
hanya ada Ri seorang sampai selama-lamanya, Amin” pria tampan masih sibuk
makan.
“Jawaban apaan ini?” menggeleng-geleng
kepala menatap pria tampan.
“Memang kenapa?” pria tampan.
“Memangnya kakak tidak sadar kalau di
luar sana ada gadis tercantik terus saja menangis sampai matanya sembab karena
patah hati” berkata-kata sangat pelan. Beruntung saja suara musik di ruang
tersebut terdengar sangat keras sehingga ucapanku tidak didengar olehnya.
Mencoba melakukan seluruh kegiatan Ri
dengan baik menjadi aktifitas keseharianku. Belajar update status terbaru pada
akun Hope miliknya dan memakai gambar berbeda pertama kali kulakukan. “Terkadang
objek paling lemah menyimpan satu kekuatan tersembunyi. Tergantung pribadi
masing-masing tentang cara menilai ataupun menggenggam sesuatu” caption perdana
dari akun Hope setelah sang pemilik
pergi ke alam lain.
“Ternyata saya bisa juga sok-sok’an buat
caption begini” menertawakan diri sendiri.
Memperbaiki hubungan antara saya dan
Diel sedang kulakukan. Seolah ada sesuatu yang membuatku ingin melakukan apa
saja agar bocah cilik itu berbicara banyak hal dan meluapkan sisi emosionalnya
terhadapku. Saya menyukai Diel sejak pertama kali melihat dirinya di rumah
sakit kemarin.
“Maaf untuk tiap ucapanku atau sikapku mungkin
sampai hati bocah dingin sedingin es sangat terluka” pernyataan kocak sambil
memberi sebatang coklat di halaman pagar sekolah.
Saya masih merasa Diel terluka atas
kata-kataku beberapa waktu lalu. Berusaha melakukan apa saja agar anak itu bisa
terlihat ceria. Kenyataan yang ada adalah sifat dinginnya memang sudah terlihat
pertama kali bertemu di rumah sakit. Berpakaian badut sambil menari menyanyikan
sebuah lagu demi memancing senyum sang bocah. “Diel semangat buat ujian
sekolahnya” berteriak keras depan pagar sekolah.
Selalu bertingkah bodoh dengan memasang
wajah lucu di tengah jalan ketika mengantar ataupun menjemput sang bocah dari
sekolah. Seorang anak kecil memiliki hati sedikit sensitive membuatku sedikit
kesulitan berkomunikasi dengannya. “Kenapa tingkahmu selalu saja terlihat
memalukan” kata-kata sang bocah sok-sok dewasa gitulah.
“Jangan bertingkah seolah sudah dewasa
terlihat membosankan” menghentikan langkahku di tengah keramaian jalan raya.
“Diel memang sudah dewasa bukan lagi
bocah” nada kalimat terdengar sangat dingin.
“Terkadang saya ingin mendengar bocah di
depanku menangis, bertingkah selayaknya anak kecil, berlari, bahkan tertawa
lebar” menatap tajam ke arah sang bocah.
“Saya akan berjuang keras” pertama kali
bagi mantan perempuan pelacur ingin menjalani satu perjalanan hidup ingin
merebut hati seorang anak kecil. Bisa dikatakan sosok Hope sangat membenci anak
kecil sejak dulu. Entah kenapa seakan semua berubah ketika berdiri di dekat
Gaddiel Yehuda.
Memberi sekotak permen, berusaha membawa
pria tampan ke sekolah, menciptakan satu menu masakan kacau walaupun saya tidak
tahu masak. Kemungkinan hati dokter Azela makin tersakiti akibat tingkahku
karena selalu saja mengajak pria tampan ke sekolah. Hanya ini cara terjitu
menarik perhatian Diel yaitu kehadiran tunangan mamanya. “Kakak Darrel mau
mengajak kita berdua bermain petak umpet di danau” menatap wajah sang bocah.
Bayangan tangisan dokter Azela terlintas
seketika. Tuhan, maaf menyakiti hati dokter cantik atas sikapku beberapa hari
belakangan. Saya juga sedikit lagi pasti pergi meninggalkan mereka semua,
minimal hidupku juga ingin merasakan kebahagiaan sedikit saja. Wajah Diel akan
tersenyum penuh semangat ketika pria tampan berada di dekatnya. Dia selalu
mendambakan sosok ayah penuh perhatian. Wajar saja jika Diel bersikap dingin
terhadapku atas ucapan agar tidak mengharap berlebihan.
Ri sudah meninggal dan hal tersebut akan
menghapus mimpinya menjadikan pria tampan sebagai ayahnya. “Apa yang kau sukai
dari pria tampan maksudku bekas calon papamu bukan bukan maksudku tunangan
mamamu?” kami berdua berada di lapangan sejam setelah pria tampan pergi.
“Marah sih boleh saja marah tapi jangan
sampai matahari terbenam apa lagi berhari-hari sampai berminggu-minggu” rasa
kesal juga karena ulah sang bocah.
“Karena dia baik, selalu membuat Diel
merasakan kehangatan ayah, mengingat tanggal ultah kami” ucapan anak usia 5
tahun terdengar kelewat dewasa…
“Tidak pernah malu mengakui Diel sebagai
anaknya” sang bocah menundukkan kepala terlihat sedih.
Diel belum siap menerima kenyataan
andaikan pria tampan pergi begitu saja setelah menyadari kepergian sang mama.
“Kenapa juga Tuhan cepat mengambil mama?” tangis anak kecil itu pecah seketika
untuk pertama kali.
Dia tidak pernah menangis selama ini
sampai akhir cerita air matanya mengalir keras juga. “Diel anak baik, tapi
kenapa Tuhan mengambil mama begitu cepat?” menangis tersedu-sedu meluapkan rasa
sakit yang terpendam sekian lama.
“Kalau tangisanmu bisa mengobati lukamu,
menangislah sekeras mungkin mumpung suasana di lapangan sangat sepi” mendekap
anak kecil di sampingku.
“Apa mama benci Diel?” terus saja
melemparkan pertanyaan.
“Mama selalu mencintai lebih dari apa
pun, hanya saja Tuhan menginginkan satu cerita manis buat Diel walaupun terasa
menyakitkan karena kehilangan” saya harus berhati-hati ketika berbicara
terhadapnya.
“Diel masih punya kakek, nenek, aunty
Ziza jauh berbeda denganku tidak memiliki siapa-siapa” berucap kembali.
Tangis anak kecil itu terhenti seketika.
Kami berdua menghabiskan waktu menikmati matahari terbenam saling menatap satu
sama lain. Saya menyukai semua anggota keluarga Ri termasuk anaknya. Sejak saat
itu, hubungan antara saya dan Diel mulai bersahabat dari waktu ke waktu.
Bersemangat membantunya melakukan banyak hal walaupun dikatakan kehidupanku
memiliki banyak kekurangan.
“Berhasil” berteriak penuh semangat
memeluk sang bocah dikarenakan kue buatanku tidak lagi gosong dan mulai terasa
lembut di lidah.
Tuhan, semalam saya mimpi apa? Sekian
waktu berlatih membuat kue sesuai resep milik Ri di akhir cerita memberi hasil
juga. Perjuang luar biasa tidak mengkhianati hasil. “Pelukanmu jangan kelewat
keras” sikap dingin sang bocah masih seperti biasa.
“Tapi Diel pasti suka pelukan dariku
tentunya” menyindir.
“Siapa bilang?” dia segera berlari
meninggalkan dapur. Andai saja saya bisa menjadi pengganti Ri di hati Del.
Butuh perjuangan luar biasa demi memikat hati sang bocah. Menjadi sosok ibu
terbaik memang tidak mudah, tapi seiring berjalannya waktu Hope pasti bisa. Jam
dinding di atas menunjukkan waktu untuk mengantar bekal makan siang buat pria
tampan. Membiarkan sang bocah bermain bersama Ziza di toko kue, sedang papa
sibuk melayani para pembeli.
Semoga saja saya tidak bertemu dokter
Azela di sini. Wanita cantik selalu menangis karena perasaan terluka dalam
dirinya. Bukan saya tidak ingin tahu, hanya saja semua membutuhkan waktu tepat.
Kesalahan terbesar sang dokter adalah terus menjatuhkan air mata tanpa pernah
bisa mengungkapkan rasa suka terhadap pria tampan. Dia selalu terjebak oleh
permainan perasaan hingga untuk kesekian kali menjatuhkan air mata.
Saya rasa pria tampan menyukai Ri bukan
karena permasalahan fisik atau hal-hal bersifat luar melainkan kekuatan luar
biasa di dalam dirinya. Terlihat kuat walaupun secara logika semua orang
berkata Ri hanya wanita lemah. Daya tarik seperti inilah menjadi pesona
tersendiri sehingga dokter Azela kalah telak…
Sepertinya pria tampan berpura-pura
bodoh untuk menyadari rasa suka dari sahabatnya sendiri. “Anak saya cantik,
pintar, seorang dokter spesialis, kaya, baik hati lantas apa yang salah?” saya
tidak sengaja mendengar percakapan antara pria tampan bersama seseorang.
“Maaf bapak, perlu saya informasikan
kalau ruangan ini bukan ajang untuk promosi” penekanan pria tampan.
Percakapan mereka berdua terdengar
begitu serius di ruang tersebut. Entah kenapa seakan telingaku begitu panjang
sehingga dapat mendengar suara mereka di balik pintu. Pria paruh bayah di dalam
sana tentu orang tua dokkter Azela. “Saya orang penting di Negara ini bahkan
ada banyak pria ingin menjadi menantu keluarga Selapma Maner” balasan penekanan
katapun dimainkan oleh pria paruh bayah.
“Pertanyaan sekarang, kenapa bapak terlalu ambisius untuk menjodohkan saya
dan Azela?” pria tampan terlihat sangat geram.
“Sejak dulu Azela hanya menyukai satu
pria. Apa kau berpura-pura bodoh atau bagaimana?” pria paruh bayah.
“Saya sama sekali tidak pernah ingin
tahu siapa pria itu” pria tampan.
“Kenapa juga Azela gadis paling sempurna
harus menjatuhkan air matanya buat pria sepertimu?” pria paruh bayah.
Pria tampan memang tidak pernah tahu
bagaimana sahabatnya terus saja terluka karena perasaan suka. Apa yang akan
dilakukan olehnya? Dia berhak bahagia terlebih Ri sudah lama pergi. Kenyataan
sekarang adalah dirinya tidak pernah tahu tentang kepergian sang tunangan ke
alam lain. Kenapa juga saya harus mendengar percakapan mereka berdua?
“Azela hanya sekedar sahabat tidak
lebih” saya sudah menduga jawaban pria tampan.
“Saya juga tahu hubungan asmara antara
sang jurnalis dan gadis biasa. Pertanyaan sekarang, kenapa lebih memilih
seonggok kotoran dibanding sebuah berlian?” pria paruh bayah.
“Dia bukan sampah menurut pikiran bapak,
tapi dia sebuah berlian” pria tampan.
“Jadi, tinggalkan ruangan saya
sekarang!” pria tampan mengusir orang tua dokter Azela.
Saya yakin sekali kalau dokter Azela
tidak tahu menahu tentang sikap papanya yang tiba-tiba saja mendatangi pria
tampan. Orang tua mana sih tidak hancur melihat sang anak menangis diam-diam?
Dokter Azela tentu lebih memilih memendam masalahnya dibanding bercerita. Diam
bagai patung merupakan gambaran pria tampan setelah kepergian orang tua dokter
Azela.
Hidupku harus bagaimana sekarang?
Bercerita kalau Ri sudah lama meninggal? Saya rasa belum waktunya lagian dua
kakiku tidak ingin melepas apapun milik Ri. Apa sosok Hope kelewat iblis?
Tuhan, jangan marah biarkan saya merasakan sedikit kehidupan beberapa waktu
lagi. Saya pasti akan berkata jujur kemudian berjalan pergi, tetapi tidak
sekarang…
Berpura-pura bodoh seolah saya tidak
pernah mendengar percakapan mereka berdua. “Maaf sedikit mengganggu aktifitas
kakak Darrel” menyapa pria tampan sambil memasang wajah senyum lebar. Diel
masih belum bisa lepas dari sosok pria di depanku menjadi salah satu alasan
mulutku terus saja membungkam.
“Masakan Ri sudah banyak mengalami
perubahan yah” mencubit dua pipiku.
“Saya ingin mengajak kakak ke suatu
tempat” segera menarik tangan pria tampan menuju taman belakang tempat dokter
cantik selalu menjatuhkan air matanya. Semoga saja dokter Azela berada di sana
hingga pria tampan tahu bagaimana penderitaannya.
“Kakak Darrel mau dibawah kemana Ri?”
cetus pria tampan.
“Nanti juga kakak bakal tahu” balasku
terus menarik tangannya.
“Taman disini sangat sejuk, jadi Ri ingin
kakak Darrel menikmati santap siang di tempat ini” berusaha mencari alasan biar
tidak ketahuan.
“Kakak dengar tidak suara orang nangis?”
berbisik pelan…
Kami berdua terus berjalan lurus
mendekati sebuah kursi di bawah pohon besar. Dokter cantik memang selalu saja
menangis sekitar taman belakang karena suasan sepi. Dia hanya melihat pria
Tampan tanpa tegur sapa lantas berlari menangis? Hal terbodoh yang selalu saja
dilakukan olehnya. “Bukankah dia itu dokter cantik” pancingku melepas tangan
pria tampan.
“Kakak Darrel kan sahabatan ma dokter
cantik pasti tahu jelas kenapa sampai nangis memilukan di sana” berkata-kata
kembali. Minimal saya masih berjuang membuka mata pria tampan agar menyadari
sesuatu hal. Saya bukan Ri, jadi dengan kata lain dokter Azela jauh lebih
berhak bahagia dibanding kehidupanku.
Pria tampan seolah diam seribu bahasa
menatap wajah sembab dokter cantik. Ternyata kisah cinta segitiga sudah
mengudara sejak Ri masih hidup. Dokter cantik bergegas menghapus air matanya
setelah menangis histeris.
“Darrel, kenapa bisa…?” dokter cantik
tidak menyangka kahadiran kami di taman.
“Apa yang kalian lakukan disini?” dokter
Azela kaget bukan main.
“Justru saya yang harusnya bertanya,
kenapa dokter cantik berada di tempat sepi begini?” pertanyaan balik ke arah
sang dokter.
Pria tampan tetap diam seribu bahasa di
tengah kami berdua. “Upppsss saya harus membantu Diel mengerjakan tugas
sekolahnya” berusaha mencari alasan untuk meninggalkan mereka berdua.
Bagian 8…
Berusaha memberi ruang buat mereka sehingga
dapat terbuka satu sama lain. Rasanya sakit luar biasa merelakan sesuatu yang
tidak mungkin dimiliki. Hope sadarlah dan jangan pernah bermimpi memegang emas
berlian! Saya tidak tahu apa yang mereka percakapkan setelah kepergianku.
Merenung mengingat dialog antara pria tampan bersama ayah dokter cantik. Pria
tua itu hanya berusaha menginginkan kebahagiaan putrinya sampai nada bicaranya
seolah bersifat memaksa.
“Kenapa harus nyala sih di waktu yang
kurang tepat?” menepuk computer milik Ri dalam ruang rahasia miliknya.
Mencoba membuka pesan masuk para
peggemar sejati Ri dibalik akun Hope. “Apa ini?” membaca sebuah nama seseorang…
Saya tak menyangka sama sekali pria
tampan mengirim pesan lewat email buat Ri. Jawaban atas pertanyaanku selama ini
tentang kenapa bisa pria tampan lebih menyukai wanita lain dibanding dokter
cantik terjawab sudah. Ternyata mereka berdua biasa chatingan hanya saja Ri
memakai nama Hope buat menyamarkan diri. Ada begitu banyak kiriman email maupun
DM dari orang banyak, jadi saya agak kesulitan menemukan nama Darrel.
“Apaan ini?” mencoba membuka sebuah file
kiriman pria tampan.
Hai..
Salam kenal sebelumnya. Saya belum tahu harus
memulai bagaimana? tunggu-tunggu, perkenalkan namaku Darrel sosok pria tampan
yang lagi patah hati karena seseorang. Kata orang kalau admin di belakang akun
maupun email Hope memiliki kepribadian semacam psikolog gitulah. Menyukai
seorang gadis sederhana terdengar sangat kacau jauh melebihi pemikiranku selama
ini.
Dia adik kelasku sebelum keluargaku
pindah keluar kota. Sewaktu masih satu sekolah saya melihat sosok dirinya
biasa-biasa saja tak ada hal special. Kami dipertemukan kembali seiring waktu
berjalan di kota ini. Dia seolah lupa tentang kakak kelasnya bahkan tidak
perduli. Antara saya dan dia memang hampir tidak pernah berkomunikasi di
sekolah sebelumnya.
Hubungan kami juga hanya sebatas senior
dan junior di kampus tapi beda jurusan. Sekali lagi tidak ada saling tegur sapa
satu sama lain. Entah kenapa setiap hari tanpa disengaja tiba-tiba sudah berada
satu meja di kantin maupun perpustakaan. Dia sibuk melihat buku bacaan atau
mengerjakan tugas kampus, sedang saya sendiri sibuk memainkan game melalui
handphone. Kalau dipikir-pikir tidak masuk akal kejadian seperti itu terjadi.
Lebih kacau lagi dia terlihat biasa saja, diam, cuek, seolah tidak pernah
mengenalku, menyapa sekalipun tak pernah.
Sampai suatu ketika gadis itu mengendarai
sebuah sepeda dan membuatku sedikit penasaran atas apa yang akan dilakukan
olehnya. “Gadis aneh” sedikit mengejek karena tingkahnya diam-diam meletakkan
sebuah kotak depan sebuah rumah kecil. Saya berjalan seperti pencuri di siang
bolong ingin tahu isi kotak tersebut. Terdapat beras, peralatan mandi, minyak
goreng, gula, tepung, sayuran, makanan, beberapa helai pakaian.
Seseorang dari rumah kecil membuka pintu
rumahnya hingga membuatku segera bersembunyi. “Malaikat dari Tuhan mengirimkan
kotak lagi buat kebutuhan rumah” teriak seorang anak kecil berusia tujuh tahun.
Saya bagai penguntit karena keseringan mengekor diam-diam di belakang gadis
itu. Dia tidak pernah memberitahu setiap hal yang telah dilakukan olehnya di
hadapan semua orang. Mengirim kotak berisi bekal makan siang tanpa rasa bosan
pada salah satu sekolah untuk seorang bocah perempuan berusia enam tahun.
Memandikan seorang anak memakai di sebuah taman bermain kemudian membelikan
sepasang pakaian juga makanan.
Ada banyak hal dilakukan olehnya tiap
hari setelah pulang dari kampus. Hal lebih gila adalah merawat seorang bayi
laki-laki yang ditemukan olehnya di sekitar pembuangan sampah. Saya melihat
dengan mata kepalaku sendiri kalau dia mengambil bayi laki-laki itu kemudian
menggendongnya penuh kehangatan. Segera membawa menuju rumah sakit agar
mendapat pertolongan. “Kau sekarang punya seorang mama” tersenyum manis menatap
bayi yang masih berada dalam ruang incubator.
“Suara gadis itu ternyata sangat manis”
pertama kali mendengar suaranya. Hal terbodoh dariku adalah memotret diam-diam
kegiatan apapun yang dilakukan olehnya. Saya baru menyadari pemilik toko kue
favoritku ternyata ayahnya.
“Papa, tolong ambilkan popok Diel di
dalam tasku!” untuk kedua kali mendengar suaranya. Ternyata bayi laki-laki itu
diberi nama Diel. Dia seakan tidak pernah melihatku karena sikap cuek bahkan
biasa biasa saja. Papa Ri juga terlihat pehatian terhadap bayi tersebut bahkan
sangat sayang. Pernah suatu ketika, dia terpaksa membawa Diel ke kampus sampai
menjadi cemohan semua orang. Bersikap biasa saja bahkan menikmati setiap
pandangan sinis orang-orang di sekitarnya.
“Mama akan tetap bersama denganmu, tetap
semangat” menggendong bayinya di ruang perkuliahan. Saya ingin sekali berbicara
dengan gadis itu, tapi entah kenapa mulutku seperti kesetrum listrik terlihat
kaku bahkan tidak bisa berkata-kata. Jantungku keseringan berdetak keras sangat
menakutkan tiap berdiri di hadapan Ri. Apa yang tejadi denganku? Bagaikan
manusia bodoh mengekor tanpa rasa bosan secara diam-diam.
“Awas” berusaha berlari menolong Ri
ketika sebuah truk besar hendak menyambar tubuhnya. Kupikir saya sudah mati
ternyata masih hidup dan sedang mendapat perawatan di salah satu rumah sakit.
Peristiwa kecelakaan tadi pembawah berkah buatku. Dia terlihat seolah sangat
khawatir terjadi sesuatu denganku. Sejak kejadian tersebut anntara saya dan Ri
mulai berkomunikasi. Hal terkacau adalah terlalu sulit memancing dia bersenda
gurau.
Segala objek tergila sudah kulakukan
biar Ri bisa tertawa lebar, tapi kenyataannya hanya senyum tipis dan itupun
sekali/ dua kali. “Saya menyukaimu” kekacauan terbaru sedang kulakukan dengan
berteriak di depan toko kue milik ayahnya. Wajah Ri merah seketika bahkan langsung
berlari masuk ke dalam, sedang adiknya bernama Ziza memasang wajah asam
terhadapku. Mengejar gadis semacam dia butuh perjuangan juga yah…
Berulang kali berteriak mengungkapkan
cinta, hal selanjutnya terjadi adalah dia berlari sejauh mungkin. Terkadang
saya kena flu karena kehujanan hanya untuk mengekor di belakang Ri. Berpakaian
badut di kampus serta membacakan belasan puisi cinta, tapi tak direspon. Saya
ingin menyerah saja mengejar perempuan semacam itu. Entah kenapa, kata meyerah
hilang begitu saja ketika dia berdiri di depanku lagi. Berusaha memperlihatkan
kalau saya bisa menjadi sosok ayah paling perhatian bagi Diel merupakan jalan
terakhirku. “Saya sudah punya anak lantas kenapa masih mengejar?” cetus Ri
merasa terganggu.
Memangnya saya tidak tahu kalau Diel
diambil dari tempat sampah dekat gang sempit. “Tidak masalah buatku sekalipun
Ri janda beranak kesebelasan juga ga apa-apa” celotehku membuat dia sangat
marah.
“Maksudnya janda beranak kesebelasan?”
Ri.
“Janda ditinggal pergi dan memiliki anak
jumlah kesebelasan seperti jumlah personil sepak bola gitulah” jawabku sambil
tersenyum. Ri makin mengamuk kemudian mengusirku dari toko kue milik ayahnya.
Kampus menjadi histeris akibat ulahku mengejar Ri kemudian ditolak
bertubi-tubi. Menurutmu, apa yang harus kulakukan? Menyerah saja atau
bagaimana? Beri saya satu cara agar bisa melupakan gadis itu andaikan jalannya
memang harus mundur. ###
Saya tertawa habis membaca kisah pria
tampan mengejar Ri. Ternyata Diel bukan anak kandung Ri melainkan hanya anak
adopsi. Apa Diel menyadari rahasia besar ini? Penasaran juga ingin segera
membaca balasan Ri terhadap pria tampan. Kekacauan lain lagi adalah dia tidak
pernah tahu siapa pemilik akun maupun email Hope sebenarnya hingga detik
sekarang. “Banyak berdoa” balasan Ri lebih gila
lagi terhadap pria tampan …
“Saya sudah berdoa tujuh keliling bahkan
memakai ribuan cara, tetapi hasilnya tetap patah hati juga” balasan kocak pria
tampan kembali.
“Yah berdoa lebih banyak lagi, titik ga
pakai koma” Ri. Menurut hasil pengamatan dari seluruh balasan email maupun DM,
Ri belum pernah sekalipun memberi balasan kocak seperti itu selain terhadap
pria tampan. Simple. Padat, dan jelas menggambarkan makna balasan pesan Ri.
“Mimin makasih buat petunjuk beberapa
bulan lalu. Entah kesambar setan atau apa, tiba-tiba Ri mau menerima cintaku”
DM pria tampan beberapa bulan setelah hari terakhir mereka berkomunikasi di
dunia maya.
“Wow, pasti seru dong” balasan Ri.
“Wajahku memang terlihat kasihan sewaktu
mencoba memasuki toko kue milik ayahnya dengan alasan ingin membeli smooty cake.
Lantas Ri memberi sebuah kotak berisi cake dan pernyataan melalui tulisan” pria
tampan.
“Masa?” Ri.
“Cintamu diterima, berhenti memasang
wajah lesu. Begitulah tulisan kata-kata di atas cake tersebut sampai membuat
saya berteriak kegirangan saking senangnya” pria tampan. Butuh perjuangan luar
biasa mengejar cinta seorang Rie Tabera. Pemilik akun Hope begitu pintar
menyembunyikan identitasnya dari public. Bagaimana situasi yang akan terjadi
andaikan pria tampan menyadari kepergian Ri? Tuhan, kalau boleh jujur saya juga
menyukai tunangan Ri.
Hope, sadarkan dirimu biar bisa cepat
bangun dari mimpi! Dokter Azela jauh lebih berhak dibanding wanita manapun
setelah kepergian Ri andaikan rahasia ini terbongkar kelak. Minimal saya sudah
berusaha memancing pria tampan agar menyadari perasaan terluka dokter cantik.
“Apa saya pria paling jahat karena
menciptakan luka pada sahabatku sendiri tanpa sadar?” pria tampan mengirim
sebuah pesan terhadap akun Hope.
“Berpura-pura bodoh untuk tidak pernah
tahu bagaimana air mata Azela jatuh karenaku terdengar jauh lebih baik. Menurut
mimin apa saya terlalu jahat?” bunyi pesan pria tampan kembali. Chatingan
antara Ri dan pria tampan akan terjadi ketika sedang mengalami masalah.
“Saya selalu berusaha menyangkal
perasaan curiga tentang Azela sahabatku seperti menyimpan sedikit rasa suka,
tapi tidak pernah menyadari bagaimana dirinya terus saja menangis karena
perbuatanku. Ri gadis terbaik dimataku bukan dirinya atau siapapun” isi chat
pria tampan kembali.
“Pria bodoh” mengejek pria tampan. Apa
dunia pria tampan akan berakhir setelah menyadari kematian Ri? Berpura-pura
menjadi Ri bukan kemauanku sejak awal dan sekarang saya harus berada di antara
permasalahan serumit ini. Tentu pria tampan seakan sengaja tidak mengetahui
tangisan dokter Azela tadi dengan mengalihkan pembicaraan setelah saya pergi.
Karakternya bisa kutebak begitu muda…
“Saya hanya mau berkata, tetaplah berdoa
maksudku hidupmu harus makin banyak berdoa biar kau bisa dimampukan untuk
menerima satu kenyataan di depanmu. Doa bisa memberimu kekuatan sekaligus
membuatmu bijak sewaktu berjalan.” Pernyataan balasan pesan tersebut terkirim
begitu saja. Pria tampan harus siap menerima kenyataan pahit di depan suatu
hari kelak.
Beberapa hari belakangan saya berjuang
keras agar dokter Azela bisa berduaan dengan pria tampan.Saya ingin melakukan
sesuatu sebelum pergi meninggalkan mereka. “Kenapa bisa si’perut tambun berada
disini sih?” berusaha menyembunyikan diri sambil berlari…
Bagian 9…
“Pejabat perut besar itu lagi”
menggerutu ketika melihat seorang pria tambun sedang berjalan keluar dari salah
satu gedung pencakar langit. Kenapa juga manusia macam dirinya terus saja
bergentayangan. Habis sudah hidupmu Hope. Jangan sampai si’perut besar sadar
keberadaanku sekarang. Berlari sebisa mungkin sebelum ketahuan olehnya membuat
kesandung batu hingga akhirnya terjatuh seketika.
“Makanya kalau lari dikejar setan
lihat-lihat orang sekitar dong” sebuah suara terdengar judes di telingaku.
Siapa dia? Sepertinya dia mengenalku, tapi saya sama sekali tidak mengenalnya.
Perempuan memakai topi berdiri di depan dan berusaha membantuku berdiri.
“Apa lihat-lihat?” sedikit membentak.
“Kau siapa?” pertanyaan pertama
terlontar buatnya.
“Saya juga manusia sepertimulah” jawaban
nyerotos.
“Btw, kembalikan flashdisk milikku!” dia
kembali berbicara. Pemilik FD dengan sebuah kisah tidak masuk akal ternyata
adalah perempuan judes. Astaga, yang betul saja? Terus kenapa bisa berada di
tangan pejabat tambun bernama Peibod? Otakku dibuat sakit karena mencerna
hal-hal kacau.
“Flashdisk yang mana?” berpura-pura
bodoh.
“Jangan berpura-pura bodoh atau
rahasiamu terbongkar seketika di hadapan orang-orang terdekatmu sekarang” ancaman
paling sadis.
“Memang rahasiaku tentang apa?” balik
lebih sadis.
“Kau hanya seekor kupu-kupu malam yang
lagi nyamar gitulah” jawaban tersebut membuatku terkejut. Tidak seorangpun
menyadari identitas asliku, lantas? Tatapan matanya jelas-jelas mengungkapkan
ancaman luar biasa.
“Apa kau mengenal perempuan dalam
tulisan kesaksian FD di tanganku sekarang?”
“Akhirnya ngaku juga pada hal awalnya
berpura-pura bodoh. Berarti kau sudah membaca semua isi FD itu?” membalas
ucapanku.
Lokasi kami berdua sekarang berada jauh
dari tengah keramaian. Duduk di sebuah pondok kecil tidak jauh dari area
dermaga. Saya tidak pernah menyangka kalau lariku bisa nyasar di tempat seperti
ini. Saling bertatap-tatapan itulah yang sedang kami berdua lakukan satu sama
lain. Hal terbodoh adalah berusaha mencari tahu hanya melalui satu pertanyaan
tadi. Benar-benar membuatku gila seketika…
“Jawab pertanyaanku dulu baru kuberikan
FD milikmu!” penekanan suara tinggi.
“Jelas saya tahulah perempuan itu,
ngerti?” balasannya.
“Siapa? Apa cantik? Bagaimana bisa ada
kisah tidak masuk akal…?”
“Perempuan itu adalah saya. Menurutmu
wajahku cantik atau jelek? Masalah kisah tidak masuk akal kuharap kau bertanya
sama Tuhan, karena saya juga pusing bagaimana bisa hal seperti ini terjadi
dalam perjalanan kehidupanku, ngerti?” penjelasan cukup kacau.
Saya hampir tidak percaya pernyataan
dari perempuan di sebelahku. Masa iya? Yang betul saja? Kelewat judes tapi
wajahnya kelewat imut sih. “Masing-masing orang punya cerita hidup sama
sepertimu memiliki masa lalu gelap kemudian diperhadapkan sesuatu objek. Akhir
cerita belenggu gelap mulai hancur hingga kau mulai berjalan mencari setitik
embun” tiba-tiba saja dia menghela nafas…
“Begitupun sebaliknya denganku mempunyai
cerita hidup hanya saja versinya beda” dia kembali berujar.
“Kenapa bisa FD milikmu ada di tangan
pejabat tambun sebelumnya?”
“Karena pejabat itu tersadar sesuatu
sehingga sengaja menghalangi jalanku untuk mencari kebenaran. Saya betul-betul
stress karena beberapa hal dan sampai detik sekarang orang yang terikat
denganku tidak pernah memperlihatkan dirinya” dia menarik nafas panjang…
“Kalau saya jadi dirimu pasti lebih
stress” berkata-kata sambil memandang ke langit.
Sepertinya kami berdua mulai saling
menyukai satu sama lain. Kali kedua saya mulai menyukai seorang teman di luar
sana selain Okemi. Ri dan dirinya mempunyai perbedaan sifat, namun entah
mengapa sosok Hope mulai ingin berteman dengannya. “Ayo pulang sudah malam!”
segera berdiri.
“Boleh nginap di rumahmu?” tiba-tiba
saja ingin nginap segala pada hal apartement tersebut milik keluarga Ri bukan
punyaku.
“Tidak bisa” spontan membalas.
“Kalau saya mau nginap harus terlaksana
bukannya ditentang” cetusnya.
Ancamannya mulai berkata-kata hanya
melalui tatapan tajam hingga membuatku harus mengiyakan kehendak menyebalkan
seperti ini. Manusia paling reseh seduni membuatku makin hidup dalam kesulitan.
Dasar menyusahkan hidup orang saja. Keluarga Ri terkejut melihat keberadaan dia
di apartement setelah kami berdua sampai. “Kenalkan temanku, Petir hujan”
sedikit kaku dengan mulut terbata-bata berbicara.
Anggota keluarga Ri melihat dirinya dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Ternyata dia tidak memakai sandal sampai
menjadi pusat perhatian. “Kenapa bisa namanya Petir hujan?” pertanyaan Ziza
kebingungan.
Saya tidak tahu namanya, yang jelas
tulisan dalam FD mengatakan nama Petir. “Malam om, tante, adek, dan kurcaci”
dia menyapa sangat ramah di sini…
Beruntung saja keluarga Ri tidak
mencurigai apa pun dan membiarkan kami masuk kamar. “Kau sangat beruntung
berada di keluarga Yehuda” cetusnya. Memang benar ucapan tersebut tentang
keberuntungan mengenal mereka. Tuhan seolah mengizinkan saya berada di sebuah
mobil yang berakhir pada satu perjalanan melalui kapal tanpa sadar. Pertemuanku
dengan Ri di rumah sakit merupakan jalan Tuhan buatku.
“Seseorang sedang tersenyum lebar dalam
sebuah ruang sempit hanya mengandalkan satu pelita kecil” dia berkata-kata
sambil memandang lukisan besar di hadapannya.
“Pasti ada makna kacau dibalik lukisan
ini” bergumam seorang diri.
“Berhenti berbicara!” berusaha membuka
ruang rahasia milik Ri.
“Ternyata ada ruang rahasia di sini”
teriaknya hampir tak percaya. Memberi isyarat agar diam dan jangan berteriak
seperti tadi. Beruntung saja ruang rahasia ini kedap suara jadi masih bisa
dikondisikan. Mencari FD pada sudut laci ruang tersebut kemudian menyerahkan
kembali pada sang pemilik.
“Pemilik sebelumnya sangat mengagumkan
untuk hal merancang ruang tersembunyi di kamarnya. Sangat keren…” dia sangat
takjub melihat tempat rahasia di sini.
“Ri memang mengagumkan dalam segala hal,
apa pun itu” menarik nafas panjang.
“Seperti ada perasaan iri hati?” menatap
tajam ke arahku.
“Ri memiliki papa terbaik, mama yang
walaupun dikatakan lumpuh tapi bola matanya selalu berkata-kata tentang
kekuatan doa seorang ibu, adik menggemeskan, si’jenius Diel, terakhir pria
tampan paling perhatian” berucap seolah membenarkan ucapannya.
“Sedikit lagi saya akan pergi dari hidup
mereka” sekali lagi berkata-kata.
“Kau benar-benar menyukai tunangan
wanita itu?” pancingnya.
“Dia bernama Ri, ngerti?” cetusku.
“Maksudku begitulah, sosok Hope menyukai
tunangan Ri” menatap tajam…
“Jangan ditanya lagi, jantungku selalu
saja berdetak keras setiap berdiri di samping pria tampan” suara letih tanpa
semangat dengan kepala tertunduk.
“Lantas?” pertanyaan darinya.
“Seorang wanita cantik sekaligus sahabat
pria tampan sejak remaja selalu saja menangis di luar sana. Tiap hari mengirim
pesan melalui akun Hope milik Ri untuk meluapkan perasaannya, di sisi lain saya
ini Cuma pelacur kelas kakap yang tidak mungkin menggenggam berlian”
menjelaskan tanpa sadar terhadap perempuan di depanku.
“Ternyata Ri pemilik akun paling
terkenal di kalangan masyarakat bahkan mancanegara” dua bola matanya terbelalak
seketika.
Mampus sudah kehidupanmu Hope. Mulut
kelewat ceplos hingga berunjung seperti sekarang. “Tenang saja, saya pasti
merahasiakan semua tentangmu” mengangkat dua tangan seolah bersumpah di
depanku.
“Masing-masing orang punya cerita dan
sayapun memiliki kisah percintaan paling dramatis kalau dipikir-pikir” dia
seolah ingin menghibur.
“Tetap saja hidupmu jauh lebih
menyenangkan” cetusku.
“Siapa bilang? Saya terikat dengan
seseorang sampai detik ini bentuk wajahnya belum ada gambaran sama sekali.
Entahkah hidungnya diinjak gajah alias pesek sedunia atau memiliki wajah cukup
menarik dan tentu bisalah diajak ke arisan gitu” Petir.
“Saya benar-benar penasaran kisah
hidupmu” menatap ke arahnya.
“Siapa nama orang itu?” pancingku lagi.
“Karena tidak tahu nama dia, jadi
singkat cerita saya memanggil dirinya dengan sebutan Baco, kenapa? Karena nama
tersebut paling populer di kampungku” Petir.
“Terikat begitu saja karena kejadian
apaanlah…?” pertanyaan ngaco dariku.
“Yah begitulah” Petir.
“Coba ceritakan apa lagi yang kau
perintahkan buat dilakukan selain ceritamu dalam FD ini!”…
“Saya pernah menyuruh dia menjadi tukang
bersih-bersih gereja alias cleaning servis. Mengepel, menyapu, susun kursi,
membersihkan kamar mandi tanpa dibayar oleh gereja karena kupikir dia baru
bertobat jadi harus memulai segala sesuatu dari pekerjaan kecil” Petir.
“Selain itu?”
“Saya menyuruh dia merawat seorang bayi
perempuan untuk menguji sifat seorang ayah dalam dirinya serta letak kesabaran
maupun keseimbangan sewaktu melihat berbagai objek. Lagian juga dikarenakan
terpaksa sih” Petir.
“Maksudnya?”
“Menyuruh mempersiapkan sekelompok anak
muda untuk melakukan perbaikan Negara suatu hari kelak dan semuanya bersifat
iman nekat alias berjalan buta-buta tanpa melihat apa-apa di depan. Sebelum
membentuk kualitas otak mereka secara keseluruhan, saya menyuruhnya
mempersiapkan scenario penjebakan untuk melihat karakter paling mendasar ke
depannya” Petir.
“Skenario bersifat fitnahan, kekacauan,
penjebakan, dan beberapa objek lain. Salah satunya adalah memelihara beberapa
anak tiap orang. Di tengah-tengah masalah yang sedang diperhadapkan mereka
masing-masing harus menjaga bahkan merawat dengan baik beberapa bayi maupun
anak-anak yang masih dibawah umur. Dibutuhkan
sebuah kekuatan, kesabaran, mentalitas, kepribadian, pola pikir berbeda sehingga
cara seperti inilah menjadi jalan satu-satunya di otakku pada saat itu.
Terserah, penilaian orang banyak di luar sana tentang apa yang saya suruh
lagian masih bersifat rahasia kemarin kalau dia menjalankan” Petir.
“Kenapa tiba-tiba dia merawat bayi gitu?”
“Karena tidak memungkinkan sekelompok
generasi ini merawat bayi ketika mereka menjalani pelatihan otak habis-habisan
sehingga terjadilah sebuah keputusan baru dariku. Bayi dan anak-anak tadi harus
dibagi rata” Petir.
“Dibagi rata bagaimana?” tanyaku heran.
“Diberikan pada personil si’pembentuk
karakter alias beberapa pendeta, pembentuk otak yang sudah dipilih oleh Tuhan,
dan terakhir Baco sendiri. Pikirku tentu dia akan kesulitan ataupun sibuk jadi
rawat satu bayi perempuan saja” Petir.
“Tidak adil dong namanya kalau begitu”
“Bisa jadi manusia itu terlalu sibuk dan
kewalahan karena merawat bayi seorang diri. Jadi, satu saja dirawat terus sisa
anak-anak itu bagi rata kepada para pendeta beserta si’pembentuk otak” Petir.
“Bagaimana cara dia merawat yah?
Pancingku.
“Saya menyuruh dia harus memandikan
ataupun mengganti popok, memberi susu, memasak buat si’kecl bahkan apapun itu
hanya seorang diri tanpa bantuan. Kalau anak itu sudah berusia sekitar 3 atau 4
tahun diajar berpuasa sekali seminggu. Intinya makan malam antara di atas jam
Sembilan malam dan dibawah jam 10 malam. Sebelum tidur harus minum susu biar
kuat karena puasanya besok tanpa sahur” Petir.
“Anak usia begitu disuruh puasa seharian?
Bisa mati?”
“Puasanya kan sampai jam 12.00 siang
doang bukan seharian. Tujuanku biar Tuhan memberi kekuatan anak ini untuk
bertumbuh dengan baik, tetap di jalan lurus, tidak ikut pergaulan buruk,
jenius, cantik, dalam lindunganNYA karena sebagai orang tua untuk memantau 24
jam tidak mungkin juga. Kesimpulannya adalah mengajar anak itu berpuasa dan
mengandalkan Tuhan dimulai usia dini” Petir.
“Mamaku saja ajar saya berpuasa dari
kecil” cetus Petir lagi.
“Memang puasa segitu pentingnya yah”
pertanyaanku.
“Cara terbaik buat merendahkan hati di
hadapan Tuhan adalah dengan cara berpuasa sekalipun beberapa pendeta tidak
sependapat dengan pemikiranku. Masing-masing pribadi berbeda-bedalah untuk
berjalan menghadapi situasi” Petir.
“Wah wah wah”…
“Lantas mau gimana lagi. btw, kalau
persiapan ini ada berarti anak-anak tadipun pasti ada dong sesuai petunjukku.
Saya selalu mengancam berat bahkan marah-marah kalau tidak berusaha mengikuti
apa yang kuinginkan. Singkat cerita, menyuruh dia memberi nama bayi perempuan
yang dirawat Shine Esterrela Alexa” Petir.
“Pasti ada arti dibalik nama…?”
“Shine berarti sinar, Ester dalam kitab
suci dikatakan wanita tercantik, rela memiliki makna berkorban. Wanita
tercantik rela berkorban untuk menyinari dunia” Petir.
“Kalau Alexa?”
“Kata Alexa muncul begitu saja di
pikiranku, tapi tidak tahu artinya apa dan maksudku hanya sebagai ekor-ekor
saja gitu. Entahlah, firasatku berkata kalau dia merawat lebih dari satu bayi
biar adil di antara para personil pejuang-pejuang…” Petir.
“Berani juga menyuruh melakukan hal
menakutkan seperti itu”
“Saya sudah jelaskan kalau hanya
mengandalkan ijasah luar negeri dengan IPK cumlaude bersama beberapa tes
tertulis maupun psikolog sangat tidak cukup. Kenapa? Yang mau dihadapi ke depan
adalah pejabat-pejabat gelap, perekonomian merosot/ terguncang karena sesuatu
dan lain hal dari luar, bidang-bidang yang sudah berada di ujung tanduk bahkan
tidak bernyawa, karakter rakyat dengan beberapa kasus permasalahan, hutang
Negara, dan objek-objek terkacau lainnya. Membayangkan saja kepalaku sudah
sakit 7 keliling lantas bagaimana nanti kalau andaikan Tuhan benar-benar
membawahku ke atas tanpa persiapan. Belum apa-apa saya pasti sudah mati di
tempat” Petir.
“Belum lagi kalau saling iri dan berkata
dalam hati, kenapa dirinya yang harus jadi ketua, kan saya lebih pintar
sedangkan keadaan di depan menuntut kerjasama terbaik satu sama lain. Bisa saja
tanpa sadar saya ataupun seseorang terlihat mengecewakan karena sesuatu dan
lain hal, kejadian seperti ini menuntut memilih berjalan lurus atau belok? Kasus
kaget-kagetan juga sering terjadi karena tiba-tiba menjadi orang paling penting
sampai segala sesuatunya hanya berkata-kata kekacauan” Petir.
“Betul juga”
“Pilihan manusia bisa menipu karena
melihat hal bersifat luar, tetapi kalau pilihan Tuhan dipastikan memberi
kualitas terbaik di luar dugaan. Walaupun dikatakan keadaan masih begitu-begitu
saja bahkan makanpun sangat sulit, tetapi dia harus berjalan buta-buta alias
iman nekat tanpa melihat apa-apa di depannya dan semua masih bersifat seolah
mengkhayal waktu itu dan juga sekarang mungkin” Petir.
“Segitunya juga mengambil tindakan”…
“Pintar itu relative bahkan ada begitu
banyak pemberitaan tokoh-tokoh di luar sana dengan prestasi maupun IQ tinggi.
Saya butuh kualitas berbeda dibanding mereka yang dikenal oleh orang banyak di
luar sana. Antara karakter dan kejeniusan sesuai keinginanku harus seimbang”
Petir.
“Pembentukan otak? Bisa dijelaskan!”
“Menjalani system pelatihan otak super
ketat setelah mereka melewati tahapan scenario paling meneganggangkan.
Penguasaan beberapa bidang paling berperan selain bidang yang akan mereka jalani. Jadi, andaikan di luar
sana ada orang yang memandang remeh mereka berarti sama saja mempermalukan diri
sendiri” Petir.
“Para pelatih karakter maupun otak,
baco, juga saya habis-habisan puasa selama masa proses mereka karena tidak
gampang bahkan terlalu menakutkan menjalani tahapan demi tahapan. Pada saat
memerintahkan hal tersebut sayapun berpuasa habis-habisan biar Tuhan memampukan
melewati scenario menakutkan serta memberi hasil terbaik lebih dari kualitas manusia-manusia
jenius di luar sana” Petir.
“Jadi sekarang rencanamu?”
“Entahlah, permasalahannya Baco tidak
pernah mau menampakkan batang hidungnya pada hal saya dan dia terikat
bagaimanapun cara menyangkal. Mana lagi sekelompok ataupun beberapa tokoh
seolah sengaja memainkan situasi” Petir.
“Maksudnya?”
“Sengaja membakar beberapa tempat
penting terlebih kantor pengadilan gitulah untuk menghapus barang bukti tentang
keseluruhan kasus-kasus di dalam. Kemungkinan pula mereka melakukan hal sama
sebanyak 2x dengan satu tujuan” Petir.
“Seolah ingin melenyapkan nyawaku dengan
tangan bersih. Bagaimana tidak, sempat terjadi kerusuhan di kota kecil tempatku
karena satu permasalahan. Saya yakin ada yang sengaja bermain sampai terjadi
pembakaran bahkan kerusuhan sekitar tempat napi. Andaikan keadaan makin kacau
tentu terjadi bantai membantai serta bakar membakar kemudian saya mati di
tengah-tengah tanpa sadar” Petir.
“Sangat kejam”
“Kejadian lain lagi yaitu penularan
virus yang lagi popler. Saya benar-benar khawatir dikarenakan bosku di toko
kecil tempatku bekerja tertular virus bahkan menurut info keadaannya makin
parah hanya ditutupi, jangan sampai sengaja ditularkan untuk menjalankan target
utama. Sebenarnya diarahkan ke saya pribadi, tetapi harus ada yang menjadi
jembatan. Pikiran orang tentu mana mungkin…” Petir.
“Permainan licik”…
“Saya hanya karyawan kecil di toko
tersebut. Antara saya dan bos jarang sekali saling tegur sapa, jadi kasus
penularannya sangat kecil. Karakterku berbeda dengan orang lain. Ketika bos
sedang lewat, yah mulutku diam tak menyapa. Entah kenapa, saya tidak terlalu
suka mencari perhatian terhadap siapapun termasuk sang bos. Intinya tidak
pernah absen dan tetap bekerja dengan baik” Petir.
“Karakter kacau”…
“Saya tipekal harus dipancing kalau
ingin diajak berkomunikasi. Di rumah cerewet karena iparku memiliki karakter
suka teriak, jadi mau tidak mau yah saya balas. Kalau dia pergi kerja, lantas
hanya saya dan suaminya di rumah, tentu suasananya hening masing-masing di
kamar. Terkadang juga karena keadaan terpaksa atau lagi mood, jadi terlihat
cerewet. Tergantung situasilah…” Petir.
“Kacau”…
“Di tempat lain pemilik toko tetangga
sebelah juga positif dan hampir mati. Pada saat itu saya betul-betul bergumul
berat karena merasa bersalah andaikan semua pikiranku memang betul. Lebih kacau
lagi adalah hampir seluruh gembala gereja tempatku ibadah positif sampai ada
yang meninggal dan menjadi pertanyaan besar buat saya pribadi. Terserah orang
menilai teori konspirasi atau apalah” Petir.
“Mereka benar-benar sangat kejam kalau
memang benar”…
“Saya mencurigai orang di atas berada di
belakang sekelompok organisasi yang ingin merdeka membentuk Negara sendiri.
Bisa jadi orang luar atau local atau saling bekerja sama dalam hal organisasi
tersebut. Tiba-tiba saja terjadi penembakan terhadap orang kampungku dan
memakan korban lebih dari satu” Petir.
“Berarti?”
“Artinya disengaja agar terjadi
perselisihan antara orang kampungku dan penduduk asli di sana. Akhir cerita
dimana perang/ emosional/ kemarahan/ saling membantai bakal terjadi dan
dimanfaatkanlah oleh mereka di atas. Saya memohon dengan sangat, bagi keluarga
yang menjadi korban mengaggap semua itu tidak pernah terjadi bukan karena
kalian kalah. Jangan sampai terjadi kekacauan lebih parah sesuai rencana
mereka. Biar Tuhan menjadi pembela perkara kalian, karena dibalik ini terdapat
permainan politik” Petir.
“Saya juga posisiku serba salah.
Berhati-hati saja menanggapi situasi tertentu” Petir.
“Mengerikan sekali” gumamku.
“Baco, dimana dirimu berada? Sakit
kepalaku disini berpikir tujuh keliling. Kita berdua sudah terikat
bertahun-tahun masa iya sih kau diam terus di tempat? Saya di sini menderita
tujuh keliling masa kau tidak punya belas kasihan sedikit saja biar tong
penderitaanmu lebih ganas karena diriku” Petir sedikit berteriak.
“Untung saja ruangannya kedap suara”
menggeleng-geleng kepala.
Teman baruku itu menginap semalaman di
rumah, kemudian balik lagi ke tempatnya. Masing-masing orang memiliki masalah
tersendiri begitu pula dengan kami. Btw, poster debat gubernur sudah terpajang
di sepanjang jalan. Para kandidat mulai mempersiapkan diri mereka dalam
pertempuran sengit. Sejauh ini kubu pertahanan Selapma masih memimpin di depan.
Ada begitu banyak jenis kampanye dimainkan oleh masing-masing mereka…
Bagian 10…
Singkat cerita , waktu yang dinantikan
datang juga yaitu debat antar cagub dan cawagup akan dimulai. Pria tampan akan
mengambil peran sebagai moderator malam ini. Salah satu kandidat di antara
mereka merupakan sosok ayah seorang wanita tercantik di Negara ini. Siapa lagi
kalau bukan Selapma Maner seorang politisi sekaligus ayah bagi dokter Azela.
Papa terlihat serius menonton acara televise malam ini.
“Proses perencanaan masing-masing cagub
dan cawagub memiliki sisi plus mines untuk tiap program kerja. Sebagai jurnalis
sekaligus moderator tidak bermaksud menyudutkan siapapun. Seberapa besar
keyakinan anda terhadap respon masyarakat di luar sana, sedangkan faktanya tiap
kandidat diketahui hanya pandai berucap atau sekedar membuat pernyataan program
kerja, tetapi kenyataan setelah terpilih nol besar?” kalimat-kalimat penekanan
pria tampan.
“Saya beri kesempatan terhadap bapak
Selapma Maner terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan barusan,” tatapan mata
pria tampan tidak main-main kali ini.
“Terima kasih sudah memberi saya
kesempatan berbicara terlebih dahulu. Perlu saya tekankan bahwa tidak selamanya
pejabat yang terpilih melanggar janji ataupun hanya pandai mengutarakan program
kerja” Papa dokter Azela memulai beberapa kalimat, namun dari bentuk matanya
terlihat sangat kesaal terhadap pertanyaan tersebut.
Suasana ruangan terkesan histeris akan
pertanyaan maupun pernyataan salah satu kandidat. “Masyarakat tentu bisa
menilai letak perubahan, sikap, maupun beberapa program system ke depan. Saya
yakin 100% tentang kepercayaan/ respon masyarakat terhadap program kerja kami”
bapak Selapma Maner.
“Menilai letak perubahan dan sikap?
Sementara kasusnya disini bapak masih berperan sebagai cagub dan cawagub
artinya belum menjalankan system kerja, bisa berikan pernyataan lebih sederhana
tentang kalimat tadi!” Pria tampan terlihat begitu tenang melemparkan kembali
pertanyaan, akan tetapi penekanan intonasi memainkan beberapa irama tertentu.
Sepasang bola matanya terlihat menatap tajam disela-sela sikap tenang dari sang
jurnalis.
“Masyarakat sudah bisa menilai sikap
kami sejak memulai kampanye. Ketika berada di tengah rakyat untuk melakukan
beberapa kegiatan, tentu penilaian dan kepercayaan terbaca jelas di wajah
mereka. Jadi, kinerja kami andaikan terpilih sebagai gubernur dan wakil
gubernur tidak perlu diragukan oleh siapapun” bapak Selapma Maner.
Terjadi adu pendapat serta saling sindir
antara kandidat satu dengan yang lainnya. Beberapa pertanyaan moderator
bersifat sensitive di berbagai bidang hingga wajah-wajah mereka terlihat ketus.
“Kasus perekonomian Negara memiliki tingkat permasalahan dalam tanda kutip sangat
berbelit-belit. Ada begitu banyak orang maupun pejabat terjebak sekitar area
bidang tersebut. Pertanyaan sekarang, bisakah masing-masing dari anda
menyelamatkan diri dari kasus jebak menjebak antara satu sama lain?” salah satu
pertanyaan pria tampan.
…
Pernyataan sengit terlontar sedemikian
rupa tanpa memahami makna pertanyaan tadi. “Bagaimana cara anda menyimpulkan,
berpikir, menentukan, menciptakan pola relevan pada masing-masing bidang paling
penting/ sangat berpengaruh untuk membangun maupun memulihkan satu daerah
tertentu pula?” kembali pertanyaan dilontarkan terhadap para kandidat.
…
Pihak masing-masing kandidat diharuskan
memberi jawaban meyakinkan. Acara debat tersebut cukup seru dikarenakan
pertanyaan beserta jawaban nyeleneh. Kata saling menyudutkan pun terlihat jelas
di dalam. “Segera ke lapangan sekarang” sebuah pesan masuk. Sejak kapan manusia
itu menyadari nomor handphoneku? Main perintah lagi…
Apa dia menggeladah isi handphoneku? Sangat
tidak sopan membayangkan perbuatan manusia itu. “Kenapa mencariku?” sedikit
judes.
“Nada bicaramu terdengar judes-judes
berhadiah” Petir.
“Dari mana tahu nomorku?”
“Anggota keluarga barumulah” Petir.
“Ada apa?” sedikit kesal.
“Saya hanya mau cari teman hiburan doang”
Petir.
“Ngomong-ngomong semalam kau nonton
debat tidak?”…
“Nonton sedikit, masalahnya kalau saya
nonton kebanyakan cepat naik darah” Petir.
“Biasa saja keles” memukul pundaknya.
“Tidak begitu juga keles” dia balas
memukulku lebih keras.
“Sakit tahu” teriakku.
“Saya lagi stress mati gara-gara Baco
terus saja diam seribu bahasa” Petir.
“Kirain apa” menggeleng-geleng kepala.
“Sadar tidak, Baco itu masalah paling
serius dan terberat” Petir.
“Terserah” sedikit menghela nafas.
“Semalam sedikit membahas vaksin lo di
debat” mengalihkan pembicaraan buatnya.
“Saya sudah pusing” Petir.
“Segitunya juga” ujarku.
“Bicara salah lantas tidak bicara juga
salah” Petir.
“Sekarang coba perhatikan jauh sebelum
penyebaran virus, rata-rata manusia meninggal usia di bawah kepala enam. Salah satu
kitab suci berkata kalau umur manusia 70 tahun, sedangkan 80 tahun kasih
karunia. Kesalahan dimana kenapa sampai meninggal di bawah kepala enam?” Petir.
“Karena sudah waktunya juga keles meninggal” jawaban
nyeleneh.
“Karena semua serba instan dan untuk
segala sesuatu hanya bercerita kimia di dalam pemenuhan kebutuhan makanan”
Petir.
“Hubungan antara vaksin ma kasus ini
dimana?”
“Jangan sampai karena pertarungan vaksin
lantas tidak memikirkan ke depan. Sudah ada berapa berita setelah vaksin buta,
lumpuh, kulit merah, rematik makin membengkak hanya ditutup rapat. Yang saya takutkan
adalah perjalanan beberapa tahun ke depan” Petir.
“Masing-masing orang memiliki sudut
pandang berbeda sih termasuk kasus vaksin”…
“Masalahnya, kesalahan si’pembuat vaksin
rata-rata adalah tidak ada sama sekali uji coba pada hewan. Seharusnya ketika
uji coba fase pertama dilakukan pula hewan maupun manusia” Petir.
“Jadi ceritanya bersamaan?”
“Begitulah. Tiap bulan pula pihak
peneliti melakukan pembedahan terhadap hewan untuk memeriksa letak keberhasilan
maupun mengetahui efek samping terhadap beberapa organ lain dalam tubuh. Andaikan
terdapat kasus pada salah satu hewan menurut usia tentu bahan vaksin bisa
dilakukan perbaikan. Kehidupan zaman modern hanya bercerita tentang instant,
kimia, polusi, gaya hidup nyeleneh semuanya tentu akan saling mempengaruhi”
Petir.
“Berarti kau menolah vaksin dong?”
pertanyaanku kembali.
“Saya tidak menolak vaksin, hanya saja
butuh waktu tentang permasalahan tadi dan sekedar menghindari permainan
orang-orang di atas yang ingin menjebak. Lagian, keadaanku sekarang lagi
menunggu Baco buat bertanya vaksin apakah harus kugunakan?” Petir.
“Hahahahaha…”
“Karena ingin menghindari hal-hal tidak
diinginkan sehingga kesimpulannya jenis vaksin harus sesuai petunjuk Tuhan dan
menunggu Baco menjelaskan sesuatu terlebih dahulu” Petir. Cerita
curhat-curhatan sedang terjadi di sekitar lapangan.
Masing-masing pribadi memiliki masalah
tersendiri. Takaran tiap orang tentang masalah tentu berbeda antara satu sama
lain. Pergumulan beban pada sudut persimpangan jalan terkadang membuat nafas
terasa sesak seketika.
Kerikil-kerikil tajam seolah memberitahu
seseorang tentang satu defenisi. Kedua kaki pun memiliki kekuatan berbeda-beda
ketika hendak berjalan maupun berlari. Takaran beban seseorang memiliki cerita
alur masing-masing. Kirbat penampungan air mata pada suatu tempat khusus seolah
menjelaskan bagaimana kekuatan bersama titik lemah seseorang dalam sebuah ruang
kelam.
Bagian 11…
Semenjak debat tersebut popularitas ayah
dokter cantik mengalami penurunan. Pria tampan memang sengaja menjebak para
kandidat melalui pertanyaan-pertanyaan jebakan. “Sudah makan?” tiba-tiba saja
pria tampan duduk di sampingku.
“Kakak Darrel tidak kerja?” terkejut
melihat kehadiran pria tampan di apartement.
“Kejutan” senyum pria tampan penuh
semangat. Bagaimana perasaan dokkter Azela melihat reaksinya berada di sini?
Saya juga selalu berusaha untuk berkata jujur, hanya saja seperti ada sesuatu
tiba-tiba menahan mulutku dalam sekejap. Dia harus tahu kebenaran sesungguhnya
akan kematian Ri.
“Kakak Darrel lagi sibuk gak?”
“Kalau saya berada disini berarti tidak
sedang sibuk, ngerti?” pria tampan mencubit wajahku.
Mengajak saya dan Diel menghabiskan
waktu seharian sekitar taman hiburan. Berada di atas wahana roller coaster
terdengar sangat menakutkan. Diel diam menikmati wahana tersebut, sedang saya
berteriak ketakutan luar biasa sampai membuat pria tampan tertawa keras di
samping kami. Bermain games sekitar arena permainan memang sangat seru.
Menikmati ice cream di siang bolong benar-benar menyegarkan.
“Ice creamnya enak?” pria tampan
berusaha membersihkan wajah Diel.
“Sangat enak” senyum lepas Diel.
“Diel harus siap menerima kenyataan,
pria tampan tidak akan mungkin menjadi ayahnya kelak” suara hati berbisik
memandang anak kecil di hadapanku.
Kami bertiga akhirnya memasuki toko kue
Yehuda setelah seharian menghabiskan waktu liburan. Diel tertidur pulas dalam
gendongan pria tampan. “Kalian sudah pulang rupanya” tegur papa tersenyum
manis.
“Kok sepi yah? Ga ada pelanggan satupun”
ujarku.
“Biasalah” balas papa.
“Hope…” suara tidak begitu asing
terdengar sekitar gendang pendengaranku.
“Akhirnya saya bisa melihatmu kembali”
teriak Okemi memelukku seketika.
“Kenapa penampilanmu berubah drastic
begini? Mana lipstick merah menyala di bibirmu? Tunggu-tunggu, dimana kau
sembunyikan belahan payudaramu?” Okemi masih bertanya-tanya. Tubuhku bagai
tersiram air panas disiang bolong. Saya tidak bisa berkata-kata bahkan hanya
berdiri seperti patung.
“Anda salah orang, dia ini anak saya Ri
bukan Hope” papa berusaha menjelaskan sesuatu…
“Betul sekali. Dia tunangan saya bernama
Ri” ujar pria tampan.
“Mana mungkin saya salah? Seorang Okemi
tidak mungkin salah mengenali sahabatnya sendiri” Okemi.
“Permisi” dokter cantik tiba-tiba masuk
ke tengah kami.
Tatapan wajah dokter Azela seolah
terkejut bahkan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. “Dia Hope Reiko sahabat
terbaikku” Okemi terus berteriak.
Tamat sudah riwayatmu Hope. Rasa-rasanya
saya ingin pergi menenggelamkan diri di dalam laut. Tuhan, apa yang harus
kulakukan? “Ucapan wanita pelacur ini memang betul” sosok pria tua berdiru
begitu saja di tengah kami.
Suasana toko kue milik papa terlihat
mencekam seketika. Si’perut tambun itu kenapa bisa berdiri di depan kami? Saya
berusaha menghindar darinya, tapi apa yang terjadi sekarang? “Wah wah wah
masalah besar lagi terjadi yah?” What? Ayah dokter Azela juga berdiri di depan
kami semua.
“Dia bukan Ri melainkan hanya wanita
pelacur kelas kakap yang sedang menyamar” bapak Selapma Maner berbicara penuh
penekanan.
“Maksud papa?” mata dokter Azela
terbelalak mencari sebuah kebenaran.
Terjadi keributan satu sama lain seolah
pihak satu ingin menyangkal, sedangkan pihak lain berusaha memberi bukti.
“Perempuan pelacur memiliki sebuah tato berbentuk bunga pada bagian punggung
belakangnya. Coba saja periksa” si’perut tambun pasti tahu tiap area tubuh
milikku. Mulutku terkunci rapat bahkan diam membisu merupakan jalan terkacau
buatku.
Mereka semua menatap ke arahku ingin
mencari kebenaran. “Katakan kalau kakak memang kakak Ziza bukan orang lain?”
kenyataan lebih kacau lagi adalah Ziza sudah lama berdiri memperhatikan
keributan dalam toko kue Yehuda.
“Papa keterlaluan” teriak dokter Azela
sangat marah.
“Azela harus berterima kasih terhadap
papa sekarang karena berhasil membongkar satu kebohongan. Anak papa punya tidak
perlu menangis lagi bahkan memiliki peluang besar memiliki jurnalis gila di
sana” pak Selapma Maner.
Tanpa sadar, ternyata segala
pergerakanku diintai oleh mereka. Si’perut tambun dan papa dokter Azela
merupakan satu rekan dalam sebuah partai. Mereka berdua mulai curiga sesuatu
hal tentangku. Entah dimana pria tambun melihat wajahku? “Katakan kalau ucapan
mereka semua bohong?” pria tampan terlihat histeris pertama kalinya.
“Kau pasti ingin bertanya kan?” pria
tambun tertawa sinis.
“Saya tidak sengaja melihatmu berdiri di
ruang tunggu salah satu stasiun TV swasta di kota ini” pria tambun making
tertawa.
“Dia bukan orang yang anda cari
melainkan Ri anakku” papa masih bersikap sama.
Mungkin sekarang merupakan saat paling
tepat untuk memberitahu semuanya. “Papa harus menerima kenyataan kalau saya
bukan Ri melainkan sesuai ucapan mereka hanya sosok perempuan pelacur” tangisku
pecah dengan wajah menunduk.
“Dimana kakakku” Ziza mengguncang
tubuhku.
“Dimana Ri?” pria tampan segera berjalan
ke depanku setelah meletakkan Diel yang masih tertidur di kursi.
“Ayo jawab, kakakku ada dimana
sekarang?” teriak Ziza.
“Mama sudah lama meninggal” Diel
tiba-tiba terbangun karena teriakan Ziza.
“Diel juga tahu sesuatu?” Ziza.
“Apa yang kau sembunyikan?” sekali lagi
Ziza meluapkan sisi emosionalnya.
“Maaf atas kebohonganku selama ini”
wajah tertunduk terus saja menjatuhkan air mata.
“Ri belum mati” pria tampan histeris
mendengar pengakuan Diel. Kebohongan tersebut menghancurkan dunianya dalam
sekejap. Apa yang kutakutkan terjadi juga pada akhirnya. Saya berlari keluar
meninggalkan mereka semua. Bukan maksud ingin lari dari masalah, tetapi entah
kenapa dua kakiku berlari begitu saja. Menangis sekeras mungkin di sekitar
dermaga tanpa memperdulikan orang di sekitarku.
Bukankah ini yang kuinginkan? Minimal
saya harus bernafas lega karena
identitasku sudah terbongkar. “Berhenti menangis!” bagaimana bisa si’Petir
berdiri lama di dekatku tanpa sadar.
“Dasar cengeng” memberi sekotak tissue.
Hal terkonyol adalah lembaran tissue
berhamburan di sekitar dermaga akibat ulahku. “Senyum dikit dong jangan hanya
tahu nangis terus nangis lagi” sekali lagi dia berbicara kesal ke arahku.
“Gimana mau berhenti kalau masalahku
lebih dari kata terparah”…
“Menurut cerita mamaku, kalau Tuhan itu
lebih besar dari masalah, jadi…” Petir.
“Jadi apa?” masih terus menangis.
“Jadi kau harus berteriak; Tuhan lebih
besar dari masalahku, hai masalah keluar sekarang juga dari hidupku” Petir
menepuk-nepuk bahuku.
“Tenangkan pikiranmu dulu. Tunggu sehari
atau dua hari lagi baru sosok Hope berjalan menemui mereka untuk bercerita
semua yang terjadi” Petir.
“Bagaimana kalau keluarga Ri dan pria
tampan tetap menyalahkan kehidupanku?”
“Kau harus belajar untuk bersikap
setenang mungkin apa pun hasilnya. Semua butuh waktu karena memang tidak mudah
menerima kenyataan pahit sekalipun kau sendiri sama sekali tidak bersalah,
understand?” Petir.
Pernyataan Petir ada benarnya juga.
Kesalahan terbesarku adalah selalu merasa takut mendapat amarah maupun
penolakan tetapi tidak pernah mengerti area mereka. Saya harus tinggal di
sebuah kamar kos kecil miliknya buat menenangkan diri. Semoga saja ini hanya mimpi
melihat papa dengan raut wajah kecewa. Pertama kali buatku merasakan kehangatan
seorang ayah. Tidak masalah pria tampan berjalan keluar atau bahkan membenciku,
hanya saja jangan sampai pria tua maksudku papa Ri tidak ingin melihat wajahku.
“Maaf membuatmu terjebak masalah besar”
selalu saja seseorang bersuara tiba-tiba bahkan menyatakan rasa trauma dalam
diriku.
Okemi berusaha mencari letak
keberadaanku hingga berhasil. Dia tidak pernah tahu tentang masalahku hingga
keceplosan berbicara kemarin. “Saya pasti berpura-pura salah orang andaikan
tahu masalahmu” Okemi merasa bersalah.
“Lupakan, bukan salahmu juga memang sudah
waktunya mereka semua tahu identitas asliku” berusaha bersikap tenang sesuai
petunjuk Petir.
“Lantas rencanmu selanjutnya gimana?”
Okemi.
“Saya masih pusing” ujarku. Merenung
seorang diri dan duduk termenung menikmati suara ombak pada bibir pantai. Hope
juga manusia biasa sekalipun pernah berada di dunia pelacuran. Perjalanan
sekarang menuntut kehidupan menerima kenyataan terpahit. Andai saja saya
terlahir dalam kehangatan sebuah keluarga tentu jalanku pasti berbeda dibanding
sekarang.
Tuhan, bisakah doaku didengar olehMu?
Rasanya sangat sepi tanpa senyum papa di depanku, sifat dingin Diel, tatapan
wajah mama penuh makna, sikap manja Ziza, celotehan pria tampan ketika bertemu
denganku. Saya menyukai mereka semua. Apa salah ingin tetap berada di tengah kehidupan
hangat menikmati satu petualangan?
Bajuku basah karena ombak begitu hebat
menyerang berulang kali. Di luar dugaan seseorang duduk menangis tidak jauh
dari tempatku. “Pria tampan” menyadari siapa di sana. Pria tampan butuh waktu
menerima kepergian Ri. Hal paling sulit memang ketika harus merelakan seseorang
paling berharga dalam hidup. Tangisannya meraung-raung histeris seakan ingin
meluapkan kesedihannya.
“Ri pasti sedih kalau tahu sifat cengeng
pria di depanku” ucapanku menghentikan tangisnya. Dia tersadar seketika akan
kehadiranku.
“Saya tidak pernah bermaksud
menggantikan posisi Ri, semua itu terpaksa kulakukan bukan maksud ingin
berbohong terhadap kalian” berbicara kembali.
“Maaf atas kebohonganku selama ini” merasa
bersalah atas semua yang terjadi.
Menangispun tidak akan mengembalikan
nafas hidup Ri. Karena kemiripan wajah kami sehingga Ri menyuruhku berpura-pura
menjadi dirinya. Saya akhirnya menyadari alasan mengapa Ri melakukan hal
tersebut. Tangisan pria tampan sulit terbendung ketika tersadar kehilangan wanita
terbaik dalam hidupnya. “Diel sudah bercerita semuanya, maaf menyalahkan dirimu
kemarin” kalimat tersebut menghentikan langkahku beberapa saat.
Saya tidak punya hak atas kehidupan pria
tampan. Berjalan pergi meninggalkan dia merupakan hal terbaik buatku sekarang.
Sengaja mengirim pesan melalui handphone milik Ri ke nomor dokter Azela agar
segera berada di samping pria tampan. Tidak menunggu lama kedatangan sang
dokter di bibir pantai.
Berjalan seperti orang bodoh di tengah
keramaian dengan pakaian basah kuyup. Semangat hidupku dihempas oleh sebuah
badai hingga menghancurkan tiap dinding ruang jalanku sekarang. Objek tergila
tiba-tiba saja bergentayangan bahkan beterbangan menghancurkan hiasan semangat.
Salah satu tangan ingin menggenggam sebuah pena. Tetapi cerita hidup terlihat
menyeramkan untuk rangkaian kata-kata pada satu perjalanan.
“Saya rindu dipeluk olehmu” menatap dari
kejauhan seorang pria tua. Raut wajahnya terlihat pucat seakan jutaan beban
menyelimuti seluruh jalan di depan.
“Semua yang terjadi bukan karena kesalahan
dia” Diel menundukkan kepala.
“Kakek…” teriak Diel mengejutkan semua
orang di sekelilingnya.
Sebuah mobil kecepatan tinggi menabrak
pria tua di pinggir jalan raya besar. Pria tua berusaha mendorong tubuh Diel agar
terhindar dari kecelakaan tersebut. “Papa…” teriakan histeris berlari ke tempat
dimana banyak darah segar mengalir.
Semua yang kulihat Cuma mimpi. Deretan
peristiwa menakutkan sedang menertawakan kehidupanku sekarang. Tuhan, beri
kesempatan papa buat hidup lebih lama. Siapa yang akan merawat seorang wanita
tua di rumah selain dirinya. Olahan kue terenak hanya bisa dibuat oleh beliau.
Suara ambulans berbunyi begitu keras sepanjang jalan. “Kakek hanya tidur” Diel
seperti biasa terlihat tenang berusaha menyembunyikan rasa takutnya.
“Tuhan…” meraung histeris pada sudut
dinding rumah sakit.
Di rumah sakit hanya ada kami berdua
tanpa siapa-siapa. Dokter Azela mencoba berjalan ke arahku setelah melakukan
pemeriksaan cukup lama. “Masa kritisnya masih akan terus berlanjut” raut wajah
dokter Azela menjelaskan sesuatu hal serius bisa saja terjadi.
“Tolong selamatkan dirinya” tangisku tersungkur..
Saya percaya sebuah keajaiban pasti
terjadi. Lantas siapa yang akan merawat istrinya di rumah? “Dokter…” salah satu
perawat berteriak keras seakan terjadi sesuatu.
Dokter Azela segera berlari masuk
kembali ke ruang tempat pria tua berbaring. “Papa harus hidup” saya benar-benar
takut terjadi sesuatu hal. Seperti biasa raut wajah Diel terlihat begitu tenang
berdiri melihat bagaimana dokter Azela berjuang keras mengembalikan detak
jantung sang pria tua.
“Ayo bangun!” tangannya terus bergerak memainkan
sebuah alat.
“Bangun” terus memompa memakai tangan
setelahnya.
“Jangan pergi dulu!” teriak dokter Azela
membuat layar di samping tiba-tiba kembali normal.
“Dokter berhasil” salah satu perawat
menarik nafas panjang. Air mataku terus saja berjatuhan ketika terus terjaga di
samping tempat pria tua berbaring. Saya baru menyadari batang hidung Ziza tidak
terlihat sekalipun disini. Berusaha menghubungi Okemi agar mencari tahu situasi
di apartement. Ternyata pria tampan sudah sejak tadi berdiri di luar ruang
tersebut.
“Hope, gadis ini pingsan di rumahnya”
suara Okemi melalui Handphone.
“Lantas bagaimana mama?” segera
menghapus air mataku.
“Di dalam kamar” balas Okemi.
Dua kakiku segera berlari keluar
meninggalkan ruangan tersebut. “Ri” pria tampan menyadari sesuatu hal terjadi
di apartement.
“Kakak Darrel belum bisa memanggil
namaku” sedikit tertawa.
“Maksudku Hope” pria tampan.
“Tolong berjaga terus di samping papa
sampai Hope kembali” pertama kalinya saya berani menatap dua bola mata milik
pria tampan.
Berlari meninggalkan rumah sakit secepat
mungkin menuju apartement. Meminjam mobil milik dokter Azela merupakan hal
terkonyol yang pernah kulakukan. Bagaimana bisa sosok pribadi sepertinya masih
tetap baik pada hal hatinya terus saja terluka? “Syukurlah kau datang cepat”
Okemi sangat ketakutan.
“Demam Ziza sangat tinggi” berusaha
mengompres suhu tubuh adik kecil di depanku.
Tuhan, beri kesembuhan buat papa juga
Ziza. “Mama belum tidur?” bersikap seakan tidak terjadi sesuatu apa pun. Wanita
tua kemungkinan besar belum menyadari keadaan suami maupun anaknya Ziza. Membersihkan
tubuh, berganti pakaian, sekaligus memberi makan merupakan tanggung jawabku
sekarang.
“Maaf membuat mama kelaparan sejak tadi”
menyuapi sesendok demi sesendok makan ke mulut wanita tua. Raut mata seolah
menyadari tejadi sesuatu terhadapa suaminya.
“Papa lagi ada urusan mendadak”
kebohongan terkacau. Di kamar sebelah Okemi berusaha merawat Ziza, sedang teman
baruku Petir sibuk membersihkan rumah sekaligus menyiapkan semua pakaian pria
tua dan juga Diel. Kenapa bisa anak usia lima tahun bersikap begitu tenang
ketika orang terdekatnya berada di ujung maut? Sikap diam Diel benar-benar
membuatku takut. Berusaha memendam rasa perih akan semakin menyakiti dinding
ruang hatinya di dalam sana.
“Dokter, bagaimana keadaan papa?”
mengirim pesan ke nomor dokter cantik.
“Ternyata nomor Ri masih dipakai olehmu”
balasan dokter Azela.
“Kau tenang saja, Darrel dan Diel terus
berjaga di sampingnya” dokter Azela kembali mengirim pesan.
“Terima kasih” hanya kalimat itu yang
bisa kutulis.
“Kau dan saya bisa bersaing sportif
merebut hati Darrel kalau semua keadaan sudah kembali normal. Tenang saja, kali
ini saya tidak akan menangis seperti kemarin.” Dokter Azela seolah tahu jika
saya selalu memergoki dirinya menangis. Pria tampan hanya butuh waktu melupakan
masa lalu kemudian memulai kehidupan bersama dengannya. Saya hanya wanita
pelacur, jadi tidak mungkin berpikir terlalu jauh.
Bagian 12…
Tuhan, jangan ambil papaku maksudku papa
Ri. Beri kesempatan hidupku meminta maaf sekaligus memperbaiki semua
kebohonganku. Menangis tersedu-sedu di samping tempat tidur Ziza. Menjaga adik
Ri semalaman harus kulakukan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan
karena suhu badan Ziza sangat tinggi. “Sembuhkan juga adik kecil Ri” pintaku
dalam doa.
Pagi-pagi sekali saya harus meninggalkan
Ziza di kamar. Menyuruh Okemi mambantu terus berada di sampingnya hingga dia
terbangun. Berlari ke rumah sakit untuk mengetahui perkembangan keadaan pria
tua. “Bagaimana keadaan papa?” pertanyaan pertama ketika berada di sebuah
ruangan.
“Apa ada kemajuan?” bertanya lagi.
“Belum ada” pria tampan
menggeleng-geleng kepala.
“Papa mertuaku masih tertidur lelap”
pria tampan tetap menganggap beliau sebagai mertua walaupun dikatakan Ri sudah
pergi tanpa sebuah pernikahan. Di hatinya hanya ada nama Ri sampai kapanpun
juga. Dokter Azela butuh ribuan cara untuk merebut hati pria tampan.
“Ri, jangan tinggalin papa” tiba-tiba
saja pria tua menangis di dalam tidurnya.
“Papa siuman” terkejut mendengar suara
pria tua.
“Kenapa Ri memendam penderitaan seorang
diri” masih mengigau.
“Dokter” berusaha ingin mencari dokter
Azela, tetapi sebuah tangan memegangku kuat-kuat.
“Papa” tidak percaya atas apa yang
kurasakan barusan.
“Ri jangan pergi” pria tua terus
memegang kuat tanganku tanpa sadar. Hati pria tua benar-benar kehilangan.
Sebagai ayah tentu perasaan terluka karena kehilangan sulit dilukisakan hanya
melalui ribuan kata. Salah satu alasan terbesar Ri kenapa membuatku terjebak
dalam penyamaran adalah ayahnya.
“Bapak Yehuda sedikit mengalami
guncangan karena kepergian Ri” dokter Azela mencoba memeriksa perkembangan
kondisi pria tua.
“Kakek Diel pasti kuat” pernyataan
seorang anak kecil terlihat begitu tenang. Ketakutan tidak terbaca dari wajah
sang jagoan sejak kematian ibunya. Seperti biasa sikap Diel berusaha menutup
rapat rasa sedihnya jauh ke dalam.
“Kalau Diel ingin menangis, yah nangis saja
sekeras mungkin jangan dipendam” saya bisa menebak suasana hati sang jagoan
sekarang. Memberi kode terhadap pria tampan bersama dokter Azela agar segera
meninggalkan ruangan. Menyatukan antara tangan sang jagoan dan pria tua…
“Kalau anak laki-laki nangis bukan
berarti terlihat lemah, bisa jadi karena ingin memperlihatkan satu kekuatan
luar biasa” berbicara menatap ke arah sang jagoan.
“Diel sangat takut kalau-kalau kakek
juga pergi seperti mama” tangis sang jagoan akhir cerita pecah juga.
“Nenek dirawat ma siapa andaikan kakek
pergi?” tangis Diel makin histeris.
“Tuhan, sekali ini saja dengarkan doa
anak kecil sepertiku” pernyataan doa memasang raut wajah polos sedang memohon.
Diel memang bukan cucu kandung pria tua, tetapi kehangatan hati dalam keluarga
tersebut menjadikan segalanya berbeda.
Tiba-tiba saja tangan pria tua bergerak
seketika. “Cucu kakek kenapa nangis keras?” pria tua benar-benar siuman.
“Kakek jangan pergi seperti mama” Diel
makin meluapkan tangisnya.
Terima kasih Tuhan karena mendengar doa
kami. Pria tua menatap ke arahku tanpa berbicara sepatah katapun. “Hope akan
pergi setelah papa sembuh, jadi jangan mengusirku” wajah menunduk seolah takut
mendapat penolakan. Beliau tetap diam seribu bahasa. Hal yang terjadi
selanjutnya adalah bolak-balik rumah sakit.
Ziza masih belum menyadari ayahnya
sedang dirawat di rumah sakit karena kecelakaan. Kembali ke rumah hanya untuk
memandikan wanita tua lumpuh seperti yang dilakukan oleh suaminya. “Makanlah”
menyuap makanan ke mulutnya.
“Rambutmu sudah wangi sekarang”
membayangkan bagaimana pria tua selalu mempelakukan istrinya bak seorang ratu
apa pun situasi dalam keluarga ini.
Menyetrika pakaian istri pria tua
ternyata menyenangkan juga. “Mama coba lihat pakaian ini terlihat sangat rapi!”
tersenyum ke arah sang wanita tua.
“Sudah cantik” segera membawanya keluar
dari kamar.
“Bagaimana keadaan pria tua?” pertanyaan
Petir tiba-tiba berdiri di depan kami.
Kupikir dia sudah pulang ternyata masih
berada di rumah ini. “Sudah siuman” kalimat balasanku.
“Siapa yang sakit?” Ziza muncul begitu
saja dari kamarnya.
“Dimana papa? Kenapa kalian ada di
rumahku?” Ziza masih belum mengerti.
Habis sudah keadaanmu Hope. “Papa
maksudku papa Ziza ada di rumah sakit” mau tidak mau saya harus membongkar
keadaan pria tua.
“Papaku kenapa? Di rumah sakit mana?”
Ziza baru tersadar karena dua malam terakhir harus menghabiskan waktunya di
atas tempat tidur karena demam tinggi.
Ziza segera berlari menuju rumah sakit setelah saya mencoba menjelaskan
sesuatu.
Menyuruh Okemi tetap menjaga wanita tua
di apartement, sedang saya harus balik lagi ke rumah sakit membawa makanan juga
pakaian ganti. Petir harus kembali ke rumahnya dikarenakan ada urusan mendadak.
“Ziza anak durhaka” adik Ri terus saja menangis seperti anak kecil.
“Papa lagi sakit, tapi Ziza malah tidur
nyenyak di rumah bukannya terus berjaga di rumah sakit” tangisan Ziza makin
menjadi-jadi.
“Demam Ziza sangat tinggi kemarin
makanya kami semua diam” berkata-kata sambil berjalan masuk ke dalam ruang
tempat pria tua berbaring.
“Tangisan aunty sangat berisik” sindir
Diel.
“Diel selalu begini, waktu mama Ri
meninggal selalu diam menyimpan rahasia lantas sekarang papa masuk rumah sakit
pun tetap membisu” Ziza.
“Wajah aunty sudah tua lantas kenapa
bersikap kekanak-kanakan?” Diel. Anak kecil berusia 5 tahun terlihat berbeda
dari umurnya.
“Waktunya papa makan” menyodorkan
sesendok bubur masuk dalam mulut pria tua.
Pria tampan tertidur pulas di atas sofa
bahkan tak mendengar bagaimana Ziza menangis keras. Tetap terjaga di rumah
sakit hingga meminta cuti untuk tidak masuk kerja selama beberapa hari. “Ri
juga butuh istirahat” pria tua masih menganggapku Ri sampai sekarang.
“Papa kan tahu kalau dia bukan kakak Ri”
Ziza.
“Ri…Ri…maksudku” pria tua sulit menyebut
namaku.
“Hope harus istirahat jangan sampai
sakit” pria tua tidak lagi menunjukkan raut wajah kecewa terhadapku.
“Kakak Ri salah maksudku kakak Hope,
maaf atas sikapku kemarin” Ziza pun sudah mau menerimaku.
“Saya memang perempuan pelacur, tapi
sekali lagi terima kasih karena sudah…”
“Stop bercerita pelacur. Ziza tidak
menganggap kakak sebagai pelacur melainkan pengganti kakakku Ri” Ziza tersenyum
hangat ke arahku.
“Terima kasih mau merawat papa, mama,
dan juga Ziza” dia kembali berkata-kata.
“Diel sudah menceritakan semuanya
setelah Ri eh salah maksudnya Hope berlari keluar dari toko kue. Papa juga
minta maaf” pria tua.
“Papa” segera berlari masuk dalam
pelukannya.
Di mata mereka bahwa saya tetaplah Ri
dan tidak ada yang berubah. Terserah andaikan mereka tetap memanggil dengan
nama Ri bukan Hope. Btw, saya sangat penasaran dengan makna dibalik nama putri
pertama keluarga Yehuda. Pria tua keluar juga dari rumah sakit dua minggu
setelah dirawat.
“Ri coba buat kue seperti resep di buku
sana” papa tetap memanggilku…
“Kakak Ri jangan lupa makan malam” Ziza
berteriak penuh semangat.
“Ri, mana bekal makan siangku” pria
tampan masih mengirim pesan.
Wajah antara Ri dan saya memang bagai
pinang dibelah dua tak ada perbedaan kecuali tanggal lahir. Kami berdua bukan
saudara kembar sama seperti layaknya orang banyak di luar sana. Pria tampan
harus secepatnya sadar kalau saya bukan Ri melainkan Hope. Dokter Azela sudah
terlalu lama menangis, sedang di tempat lain masa laluku juga menjadi
penghalang untuk bisa mengejar cinta pria tampan.
“Hope pertemukan saya dengan pria
tampanmu” bunyi pesan Petir melalui salah satu aplikasi. Berarti ada sesuatu
hal penting sehingga saya harus melakukan keinginan teman baruku. Kami bertiga
bertemu dalam ruang rahasia milik Ri. Pria tampan tidak pernah tahu ruangan tersebut,
sehingga dirinya merasa terkejut.
“Hai cowok tampan” Petir sedikit kacau
dengan panggilan pria tampan.
“Siapa?” pria tampan.
“Ini temanku Petir” jawabku.
“Btw, dalam flashdisk memory di sini terdapat
bukti penyelewengan dana” Petir.
“Bukankah FD inni berisi kisah…?”
pertanyaanku.
“Yang mereka incar bukti penyelewengan
dana di beberapa tempat, tapi kesaksian yang kau baca pun menjadi incaran”
Petir.
“Kesaksian?” pria tampan.
“Rahasia, jadi kesaksian tadi sudah
kupindahkan pada memory lain hanya bukti-bukti tentang penyimpangan dana saja
di dalamnya” Petir.
“Tugasku?” pria tampan.
“Publikasikan dan berusalah untuk
menjebak mereka satu persatu” Petir.
“Kau ini siapa?” pria tampan.
“Kakak Darrell” berusaha ingin menjawab.
“Cowok tampan tidak perlu tahu siapa
saya, entar jatuh cinta lagi ma saya lantas dokter Azela dan temanku mau
dikemanakan” candaan Petir.
“Ayah dokter cantik merupakan salah satu
nama pejabat di dalam, jadi jangan terbawah perasaan karena takut dibenci
sahabat sendiri” Petir. Pertemuan tersebut membuatku sedikit ketakutan.
Entah kenapa juga saya mempertemukan
mereka di ruang rahasia milik Ri. Pria tampan memang harus menyadari sesuatu
hal. Saya masih belum memberitahu tentang pemilik akun Hope yang sebenarnya.
Mulutku sampai sekarang terus saja terkunci rapat. Kemungkinan besar, mereka
semua berpikir akun Hope hanya memiliki kesamaan nama denganku. Tanpa pikir
panjang pria tampan membongkar sebuah rahasia penyimpangan dana sehingga
menggegerkan seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana perasaan dokter cantik
ketika menyadari nama salah satu pejabat bermasalah ternyata terdapat nama
ayahnya?
“Kehidupanku hancur di tangan papaku
sendiri” dokter Azela masih mengirim DM pada akun Hope seolah ingin mencurahkan
rasa sakitnya. Dia bercerita banyak hal untuk kesekian kali tentang perasaan
pahit yang sedang bermain-main. Hal lebih kacau lagi adalah pria tampan
merupakan tokoh jurnalis paling berperan membongkar kasus penyelengan dana.
“Semua orang menghujat kehidupanku
sekarang” dokter Azela.
“Pria yang kucintai memberitakan
terhadap lapisan masyarakat tentang kejahatan papa” dokter Azela kembali
mengirim pesan.
Tentu tidak mudah bagi pria tampan
melakukan hal tersebut. Keadaan membuatnya terpaksa menjalani satu alur
dibanding melihat ke arah sang dokter. “Saya rasa dia tidak bermaksud
mempermalukan atau bahkan menghancurkan kehidupanmu. Bisa jadi semua itu
dilakukan dengan terpaksa karena prinsip hidup dalam dirinya” mencoba membalas
chat DM dokter Azela.
“Kau harus bijak menanggapi situasi. Hal
paling berperan sekarang adalah banyak berdoa bukan menyalahkan siapa-siapa”
sekali lagi pernyataanku bagi sang dokter.
“Nama akun mimin sangat mirip dengan
seseorang. Entah kenapa saya tidak bisa membencinya dan lebih memilih menyukai
dirinya pada hal jelas-jelas saingan terberatku mengejar dia” dokter Azela
mengalihkan pembicaraan.
“Bagaimanapun terima kasih atas saran
mimin buatku” kalimat penutup sang dokter.
Saya tidak tahu harus menjawab apa
tentang pernyataan sang dokter tadi. Bagaimana jika dokter Azela menyadari
dibalik akun tersebut terdapat nama Ri juga namaku? Serba salah menjelaskan
rahasia tersebut terhadap sang dokter. Bagaimanapun juga saya bukan saingannya
untuk mengejar cinta pria tampan. Semoga Tuhan bisa mempersatukan mereka berdua
sekalipun dikatakan ayah sang dokter merupakan seeorang pejabat iblis. Sosok Hope
harus sadar tentang kisah masa lalu dan perbedaan derajat sehingga tidak
berpikir untuk menggapai…
“Gara-gara perbuatanmu nama baikku
tercoreng” bapak Selapma Maner sangat geram melihat pria tampan.
Kenapa setiap kejadian menakutkan selalu
saja mengambil setting tempat dalam toko kue Yehuda? Saat kemarin rahasiaku
terbongkar sehingga keributan besar terjadi pun di tempat sama. Pertama kali
menyadari perasaan dokter Azela juga ada di sini. Tuan Selapma sedang dalam
sorotan public tentang dugaan kasus penyimpangan dana di beberapa tempat. “Kau
selalu membuat Azela menangis, sekarang nama baikku juga dihancurkan olehmu”
kegeraman tuan Selapma.
“Kau harus membayar semua hal yang sudah
terjadi” tuan Selapma.
“Ini untuk air mata Azela dan juga nama
baikku yang sudah kau coreng” dia memegang sebuah pisau di tangannya.
“Azela” pria tampan berteriak tiba-tiba
ketika dokter Azela berusaha menyelamatkan dirinya. Hal terkacau adalah tuan
Selapma menikam putri kandungnya sendiri dengan sebuah pisau. Darah segar
bercucuran di atas lantai toko kue Yehuda. Saya tidak tahu harus melakukan apa
pada saat ini. Pihak kepolisian segera mengamankan pejabat tersebut bersama
semua anak buahnya. Sekali lagi telingaku harus mendengar bunyi ambulans…
“Kau harus bangun” jeritku melihat sang
dokter di ruang yang sama ketika papa
pertama kali berada di rumah sakit karena kecelakaan.
“Azela sadarlah” pria tampan seolah
mengguncang tubuh sang dokter. Tuhan, sekali lagi saya mohon jangan ambil
dokter Azela. Sudah cukup Kau mengambil Ri. Hanya dia satu-satunya wanita yang
bisa berada di samping pria tampan sekarang. Pihak media sedang gencar
memberitakan kasus seorang pejabat menusuk putri kandungnya sendiri memakai
sebuah pisau.
Dokter Azela menjalani operasi
berjam-jam dikarenakan tusukan pisau tersebut cukup parah. Kami semua terus
berjaga di rumah sakit sekarang. Bagaimana kalau sang dokter tertidur lelap
selamanya? “Tuhan, jangan ambil dia” jerit hatiku meronta-ronta.
“Dokter” terlihat raut ketakutan pada
pria tampan ketika dokter keluar dari ruang operasi.
“Banyak berdoa” hanya kalimat itu saja
keluar dari dokter kemudian berjalan pergi tanpa memikirkan perasaan kami
semua.
Pria tampan terus terjaga di samping
tempat berbaring dokter Azela. Baru semalam dia curhat banyak melalui DM,
lantas sekarang mengalami masa kritis yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Tuhan,
beri kesempatan buat sang dokter untuk menggenggam tangan pria di depanku. Hal
terbodoh adalah ketika berusaha mengorbankan nyawa sendiri demi seseorang
paling berharga.
“Kakak terlalu bodoh menyia-nyiakan
wanita terbaik semacam dokter Azela”…
Ziza, papa, juga Diel sedang berjaga di
luar ruangan hingga membuat saya bisa mengungkapkan perasaanku sekarang. “Ri”
pria tampan masih memanggilku sebagai Ri bukan Hope.
“Kakak harus buka mata lebar-lebar kalau
Ri sudah lama meninggal. Saya bukan Ri melainkan Hope Reiko” penekanan nada
menjelaskan...
“Kakak Darrel harus bisa belajar
mencintai dokter Azela” berkata-kata sekali lagi.
“Bagaimana kalau saya gagal” pria tampan
seolah mengerti maksudku. Hal tergila adalah membuat pernyataan ketika wanita
yang sudah banyak berkorban masih ingin dilepas. Dokter Azela hanya ingin
dicintai olehnya, lantas kenapa sulit sekali bagi sang pria tampan mencoba
memandang ke arahnya?
“Apa kakak Darrel pernah sadar dibalik
pemilik akun Hope?”
“Siapa? Jangan katakan Azela?” pria
tampan.
Segera menarik tangan pria tampan untuk
keluar dari ruang tersebut menuju apartemen keluarga Yehuda. Memperlihatkan
objek terpendam di balik ruang rahasia milik Ri. Saya rasa pria tampan perlu
tahu kejadian sebenarnya. “Ri pemilik akun Hope” memulai percakapan. Saya bisa
saja memperlihatkan melalui ponsel di rumah sakit, tetapi entah kenapa tanganku
tiba-tiba menarik dia agar berada di ruang ini.
Segera menyalakan computer kemudian
membuka isi pesan curhatan dari dokter Azela. Kenyataannya adalah pesan
tersebut terkirim setelah akun Hope dikelola olehku bukan pemilik asli. Mata
pria tampan terbuka kenapa bisa Ri berakhir menerima cintanya beberapa tahun
lalu. “Dokter Azela mengungkapkan bagaimana perasaan terpendamnya sejak usia
remaja terhadap kakak” berkata-kata sambil memperlihatkan beberapa gambar.
Saya memang sengaja memancing dokter
Azela agar mengirim beberapa foto sejak usia remaja ketika berada di sekolah.
Tersadar suatu hari kelak objek tersebut bisa menjadi senjata untuk membuka
mata pria tampan. Menyukai seseorang memang tidak mudah ketika harus memendam
perasaan karena sesuatu dan lain hal. Foto-foto ketika pria tampan selalu
memberi senyum terhadap sang dokter. Mengajari banyak hal di sekolah agar tidak
seorangpun memandang rendah dirinya. Berada pada barisan paling depan ketika
seorang siswa mulai bersikap buruk terhadap sang dokter.
Membawakan bekal makan siang sewaktu
tersadar dokter Azela kelaparan. Ada banyak moment diabadikan diam-diam sebagai
bukti bagaimana sosok pria tampan selalu ada buatnya. Di balik kesuksesan
sebagai dokter terdapat nama seseorang paling berperan tanpa sadar. Pria tampan
tidak pernah absen memberi hadiah ulang tahun buat dokter Azela hingga detik
sekarang.
“Azela memiliki hidup sepertiku.
Memiliki orang tua, namun hidup seolah seperti anak yatim selalu kekurangan
kasih sayang” pria tampan.
“Saya tidak ingin Azela menjalani
kehidupan mengerikan di masa depan semacam kakak perempuanku karena kurang
kasih sayang dari seorang ayah” dia berkata-kata lagi…
“Kenapa kakak bisa tahu hidup dokter
Azela waktu itu?”
“Saya melihat Azela mendapat makian
dalam mobil ketika baru menginjakkan kakinya di sekolah sebagai anak baru” pria
tampan.
“Kalau diselidiki lebih lanjut,
sebenarnya cinta pertama kakak bukan pada diri seorang Ri melainkan dokter
Azela” hanya sekedar menyimpulkan.
“Sekalipun kenyataannya cinta terbaik
maksudku cinta sejati kakak tidak berada pada diri dokter Azela melainkan pada
hidup Ri” melanjutkan kata-kataku kembali.
“Ri maksudku Hope apa yang salah
denganku?” pria tampan.
“Belajarlah kembali mencintai dokter
Azela seperti dulu ketika remaja karena Ri sudah lama meninggal”…
“Bagaimana kalau saya gagal?” kembali
pria tampan melempar pertanyaan.
“Dokter Azela sudah berkorban sangat
banyak” ujarku.
“Berjuang keras menyelamatkan nyawa papa
dan sekarang dalam masa kritis hanya untuk menghalangi tusukan pisau yang akan
membunuh pria terbaik di hatinya” berbicara kembali.
Pria tampan harus membuka mata tentang
jalan hidup ke depan. Ri hanya bagian masa lalu. Hal yang terjadi selanjutnya
adalah dia berusaha untuk tetap berjaga di samping dokter Azela tanpa henti.
Saya bukan Ri walaupun dikatakan wajah kami berdua begitu mirip. Sudah waktunya
sosok Hope pergi untuk selamanya meninggalkan kota ini dan mengubur dalam-dalam
masa lalu.
Segera berkemas diri menjadi hal terbaik
buatku sekarang. Membawa sebuah koper berisi pakaian-pakaian milik Ri seolah
seperti pencuri buat dipakai sekaligus dianggap sebagai memory paling berkesan.
“Terima kasih membuatku mengenal keluargamu” tersenyum menatap foto Ri dalam
kamar. Pamit pergi di hadapan keluarga Yehuda sambil berusaha menahan diri agar
tidak menangis.
“Kenapa tidak dari dulu pergi kalau
memang ingin keluar” rasa geram Diel.
“Papa Darrel batal jadi ayahku lantas
sekarang kau juga ingin pergi” Diel sangat marah.
“Maaf” menarik diri dari hadapan mereka
kemudian berjalan keluar meninggalkan apartement bersama Okemi. Tentu suasana
hatiku pasti makin hancur andaikan berusaha bertahan tinggal di kota ini. Debu
jalan selalu saja mempermainkan tubuh hingga terlihat kusam. Bagaimana bisa dua
tangan tanpa henti ingin terus bertahan di antara debu-debu tersebut? Objek
terbodoh yang pernah ada ketika bola mata memerah karena permainan di jalan
setapak ini.
“Kau mau kemana?” Petir sudah berada di
sampingku.
Kami berdua duduk manis pada pinggir
danau menikmati suasana sore. “Saya ingin berada di sebuah kota dimana
seorangpun tidak akan pernah mengenalku selamanya” menjawab pertanyaannya.
“Kau sendiri?” balik bertanya.
“Saya masih menunggu Baco datang ke
depanku menjelaskan sesuatu hal” rasa jengkel Petir.
“Btw, perkara pejabat sudah bereskan?”
“Andaikan ditelusuri lebih dalam masih
banyak yang sembunyi kiri kanan bahkan yang di dalam penjarapun selalu bermain-main
halus. Belum lagi masalah saya sudah stress tujuh keliling dan mengharap itu
manusia segera memperlihatkan dirinya. Kita berdua kan masih terikat satu sama
lain, jadi susah mau cari cowok baru” ocehan Petir.
“Terserah”…
“Semoga sukses teman di tempat baru.
Saya ingin melihat dirimu kelak memiliki satu masa depan terbaik dan tidak
berlarut-larut dengan masa lalu” Petir.
“Maksud ucapanmu?”
“Bukan berarti sosok Hope mantan pelacur
lantas tidak bisa jadi pengacarakah, arsitek, guru, atau apalah gitu” cetus
Petir.
Saya tertawa habis mendengar ocehannya
memberi penghiburan tersendiri. “Btw, namaku bukan Petir” dia berteriak keras
setelah kami pisah jalan.
Singkat cerita, saya akhirnya berada di
sebuah Bandar udara untuk keberangkatan menuju sebuah Negara. Ingin memulai
hidup di luar sana jauh dari mereka. Mencoba menata masa depan seperti yang
dikatakan Petir terdengar menyenangkan. Dunia pelacur merupakan bagian masa
lalu bukan kehidupanku yang sekarang. “Selamat tinggal semuanya” sangat sedih
membayangkan wajah anggota keluarga Yehuda.
“Kakek makanan di rumah lebih enak
dibanding makanan disini” suara itu begitu familiar di telingaku.
“Kalian” terkejut seketika melihat papa,
Diel, mama, Ziza berada di pesawat.
“Cukup sekali kehilangan Ri” Ziza
tersenyum.
“Ri maksudku Hope pindah berarti kami
semua harus ikut” papa.
“Bagaimana dengan toko kue?”
pertanyaanku kembali.
“Tenang saja” Diel memelukku erat.
“Mama jangan pergi lagi” pertama kalinya
sang bocah memanggilku mama.
“Coba bilang sekali lagi” ucapanku tidak
percaya.
“Tidak ada siaran ulang” cetus Diel.
“Kau mau apakan koleksi bikinimu bersama
pakaian seksimu yang dulu?” Okemi tiba-tiba membuat pertanyaan kacau.
“Bakar saja” jawaban spontan.
Lagian koleksi bikini bersama
busana-busana terseksi merupakan bagian masa lalu yang sudah kutinggalkan di
kota sana. Tuhan terlalu baik buat hidupku sehingga memberi satu kisah manis
pada persimpangan jalan. Saya memiliki sebuah harapan di tiap alur cerita
terbaik dari sang pencipta.
“Papa lebih suka minum jus” papa.
“Ziza mau berpetualang di luar sana”
Ziza.
“Btw, bikini milikmu pasti sudah dimakan
tikus di lemari” Okemi.
“Biarkan saja” menjawab Okemi.
“Kan sayang bisa buat pakaian dalam”
Okemi.
“Memang segitu pentingnya yah bikini
buat kakak Okemi?” Ziza.
“Hello, Ziza kemana saja” Okemi.
“Memang bikini segitu mahalnya yah?”
Ziza.
“Ziza, busana paling berkelas tak lapuk
oleh perubahan zaman itu bikini” Okemi.
Bagian 13…
FLASHBACK…
Sekian tahun berlalu sejak kejadian
tersebut. Papa mencoba membangun kembali toko kue di tempat kami memulai
petualangan baru. Saya memutuskan melanjutkan pendidikan hukum walaupun
dikatakan segala sesuatunya bersifat terlambat. Umur memang sudah jauh dari
batas yang ditetapkan, tetapi karena kegigihan hidup Hope sehingga sukses
meyakinkan salah satu kampus di Negara tersebut. Bukan berarti memiliki sisi
iblis sebagai perempuan pelacur kelas kakap di masa lalu kemudian tidak ada
harapan memegang satu kualitas nilai.
Berjuang habis-habisan belajar siang
maupun malam untuk membuktikan sayapun layak untuk masuk dalam hitungan wanita
berpendidikan sekaligus berintelektual. Menjadi mama bagi Diel merupakan hal
paling menyenangkan buatku. Okemi sahabatku pun tidak mau kalah untuk mengejar
pendidikan. Keluarga Yehuda memiliki anak perempuan bukan lagi satu melainkan
tiga. Kekacauan lain lagi adalah Ziza berperan sebagai pengacara, Okemi ada di
dunia jaksa, dan saya sendiri menjalani kisah dengan peran hakim paling
ditakuti oleh banyak orang.
Kami sekeluarga memutuskan kembali ke
Negara asal setelah berpetualang. Diel sekarang sudah tumbuh menjadi anak
remaja berusia 15 tahun. Sikap Tsundere Diel sama sekali belum berubah bahkan
makin terlihat kacau. “Mama terlihat memalukan” bahasa bersama raut wajah
paling dingin mengudara.
Diel tumbuh menjadi anak remaja paling
tampan sedunia. Kota tempat kami tinggal merupakan tempat pertama kali saya
bertemu dengan Ri. Sampai detik sekarang papa masih lebih suka memanggilku Ri,
tetapi terkadang menyadari sesuatu hal sehingga kembali menyebutku Hope.
Menikmati makan siang di sebuah restoran langganan merupakan rutinitasku saat
istirahat. Saya memang tidak memiliki satupun kenalan sejak kedatanganku ke
kota ini selain keluarga Yehuda.
Papa juga sama sekali tidak memiliki
keluarga dekat atau kenalan di sini begitupun dengan Ziza juga Okemi. Duduk
termenung di bawah sebuah pohon membayangkan masa lalu bersama cerita lain yang
terdengar sedikit sensitive. “Ri…” saya mengenal suara itu.
Dia tetap menganggapku sebagai Ri bukan
Hope. Kenapa kita berdua harus dipertemukan kembali setelah 10 tahun berlalu.
“Bagaimana kabarmu?” dia makin mempesona bahkan semakin tampan penuh charisma.
“Baik. Bagaimana dengan kakak?”
tertunduk malu.
Kami berdua menikmati suasana satu taman
di tengah danau. Sebuah taman sengaja di bangun dengan konsep desain setetes
embun pada sehelai daun. Terjadi pusaran lingkaran air di tengah danau untuk
menciptakan seninya tersendiri. Hal paling mengejutkan adalah bangunan di atas
pusaran tersebut membentuk sehelai daun bersama setetes embun seolah memberi
kesan makna mendalam. Terdapat taman, lampu hias di malam hari, restoran dengan
desain unik, dan juga beberapa resort. Tentu danau bersama pusaran di bawah
bersifat buatan, tetapi menciptakan kesan lain.
Setetes embun berarti harapan kecil yang
muncul di atas pusaran badai persoalan hidup. Saya menyukai konsep di sini
seolah menjelaskan perjalanan kehidupanku. “Kenapa memberiku sebuah kotak
bertuliskan something?” bertanya kembali menyadari sesuatu…
“Azela menitipkan kotak itu buatmu” pria
tampan.
“Bagaimana kabar dokter cantik?”
bertanya kembali.
“Ayah…” tiba-tiba saja gadis kecil berlari
ke arahnya setelah kami berada kembali pada pinggir danau.
Di bawah pohon sejuk terdapat gadis
kecil tersenyum manis sambil memperbaiki anak rambutnya seorang diri. “Anak
ayah sangat pintar” tegur pria tampan memeluk gadis kecil.
“Upppsss kelewat pintar” gadis kecil
berteriak keras. Ternyata pria tampan memiliki seorang putri cantik sekarang.
“Gadis kecil siapa namamu?” bertanya.
“Rie Azela Hope” spontan membuatku kaget
bukan main mendengar jawabannya.
“Tidak perlu kaget begitu” pria tampan.
“Jadi aunty harus panggil apa dong?”
“Gadis kecil berusia 3 tahun sepertiku
biasa dipanggil Rah” jawaban gadis kecil.
“Kenapa aunty tidak melihat ibu Rah
sejak tadi yah?”
“Azela meninggal tiga tahun lalu karena
pendarahan setelah melahirkan Rah” pria tampan. Dokter Azela baru memiliki anak
setelah 7 tahun pernikahannya bersama pria tampan. Di luar dugaan terjadi
komplikasi sehingga pendarahan hebat membuat dia kehilangan nyawa.
“Dalam kotak tadi terdapat sebuah
bungkusan dari Azela. Entah apa isinya di dalam sampai-sampai ibu Rah melarang
habis-habisan membongkar untuk mencari tahu” pria tampan.
“Sudah malam, kami berdua harus kembali
ke hotel” dia kembali berkata-kata.
“Kenapa bisa menyadari keberadaanku?”
bertanya lagi.
“Makam Azela berada di samping Ri.
Singkat cerita saya tidak sengaja bertemu papa maksudku bekas calon papa
mertuaku” pria tampan.
Kenapa juga kami kembali dipertemukan? Dia
makin terlihat cool, berkharisma, penuh wibawa, bahkan sangat tampan. Duda
keren memang lebih menggoda. “Ternyata sosok hakim yang selalu jadi bahan
pemberitaan bahkan sorotan karena terlalu keras dan tegas adalah dirimu”
langkah pria tampan terhenti seketika.
“Kakak kelewat melebih-lebihkan” sedikit
tertawa membalas kalimatnya.
Berjalan mendahului pria tampan bersama
gadis kecilnya membuatku sedikit terlihat gugup. Wajahku memerah setiap ingin
menatap ke arahnya. Jujur, saya masih belum bisa melupakan dia sampai detik
sekarang. Dokter Azela berjuang keras agar bisa sepadan berdampingan dengan
pria tampan. Kalau dipikir-pikir lagi, jalanku sekarang memiliki sisi kualitas
berbeda dari orang lain. Berarti bisa…?
Hope, segera bangun dari mimpimu. Bagaimanapun
dia hanya seseorang yang lagi numpang lewat kemarin bukan siapa-siapa. Membuka
kembali kotak pemberian pria tampan untuk mencoba mencari tahu satu bungkusan
milik dokter Azela. Terdapat banyak kenangan pada isi kotak sederhana di
depanku. “Ketemu juga” memegang sebuah bungkusan.
“Sebuah handphone?” sangat
membingungkan.
Kenapa juga memberiku handphone? Btw,
sampai detik sekarang saya belum pernah ganti handphone masih tetap memakai
milik Ri. “Saya ingin kau menyimpan dengan baik handphone ini” sebuah tulisan
pada secari kertas.
Dulu Ri memberiku handphone miliknya
lantas sekarang dokter Azela juga melakukan hal sama. Secarik kertas lain
memberitahu tentang kode pin untuk membuka. Saya ingat jelas bagaimana sang
dokter selalu memakai hanphone tersebut ketika beraktifitas. Mencoba membuka
galeri miliknya. Terdapat beberapa video dari galeri tersebut.
“Hai Hope, bagaimana kabarmu sekarang?
baik atau buruk?” namaku disebut dalam video tersebut. Dia memang sengaja
membuat special video buatku. Masih memakai pakaian rumah sakit berusaha
tersenyum meski wajahnya terlihat pucat.
“Terima kasih memberiku kesempatan
menjalani satu cerita manis bersama Darrel. Saya tidak pernah lupa balasan
pesanmu tentang banyak berdoa. Akun Hope milik Ri ternyata dikelola olehmu
dengan sangat baik. Kenapa saya bisa tahu? Darrel sudah bercerita kebenaran
dibalik akun tersebut” dokter Azela.
“Dasar dokter bodoh” rasa-rasanya saya
ingin menangis.
“Maaf membuatmu mengalah. Sekali lagi,
terima kasih karena doamu hingga Tuhan memberiku kesempatan untuk tetap hidup
lebih lama. Saya tahu perasaanmu terhadap Darrel, bahkan kemungkinan besar kau
memiliki peluang lebih besar dibanding hidupku” dokter Azela.
“Kau benar-benar membuat Darrel terus
berjaga di sampingku sampai saat dimana gadis kecil kami akan lahir ke dunia. Dia
selalu sabar berhadapan dengan banyak hal hanya untuk menciptakan satu ruang
terbaik buatku. Jauh di dasar hatinya nama Ri memang akan terus hidup, tetapi
ketika berada di permukaan semuanya tidak terlihat” dokter Azela sedikit
tertawa mengungkapkan sesuatu…
“Saya ingin meminta sedikit bantuanmu
sekali lagi. Saya rasa masa tinggalku di bumi tinggal menghitung jam atau
mungkin menit. Rah bayi kecilku butuh perhatian seorang ibu, bisakah dua
tanganmu terulur buatnya? Hope hanya sedikit membutuhkan perjuangan untuk
merebut hati ayah Rah.” Dokter Azela membuatku terkejut mendengar kalimatnya.
“Hope mungkin membenciku, tapi saya
menyukaimu” pernyataan itu sama seperti pernyataan Ri ketika berada di rumah
sakit.
“Dulu Ri memintamu menjadi dirinya,
sekarang saya pun ingin memintamu menjadi diriku untuk mengisi kekosongan Rah
bersama ayahnya. Apa kau sadar arti nama Rah? Rie Azela Hope dengan makna berkat
dan bunga menyatu dalam sebuah harapan. Saya ingin Rah selalu mengingat tentang
perjalanan hidup wanita terhebat dalam dirinya untuk menciptakan satu jalur
cerita berkualitas dengan nilai terbaik.” Dokter Azela mengungkapkan kembali
beberapa pernyataan.
Gadis kecil berusia 3 tahun terlihat
sangat menggemeskan. Dia juga cerdas bahkan kata cantikpun belum cukup untuk
anak seusianya. “Btw, tolong rawat handphone milikku sama seperti Hope merawat
baik handphone milik Ri,” kalimat terakhir dokter Azela.
Saya tidak pernah tahu tentang jalan
hidupku bisa berakhir seperti sekarang. Terjebak di antara dua wanita
berkualitas dengan ruang nilai berbeda di antara semua orang. Lebih kacau lagi
adalah menyukai pria yang sama. Terdengar gila? Tentu saja sangat gila. “Jangan
katakan kalau mama lagi kesurupan?” tiba-tiba saja Diel menatap gerakan tubuhku
dari ujung rambut hingga ujung kaki.
“Sepertinya mama butuh bantuan Diel”…
“Kalau Diel tidak mau, lantas mama mau
apa?” sifat dingin Diel seperti biasa.
“Terserah, tapi perasaanku berkata Diel
masih menyimpan foto seorang pria tampan yang lagi tersenyum lebar memelukmu
dalam dompet” sedikit menyindir.
“Hubungan foto dalam dompet Diel dan
permintaan mama?” Diel.
“Bantu mama merebut hati pria yang
fotonya masih kau simpan manis di dompetmu” berkata-kata penuh semangat.
“Berarti mama berniat jadi pelakor kalau
pikiran mama seperti ini” Diel juga menyadari pernikahan pria tampan 10 tahun
silam sekalipun kami sudah berada di Negara luar.
“Kakak Darrel sudah bukan milik
siapa-siapa lagi sekarang, ada yang salah?” membalas sinis ucapannya. Bisa
dikatakan kehidupan kami sebagai mama dan anak terkadang terdengar kacau. Sifat
Diel memang sejak kecil terdengar dingin sampai detik sekarang, akan tetapi
menyimpan kehangatan cinta di dalamnya.
Saya masih belum percaya tentang
keputusanku ingin berjuang merebut perhatian seorang duda keren. Ziza sedikit
lagi melangsungkan pernikahan bersama sesama rekannya dengan profesi sebagai
pengacara pula. Okemi sahabatku pun sudah memiliki seorang anak setelah
menikahi seorang desainer di luar sana.
Lantas saya? Masa harus hidup seorang diri terus? Memutuskan kembali ke kota
tempat dimana banyak kenangan antara saya dan pria tampan terdengar
menyenangkan. Untung saja papa tidak menjual apartemen tempat tingga kami yang
dulu.
Diel memutuskan pindah sekolah suka
maupun tidak. “Toko kue milik papa kelewat berdebu” bersin-bersin berada di
tempat ini lagi. Kekacauan terbesarku adalah selalu saja membuat papa harus
memulai kembali membangun toko kue miliknya dari nol. Berusaha membersihkan
seluruh debu kiri kanan kemudian melakukan renovasi kembali.
“Mama pasti semangat lagi tinggal disini”
mencuci rambut mama setelah kembali ke apartement.
“Bersihkan kamarmu!” nada memerintah
terhadap Diel.
Ruang rahasia milik Ri masih seperti
dulu. Lukisan besar tetap terpajang rapi sebagai pintu masuk ke tempat
tersebut. Tuhan memang sengaja mengizinkan satu kasus terjadi padaku waktu itu
sehingga saya dipertemukan dengan seorang wanita sederhana. Cara Tuhan memang
berbeda untuk membuatku keluar dari dunia pelacuran. Perlahan tapi pasti dua
bola mata mulai belajar bahwa jalanku memang sedang berada pada ruang tergelap
bersama belenggu paling kuat diantara objek terkuat.
Saya benar-benar menyukai kisah cinta
abadi orang tua Ri dalam suka maupun duka selalu bersama. Cinta sejati akan
terlihat ketika berada pada situasi kurang menyenangkan, masa-masa sulit, kecantikan/
ketampanan secara fisik memudar oleh waktu. Ketulusan tidak akan pernah
terbukti saat kaki masih berada pada awal cerita, sehingga pintu hati harus
benar-benar bisa menyaring sebelum segala sesuatunya melakukan penyimpangan
jalan.
“Hope belum tidur?” ucapan papa seperti
biasa mengetuk pintu kamar.
Memberi kecupan hangat kemudian
mengungkapkan banyak hal terhadapku. Terima kasih Tuhan karena memberi papa
terbaik di dunia. Btw, cerita perjuangan hidupku akan dimulai esok hari. Saya
harus mengumpulkan tenaga untuk mengejar cinta sejati dengan karakter seperti
papa. Pria tampan memiliki hati penuh kehangatan yang mungkin terlalu sulit
ditemukan di luar sana.
“Kakak Darrel” menyapa pria tampan
pertama kali. Gedung pencakar langit ini tidak berubah sedikitpun sejak dulu.
Pagi-pagi buta saya bangun hanya untuk menyiapkan bekal makan siang. Dia
terkejut melihatku berada disini setelah sekian tahun meninggalka kota dan
memulai petualangan lain.
“Ri,” pria tampan masih saja selalu
menganggapku sebagai Ri.
“Maksudku Hope, bukankah…?” pria tampan.
“Sejak kemarin saya sudah pindah tugas
di kota ini” menjawab pertanyaannya.
“Lantas?” pria tampan.
“Mulai hari ini sampai seterusnya Hope
akan selalu datang kembali membawakan bekal makan siang buat kakak seperti dulu
lagi” penuh semangat berkata-kata sambil menyerahkan sekotak bekal.
“Maaf sepertinya saya harus menjemput
Rah sekarang” pria tampan.
“Jangan khawatir, Diel sudah menjemput
Rah dari sekolah”…
“Diel?” pria tampan.
“Mereka berdua lagi membantu papa di
toko kue. Ternyata Rah cepat akrab juga dengan Diel yah.” Saya juga berhak
bahagia sama seperti wanita lain. Petualangan baru sosok Hope baru saja
dimulai.
Pria tampan sedikit canggung berada di
depanku. Bagaimanapun juga, saya akan berjuang mendapat satu objek terbaik
sekarang. “Makanannya asin, asam, manit, pahit” ucapan pria tampan terdengar
menyindir.
“Perasaan ga asin ko” cetusku.
“Becanda” pria tampan tertawa keras hingga
semua orang memperhatikan kami.
“Syukurlah Darrel sudah mulai tertawa
lagi seperti dulu” salah satu temannya berteriak. Ternyata selama ini sikap
pria tampan berubah drastic. Berdandan cantik setiap hari pun akan sering
kulakukan hanya demi sebuah perjuangan. Dokter Azela berkata kalau saya hanya
butuh sedikit perjuangan…
#TAMAT#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar