Selasa, 23 Februari 2021

 

PUZZLES & HOPE... 

Bagian 1…

 

Sesuatu memulai sebuah alur tanpa batas pada sudut persimpangan. Objek kata biasa bagi siapapun, tetapi memiliki sisi nilai luar biasa di tiap variasi warna. Something, bisa dikatakan hanyalah hiasan kata tidak begitu penting ketika terjadi dialog antara satu sama lain. Gemuruh suara terdengar jelas dari banyaknya pintu di depan mata. Salah satu tangan hendak menyentuh satu penyangga di antara sekian banyaknya penyangga pintu.

“Seseorang datang mencari anda” karyawan restoran tersenyum manis di depanku.

“Siapa?” pertanyaan pertama…

“Pria berparas tampan” jawaban penuh semangat darinya.

Saya tidak memiliki satupun kenalan pria di kota ini sejak kedatanganku beberapa tahun silam. Pertanyaan sekarang adalah siapa pria itu? “Dimana dia?” rasa penasaran muncul seketika.

“Dia sudah pergi” nada suara terdengar kecewa.

“Tapi pria berparas tampan menitipkan sebuah kotak sederhana buat anda” melanjutkan kembali kalimatnya.

“Something” satu ejaan kata tertulis manis pada bagian luar kotak tersebut.

“Orang itu lari kemana?” tersadar sesuatu.

“Entahlah” jawaban tersebut yang memang kuinginkan sejak dulu…

“Kenapa begitu sakit?” suara hatiku berbisik seorang diri.

Duduk termenung di bawah sebuah pohon besar bersama hembusan angin sejuk yang seolah menyadari sesuatu dalam diriku. Bayangan masa lalu mulai berteriak keras setelah sekian tahun diam membisu dalam sebuah ruang sekitar jalan hidupku. Entah kenapa orang tuaku memberi nama seperti ini, tetapi apa pun alasannya saya akan selalu berterimah kasih terhadap mereka…


FLASHBACK…


Suara hentakan music terdengar keras seolah menambah kenikmatan dunia gemarlap malam. Kehidupan terbaik yang pernah ada adalah manari dalam suasana riuh diiringi ratusan botol minuman beralkohol. Berpakaian seksi merupakan hal paling wajar hampir sebagian besar wanita di seluruh dunia. Hanya manusia bodoh yang terus mempertahankan argument busana seksi terlebih bikini bukanlah objek tidak normal ataupun menjijikkan. Kembali lagi terhadap pribadi masing-masing bagaimana cara menanggapi situasi.

Hidup tanpa pakaian terbuka rasanya begitu hambar bahkan sepertinya saya kehilangan sesuatu. Hal terindah bagi seorang wanita adalah memamerkan pada seluruh dunia tentang keindahan bentuk tubuh tersempurna hingga membuat semua orang begitu iri. Ada banyak kaum hawa di luar sana tidak segan-segan mengeluarkan uang hanya demi mendapat bentuk bibir, payudara, bokong terseksi.

Saya paling benci menjalani kehidupan super alim. Ketika berada di tengah keramaian tentu karakter sensual jelas-jelas tergambar pada diriku. Bukan Hope namanya kalau tidak bisa menonjolkan sesuatu paling terseksi dari kehidupannya. Seorang pelacur kelas kakap memang harus memiliki kehidupan seperti ini. Nilai jual sebagai wanita penghibur akan turun drastic andaikan tidak dapat menonjolkan jenis lekuk tubuh terseksi. Yah, sesuai pemikiran kalian kalau jenis pekerjaanku ternyata melayani para pria hidup belang dari setiap penjuru.

Berjudi, mabuk, pelacur, dan masih banyak hal terkacau sedang mengikat kuat jalan hidup seorang perempuan bernama Hope Reiko. Rantai kegelapan itu terus saja mencengkram di tiap hembusan nafas bersama cerita-cerita menerkam di dalamnya. Tertawa keras tanpa batas hingga segala sesuatu hanya berbicara tentang belenggu gelap. Seluruh tubuh dikendalikan olehnya dan apa pun alur hidup tentu lukisannya berkata-kata tentang jurang terdalam diantara sekian banyaknya jurang.

“Tubuhmu benar-benar seksi” pria berbadan tambun menikmati setiap lekukan tubuhku.

“Nikmati saja sayang” saya sedang berada di atas tubuhnya tanpa sehelai benang…

Goncangan malam menderu sangat hebat sama seperti kenikmatan bersama pria di hadapanku. Wanita pelacur kelas kakap sepertiku harus bisa menciptakan sebuah perbedaan ketika sedang melayani pria hidung belang. Nilai jualku bisa saja turun bahkan tidak akan menjadi perhatian si’pemakai andaikan saya tidak bisa memainkan sesuatu objek. Keadaan menyatakan rantai belenggu jauh lebih kuat bermain dibanding apapun juga di sekitar jalan kehidupanku. Apa saya bahagia menikmati alur hidup seperti sekarang?  

“Seseorang mencarimu di luar sana” Okimi teman sekamar sekaligus sahabat dalam dunia pelacuran lebih tepatnya mengetuk pintu kamar.

“Sebentar” rasa malas hinggap begitu saja pada hal waktu menunjukkan panas terik matahari di luar sana.

“Siapa sih siang-siang begini datang tanpa diundang” rasa jengkel terlukis jelas.

“Siapa?” pertanyaan dengan rasa kesal ingin memakan hidup-hidup orang di luar sana.

“Mana saya tahu” Okimi berkata-kata cuek senada memainkan batang rokok di jarinya.

Berusaha mengintip di balik jendela hingga membuat terlihat jantung seketika. Salah seorang pejabat sekaligus klienku semalam menyadari tempat tinggalku. Habis sudah kisahku hari ini. rasa-rasanya saya ingin menceburkan diri ke dalam laut saja. Tanganku memang jahil semalam, mencuri salah satu kartu miliknya setelah dia tertidur lelap. Mau apa kemari? Jangan-jangan mencari kartu miliknya?

“Eh bapak kok bisa tahu alamat rumahku?” berpura-pura seolah saya tidak menyadari sesuatu tentang perbuatanku semalam.

“Saya tahulah alamatmu kemanapun kau pergi” balasan orang itu.

“Lantas?” pertanyaan kembali terhadapnya.

“Saya juga tahu kalau wanitaku berhasil mencuri salah satu kartu di dompetku semalam” pernyataan menyindir darinya.

Saya harus mengikuti keinginan pejabat tersebut akibat tindakan pencurian semalam suka maupun tidak. Gemar mengoleksi barang-barang brand ternama merupakan ciri siapapun termasuk kehidupanku pribadi. Kebutuhan financial menjadi penyebab utama kisah cerita seorang Hope berbeda dibanding orang sekitarnya. Semua orang bisa saja berkata kalau jalan yang sedang saya jalani merupakan sebuah jurang tergelap, tetapi tidak buatku.

“Goyanganmu sangat sensual” berada di atas ranjang bersama salah satu tokoh pria hidung belang lain malam ini.

Seperti biasa jalan ceritaku hanya berkata-kata tentang dunia pelacuran tiap detik tanpa rasa ingin berhenti sedikitpun. Kelebihan terbaik Hope hanya ada pada kata cantik dan memberi kenikmatan ranjang paling agresif. Minimal, saya bukan wanita munafik seperti kebanyakan orang di luar sana. Hal paling bernilai bagi hidupku hanya bercerita tentang tumpukan uang.

Pada suatu ketika saya harus kembali melayani salah satu pejabat. Rencana busuk dalam pikiranku sudah mulai berjalan dengan baik. Mencuri sejumlah uang bersama kartu-kartu miliknya berhasil kulakukan. Tiba-tiba saja dia terbangun dari tidurnya dan mengejarku habis-habisan. Mengendarai mobil miliknya menjadi alternative untuk melarikan diri. Terjadi kejar mengejar di antara banyaknya mobil.

Keluar meninggalkan mobil tersebut sampai saya berada di sebuah terminal. Bersembunyi dalam sebuah mobil lain. Entah bagaimana cerita saya sudah berada dalam sebuah kapal menuju sebuah kota. Beberapa hari harus diam-diam mencuri makanan di dapur  karena kelaparan. Beberapa mobil keluaran terbaru menghiasi salah satu ruang kapal itu. Setelah bersandar, saya akhirnya berusaha mencari cara untuk keluar tanpa sepengetahuan mereka.

“Akhir bebas” teriakku setelah berhasil keluar. Tiba-tiba saja sebuah motor menghadang jalanku hingga saya jatuh pingsan seketika. Ternyata saya sudah berada di rumah sakit ketika tersadar dari pingsan tadi.

“Dimana tasku?” sangat takut kalau-kalau hasil jarahanku dijarah orang lain.

“Barang anda aman” seorang suster menunjuk sebuah laci kecil.

Beruntung saja mereka belum sempat membuka isi tasku. Bisa-bisa saya masuk penjara andaikan menghubungi seseorang. Tas milikku memiliki sebuah penyimpanan rahasia sehingga siapapun tidak menyadari semua itu. Biasanya sih seseorang terpaksa membongkar isi dompet demi mencari identitas korban kecelakaan. Tiba-tiba saja perhatian teralih pada sosok wanita karena ruanganku kami bersebelahan. Kenapa wajahnya sangat mirip…?

 


Bagian 2…


 

Seseorang sedang berjuang di sebuah ruang rumah sakit sambil menahan sakit. Siapa dia? Kenapa wajahnya benar-benar mirip denganku? Lebih kacau lagi adalah anak laki-laki berusia 5 tahun berdiri di luar pintu ruang tersebut. Dia kembali tersenyum lebar keesokan harinya setelah perjuangan menahan rasa sakit karena kemo berkepanjangan kemarin.

“Kenapa juga saya peduli dengannya” tertawa sinis menyaksikan senyuman salah satu penghuni rumah sakit dengan wajah yang benar-benar mirip denganku.

Anak laki-laki itu ternyata anaknya, wajar saja tetap setiap menemani sang mama di rumah sakit. Berusaha terlihat kuat depan sang buah hati menjadi ciri khasnya selama di sini. “Saya benci berkelakuan seperti ini” memukul kepala sendiri jauh dari tempat mereka bermain.

Di depan sang anak tidak pernah sedikitpun menampakkan satu kesakitan luar biasa, tetapi ketika kembali berada pada ruang sudut tersebut semuanya berbeda. “Jagoan mama selalu saja seperti ini,” dia tersenyum memeluk anaknya penuh kehangatan.

Andaikan hidupku bisa seperti dirinya? Kenapa juga saya ingin hidup mirip dengannya, pada hal sebentar lagi wanita itu akan mati. Apa pun jalanku sekarang bukanlah sesuatu hal yang harus disesalkan. Bersyukur menjadi seorang pelacur kelas kakap merupakan hal wajar-wajar saja. Belum tentu juga dia bisa seperti saya dalam hal melayani pria penuh kenikmatan seksual.

“Jagoan mama akan tetap terlihat kuat” seolah-olah pernyataannya mengisyaratkan tentang kepergian dirinya sebentar lagi.

“Bagaimanapun situasi di depan, tentu jagoan mama tidak akan pernah bisa meneteskan air mata sekalipun” mendekap hangat anaknya di sekitar taman rumah sakit.

Pintu kematian tidak lama lagi memisahkan jalan hidup mereka berdua. Minimal, kalau saya mati keadaan akan baik-baik saja dibanding dirinya karena meninggalkan anaknya seorang diri. “Anda siapa? Kenapa terus saja mengintip seperti pencuri?” suara seseorang mengejutkan diriku sekarang.

Hal lebih memalukan lagi adalah wanita itu menyadari keberadaanku. “Saya merasa keganjilan disini” dia berusaha mencari tahu apa salah antara kami berdua.

Kemiripan wajah itulah menjadi factor keganjilan buatnya. “Anda belum menjawab pertanyaanku” dia berujar kembali.

“Saya hanya salah satu penghuni rumah sakit yang lagi numpang lewat sekitar taman” jawaban terbata-bata.

“Maaf, saya harus pergi” berusaha berlari meninggalkan mereka.

Hampir saja ketahuan olehnya. Entah kenapa, saya selalu diam bersembunyi bahkan tertarik melihat kisah antara ibu dan anak tadi beberapa hari belakangan. Apa yang salah denganku? Pelacur kelas kakap sepertiku merindukan suatu jalan hidup berbeda. Bagaimanapun juga kisah ceritaku akan tetap sama yaitu akan selalu berada di dunia pelacuran.

Saya bisa merasakan dia berusaha menahan rasa sakit di ruang sana. “Kau harus kuat demi jagoanmu” tiba-tiba saja kakiku berjalan masuk di tempat dia berbaring. Memegang kuat tangannya seolah ingin memberi satu semangat, sedang anaknya sendiri tertidur lelap pada salah satu kursi panjang di taman rumah sakit.

“Jagoanmu masih terlalu kecil” ujarku menatap dirinya.

“Jadi, jangan mati walaupun pintu maut berusaha membawahmu pergi” terus saja memegang kuat tangannya sepanjang hari.

Dia mengidap kanker darah stadium akhir hingga membuatnya harus terus menjalani perawatan rumah sakit. “Something” satu kata terdengar manis di sekitar telingaku.

Ternyata saya ketiduran di sampingnya dan baru tersadar. “Namamu siapa?” pertanyaan selanjutnya setelah saya terbangun.

“Saya Rie Tabera, panggil saja Ri” dia kembali berkata-kata.

“Hope Reiko” jawaban spontan buatnya.

“Tidak begitu juga kali” tawanya meledak seketika.

“Saya baru menyadari keganjilan antara kita berdua” Ri.

“Keganjilan?” keningku berkerut seketika.

“Wajahmu dan wajahku benar-benar mirip bagai pinang dibelah dua” Ri akhirnya menyadari kemiripan wajah kami.

“Wajah bisa saja mirip, tapi hidupmu jauh berbeda denganku” sedikit menggaruk-garuk kepalaku.

“Tunanganku pasti tidak percaya kalau ternyata seseorang memiliki kemiripan waajah denganku” terkejut mendengar kalimatnya.

Berarti dia janda yang lagi tunangan dengan seorang pria. Hebat sekali hidupnya. “Apa tunangan anda berkepribadian baik terhadap siapapun?” pertanyaan bodoh.

“Lebih dari ucapanmu” Ri.

Hal tergila lagi adalah tidak seorangpun anggota keluarganya tidak menyadari keberadaannya selain jagoan kecilnya di luar sana. Tunangan Ri juga belum tahu kebenaran tentang satu kenyataan pahit tentang penyakit yang sedang di derita. “Dia benar-benar pandai berakting” bisikan hatiku berkata-kata sendiri tiap mendengar percakapan Ri dan seseorang melalui saluran telepon android.

Jagoan kecilnya pun hampir saja tidak menyadari sesuatu yang sedang menimpa dia. Bercerita banyak hal terhadapku bahkan saya harus menjadi pendengar setia apapun curhatan darinya. “Tanpa saya sadari ternyata anakku sudah berada di dalam mobil ketika hendak menuju rumah sakit” Ri berkata-kata seolah masih belum bisa menerima kenyataan kalau sang jagoan menyadari satu rahasia.

Kepribadian dengan sikap selalu ingin menutup rapat tiap detik penderitaan dalam hidupnya. “Manusia bodoh” tertawa sinis memandang Ri yang sedang tertidur lelap. Saya tidak mungkin bisa hidup kacau seperti dia. Diam menikmati jalan cerita menyiksa seorang diri terdengar menakutkan.

Kenapa saya selalu ingin berdiri di sampingnya? Perempuan pelacur bernama Hope berasa ingin terus dan terus mendengar setiap cerita sosok wanita semacam dia. Gaddiel anaknya jarang bahkan tidak pernah sekalipun memperdengarkan suaranya. Jalan hidup memiliki kisah bersama jurang paling gelap di antara sekian banyaknya jurang tergelap.

Entah kenapa saya benar-benar menyukai seseorang dengan jalan hidup berbeda denganku. Terdampar di kota ini karena sebuah jebakan oleh salah satu pria hidung belang membawa satu cerita lain. “Apa saya bisa meminta bantuanmu? Sekali saja” Ri berkata-kata menatap serius ke arahku.

“Bantuan?” keningku berkerut seperti biasa.

“Jadilah diriku andaikan Tuhan membawahku ke rumahNYA” Ri.

“Ta…ta…ta…pi”

“Saya Cuma bilang seandainya, tapi kalau Tuhan masih menahanku disini ya tidak mungkinlah seorang Hope mengambil posisiku” Ri.

“Kenapa kau harus menyembunyikan penyakitmu dari mereka?” pertanyaan tersebut spontan keluar.

“Di rumah ada mama dengan kondisi lumpuh, sedang papa memiliki penyakit jantung kalau mereka sampai tahu tentu keadaan lebih buruk akan berbicara seketika” Ri.

“Rei adik perempuan kecilku pasti sulit menerima kenyataan pahit tentang kakaknya” Ri masih menjelaskan alasan dari pertanyaanku tadi.

Dia memiliki keluarga lengkap yang selalu memberi cinta buatnya. Apa salahnya Hope si’perempuan pelacur berada di tengah keluarga seperti itu? Berarti saya menginginkan kematian Rie? Bagaimanapun saya memiliki jalan sendiri dan akan selamanya disebut sebagai pelacur kelas kakap. Saya bukan Rie itulah kenyataan buatku.

“Dokter, pasien kamar 101 kesulitan bernafas” teriak salah satu perawat di luar sana.

Sontak, saya segera melompat dari tempat perbaringan berlari keluar. Dia kritis? Bukan ini yang kuinginkan tentangnya. Diel jagoan kecilnya seperti biasa diam mematung menatap ibunya. “Selamatkan dia” entah kenapa tiba-tiba saja tanganku memegang lutut seorang dokter dalam ruang tempat Rie berbaring.

“Kumohon, selamatkan dia” bagaimana bisa saya menangis pertama kali seperti sekarang sambil berlutut mengemis demi seseorang yang baru saja kukenal.

“Saya hanya manusia biasa sama sepertimu bukan Tuhan” pernyataan sang dokter menepuk pundakku.

“Dia punya keluarga di luar sana”kata-kata dalam isakan tangis…

“Pikiran Tuhan dan manusia berbeda. Manusia ingin jalan A, tetapi Tuhan memiliki pemikiran tersendiri sehingga memilih jalan B” kalimat sang dokter.

“Tapi dokter” masih belum bisa menerima kenyataan.

“Ucapkan sesuatu buatnya sebelum dia pergi!” ucapann dokter lagi…

Kenapa juga saya menangis keras buatnya? “Saya mohon jangan pergi” isak tangisku di samping tempat Rie berbaring.

“Pertama kalinya memiliki teman sepertimu, tidak tahu kenapa saya selalu ingin mendengar tiap lembaran ceritamu” ungkapan perasaan seorang perempuan pelacur.

“Hope, malaikat berbaju putih tersenyum ke arahku” Ri berkata-kata hangat.

“Bagaimana dengan Diel? Apa kau tegah menyakiti anak kecil seperti dia?” teriakanku.

“Anak mama pasti kuat” Ri masih berusaha menggenggam tangan jagoan kecilnya.

“Tuhan tahu objek terbaik buatku, jadi saya harus siap menerima apapun itu” Rie.

“Saya benci kata-katamu” membalas ucapan Rie.

“Tapi saya menyukaimu” senyum Rie sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Kehidupan macam apa ini? Dia pergi tanpa rasa bersalah sedikitpun. Seluruh anggota keluarganya tidak menyadari berita tentang kepergiannya kecuali Gaddiel. Hal terkacau lagi adalah jagoan kecilnya hanya diam seribu bahasa tanpa meneteskan air mata sekalipun. Anak usia lima tahun memiliki kepribadian aneh? Tidak pernah berbicara seolah kehidupannya berada dalam dunia kebisuan tanpa suara.

“Saya memang jahat karena ingin mengambil peran mama Diel” memeluk jagoan kecil di depan makam Rie Tabera.

“Diel boleh melarang sambil mengamuk atau memukul, terserah” berbicara kembali.

Hal terbodoh adalah jagoan kecil Rie hanya diam membisu tanpa melakukan apa pun. Manusia pelacur sepertinya akan berpindah haluan untuk sementara waktu. “Diam berarti Diel tidak akan pernah membongkar rahasia saya di hadapan semua orang” menatap anak laki-laki itu dengan serius.

“Diam berarti setuju” sekali lagi kembali membawa sang jagoan masuk dalam dekapan seorang perempuan pelacur.

Jagoan kecil menyerahkan sebuah kotak milik ibunya ke tanganku. Sebuah handphone bersama buku kecil berisi catatan petunjuk segala rutinitas dari Rie setiap harinya. Dia sudah mempersiapkan sehari setelah perkenalan kami. Apa ini pertanda Diel siap menutup keras rahasia antara kami berdua? Kenapa juga ibunya membuatku berada dalam kesulitan seperti sekarang? Sampai detik terakhir nafasnya sekalipun, dia tidak pernah tahu ruang gelap di sekitar jalan hidupku.

Saya akan berhenti menjadi wanita pelacur untuk sementara waktu sampai batas yang tidak ditentukan. Hope, wanita pelacur harus bersemangat jalani objek terbaru di depanmu. Kami berdua meninggalkan rumah sakit dengan sebuah cerita baru. Berada dalam bis sambil merenung tentang situasi lain membuatku ingin tertawa sinis. Tunangan Rie ternyata benar-benar tampan sampai jantungku tidak berhenti berdetak. Hanya dengan melihat galeri handphone milik Rie, seolah menyatakan sesuatu…

“Calon papa Diel lebih dari kata tampan” menepuk-nepuk bahu jagoan kecil.

Jagoan kecil selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata. Seolah bisu memang kata paling tepat melukiskan jalan hidupnya. Kode pin handphone android milik Rie tertulis rapi di bagian halaman terdepan buku kecil di tanganku. “Ri, cepat pulang yah” sebuah pesan singkat masuk pada salah satu aplikasi media social miliknya.

Seluruh anggota keluarga berpikir kalau Rie hanya berlibur di sebuah kota bersama sang jagoan. Mereka semua tidak pernah tahu bagaimana Rie berjuang seorang diri di rumah sakit. Kenapa juga saya mengikuti kemauan dia buat jadi dirinya? Seakan tidak ada sesuatu hal sedang terjadi, itulah kenyataan dalam keluarga tersebut. Diel selalu diam tanpa pernah meluapkan sisi emosional pada dirinya.

Kekacauan lain lagi adalah saya harus membiasakan diri berpakaian sederhana bahkan serba tertutup ketika menjalani rutinitas. Kehidupan semacam ini bukan bagian kisah sang pelacur. Jalan cerita Hope tidak lagi berkata tentang kemolekan tubuh terseksi di antara semua perempuan. Ratusan koleksi bikini milikku sepertinya harus tersimpan rapi di lemari untuk beberapa waktu ke depan. Lipstick merah menyala tidak akan lagi menghiasi warna bibirku mulai detik ini sampai batas waktu ke depan dan tergantung keadaan.

Saya pasti merindukan bikini terseksi berwarna merah menyala bagaika api bahkan siap membakar orang di sekitarnya. “Okimi, tolong lindungi segala jenis bikini berharga di lemari kamarku” pesan singkat buat sahabatku Okimi.

“Kau sekarang ada dimana?” balasan Okimi tiba-tiba…

“Di suatu tempat paling jauh” balasku.

“Jangan menakut-nakutiku” Okimi.

“Intinya, jangan sampai seorangpun mencuri koleksi bikini terseksi milikku” cetusku.

“Paling juga tuyul yang curi bukan orang lain” Okimi.

“Jangan beritahu siapapun tentangku. Satu lagi, tolong jaga baik-baik segala jenis koleksi bikini milikku” kata-kata penekanan kembali.

Bayangan bikini memang hal wajar bagi tiap kaum hawa tanpa terkecuali di kalangan kehidupan kami. Saya masih belum membaca detail rutinitas kehidupan Rie gara-gara memikirkan koleksi bikini milikku di rumah. Pintu gerbang terbaru sedang menanti satu cerita lain pada sisi hidup Hope Reiko untuk beberapa saat. Tiba-tiba saja tubuhku tertidur pulas sepanjang perjalanan setelah percakapan  pesan antara saya dan Okimi.

Tapi saya menyukaimu” bayangan kata-kata Rie bermuara begitu saja di alam mimpi.

Kenapa kau menyukai saya?” balasan kata tanpa sadar di alam mimpi tersebut.

Kata menyukai memberi makna mendalam, tetapi dia tidak pernah tahu bagaimana saya terikat oleh sebuah belenggu. Tanpa alasan tepat di akhir nafasnya dapat menyatakan nada kalimat seperti itu. Terdengar bodoh jauh melebihi pemikiran terbodoh di dunia. Kenapa juga saya ingin berada dekat di samping sang jagoan kecil? Kata Tanya kenapa membuat jalanku terus saja terjebak di antara seluruh objek sekitar.

“Permisi” terdengar samar suara seseorang.

“Anda sudah sampai tujuan” senyum seorang pria paruh bayah. Ternyata Diel juga ikut tertidur pulas sepanjang perjalanan bersama denganku…



Bagian 3…


 

Jalan itu bukan tempatku berlari, tetapi seakan terdapat sebuah kekuatan untuk membuatku memainkan satu arena hingga dua kaki terus saja terjebak di dalamnya. Pertanyaan terus saja berputar mengelilingi deretan irama pada satu sisi. Mencekam merupakan objek terkacau bahkan berteriak kuat jauh melebihi tiap sudut ruang hidup pribadi. Something menjadi satu-satunya kata dengan makna mendalam sekaligus permainan banyak objek di sekitar.

“Kenapa juga saya melakukan hal sampai sejauh ini?” menepuk-nepuk kepala seperti orang kebingungan.

“Jagoan kecil lapar?” pertanyaanku tiba-tiba setelah kami berdua berada di dalam sebuah taxi.

Seperti biasa dia hanya terdiam tanpa berkata-kata. Karakter sang jagoan selalu saja bercerita tentang kebisuan seakan suaranya memang benar-benar hilang ditelan bumi. “Kata mamamu menurut buku di tanganku, sifatmu sedikit berkasus” menunjuk ke arah Diel.

“Kapan jagoan kecil memperdengarkan suaranya?” wajah cemberut menatap Diel.

Dia tetap cuek bahkan tidak memperdulikan pertanyaanku. Akhirnya kami berdua berada di sebuah apartemen setelah perjalanan lelah hingga membuat tubuh ingin segera berbaring. Seorang pria tua berdiri di depan pintu menatap ke arahku. Senyum hangat mendekap tubuhku seolah memberi sesuatu objek bahkan saya sendiri terlalu sulit melukiskan semua itu.

“Anak papa sepertinya lelah” kehangatan pria tua sekali lagi membuat tubuhku tidak ingin lepas dari pelukannya.

Andaikan seorang Hope memiliki keluarga utuh? Begini ya rasanya dipeluk oleh seorang ayah? Lantas, kalau pelukan ibu gimana rasanya? “Ka’Ri” suara manis seorang gadis berlari ke tengah kami.

“Pasti dia adik Ri” desas desus hatiku berkata-kata sendiri.

“Sangat cantik” satu kata paling tepat buatnya.

“Ziza rindu kakak” bergelut manja.

“Kakak butuh istirahat” tegur pria tua tadi maksudku papa Ri.

Mereka membiarkan saya berada di kamar seorang diri, sedang sang jagoan tidur lelap di kamar milik Ziza. Memperhatikan tiap isi kamar Ri dan menarik kesimpulan. Tidak ada hal menarik sedikitpun di sini. Sebuah foto seorang pria tersenyum manis memeluk sang jagoan kecil terpampang jelas di atas meja. Tunangannya lebih dari kata tampan menurutku sampai detakan jantung Hope berirama keras sepanjang hari.

“Sadar diri Hope” menampar wajahku berulang kali memakai tangan sendiri.

“Pakaian Ri benar-benar membosankan” celotehku.

Sampai kapan saya harus membiarkan bikini merah menyala paling terseksi tersimpan rapi di lemari milikku di sana? Pemilihan pakaian Ri menyatakan rasa hambar bagi tubuh, roh, dan jiwaku. “Di belakang lukisan terdapat sebuah ruang kecil dan sangat rahasia” membaca sebuah kalimat pada halaman kedua dari buku kecil pemberian Ri.

“Jangan memberi tahu siapapun termasuk anggota keluargaku tentang ruang kecil di sini!” seakan nada mengancam dari tulisan tersebut.

Buku kecil pemberian Ri menjelaskan tentang rutinitas kesehariannya bersama sebuah rahasia terpendam. “Seperti menyimpan makna terpendam” bergumam sendiri memandang lukisan di depanku. Mencoba mencari celah di balik lukisan tersebut merupakan satu petualangan.

“Harus memakai sandi” sedikit kesal.

“Hope” dua bola mataku terbelalak membaca sebuah kata pada salah satu lembaran kertas di buku tadi. Saya tidak pernah menyangka namaku menjadi penyebab ucapan Ri beberapa waktu lalu. Kata sandi untuk membuka ruang kecil pribadi miliknya ternyata sama dengan namaku.

Tapi saya menyukaimu pernyataan Ri terus saja bermuara pada satu dinding ruang hidupku.

Terdapat computer, buku-buku, beberapa pasang sepatu kets, kotak music, aneka resep disert, dan beberapa benda lain yang masih belum terjamah oleh tanganku. “Nyalakan pelita kecilmu di satu tempat tersembunyi hingga kau mulai menyadari sisi terbaik nilai hidupmu” pernyataan seorang Ri kembali pada bagian tengah halaman buku kecil miliknya.

Saya baru menyadari rutinitas kehidupan dirinya jauh berbeda dengan semua orang di luar sana. Dia memiliki sebuah akun bahkan hingga detik sekarang seorangpun tidak pernah tahu tentang identitasnya. Hal lebih gila lagi adalah pengikut Ri mencapai hingga belasan juta akun dengan banyaknya pesan masuk baik melalui email maupun DM. Ada banyak orang berkeluh kesah ataupun melakukan sharing rahasia. Dia tidak pernah memperlihatkan wajah asli dibalik akun tersebut.

  Hope merupakan nama akun sekaligus berkaitan erat dengan nama seorang perempuan pelacur kelas kakap. Siapa pernah menduga, Ri bersembunyi dibalik akun terkenal seperti itu. Psikolog tersembunyi menjadi gambaran kepribadiannya. Rutinitas lain seorang Ri yaitu menjadi malaikat tanpa sayap pada satu lembah kehidupan orang banyak di luar sana. “Lakukan apa yang kulakukan karena saya menyukaimu” sekali lagi pernyataan tegas melalui sebuah tulisan dari buku kecil miliknya.

“Seorang pelacur harus berperan sebagai malaikat?” tubuhku bergetar seketika.

“Memang bisa?” membayangkan saja membuatku ingin muntah.

Bagaimana bisa jalan hidup pelacur sepertiku harus menjalani peran sebagai malaikat tanpa sayap? Pelacur tetaplah pelacur bahkan apapun keadaannya nada pernyataan akan kembali sama. Tertidur pulas dalam ruang tersebut setelah perjalanan panjang itulah kenyataan sekarang. “Tapi saya menyukaimu” ucapan Ri berteriak kuat dalam mimpiku.

Benteng kuat pada diriku sepertinya mulai retak perlahan-lahan. Sebuah perjalanan panjang seseorang bersama jutaan noda melekat seperti lem sepanjang area tempatnya memijakkan dua kaki. Bau menyengat menjadi ciri khas dirinya oleh karena noda-noda tersebut. Setitik embun menetes pada sudut persimpangan jalan setapak. Di luar dugaan satu guncangan besar terjadi meluluh lantakkan noda-noda itu perlahan demi perlahan.

“Kakak, apa kau di dalam?” seseorang mengetuk pintu kamar membangunkan saya dari tidur lelap semalam. Segera berlari meninggalkan tempat tersebut setelah tersadar sesuatu. Ziza tidak boleh tahu ruang ini termasuk sang jagoan. Kamar tidur Ri sangat rapi jauh berbeda denganku.

“Ka’Ri dipanggil sarapan” Ziza masih terus saja mengetuk pintu kamar.

“Tunggu sebentar” balasku berusaha merapikan rambut panjangku.

Makan bersama mereka merupakan hal pertama kali buatku. Seorang Hope belum pernah merasakan kehangatan keluarga seperti sekarang. Papa Ri begitu perhatian terhadap anak-anaknya. “Ri belum memeluk mama” tegur papa. Seorang wanita paruh bayah berada di atas sebuah kursi roda menatap ke arahku.

Saya masih tertegun menyaksikan pemandangan di hadapanku. Diel sibuk menikmati sarapan tanpa memperdulikan hal lain. Dibalik kehidupan seorang Ri  terdapat sosok ayah penuh kehangatan sekaligus bertanggung jawab. Tidak pernah mengeluh menjalani situasi kacau belasan tahun lamanya setelah kelumpuhan total sang istri. Peristiwa kecelakaan berakhir tragis bagi ibu Yehuda hingga sang suami harus merawat Ri dan adiknya Ziza yang masih bayi pada saat itu.

“Ri, ayo peluk mama!” tegur papa Ri.

“Diel kenapa belum nenek?” pertanyaan lari menatap Diel.

“Sejak pagi tadi Diel sudah bangun duluan membantu papa membersihkan tubuh mama” Ziza angkat bicara.

“Lumpuh bahkan tidak bisa bicara” berbisik dalam hati.

“Sangat tragis kisah wanita tua ini” pikiranku membayangkan sesuatu.

“Coba papa tebak pikiran Ri” sang pria tua ternyata mengamati raut wajahku.

“Ri cuma lupa apa gitu di kamar” mengalihkan perhatian.

Segera berlari memeluk wanita tua tadi sambil mengelus rambutnya. Senyuman merekah begitu saja melihat tingkahku. Sang suami tidak pernah bosan melakukan perannya sebagai kepala keluarga sekaligus seorang ayah bagi anak-anaknya. Berarti bapak Yehuda harus merawat Ziza yang masih bayi seorang diri? Memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengantar Ri ke sekolah, mencari uang, merawat sang istri seorang diri.

“Kenapa papa tidak menikah lagi?” pertanyaan terkacau beberapa hari setelah berada di rumah tersebut.

Para pria semakin tua semakin keladi artinya mereka tidak akan pernah bisa lepas dari dunia sex. Lantas bagaimana bisa hidupnya berjalan tanpa pelayanan seorang istri dari segi ranjang? Bohong besar kalau seorang pria tahan hidup tanpa sex selama jangka waktu panjang. Papa Ri pasti selingkuh di belakang hanya tidak ingin memperlihatkan sikap buruk depan dua orang anaknya.

“Pertanyaan Ri kenapa jadi ngelantur?” tegur bapak Yehuda.

“Saya kan penasaran makanya bertanya” cetusku dalam hati.

“Entahlah” jawaban kacau juga.

“Berarti jawaban papa sama, entahlah” bapak Yehuda.

“Papa sangat kacau” ujarku.

“Beri satu alasan tentang pertanyaan Ri tadi baru papa beri jawaban juga” bapak Yehuda.

Pernyataan pria tua tadi membuatku berpikir seharian. Sebagai pelacur kelas kakap tentu sadar kebutuhan para kaum adam yang tidak akan lepas dari sex apapun alasannya. Andaikan saya memberi jawaban jujur, pasti ada rasa curiga mengenai sisi karakter Ri tidak seperti sekarang. “Kasihan amat hidup bapak tua itu” menggeleng-geleng kepala seorang diri di kamar.

“Jangan sekali-kali melemparkan pertanyaan tanpa memberi alasan buat papa” tidak sengaja membaca satu pesan tulisan pada lembaran berikut dari buku kecil milik Ri.

Bapak tua tidak pernah bosan mengurus istrinya. Membersihkan tubuh, menyuapi ketika makan, mencuci sekaligus menyetrika sendiri pakaian sang istri. Suami paling langkah yang pernah ada di dunia bahkan belum pernah tersaingi oleh siapapun juga. Diam-diam memperhatikan tiap gerakan pria tua di rumah ini membuatku menggeleng-geleng kepala seorang diri.

“Kenapa Ri mengurung diri di rumah saja, sedang toko kue lagi ramai?” tegur pria tua seminggu setelahnya.

“Beri alasan atas pertanyaan tadi barulah Ri menjawab” balas dendam terparah.

“Papa tadi selipkan dibelakang pertanyaan, kata; toko kue lagi ramai” bapak Yehuda.

“Rie lupa” jawaban asal…

“Ziza juga bingung lihat perubahan drastic kakak setelah pulang liburan” Ziza tiba-tiba muncul di tengah kami.

“Tangan kakak tidak pernah berhenti bergerak tiap harinya, lantas sekarang jadi seperti bagaimana yah kalau diungkapkan atau lukiskan” Ziza.

“Memangnya apa kegiatanku tiap harinya/” tidak sadar melempar pertanyaan…

“Pagi-pagi ka’Ri sudah bangun bersih-bersih rumah, masak, mengantar Diel ke sekolah, lantas berada di toko kue, sekitar jam dua belas siang berlari keluar membawa bekal makan siang buat tunangan tersayang, terus kembali lagi ke toko kue” Ziza.

Saya hampir lupa tentang tunangan Ri yang super duper cakep. Btw, memasak? Tuhan, kalau di atas ranjang tentu nomor satu, tapi ini di dapur hancur lebur. Satu-satunya talenta dalam diriku hanya memberi kenikmatan sensual terhadap lawan jenis bukan masak-memasak atau objek lainnya. “Mampus sudah hidupmu Hope” berteriak keras dalam hati.

“Entah kenapa pinggangku keseringan sakit kalau bergerak, jadi gitulah” mencari alasan paling kacau.

“Perasaan kakak sehat-sehat saja” Ziza.

“Diel lapar” seorang anak tiba-tiba berdiri di tengah kami.

“Akhirnya jagoan bicara” teriakku tanpa sadar.

Sejak awal pertemuan, Diel sama sekali tidak memperdengarkan suaranya. “Ternyata suaramu sangat manis” memeluk sang jagoan hingga membuat anggota keluarga terkejut penasaran.

“Perasaan Ziza…” Ziza menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki ke arahku.

Segera melepas pelukan Diel setelah tersadar sesuatu. Tingkahku selalu saja memancing kecurigaan kalau saya bukan Ri keluarga mereka melainkan orang lain. “Maksudku jagoan mama terlalu pendiam sampai lupa suaranya” gerakan bibirku sedikit gugup.

“Maksudku Diel baru terdengar mengeluh lapar” menepuk-nepuk bahu Diel.

Hampir saja ketahuan atas sikap tadi karena kegirangan mendengar suara sang jagoa pertama kali. Kekacauan lain lagi terhadapku yaitu hasil masakanku keesokan harinya sangat gosong seperti pantat belanga. Ziza, papa, Diel terjatuh akibat ulahku ketika mengepel lantai rumah. Busa air pel kelebihan dan seluruh lantai tergenang air sampai-sampai mereka semua batal keluar rumah. Toko kue harus tutup disebabkan papa tidak bisa berada di sana. Ziza absen kuliah setelah seluruh kakinya tergelincir karena lantai licin. Sang jagoan Diel tidak jadi ke sekolah oleh kelakuan burukku.

“Kenapa saya tidak bisa membersihkan rumah yah?” menepuk-nepuk kepala.

“Benar-benar memalukan” menggeleng-geleng kepala. Bagaimana bisa kisahku hancur begini? Hari sial sedunia merupakan kata paling tepat buatku hari ini. “Kakak Ri tidak usah lagi memasak” rasa kesal Ziza melihat masakan gosong seminggu lamanya.

“Biar papa saja yang masak” Ziza masih kesal.

“Mungkin kakak masih butuh istirahat makanya masakannya gosong terus” tawa sang pria tua tanpa mengamuk sedikitpun.

“Kenapa papa selalu sabar melihat tingkahku?” pertanyaan kacau keluar begitu saja.

“Beri alasan kenapa melemparkan pertanyaan seperti ini” sang pria tua.

“Karena saya penasaran kenapa bisa pria tua sepertimu memiliki tingkat kesabaran paling drastic di antara semua orang” celotehku begitu saja.

“Drastis?” kening sang pria tua berkerut.

“Maksudku kesabaran pria tua sepertimu tidak ada saingannya” cetusku.

“Pria tua sepertiku ingin memberikan kehangatan keluarga  bagaimanapun situasinya terlebih keadaan istri tidak pernah mendukung, tetapi saya ingin membuktikan kemenanganku terhadap kalian ketika berlari di jalan-jalan tidak terduga” pernyataan pria paruh bayah di depanku.

Betapa beruntungnya Ri memiliki ayah terbaik di dunia. Andaikan sosok Hope juga merasakan kasih sayang keluarga, tentu kisahku tidak akan berakhir di jurang. Pertama kalinya hidupku benar-benar tertampar oleh pernyataan seorang pria tua. “Saya ingin menjadi anakmu bukan bayangan anak kandungmu Ri” gerutuku di dasar hati.

Tuhan, bisakah perempuan pelacur sepertiku tetap melihat kehangatan seorang papa? Pertama kalinya, rasa  haus ingin di dekap oleh seorang papa terpercik begitu saja. Berpakaian sederhana menjadi ciri khas Ri bersama keluarganya. “Kapan Ri mulai membuat kue lagi?” pertanyaan pria tua tiba-tiba.

“Mampus sudah hidupmu Hope” berteriak di dasar hati. Memasak saja gosong habis-habisan apa lagi buat kue. Bagaimana saya harus menjalani penderitaan ini? Saya tidak bisa lagi memberi ribuan alasan. Kata terpaksa menjadi istilah paling tepat sekarang. Membaca semalaman aneka resep buatan Ri di ruang pribadi rahasia miliknya.

“Jenis tepung terigu itu seperti apa yah?” menarik-narik rambutku memakai tangan.

“Perenyah kue bentuknya gimana yah?” bolak balik dalam ruang tersebut.

“Aduk adonan…” berpikir lagi.

Btw, defenisi adonan? Saya tidak pernah tahu. Kepalaku sakit berpir cara mengolah satu jenis kue memakai resep milik Ri. Tidak satupun dari nama-nama bahan kue pada tulisan tersebut kumengerti. “Pisahkan kuning dan putih telur” membaca lagi.

“Cara misahinnya gimana”

“Memakai pisau atau alat  apaan?”

“Buat telur dadar saja gosong 7 keliling, terus ini lagi suruh misahin kuning dan putihnya? Yang betul saja” cetusku kembali.

“Suara apaan tadi baru menyala” terkejut mendengar suara dari tempat computer Ri.

Computer Ri ternyata selama ini bisa dalam keadaan ON andaikan pesan masuk. Sebuah suara memberi sinyal tanda pesan masuk sekalipun computer dimatikan sebelumnya. “Butuh kata sandi masuk” gumamku.

“Pemilik computer ini kan sudah meninggal, lantas?” terus saja menggerutu.

“Dengar yah computer! Saya itu bukan Ri” cetusku.

“Jadi, jangan buat sensasi terus” menepuk-nepuk meja.

“Kelewat canggih makanya menyebalkan begini” omelan berikutnya.



Bagian 4…


 

Area kelopak mataku hitam seketika karena begadang semalaman. Mencoba menebak kata sandi computer milik Ri terdengar kacau berkeping-keping. Mempelajari resep kue miliknya pun berasa hidupku sudah berada di neraka. “Gosong lagi” seluruh wajahku hitam akibat asam hitam di dapur. Bagaimana mau ke toko kue kalau begini?

Sejak tadi wanita tua alias mama Ri terus saja memperhatikan tingkahku dari kejauhan. Duduk di atas kursi roda, tidak bisa berbicara, bahkan hanya merenungi nasib di rumah. “Hidupmu benar-benar beruntung memiliki suami paling langkah di dunia” pernyataanku keceplosan di hadapannya.

“Bisakah saya memelukmu?” menatap ke arahnya dengan serius.

Rambut wanita tua itu selalu wangi sepanjang hari. Sang suami tidak pernah absen merawat rambutnya hingga tetap terlihat sehat. “Jangan marah terhadapku” entah kenapa rasa ingin memeluknya terlintas begitu saja.

“Saya hanya terjebak sampai harus berada di antara kalian” berkata-kata kembali. Wanita tua di hadapanku lumpuh dan tidak bisa berbicara, jadi tidak masalah berkata-kata apapun sesuka hati. Lagian, sosok Hope butuh pelampiasan untuk bercerita banyak hal…

Wanita tua tidak menampakkan wajah dengan makna ingin melemparkan ribuan pertanyaan. “Mampus, saya harus berada di toko kue mulai hari ini” menepuk jidat mengingat sesuatu.

“Wanita tua harus terus hidup biar bisa membentak memakai tatapan tajam sebagai senjata ke arahku kelak” pernyataan sosok Hope sambil menepuk-nepuk bahu wanita paruh bayah sebelum akhirnya meninggalkan apartement.

Bertanya kiri kanan alamat toko kue ‘Yehuda’ membuatku letih seketika. Saya kan baru saja menginjakkan kaki di kota ini, jadi kurang tahulah area jalan. “Kesasar” seluruh bajuku basah karena keringat terus saja mengalir membasahi tubuh.

“Panggil om google” seorang anak kecil tiba-tiba saja berdiri di sampingku.

“Diel” untuk kedua kalinya saya mendengar jenis suaranya.

“Wajahmu saja mirip mama, tapi kelakuan juga sifatmu sangat kekanak-kanakan” sindir anak kecil sampai terdengar menusuk di hati.

“Benar-benar penghinaan” bentakku tidak bisa menerima.

“Calon papaku ingin bertemu denganmu, jadi, berusahalah terlihat dewasa” nada dingin anak kecil itu.

“Jangan beritahu kebenaran tentang mamaku terhadapnya, ngerti?” anak kecil menggertak seorang Hope.

Kupikir, dia akan selamanya bersikap bisu ternyata cerita lain berkata-kata sekarang. Kenapa saya jadi takut berdiri di depan anak kecil ini? Hal lebih gila lagi, membalas tiap pesan chat melalui aplikasi media social di handphone Ri untuk calon papa barunya kelak. Anak kecil usia lima tahun sangat pandai merangkai kata-kata? Sangat gila…

Saya belum berani membaca terlebih membalas pesan tunangan Ri sampai detik sekarang walaupun jantungku selalu berdetak kencang hanya dengan menatap fotonya. Dia seorang jurnalis salah satu stasiun TV terbesar. Tetap menerima anak Ri merupakan hal luar biasa di mataku. “Kenapa jagoan membalas pesan tunangan mendiang mama?” rasa kesal melihat tingkah Diel.

“Pikir sendiri” jawaban sangat dingin.

“Kupikir jagoan kecil manis ternyata kecut luar biasa” menyindiri dirinya.

“Calon papaku sangat menyayangi mama” Diel.

“Hati calon papa jagoan bisa lebih hancur kalau terus dibohongi” membalas kalimat Diel.

“Semua butuh waktu untuk bercerita semuanya, kata mama sebelum pergi” Diel.

Pantas saja jagoan kecil berusaha menyelamatkan saya ketika anggota rumah sedikit curiga melihat tingkahku. Kami berdua akhirnya berjalan menuju toko kue setelah dialog cukup serius tadi. Umur memang terbilang kecil, akan tetapi cara berpikir sang jagoan masih lebih dewasa dibanding diriku. Tidak pernah menjatuhkan air mata di depan makam sang mama.

“Ri datang juga ternyata” sapa bapak tua.

“Ri bawakan pesanan kue nomor 13 di sana!” bapak tua berkata-kata.

Toko kue Yehuda ternyata cukup ramai sampai-sampai saya sendiri terlihat kesusahan melayani mereka. Bapak tua alias papa Ri sangat ahli menciptakan aneka resep kue terenak. Bakat beliau menurun ke anaknya, namun terlalu disayangkan pria tua tidak pernah tahu kepergian putrinya.

“Ingat calon papaku sebentar lagi datang kemari” jagoan kecil berbisik di tengah keramaian.

Tiba-tiba saja salah satu kakiku tersandung meja dan menciptkan kekacau seketika. Beberapa piring di tanganku jatuh ke lantai hingga membuat retakannya berserakan di lantai. “Sangat ceroboh” sindir sang jagoan.

Tanganku berdarah karena pecahan piring tadi. Semua mata melihat ke arahku. Sangat memalukan menjadi tontona tragis orang banyak. “Ri…” sosok pria tampan begitu khawatir segera berlari mendapatkan diriku. Bapak belum mengetahui kekacauan yang sudah kubuat di tokonya dikarenakan sedang mengantar pesanan beberapa costumer di luar sana. Pantas saja mati-matian nyuruh masuk kerja secepat mungkin berhubung salah satu karyawan lagi cuti, sedang satunya sedang sakit.

“Sangat tampan” detak jantungku makin kacau…

Pria tampan segera membersihkan pecahan piring di lantai seorang diri. Diel hanya berdiri menatap tajam ke arahku sambil menggeleng-geleng kepala. Membersihkan sekaligus memberi obat pada luka goresan beling di tanganku. “Untung lukanya tidak parah” nada suaranya terlalu lembut di sekitar telinga kaum hawa sepertiku.

“Tunangan Ri” baru tersadar sesuatu.

Wajah asli masih jauh lebih tampan dibanding fotonya. Kenapa bisa ada mahluk ciptaan Tuhan paling sempurna semacam dirinya? “Kenapa berdiam terus di rumah setelah pulang berlibur?” pertanyaan pria tampan masih terdengar lembut di antara rasa maranya.

“Tunanganmu butuh asupan gizi tiap hari, sadar ga?” pria tampan masih berkata-kata.

“Mampus sudah hidupmu Hope” suara hatiku berteriak keras di alamnya sendiri. Kebiasaan Ri membuatku dalam masalah besar. Saya tidak tahu menahu masalah masak memasak. Talentaku Cuma di ranjang bukan masak memasak seperti kebanyakan orang. Apa jawabanku sekarang? Kenapa sampai begini juga? Hope segera saja tenggelamkan dirimu di laut sana biar mati sekalian.

“Boleh saya gabung sama kalian?” seorang wanita sempurna muncul di tengah kami. Siapa dia? Seksi, elegant, cantik sempurna, dari atas sampai bawah semua baranya serba branded. Salah satu koleksi tas paling kuimpikan dipakai olehnya? Edisi limited pakai banget jam tangan miliknya…

“Maaf, kalau boleh tahu anda siapa yah?” pertanyaanku dengan mata terbelalak.

“Ri sepertinya amnesia setelah pulang liburan kemarin” tutur bahasa wanita itu kelewat elegant.

“Ka’Aze” suara Ziza tiba-tiba.

Jagoan kecil menginjak kakiku seketika di bawah meja. “Dia sahabat calon papaku” tulisan Diel memberitahu sesuatu. Bersembunyi di bawah meja demi menjelaskan identitas wanita tersebut. Saya bisa membaca tatapan mata wanita cantik di depanku.

“Pasti dia punya perasaan terpendam buat tunangan Ri” cetusku dalam hati.

“Cara menatap ke arah tunangan Ri bukan sebagai sahabat melainkan perasaan cinta” bergumam kembali di dasar hati.

Berarti terjadi kisah percintaan segitiga antara mereka, hanya saja Ri tidak pernah menyadari semua itu. Kelewat polos memang mendiang mama sang jagoan? Andaikan benar dugaanku berarti? “Astaga, saya lupa mematikan kompor di belakang” mengalihkan perhatian mereka kemudian segera berlari menuju dapur belakang.

Kenapa juga saya harus menghindar begini? Saya hanya ingin berada di kehidupan keluarga Ri bukan tunangannya. Pelacur kelas kakap sepertiku tidak pantas berpikir surga beserta isinya kalau sudah tahu berada di neraka. Ibaratnya tunangan Ri adalah surga paling sempurna dan saya hanyalah sampah di neraka. “Siapa yah nama pria tampan itu?” pertanyaan bodoh.

Saya tidak berani membaca pesan darinya karena memang bukan milikku. Hal terkacau adalah berusaha untuk tidak pernah ingin tahu nama pria tampan itu. “Darrel biar saya bantu” suara lembut wanita cantik sempurna.

“Ternyata namanya Darrel” berbicara sendiri seperti orang gila di dapur.

“Biar saya saja” pria tampan berusaha menghindar.

“Panggil ka’Darrel dan jangan bicara kurang sopan terhadap calon papaku” jagoan kecil macam hantu gentayangan dimana-mana. Seakan tahu kepribadianku kurang sopan sampai menegur keras seperti sekarang.

Saya harus belajar memanggil kakak terhadap seseorang? Pertama kali buatku hidup terlalu sopan seperti sekarang. Singkat cerita, saya harus belajar membuat masakan kemudian mengantarkan ke tempat kerja pria tampan suka maupun tidak. Pertemuan kami kemarin di toko kue menciptakan satu cerita baru yaitu kisah cinta segitiga. Tentu pada akhirnya Azela bisa dengan mudah merebut hati pria tampan karena Ri memang sudah pergi ke alam lain.

Azela ternyata seorang anak salah satu pejabat paling disegani oleh masyarakat di luar sana. Dia dokter spesialis terjenius pada salah satu rumah sakit selain identitasnya sebagai anak pejabat tinggi. Menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa pria tampan lebih mencintai Ri dibanding Azela? Apa yang salah darinya? Hati pria tampan seolah-olah berpura-pura tidak tahu menahu tentang perasaan dokkter cantik Aze.

“Kenapa masakan Ri jadi kelewat hancur begini?” pria tampan segera membuang makan dari mulutnya.

“Rasa hangus, kelewat garam, pedis tidak karuan, trus keasaman” pria tampan berkata-kata lagi.

Kami berdua sedang berada di sebuah kantin stasiun TV tempat dia bekerja. “Saya kan bukan Ri jadi wajar saja masakanku hancur lebur” cetusku dalam hati.

“Pasti Ri punya masalah sampai balas dendamnya ke tunangan sendiri” kalimat pria tampan.

“Kenapa bisa ka’Darrel menyukai perempuan bernama Ri?” pertanyaanku.

“Karena suka begitu saja” jawaban pria tampan.

“Kenapa menanyakan pertanyaan begini?” pria tampan balik bertanya.

“Seandainya saja seorang wanita paling sempurna di dunia tidak ada tandingan menyukaimu, apa kakak akan meninggalkan Ri?” pertanyaan konyol.

Memang sih Ri sudah meninggal, tapi saya penasaran mendengar jawaban pria tampan. Kenapa bisa lebih memilih Ri dibanding wanita tersempurna di dunia? Secara Ri hanya manusia sederhana yang tidak tahu dandan ataupun cara berpakaian elegant. Bagaimana perasaan pria tampan seandainya wanita impiannya sudah pergi? Lebih memilih wanita beranak satu dibanding wanita paling sempurna di dunia? Gila…

“Pertanyaan Ri anker gitu” ucapan pria tampan.

“Jawab” rasa penasaranku makin jadi.

Jawaban nyeloteh dikeluarkan oleh pria tampan pada hal saya sudah sangat serius mendengar. “Ka’Darrel akan tetap memilih Ri” pria tampan menjawab.

“Beri Ri alasan?”

“Biar Ri bisa perbaiki keturunan dari kakak Darrel” jawaban gila.

Saya berjalan meninggalkan pria tampan saking kesal mendengar jawabannya. Sedikitpun dia tidak berlari mengejar atau sekedar ingin meminta maaf. Biarkan saja pria tampan diam di tempat. Setidaknya dengan begitu akan merasa bosan sehingga berlari ke pelukan Azela si’wanita sempurna. Ri sudah meninggal, sedangkan saya hanya orang luar yang sedang menyamar sebagai dirinya.

“Kenapa bertengkar dengan calon papa Diel” jagoan kecil masuk kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Pria tampan memberi tahu sang jagoan tentang dialog kami tadi siang.

“Saya rasa Diel sudah bisa mengerti kondisi sekarang” mulai berbicara.

“Apa maksud ucapanmu?” Sang jagoan.

“Kuharap jagoan kecil bisa mengubur jauh-jauh keinginan menjadikan pria tampan sebagai papa” terdengar menyakitkan memang ucapanku terhadapnya.

“Kenapa? Sang jagoan.

“Mama Ri sudah pergi ke alam lain, tentu pria tampan akan menikahi wanita lain nantinya kalau tahu keadaan sebenarnya. Jagoan kecil harus siap menerima kenyataan.”

“Menyebalkan” pernyataan dingin sang jagoan berlari keluar dari kamar.

Jagoan kecil harus bisa menerima kenyataan dan jangan menciptakan harapan palsu. Kenapa juga saya terperangkap di sini? Perempuan pelacur sepertiku sedang mempermainkan kehidupan sebuah keluarga. Merenung membayangkan deretan peristiwa sejak pertemuanku bersama Ri membuatku tersadar sesuatu. Tuhan, hatiku mulai menyukai seluruh anggota keluarga di sini. Senyum papa seolah menghancurkan rantai belenggu terkuat pada ruang ruang gelapku. Rasa-rasanya saya ingin terus melihat wajah papa, mama, Ziza, dan terakhir jagoan kecil Ri.

“Komputernya berbunyi lagi” tersadar bunyi pesan dari computer ruang rahasia Ri terus menyala.

“Kunci kehidupan” bayangan tulisan kecil dari salah satu lembaran kertas buku kecil milik Ri.

Membuka kembali buku kecil kemudian membaca berulang kali kata-kata tertentu pada salah satu halaman. Akhirnya sandi miliknya terbuka juga setelah sekian waktu gagal terus masuk ke dalam akun tersebut. Astaga, isi pesan menumpuk baik melalui email maupun DM. Ri memiliki pengikut 18 juta dari seluruh penjuru. Tidak seorangpun menyadari admin dibalik nama Hope selain dirinya.

“Lupakan masa lalumu ketika tanganmu mulai menyadari makna setetes embun dalam ruang kecil di hatimu” post terakhir Ri. Jutaan like memenuhi beranda postingan tersebut bersama komentar curhatan orang banyak. Dia tidak pernah bercerita bagaimana sakitnya merasakan kemo di rumah sakit. Selalu terdiam menyimpan perasaannya seorang diri. Menjelang nafas terakhir masih berpikir tentang kehidupan anggota keluarganya.

“Berjalan keluar meninggalkan ruang gelap memang tidak mudah, tetapi jangan jadikan alasan untuk terus bertahan di sana” salah satu post di antara sekian banyaknya postingan. Selama ini saya mengabaikan akun paling melejit di antara para netizen, namun seiring waktu berjalan Tuhan membuatku berurusan dengan sang pemilik akun tersebut.

   Apa Tuhan masih mau menatap ke arahku? Saya sudah tidur dengan banyak pria hidung belang dari terkurus sampai paling tergendut baik dalam hal uang maupun bentuk fisik. “Saya ingin terlepas dari jerat satu lembah terdalam, sedangkan pondasi hidup beserta benteng pertahananya tidak pernah membiarkan sepasang kakiku berlari keluar” sebuah DM pengikut akun Hope.

 

“Kau harus terus mencoba. Bukan berarti gagal sekali kemudian menyerah begitu saja. Jangan gunakan kekuatanmu untuk menghancurkan rantai pengikat kehidupanmu pada sebuah jurang tergelap” balasan pesan Ri beberapa waktu lalu.

“Tidak semua rantai belenggu bisa hancur dalam sekejap, kenapa? Karena semua butuh waktu dan perjuang luar biasa. Terkadang terjadi kegagalan demi kegagalan yang terus saja bermain ketika ingin berlari keluar dari satu jurang, tapi dua kakimu harus terus mencoba berlari untuk mencari sebuah pelita kecil di ruang lain.” Seorang Rie Tabera mengungkapkan apa yang menurutnya itu baik.

Saya tidak mungkin bisa menjadi seperti Ri. Sangat mustahil Hope wanita pelacur dapat menjalankan akun miliknya. Ada banyak orang ingin melakukan sharing, akan tetapi Hope bukan Ri yang selalu bisa menjadi seorang pendengar setia/ pemberi nasihat/ psikolog. Kehidupankupun terbilang menyeramkan bahkan saya sedang ingin belajar keluar. Entah  kenapa tersirat begitu saja keinginan meraih sebuah pelita kecil…

“Ri, belum tidur atau sudah bobo?” pria tua berteriak depan pintu kamar. Saya haru segera meninggalkan ruang rahasia Ri dibalik sebuah lukisan suka maupun tidak. Membuka pintu kamar serta membiarkan sang pria tua duduk di sampingku.

Kami berdua hanya terdiam satu sama lain selama beberapa waktu. “Wajah jagoan kecil sepertinya lagi ngambek” pria tua mulai berbicara.

“Kenapa papa bisa tahu?” tanyaku.

“Berpura-pura amnesia atau memang gimana?” pria tua.

“Maksud papa?”

“Wajah Diel akan memerah beberapa jam andaikan suasana hatinya lagi kesal” pria tua.

Jagoan kecil membawahku ke dalam masalah besar sekarang. Mampus sudah kalau begini. Apa jawabanku sekarang? Bagaimana saya harus memberi penjelasan terhadap kakeknya? Maksudku baik buatnya biar tidak terus berharap menjadi anak dari pria tampan. Kelak, ka’Darrel pasti akan tahu kejadian sebenarnya kalau tunangannya sudah pergi ke alam lain.

“Hai orang tua jangan menyakiti hati anakmu melainkan bijaklah ketika mengungkapkan sesuatu ataupun mendidik jalan hidupnya sejak usia terbilang masih sangat kecil” pria tua.

“Jangan sok-sok’an jadi pendeta papa” sindirku.

“Siapa bilang papa pendeta?” pria tua.

“Kenapa Ri tiba-tiba ngantuk dengar ceramah papa yah?”

“Astaga, kenapa papa jadi lupa kebiasaan Ri yah?” balasan sindiran pria tua.

Kami berdua pada akhir cerita tertawa seketika. Tersirat dalam hati kata ingin selamanya menjadi putri dari pria tua di sampingku. Membawaku masuk ke pelukannya seperti biasanya seakan rantai belenggu itu makin hancur seketika tanpa sadar. Meminta maaf merupakan satu-satunya jalan penyelesaian masalah. Pria tua memberiku kesempatan esok hari…

“Maaf menyakiti hatimu” sebuah pesan bersama segelas susu. Saya masih belum paham jalan pikiran anak kecil berusia 5 tahun semacam Diel. Mengantar sang jagoan ke sekolah adalah hal pertama kali kulakukan selama tinggal di rumah ini. Satu sama lain hanya terdiam menikmati pemandangan sepanjang jalan. Bus sekolah menjadi saksi bisu wajah jagoan kecil yang masih memerah sejak semalam.

“Saya akan mencoba belajar menjadi ibu yang baik buatmu” kalimat pertama setelah kami berdua berada di sekitar pintu gerbang sekolah.

“Lupakan rasa kesalmu” pernyataanku lagi sambil memperbaiki kerah baju sang jagoan.

Meninggalkan dia depan pintu gerbang terdengar kacau juga. Dua kakiku terus saja berjalan menuju sebuah gedung. Dua mataku dikejutkan oleh sosok wanita cantik sedang berlari sambil berusaha menahan isak tangisnya. Terdapat sebuah taman pada bagian belakang dari gedung tinggi di depanku. Dia menangis sejadi-jadinya demi meluapkan semua perasaannya.

“Saya juga ingin bahagia seperti Ri” ucapan dalam isak tangisnya.

“Saya lebih dulu mengenal Darrel dibanding Ri, lantas kenapa hatinya tertutup buatku” depan orang banyak senyuman Azela selalu terpampang jelas, tetapi keadaan berkata lain sekarang.

Hal terbodoh adalah beberapa hari belakangan selalu saja isak tangisnya berkata-kata setelah keluar dari gedung tinggi di sana. Apa dia selalu seperti ini setelah bertemu pria tampan? Senyuman Azela benar-benar natural ketika berdialog bersama siapapun tanpa beban sedikitpun. Seorang dokter cantik tiap hari menjatuhkan air mata karena seorang pria? Tidak masuk akal…

Pria tampan lebih memilih Ri dibanding Azela wanita sempurna? “Saya ingin dia menatap ke arahku sedikit saja, Tuhan” taman itu menjadi saksi bisu tempat pelampiasan hatinya.

Andaikan saya seorang Darrel tentu hatiku lebih memilih Azela ketimbang Ri. Saya terjebak diantara kehidupan mereka. Tidak ingin merebut milik orang lain walaupun dikatakan jalan hidupku hanya beercerita tentang dunia pelacuran. Bisa dikatakan detak jantung seorang Hope terus saja berdetak keras ketika pria tampan berdiri di depannya. Status perbedaan antara duniaku dan Azela jauh berbeda.

“Coba saja kau tahu kalau Ri sudah lama meninggal, tentu tangisanmu tidak mungkin sekeras sekarang” berkata-kata sambil memandang wanita cantik itu menderita dalam isak tangisnya.

“Kau hanya butuh berjuang” kembali berbicara seorang diri.

Berpikir membuatku bingung apa yang harus kulakukan. Andaikan pejabat jelek kemarin tidak menjebakku tentu saya tidak akan pernah menyamar menjadi Ri. Tempat lain pada sisi ruang hatiku berkata ingin tetap menjadi bagian dari keluarga Yehuda. Di tempat lain sosok Hope harus menyadari siapa dirinya.

“Kenapa bisa pejabat jelek berkeliaran di kota ini?” tersadar sesuatu. Saya harus segera mencari persembunyian tidak jauh setelah melihat salah seorang pejabat hidung belang di tengah keramaian jalan.

“Hampir saja” mengelus dada ketika berada di rumah. Ternyata semua orang rumah sudah pada tidur. Dua kakiku harus berjalan perlahan-lahan membuka pintu kamar…


Bagian 5…

 

Apa yang sebenarnya sedang kupikirkan? Tidak pernah menyangka kode rahasia pejabat berkumandang di sekitar telingaku. Apaan ini? Kenapa sebuah flashdisk berada di sekitar dompetku. Saya baru menayadari barang ini setelah sekian lama bersembunnyi. Sepertinya penyebab salah satu pejabat mengejarku waktu itu karena benda kecil di dompetku. Mencuri semua uang beserta segala jenis kartu di dompet pria menjijikkan merupakan tujuanku, akan tetapi tidak sengaja benda inipun ikut kebawah…

“Penasaran melihat isinya” segera membuka pintu rahasia milik Ri untuk menyalakan computer.

Hai,

Anggap saja namaku Petir artinya siap mengguncangkan sekaligus meledakkan satu daerah tertentu sewaktu-waktu tanpa terduga. Saya seorang perempuan bukan laki-laki. Sekedar ingin curhat tentang salah satu kisah pada jalur hidupku. Sekarang ini, saya lagi dilema akan banyak hal. Salah satunya adalah masalah vaksinasi di seluruh wilayah Negara tercinta. Kasusnya itu bukan karena ingin mencari masalah dari Negara sumber vaksin sekalipun sebenarnya sih sepertinya mereka dijebak oleh satu virus menakutkan.

Saya berkasus dengan beberapa kelompok tertentu di atas termasuk pejabat tanpa semua orang banyak sadar. Jangan sampai ada jebakan dibuat ataukah racun sengaja diselipkan dengan cara paling halus. Target beberapa kelompok tertentu adalah saya karena beberapa hal. Permasalahannya juga dikarenakan segala sesuatu semuanya bersifat kimia apapun itu termasuk makanan. Maksudku, tunggu setahun lagi barulah kalian mewajibkan besar-besaran vaksinasi terhadap semua orang.

Secara manusia virus tersebut bisa saja menyerang tubuhku, tetapi mujizat terjadi. Saya benar-benar hidup dari kasih karunia kemurahan Tuhan sehingga bisa lolos dari virus mematikan. Beberapa pejabat ataupun kelompok tertentu seperti sedang merencanakan scenario halus untuk membuat hidupku berada pada ambang maut. Salah satunya adalah penularan virus penyakit yang lagi ngetren sekarang dengan strategi cerita terhalus dan tidak mungkin hal itu merupakan pembunuhan berencana. Terserah jika ingin menyebut sebagai istilah teori konspirasi atau apalah. Tuhan menghalangi saya bekerja di rumah sakit dengan mengizinkan sebuah kasus terjadi terhadap seorang pasien. Seolah Tuhan memang selalu menaruh di hati dan pikiranku tentang penyakit mematikan bersama asal Negara sampai merenggut nyawa orang banyak jauh-jauh hari sebelumnya.

Beberapa tokoh ataupun kelompok akan mempermainkan keadaan untuk menjebak kehidupanku ketika saya bekerja di rumah sakit. Mereka akan berusaha menghalalkan segala cara agar saya  hancur berkeping-keping dalam keadaan semua orang tidak pernah tahu sebuah rahasia terbesar dari Negara ini. Bisa saja penyebaran virus memang sengaja makin dibesar-besarkan bahkan menambah jumlah korban. Entahlah hanya Tuhan yang tahu. Saya juga serba salah akan permasalahan vaksin dikarenakan penularan virus makin hebat. Menyerang untuk tidak vaksin salah, diam di tempat juga salah. Saya orang pertama paling bahagia mendengar vaksin sudah ditemukan, hanya saja menjelang diselenggarakan seakan hatiku tidak damai sejahtera. Dadaku sesak kalau berpikir ingin vaksin juga seperti yang lain. Seolah kata sesak itu memberi makna agar jangan vaksin. Akan tetapi, kalau saya mengambil keputusan tidak vaksin dadaku tidak merasakan sesak.

Jangan salah paham seolah saya ingin menghancurkan atau menciptakan masalah. Saya tidak pernah melarang orang di vaksin, hanya saja tiap orang berhak membuat keputusan. Vaksin massal di satu tempat berarti pemaksaan bahkan wajib dilakukan. Saya tidak bisa terima perilaku seperti ini. kenapa? Sekedar berjaga-jaga permainan atau sesuatu bisa saja terjadi yang lebih parah. Bijaklah membuat keputusan sekalipun wabah virus makin meroket. Siapa sih yang tidak takut mati? Hidupku lebih parah karena jadi incaran maut oleh scenario-skenario tertentu baik dalam hal virus maupun objek lain.

Kalau boleh jujur, sebenarnya saya lagi menunggu sekelompok orang yang telah memasuki fase proses besar-besaran untuk membuat vaksin. Berharap sekumpulan pendeta bergumul, berpuasa, berdoa semalam suntuk demi mendapat petunjuk Tuhan tentang bahan vaksin tersebut. Setelah mendapat penglihatan atau mimpi, sekelompok orang ini mulai membuat vaksin. Saya butuh vaksin sesuai dengan petunjuk dari Tuhan…

Btw, pasti ada pertanyaan siapa sih sekumpulan orang diproses ini? Ceritanya panjang sekali bahkan sulit dijelaskan. Seorang Petir mengalami sebuah kisah di luar dugaan orang banyak belasan tahun lampau. Berawal dari mendengar suara-suara aneh sejenis mistik-mistik kali yah hingga berakhir dengan banyak hal tidak terduga. Intinya pada saat itu, saya merasa dijahili oleh sekelompok orang tertentu. Pernyataan mereka mengandung makna tentang politik, Negara tercinta, dan jenius.

Di usia saya yang masih terbilang remaja harus menjalani masa paling menakutkan. Kehidupanku tidak pernah memimpikan berada pada jalur politik ataupun harus berurusan dengan Negara. Hobiku hanya menyukai komik ataupun menonton terlebih kartun/ drakor-drakor gitulah. Saya lebih senang menghabiskan waktu di rumah dari pada berada di luar seharian. Hal paling kusenangai yaitu semua anggota keluarga beraktifitas di luar rumah sehingga saya bisa menonton atau tidur seharian tanpa gangguan. Sifatku itu memang sudah sejak kecil dan bukan karena kasus pembulyan. Singkat cerita, setelah lulus sekolah terjadilah kejadian tersebut sampai saya merasa terikat dengan seseorang.

Sebenarnya hal paling membuat saya kesal bahkan jengkel adalah masalah mencari jodoh. Mama dan semua orang berkata-kata kalau kepribadian sangat kekanak-kanakan, lantas siapa yang suka saya? Katanya nanti banyak yang naksir dan diperebutkan cowok, makanya harus cari jodoh menurut pemikiran mereka. Siapa tidak gila menjalani hidup seperti itu? Umurku masih terlalu kecil buat berpikir tentang pasangan walaupun ada cowok yang kusuka sih. Akhir cerita adalah bicara ngaco alias asal-asalan dalam hati. Entah karena gila atau dirasuk sampai berkata suamiku ada empat orang. Lebih kacau lagi saya memakai nama beberapa artis yang lagi naik daun, tapi kehidupannya mereka hancur semua bahkan salah satu dari mereka punya anak di luar nikah.

Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja saya merasa terikat dengan seseorang begitu saja. Sakit hati, marah, kalau lagi ketawa, air matanya, bahkan ketika berdoa bisa saya rasakan. Seperti seseorang matanya berkaca-kaca atau menjatuhkan beberapa bulir Kristal di sekitar mataku dan itu bukan saya. Intinya, suka maupun tidak suka harus siap menerima kenyataan kalau orang itu jadi pilihan. Anehnya lagi yaitu semua ucapanku jadi bahan perhatian dan sering masuk TV sampai-sampai ada yang dijadikan bahan candaan pada beberapa lagu.

Salah satu kasusnya masalah perawan menjadi bahan pembahasanku dijadikan bahan keisengan lagu film tentang keperawanan. Pernah saya menyerang kasus banyak artis jual diri demi popularitas, dibongkar oleh salah satu program TV. “Kadang artisnya yang mancing, yah namanya juga laki pasti…” salah satu kesaksian produser atau apalah jabatannya di sana. Pemakaian susukpun tidak lepas dan masih banyak lagi. Pejabat bermain ilmu hitam, menyimpan uangnya di bank Swiss, dan segala jenisnya masuk juga.

Sebenarnya, saya sulit mau jelaskan apa yang sedang terjadi. Entah kenapa pada saat itu bayangan tentang banyak orang berdoa habis-habisan demi pemulihan Negara terus saja terlintas sampai berpuasa habis-habisan. Lebih kacau lagi yaitu suara yang menjelaskan Negara ini benar-benar rugi kalau melepaskan anak ini memakai penekanan menyerupai suara bapak rohaniku. Saya pernah merasakan sebuah telapak tangan memegang kepalaku ketika berdoa. Telapak tangannya menyerupai tangan bapak rohaniku di persekutuan. Sampai sekarang seorangpun tidak menyadari hal tersebut.

Sengaja berada di rumah bapak rohaniku buat memastikan sesuatu. Ternyata beliau biasa saja dan tidak tahu-menahu apa yang sedang terjadi. Ingin menjelaskan tapi serba sulit karena keadaan. Lebih kacau lagi karena saya membuat alasan ke sana mau pinjam uang. Istrinya menolak meminjamkan uang. Kekacauan memalukan lain yaitu menawarkan diri ingin mengajar bahasa inggris ke istrinya pada hal saya sendiri sangat tolol alias dodol garut. Saya hanya tahu yes no selebihnya tidak ada harapan dalam kasus bahasa inggris.

Di antara rasa tertekan, takut, depresi awal mengalami hal semacam ini adalah saya masih sempat membuat pernyataan terhadap Tuhan. “Kalau memang betul-betul saya akan menjalani semua ini berarti buat perjanjian dulu” ujarku dalam hati. Sekedar berjaga-jaga sekalipun saya masih meragukan semuanya 100%.

“Apapun yang terjadi namaku harus tetap tercatat dalam kitab kehidupan” ucapanku dalam hati. Saya pikir, kalau kehidupan di atas tentu banyak godaan bisa-bisa tanpa sadar jalanku sudah berada di jurang. Bapak rohaniku bilang orang yang sudah mengerti kebenaran terus jatuh dalam lembah tidak ada pengampunan dan sangat sulit kembali. Saya ketakutan mati-matian jalani kehidupan di atas. Sebenarnya juga karena kata ragu tentang namaku sudah benar-benar tercatat dalam kitab kehidupan. Kesimpulannya, ingin mengelabui Tuhan akan sesuatu hal. Apapun keadaannya bahkan andaikan jatuh dalam dosa tetap masuk surga bukan neraka. Terdengar polos pernyataanku memang…

“Kalau semuanya memang betul bukan halusinasi, setidaknya bayar harga dulu dan jangan langsung berikan ke saya” pernyataanku juga pada saat itu. Entah kenapa, bayangan Saul dan Salomo langsung mendapat berkat ditolak sampai akhir hayat oleh Tuhan karena jatuh terus tanpa ada pertobatan. Sisi warasku masih jalan juga tentang hal-hal semacam ini. Saya tidak mau kaget tiba-tiba karena kehidupan yang kelihatannya akan mendapat banyak pujian/ uang/ popularitas sekalipun permainan maut juga berirama di sana karena banyak iblis di sekitar.

Sengaja membuat kekacauan sensasi biar bisa tinggal di rumah. Pertama kalinya saya melawan mama dan menciptakan kegaduhan karena tidak ingin keluar rumah. Kepribadianku lain lagi yaitu sangat takut kalau mamaku marah-marah karena sesuatu hal, tapi tidak lagi memperdulikan. Saya seperti mengalami kejiwaan sehingga harus menenangkan/ berdiam diri. Tidak ingin mengalami kisah tragis seperti orang banyak di luar sana karena kondisi kejiwaan. Banyak perempuan gila mengalami pelecehan seksual terlebih pemerkosaan bukannya menaruh simpatik ataupun dilindungi. Warna kulitku juga tidak putih-putih amat, tapi bisa jadi pria gatal memanfaatkan situasi. Saya trauma melihat beberapa kejadian sehingga mengambil keputusan di rumah saja. Banyak orang berpikir kalau saya gila karena hamil di luar nikah (pacaran saja tidak pernah lantas bagaimana mau hamil?).

Ada lagi berkata saya ditolak oleh salah satu mahasiswa kedokteran di sebuah kampus. Cerita sebenarnya adalah sewaktu masih bekerja di sebuah warung kecil salah satu kantin universitas tertentu, saya merasa salah satu mahasiswa kedokteran seperti mencari perhatianku. Selalu saja sembunyi dengan alasan cuci piring di belakang karena sifatku pemalu. Tidak mungkin juga mahasiswa itu naksir, paling Cuma sedikit kagum mungkin atau ingin main-main saja. Jika dilihat dari wajahnya sih, sebenarnya orangnya baik tapi saya tidak berani karena takut terlebih hidupku berbeda dengan dirnya. Sempat juga mengungkapkan sesuatu terhadap mama dan kebetulan mungkin didengar tetangga. Kesalahanku adalah tata bahasaku kurang dipahami sehingga terjadi kesalahpahaman.

Masih banyak lagi gosip berjalan tentang keadaanku kemarin. Gila karena tidak ada uang buat lanjut kuliah sampai mamaku merasa bersalah. “Saya mau menyekolahkan, tapi tidak ada uang” ujar mamaku. Pada hal rencanaku setelah lulus sekolah adalah mencari pekerjaan dan menyekolahkan adik-adikku hingga jenjang kuliah seperti beberapa orang yang kukenal. Justru kebalikannya, setelah sekian tahun berlalu adik laki-lakiku yang malah membayar uang kuliahku sekalipun jurusannya ngacau sekaligus berlawanan dari semua yang kujalani. Andaikan saya tertawa sendiri dikarenakan beberapa dari mereka membuat pernyataan yang terkadang terdengar lucu saja, tapi sudah lupa kalimatnya apa. Sewaktu berkata-kata dalam hati terhadap orang yang mendengar suaraku, kebanyakan kacau/ lucu makanya saya tertawa. Kasusnya itu adalah saya bisa merasakan kejengkelan, emosi, cemberut, atau apalah dari dirinya sampai sekarang seiring berjalannya waktu.

Semua teman persekutuan bersama orang di sekitarku menganggap saya mengalami kejiwaan. Mau membenarkan diri pun tidak akan menyelesaikan masalah. Diam jauh lebih baik dibanding berteriak di hadapan mereka untuk membuktikan saya bukan orang gila. Hal ini jugalah hingga menciptakan jarak antara saya dan teman-teman persekutuanku. Memang sejak dulu karakterku pendiam di antara mereka, lantas saat-saat begini lebih diam lagi sekaligus menerima nasib tentang julukan baru. Bisa dikatakan kehidupanku selalu saja berada pada kata sangat miskin dalam segala hal termasuk materi. Mamaku sangat menderita sekali sampai akhir hidupnya. Saya selalu dihantui rasa bersalah tentang perbuatanku awal menjalani kehidupan tersebut. Bukan maksudku mempermalukan beliau, hanya saja keadaan membuat saya terpaksa melakukan semuanya.

Selalu saja menangis seorang diri karena ketakutan tentang apa yang sedang kujalani. “Saya ingin hidup normal bukan kehidupan begini” rasa jengkel, marah, menolak, dan masih banyak lagi sewaktu-waktu ketika tekanan terlebih rasa takutku sepanjang waktu muncul.

Saya ingin meminta maaf terhadap para artis yang pernah kuejek. Hidup dalam tekanan, ketakutan, merasa dijahili, dan masih banyak lagi menjadi penyebab tingkahku sedikit kacau. Jauh di dasar hatiku paling dalam, saya tidak pernah memimpikan ingin berjodoh dengan artis ibukota terlebih pengajaran mamaku sangat ketat. Saya tidak menyimpan perasaan suka sedikitpun terhadap kalian, jadi jangan membesar-besarkan masalah. Andaikan saya sedikit kacau kemarin dikarenakan tidak ingin diejek terlalu bernafsu mengejar artis ibukota. Umurku masih belasan bahkan terlalu kecil untuk berpikir aneh-aneh. Lagian saat itu saya memiliki cinta pertama bukannya bernafsu memburu artis. Andaikan berjodoh dengan artis pun, kemungkinan besar saya akan menyuruhnya berhenti dari karir keartisan terlebih jalanku ada di satu tempat berbeda. Harus memilih antara saya atau karir keartisan…

Pertanyaanku lain lagi  yaitu siapa orang yang biasa mendengar suara hatiku? Perasaan mulutku saja komat-kamit, namun tidak memperdengarkan suara. Bisa merasakan air mata menetes di wajahku makin membuatku histeris ketakutan terkadang. Saya pikir salah satu dari artis itu, ternyata bukan, sepertinya…

Terkadang, saya mengejek habis-habisan orang itu karena marah atau tertekan. Saya bisa rasakan sakit hatinya luar biasa akibat ulahku. “Memangnya saya mau begini, disini itu hidupku yang paling menderita bukan kau” pikirku. Harus mencari cara dengan ngoceh sembarang biar sakit hatinya hilang karena sekitar area dadaku pedis sekali. Di satu sisi rasa kesalku juga makin bertambah oleh sesuatu hal…

Saya menyukai seorang cowok sejak bangku SLTP. Rasa takut ketika dia mendengar masalah kejiwaanku makin heboh. Memang saya tidak pernah pacaran atau jalan bersama seseorang sekalipun dikatakan hanya PDKT, tapi tetap juga mempunyai cinta pertama. Beberapa orang berpikir kalau saya menyukai kakaknya, pada hal cowok yang kusuka adalah adiknya. Dia tetanggaku idolaku karena wajah cakepnya.

Diam-diam curi-curi pandang atau sekedar alasan pinjam mesin apa gitu di rumahnya. Dia seorang mahasiswa pada salah satu kampus negeri di kotaku. Datang dari kampung buat kuliah bersama kakaknya yang sudah terlebih dahulu tinggal di sekitar lingkungan tempat tinggalku. Tidak merokok, cuek, cakep menjadi penyebab saya suka dia. Antara saya dan dirinya sebenarnya sih memang saling suka hanya saja tidak satupun dari kami berani mengungkapkan perasaan. Tiap mama suruh memberi makan bebek peliharaan, jelas-jelas dia sengaja bermain gitar depan rumahnya. Akhir cerita saling curi-curi pandang sekaligus cari perhatian. “Saya orangnya bosan-bosanan” ucapanku terkadang sengaja kalau lewat depan rumah. Pada hal sifat asliku pemalu, pendiam, anak rumahan, tidak tahu pacaran.

Mungkin juga karena bosan dengan kelakuanku sampai akhirnya dia tidak meperlihatkan wajahnya lagi alias pindah rumah. Hal paling kutakutkan adalah seorang cewek berada di dekatnya dan akhir cerita saya dilupakan. Beberapa tahun saya pendam perasaanku rasa-rasanya sakit juga sekalipun sifatku terlihat kekanak-kanakan. Terkadang saya ingin mengungkapkn kalau suka sama dia, tapi sesuatu menahan terlebih karena statusku sebagai siswa sekolahan.

Ada sesuatu juga penyebab utama sampai rasa sukaku lebih baik dipendam habis-habisan. “Lupakan dia” selalu saja ada suara di hatiku berkata-kata seperti itu. Saya tahu kalau Tuhan sengaja memakai suara hatiku untuk membuat sebuah pernyataan tentang melupakan cowok yang kusuka. Jujur, sulit buat kehidupanku pribadi melupakan dia begitu saja.

“Tuhan, sekali saja pertemukan saya dengan dirinya setidaknya hanya ingin memberi ucapan selamat natal atau tahun baru” isi doaku terkadang. Maksudku sekedar ucapan untuk terakhir kalinya walaupun saya tidak mungkin bisa berdiri di sampingnya. Minimal, bisa melihat senyum di wajah dia terakhir kali saja. Semua itu tidak pernah terjadi…

Pernah beberapa kali berpapasan dengan dirinya, tapi mulutku terkunci rapat tidak ingin menegur. Seolah ada benteng antara hidupku dan dia hingga tidak mungkin menyatakan perasaan. Saya juga takut suara yang selalu berbicara sehingga suka maupun tidak harus melepas sekaligus melupakan semuanya. Perasaanku baru benar-benar lenyap setelah beberapa waktu terikat dengan cowok yang tidak kukenal. Saya yakin terikat ataukah disebut sebagai kontak batin bersama seseorang.

Awalnya sih saya marah terhadap orang itu karena takut cinta pertamaku makin lenyap ditelan bumi. Seiring berjalannya waktu lama kelamaan saya sudah mulai bisa menerima orang tadi walaupun wajahnya tidak kukenal. Sekedar berjaga-jaga dikarenakan akan menjalani satu jalur mengerikan sehingga saya menyuruh orang itu hal-hal aneh. Kupikir juga dia kan orang kaya pasti kata “AKU” jauh lebih bermain dibanding kerendahan hati nantinya…

Menyuruhnya menjalani kehidupan susah seperti tinggal di rumah kecil, pemulung, penjual ikan, tukang becak, pembantu, merawat orang-orang jompo di panti, cleaning servis, membersihkan kotoran pu’ pasien-pasien di rumah sakit memakai tangan sendiri, dan masih banyak lagi. ancamanku Cuma satu kalau tidak melakukan semua perintahku yaitu putus hubungan. Puasa merupakan hal paling wajib dilakukan bahkan tidak boleh dilanggar. Saya pernah menyuruh dia menghisap luka nanah seseorang sambil berdoa tentang kesembuhan. Kata ingin membuktikan dirinya bukan manusia iblis super steril yang siap mengejek kehidupan orang banyak di luar sana jauh lebih kuat bermain.

 Sebenarnya dia sakit hati sekali, tapi saya tidak perduli. Berusaha memberi beberapa alasan sampai menyuruhnya melakukan hal seperti ini karena rasa sakit hatinya saya rasa habis-habisan dan hal tersebut kurang menyenangkan sekaligus mengganggu aktifitasku. Selalu mengancam putus merupakan senjata pemungkas buatku terhadapnya. Jujur, memang saya ingin benar-benar putus tapi tidak pernah bisa. Terkadang saya menyuruh dia menjalani kehidupan paling mengerikan…

“Kita baikan lagi”

“Kita pacaran lagi” kalimat terakhirku dengan terpaksa.

Rasa sakit hati paling parah terasa sekali di hatiku darinya tiap berujar baikan atau pacaran lagi. Seolah dia ingin menyatakan tidak mau kembali menjalani kehidupan gila bersama saya. “Memangnya saya juga mau mengemis cinta begini? Terpaksa kulakukan karena kita berdua tetap saja terikat” pikaranku tapi berusaha agar tidak terbaca olehnya di sana. Seolah-olah dia berpikir kalau sifatku sangat jelek apa lagi wajahku, kenapa? Karena saya rasa di hatiku apa yang dirasakan olehnya. Prinsipku adalah saya bisa lebih mengerikan dibanding hidupmu, jadi jangan macam-macam.

Tiap ulang tahunku pasti dia ketakutan sekali dan saya bisa rasakan di hatiku. Kenapa? Karena saya selalu menyuruh dirinya melakukan hal-hal gila seperti menjadi tukang batu, membersihkan kotoran pasien di rumah sakit memakai tangannya, dan masih banyak lagi. Beberapa kali menyuruh dia berpuasa habis-habisan di hadapan Tuhan. Hal lebih gila lagi adalah menyuruhnya memberikan seluruh harta kekayaannya buat Tuhan tanpa seorangpun tahu. “Bilang saja saya bangkrut atau ribuan alasan lain kalau ada yang bertanya kenapa tiba-tiba jatuh miskin” pernyataanku buat dirinya.

Entah kenapa tiap bilang ingin putus, hatinya sudah benar-benar ketakutan sekali bukan lagi geram seperti beberapa waktu lalu. “Kita baikan lagi” sehari atau beberapa hari setelah pernyataan putus dariku. Saya bisa merasakan kebahagiaan luar biasa dan tidak lagi bercerita tentang amarah tinggi. Biasanya dia ngotot kalau putus yah putus dan tidak usah sambung lagi merupakan makna sakit hatinya yang dulu.

Seiring berjalannya waktu, akhir cerita saya menyuruh dirinya mencari pendeta guna persiapan di atas. Terlintas di pikiranku kalau betul-betul hidupku harus berurusan dengan banyak pejabat sekaligus kasus aneh berarti dibutuhkan sekumpulan orang-orang tertentu. Tidak ingin memilih sembarang dan beberapa objek menjadi alasan saya melakukan hal tersebut.

Pendeta pilihan Tuhan harus berpetualang mencari beberapa generasi muda sesuai petunjuk Tuhan untuk menjalani satu proses paling mengerikan. Belum menikah, anak muda, memiliki mental baja, pembawaannya tenang, tetap berdiri kuat sekalipun semua orang di sekitar terlihat mengecewakan, memiliki kejeniusan berbeda dibanding lainnya menjadi alasan utama saya melakukan hal tersebut. Saya sulit menaruh kepercayaan terhadap seseorang sehingga memilih jalur tidak biasa.

Awalnya sih dia mengamuk, tetapi saya selalu mengancam sampai mau melakukan keinginanku. Orang pertama mengalami penderitaan habis-habisan karena perbuatanku adalah dirinya, tetapi setelah itu barulah sekumpulan generasi muda pilihan Tuhan tanpa disadari oleh diri mereka sendiri. Saya juga habis-habisan menderita tujuh keliling di tempatku karena masalah permintaan bayar membayar harga awal menjalani kehidupan begini.

Saya difitnah habis-habisan, terkucilkan, diejek, menjadi bahan tertawaan, miskin, sulit kerja, penyakit, dan masih banyak lagi kejadian kacau menimpa kehidupanku. Satu hal, menyuruh   dia menjalani kehidupan susah bukan karena ingin balas dendam sekalipun awalnya rasa jengkel memang ada buatnya. Kehidupan dengan banyak resiko siap menanti di depan kelak sehingga entah kenapa sesuatu mendorong saya habis-habisan melakukan hal tersebut.

     Kesimpulannya adalah beberapa anak muda pilihan Tuhan dari tiap daerah karena harus ada perwakilan akan menjalani perjalanan mengerikan sesuai scenario yang sudah dirancang. Satu-satunya cara melakukan perbaikan ataupun pemulihan di segala aspek dengan mengambil langkah nekat seperti kemarin. Andaikan terdapat caci maki berarti scenario memang sudah berjalan. System yang saya inginkan memang terkesan mengerikan, menakutkan, menghanyutkan jika ditelusuri lebih dalam. Semua orang bisa saja berpendapat tentang ingin menyebarkan satu ajaran agama tertentu, tetapi perlu disadari bahwa keadaan membuat saya harus mengambil keputusan seperti ini.

Tiap orang mempunyai hak memilih kepercayaan yang diinginkan bukannya memaksa. Andaikan saya ada di atas suatu hari kelak berarti tidak ada maksud menyebarkan ajaran tertentu. Keputusan pemilihan orang-orang seperti sistemku bukan karena fanatic, melainkan kasus Negara itu terlalu berat sehingga harus berasal dari Tuhan bukan permintaan manusia. Dalam kitab suciku juga diajarkan, “Aku bukan Allah yang memaksa”. Dengan kata lain tiap orang berhak mengambil keputusan tentang Tuhan yang diyakini.

Sengaja menulis cerita fiksi tentang Negara di titik berbeda dengan settingan disamarkan demi memancing respon beberapa kelompok di luar sana. Andaikan persiapan tersebut tidak pernah ada karena orang yang terikat denganku tidak mau melakukan kemauanku berarti hidupku bebas dan lebih bagus lagi artinya saya merdeka dari kalian semua. Para pejabat silahkan tertawa sepuas mungkin karena kehidupan kalian selamat dari petaka.

Menurut pertanyaanku terhadap orang tersebut, sepertinya dia memang benar-benar mempersiapkan semuanya sepuluh tahun lalu setelah mamaku meninggal. Biasanya saya bertanya, “Orang yang diproses ada atau tidak?” pertanyaanku berulang kali.

“Ada?” pertanyaanku, andaikan hatinya bahagia, ringan, tanpa beban dengan kata ada berarti orang yang diproses betul-betul dipersiapkan.

“Tidak” ujarku dalam hati kemudian saya merasakan pedis, jengkel, atau bagaimana-bagaimana berarti dia benar-benar ingin berkata persiapan itu memang ada.

Anak-anak muda tersebut harus menguasai 4 bidang penting selain area yang akan mereka jalani. Pendidikan, hukum, keuangan, ekonomi merupakan bidang paling penting buat seluruh tempat di segala bidang bahkan saling berkaitan. Salah satu contoh, bidang kehutanan dibutuhkan permasalahan sumber daya manusia berkualitas (berasal dari pendidikan), pemahaman ekonomi, tata kelola keuangan bersama program penyusunan data akurat guna pemakaian dana akurat, hukum sebagai dasar untuk mencegah objek-objek permainan. Saya memiliki alasan kuat untuk system pembentukan mereka dengan cara tidak biasa.

Kisah lain lagi adalah menyuruh mereka mencari beberapa alat sesuai sedikit petunjuk yang kuberikan terhadap dia. Teknologi penemuan tersebut minimal membantu keadaan perbaikan kelak andaikan Negara tercinta menerima persyaratan dariku. Tentu para penguasa akan menghalalkan segala cara untuk menghalangi kemauanku memilih mereka sebagai tokoh-tokoh dengan peranan perbaikan ke depan. Salah satu senjata terbaik beberapa penguasa adalah permasalahan agama bersama titik lemah dari karakter rakyat itu sendiri. Kalaupun para penguasa atau kelompok tertentu menyetujui berarti tanda Tanya berat, ada sesuatu dibalik itu semua. Kenapa? Rahasia beserta karir kaum penguasa berada di ujung tanduk. Jadi, entahlah…

Saya juga masih belum bisa memastikan apakah persiapan tersebut betul-betul ada atau tidak. Singkat cerita saya memutuskan hubungan terhadap orang itu setelah lulus kuliah, kenapa? Masalahnya dia tidak pernah datang bahkan sampai detik sekarang bayangan tentang wajahnya tidak pernah kutahu. Saya merasa dipermalukan secara manusia oleh perbuatannya. Beberapa tahun kata putus benar-benar terjadi. Tidak percaya lagi apapun itu. Hidupku sudah menderita luar binasa selama bertahun-tahun, lantas dia tidak pernah mau tahu. Kemungkinan permasalahan inilah menjadi penyebab menggoda beberapa cowok di medsos melalui komentar. Untuk kasus direct message tidak sampai melewati batas bahkan saya tidak berani, hanya komentar kacau saja di akun beberapa orang.

Saya memang tidak pernah pacaran di dunia nyata ataupun jalan dengan seorang cowok karena takut. Ini kali pertama belajar menggoda cowok sekaligus ingin membuktikan kehidupanku bisa menaklukkan seseorang. Di lain tempat juga hanya ingin merasakan bagaimana sih rasanya menggoda cowok cakep atau mengejek kacau mereka. Hal-hal seperti itu tidak pernah saya lakukan sehingga setelah merasa bebas, hidupku seperti cacing kepanasan…

Sempat bermasalah juga dengan pacarnya cowok itu sampai berujung masalah kucing-kucing. Karena merasa dijahili atau sekedar bahan apaanlah hingga mengerjai balik mereka habis-habisan. Ada lagi beberapa dokter yang sering kuejek, tapi sebenarnya terkadang menghibur juga sih. Belum lagi hidupku berkasus dengan seorang yang sering berkotbah depan orang banyak. Serba salah ingin dijelaskan terhadap dia bersama keluarganya. Hal lebih memalukan lagi adalah saya mengirim pesan terhadap sang pengkotbah tersebut tentang belajarlah kehidupan kecil. Memulai pelayanan di gereja kecil dan beberapa hal lagi.

Saya minta maaf andaikan segala sesuatu menyakiti kehidupan kalian. Kebenaran yang ada bahwa mama dari sang pengkotbah memiliki karakter kurang menyenangkan. Bukan maksud ingin menjelekkan, namun kenyataannya ada banyak cerita masuk ke telingaku tentang mamanya. Pembantu rumah tangganya seperti dipenjara bawah tanah, selalu memandang remeh orang, mengamuk terhadap pegawai restoran kalau makanan tidak sesuai, permasalahan nota tissue dibesar-besarkan, berceramah menegur panjang kali lebar ketika mendoakan seorang anak pelayan gerejanya, berkasus di salon, dan masih banyak lagi. Sebenarnya sih, suami dari ibu tersebut orangnya baik, hanya saja kelakuan sang istrilah sehingga menjadi batu sandungan orang banyak

Sebuah rahasia cinta pertama sang pengkotbah menjadi sorotan. Sebelum kuliah di luar negeri, ceritanya dia memiliki pacar tetapi mamanya tidak setuju. Singkat cerita terjadilah scenario sang mama demi memisahkan mereka berdua. Cerita lebih kacau lagi yaitu sampai si’anak mau ke toilet dijaga ketat oleh mamanya depan pintu. Alasannya badan pacar kecil atau apalah. Kalau dilihat dari sudut lain, kasus sebenarnya bisa jadi bercerita tentang materi alias tidak sederajat. Bisa saja kan andaikan menyukai saya saat itu berarti hanya karena kecil-kecil badanku mirip dengan pacarnya yang dulu. Hal seperti ini bukan kata suka melainkan objek lain…

Dia harus menerima perjodohan dengan pilihan keluarga. Calonnya pun memiliki bentuk tubuh kecil imut-imut seperti pacarnya yang dulu kemungkinan besar. Dari segi material memang mereka sederajat. Menurut gosip beredar, hampir saja pernikahan mereka berdua batal diakibatkan permintaan dana cukup fantastis. Entah bagaimana cerita sehingga pernikahan tetap dijalankan. Menurut pandanganku pribadi, kehidupannya memang harus pilihan mamanya karena kalau melawan berarti cari neraka jahanam…

Kemungkinan kelak saya harus berkasus dengan banyak hal, di lain tempat orang tuaku sangat miskin dan hidupku tidak akan membiarkan siapapun mengejek keluargaku terlebih papaku satu-satunya. Apa lagi kehidupanku baru saja menjalani kasus yang namanya patah hati, yah tidak memungkinkanlah. Berusaha ingin menutup keras masalah ini, tetapi bisa saja masalah besar akan terjadi ke depan kalau tidak meluruskan kesalahpahaman. Beban hidupku terlalu berat dan bukan karena saya ingin mengejek siapapun.

Bagaimanapun saya berusaha menyangkal tentang ikatan yang masih terjadi bersama mantanku di alam roh, yah tetap saja terikat. Sempat saya berpikir kalau saya benar-benar menyukai seorang dokter bule Yahudi hingga minta didoakan biar bisa melupakan dirinya. Cerita lain lagi sekarang ingin kujelaskan. Berawal dari mengejek sekumpulan dokter sampai akhir cerita saya dijahili habis-habisan. Entah karena pelampiasan atau alasan lain menjadi alasan komentar kacau bekerja pada akun berandanya. Sebagai bahan penghiburan semata untuk membuatku lupa segala masalah. Lama-lama sepertinya saya suka dengan salah satu dari mereka. Masalahnya dokter itu playboy yang selalu mengumbar pesona.

Singkat cerita diperlihatkanlah sang tunangan sekitar insta story miliknya. Hal selanjutnya terjadi yaitu meminta seorang pendeta berdoa buat saya diam-diam untuk melupakan dirinya. Lagian juga bahasaku masih kacau, tapi saya mengertilah komentar-komentar bahasa di akun mereka. Sempat terjadi komentar sedikit menyindir pada salah satu akun di antara personil para dokter tampan itu. Postingannya bercerita tentang persahabatan yang sudah lama terjalin…

“Sampai akhirnya datanglah seorang wanita…” salah seorang netisen berkomentar dalam bahasa asing. Entah kenapa saya sedikit merasa kalau pernyataan tersebut ditujukan terhadapku. Andaikan salah satu di antara mereka tidak melakukan postingan DMku tentu netisen tidak akan berpikir negative atau saya tersinggung untuk komentarnya tadi.

Saya ingin meminta maaf atas segala kejahilanku atau terkadang sedikit membuat kalian tersindir pada tulisanku. Jangan marah terhadapku karena kenyataannya saya hanyalah salah satu dari cewek paling polos di dunia. Budayaku dan kalian sangat jauh berbeda. Kemungkinan berat juga dalam diriku ingin membuktikan kalau tanganku bisa mematahkan kebudayaan bebas kalian. Lagian di lain tempat masalahku terlalu banyak, jadi bahan pelarianku ke kalian, entah dengan cara mengejek atau hal lain…

Jangan rusak persahabatan kalian karena saya. Sekarang hidupku sudah tobat juga belajar agar tidak buat sensasi lagi. Bagaimanapun juga memiliki sahabat itu tentu sangat menyenangkan dibanding apapun. Saya bukan orang jahat melainkan hanyalah cewek terpolos yang pernah ada. Akhir cerita, hidupku belajar untuk tidak mengejek atau bersikap kacau lagi terhadap mereka.

Saya memutuskan buat menunggu saja si’manusia yang sudah terikat denganku belasan tahun lamanya seiring berjalannya waktu. Bagaimanapun hidupku menyangkal, berpura-pura bodoh/ tidak merasakan apa-apa lagi darinya, tetap saja terikat. “Saya hanya butuh kau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa bisa mendengar suaraku” pernyataanku sejak dulu terhadap dia.

Memang di awal kisahku ada banyak suara kudengar, tapi tidak ada gambar. Perlahan-lahan suara mereka menghilang sama sekali yang tinggal hanya ikatan antara saya dan manusia tadi. Terkadang ada suara-suara aneh hanya saja semunya itu merupakan teroran iblis bukan dari mereka lagi. Bekas orang gila, masih gila, gadis tua dan beberapa istilah menjadi julukanku di kota asalku. Di tempatku yang baru saya masih belum tahu julukanku seperti apa, entahlah kalau mereka sadar atau dibertahu tentang masa laluku. Lugu, seksi, imut adalah istilah yang diberikan para drakor buatku. Di dunia para penguasa/ pejabat sendiri tentu memberi istilah lain yaitu “iblis berwajah lugu”…

Ketakutan juga andaikan tanganku salah mengambil keputusan dikarenakan memang ada sesuatu sedang terjadi sehingga dia tidak pernah datang. Beberapa tahun menganggap kalau manusia itu memang tidak pernah ada, tetapi banyak hal masih terasa di hatiku. Selalu saja saya merasa dia menangis (karena mataku berkaca-kaca), lagi berdoa seolah menyerah, cemburu, merasa bersalah bersama teman-temannya di belakang.

Dia kunci utama buat saya keluar dari neraka. Kuharap dirimu sadar penderitaan terberatku walaupun hidupmu juga menderita sih akibat perbuatanku dulu. Berjodoh atau tidak, kau harus tetap datang menjelaskan sesuatu hal. Permasalahannya itu beberapa penguasa siap sedia mempermalukan terlebih melenyapkan kehidupanku dari muka bumi. Tentu semua orang akan berkata saya gila mengenai ucapanku, tetapi hidupku memang dalam bahaya berat. Di lain tempat anggota keluargaku pun dalam bahaya karena berurusan dengan mereka semua. Saya mau kejar mimpi juga bukan menginginkan mati di tempat. Persiapan diatas harus ada minimal 10 tahun lalu, kalau tidak ada silahkan menjelaskan segala jenis alasan di hadapan…

Segeralah berdiri di depanku bagaimanapun situasi yang sedang menyerang hidupmu. Sampai detik sekarang saya tidak pernah bercerita apa pun terhadap anggota keluargaku. Jadi, kalau mereka terlihat biasa-biasa saja berarti memang sangat wajar, kenapa? Karena mereka tahunya saya hanyalah orang biasa bukan luar biasa. Keadaan membuatku tidak dapat bercerita apa-apa sampai menunggu waktu paling tepat. Entahkah saya akan dipermalukan oleh ceritaku sendiri ataukah keadaan berbalik arah setelah berusaha menjelaskan semua ini. sekali lagi saya memohon dengan sangat, perlihatkan dirimu di depanku kalau memang kau benar-benar ada. Intinya saya selalu merasa apa pun itu tentanng hal-hal yang pikirkan/dirasakan olehmu. Understand?

 

Pernyataan apaan ini? sebuah rahasia dibalik misteri antara satu daerah dan ibukota. Siapa penulis kisah tersebut? Kenapa bisa berada dalam tasku? Apa yang sedang disembunyikan oleh beberapa oknum sekitar pemerintahan pusat Negara? Benarkah kisah kehidupan seperti itu pernah terjadi? Ada banyak pertanyaan terus saja bersarang di otakku.

Percintaan paling aneh? Lantas, siapa pria tersebut? Penulisnya saja dalam pergumulan penasaran apa lagi diriku pribadi lebih ganas dalam hal pertanyaan. Kemungkinan besar beberapa gedung penting ibukota menjadi korban si’jago merah dikarenakan rasa ketakutan luar biasa terhadap sang penulis. Andaikan tiba-tiba memunculkan diri yang kemudian menciptakan permainan penyerangan, tentu saja para penguasa baik bekas maupun sedang menjabat berada di ujung neraka paling jahat.

Berarti demi menghilangkan banyak bukti sehingga beberapa oknum sengaja memainkan kasus bakar-membakar seperti pemberitaan kemarin. Dasar dunia politik selalu saja menghanyutkan orang banyak. “Ri, boleh papa masuk?” pria tua ternyata belum tidur.

Saya harus segera meninggalkan ruang rahasia untuk berjalan menuju pintu kamar di luar sana. “Kenapa papa ganggu Ri malam-malam begini sih?” beralasan memperlihatkan rambut berantakan seolah baru bangun tidur akibat suara sang pria tua.

“Happy Birthday kakak Ri paling cantik sedunia” teriak Ziza tiba-tiba di tengah kami.

Saya tidak pernah menduga mendapat kejutan ulang tahun. ternyata ulang tahun Ri sekitaran tanggal tua bulan Mei jauh berbeda denganku. Wajah kami memang mirip bagai pinang dibelah dua, namun permasalahan umur Ri tua beberapa bulan dariku. “Papa, Ziza, juga Diel sengaja membuat kue special buat kakak” ucapan pria tua membuatku ingin menangis terharu seketika.


Bagian 6…

 

Ulang tahun Rie Tabera ternyata di bulan Mei. Saya harus meniup lilin demi merayakan ultah bersama keluarga besarnya. Pertama kali merasakan kehangatan keluarga sekalipun hanya orang asing di rumah ini. “Happy birthaday” Diel dengan suara masih kesal bahkan sangat dingin memberi sebuah kotak kecil sebagai kado buatku malam ini.

“Happy birthday Ri” sejak kapan pria tampan ada di rumah ini…

“Kakak Darel sengaja tidak memberi tahu kedatangannya beberapa jam lalu” Ziza.

“Mama, hari ini putri sulung kita berulang tahun” bisik pria tua terhadap istri tercinta.

Beliau tidak pernah bosan memberi senyum lepas atau hanya sekedar memeluk hangat wanita tua di sampingnya. Tetap menjadi sosok suami terbaik sekalipun keadaan berkata pahit. Apa wanita tua ini mengerti arti ucapanku beberapa waktu lalu? Kenapa juga saya keceplosan berbicara? Pada hal Ri berusaha keras menutup rapat penyakitnya demi menjaga kesehatan orang tuanya.

Ri benar-benar beruntung memiliki orang tua terbaik di dunia, adik manis, anak jenius sekalipun terlihat sangat dingin, dan lebih heboh lagi seorang tunangan paling perhatian. Bisakah saya merebut sedikit saja kebahagiaan Ri? Keadaan menjadikan situasi hidupku berada pada satu alur jurang tergelap hingga setitik sinarpun tak terlihat sama sekali olehku. “Papa akan selalu memelukmu” dekapan hangat pria tua di sampingku setelah acara selesai bahkan tunangan Rie tertidur pulas memeluk Diel di ruang tamu.

“Kenapa pandangan papa tidak pernah lepas sedikitpun dari mama?” pertanyaanku tiba-tiba.

“Beri papa satu alasan paling tepat, kenapa Ri melemparkan pertanyaan ini?”

“Ri bingung saja melihat kehidupan rumah tangga papa sekian tahun…” ujarku.

Pertanyaanku sejak pertama kali menginjakkan kaki di rumah Ri hanya berada sekitar putaran kehidupan rumah tangga pria tua di hadapanku. Saya tidak pernah bosan sekalipun beliau pernah memberi sebuah jawaban. Rasa-rasanya seorang Hope ingin ribuan alasan tentang seorang pria tua bertahan hidup hanya demi seorang wanita tanpa kehidupan seks sama sekali. Wanita pelacur sepertiku mengerti jelas dunia para pria ketika bercerita seputar ranjang bersama pasangan mereka. Harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi kedua anaknya yang masih terlalu kecil selain tetap berjuang merawat wanita lumpuh.

“Buat papa pribadi, kehidupan rumah tangga bukan hanya bercerita tentang permasalahan seksual melainkan satu cerita yang mungkin sulit untuk dirangkai melalui kata-kata semata” jawaban pria tua.

“Perasaan ucapan Ri tidak lari pada objek ucapan papa barusan deh” celotehku.

“Tapi papa bisa menebak pikiran Ri” senyum sang pria tua.

Tuhan, bisakah seorang perempuan pelacur sepertiku berharap mendapat pria berkepribadian seperti papa Ri? Suatu hari kelak, pria tampan akan berada dalam pelukan dokter Azela setelah menyadari kenyataan pahit tentang kepergian tunangannya. Saya juga ingin kehidupan penuh kasih sayang di antara keluarga Ri. Tidak menjadi masalah pria tampan berlari dalam pelukan si’cantik dokter Azela, tetapi sosok Hope ingin terus menatap senyuman sang pria tua dengan peran sebagai ayah terbaik diantara para orang tua.

Saya akan memanfaatkan tiap kesempatan berada di tengah kehangatan kasih sayang sang pria tua sebelum akhirnya bayanganku menghilang tanpa jejak. Menyukai Ziza yang selalu saja memberi perhatian terhadap kakaknya. Walaupun dikatakan wanita tua itu tidak dapat berbicara, namun kedua matanya melukiskan satu dinding kehangatan lebih dari apapun. Diel dengan wajah dingin bahkan menikmati karakter tzundere, tetapi tetap saja terlihat imut.

“Kalau dipikir-pikir lagi, Hope perempuan pelacur harus berterimah kasih ma pejabat paling jelek sedunia karena perbuatannya membuat menemukan satu kehangatan sebuah keluarga” celotehku seorang diri dalam hati.

Btw, siapa sosok dibalik kesaksian dari flashdisk ini? Saya baru menyadari tentang kehidupan yang belum pernah ada bahkan sangat mustahil mempercayai akan kisah semacam itu. Siapapun cowok yang dimaksud oleh gadis tersebut, segeralah muncul perlihatkan dirimu dan jangan bersembunyi terus seperti cacing tidak jelas. Saya bisa bayangkan kehidupannya pasti mengerikan sekali sampai-sampai berjuang keras menjelaskan sesuatu hal. “Jadi cowok jangan terlalu jual mahal mentang-mentang dibutuhkan sekali” berkata-kata seorang diri.

“Kalau saya jadi cewek dalam kesaksian ini pasti akan melakukan hal sama seperti dirinya bahkan lebih parah dan bisa saja meledakkan nuklir seketika” berujar lagi.

“Lupakan kisah mereka sementara waktu, yang sekarang jadi pertanyaan pasti banyak pejabat diam-diam munafik di luar sana hanya masyarakat belum menyadari sesuatu” merenung mengingat beberapa pernyataan dari tulisannya.

Pekerjaan saya setiap hari adalah berada di toko kue melayani setiap pembeli. Seolah melupakan lipstick merah menyala ataupun pakaian seksi bahkan hidupku hanya menikmati bau-bau hangus di dapur karena hingga detik sekarang sosok Hope masih gagal dalam pembuatan kue. Akhir cerita adalah papa berusaha keras membuat saya jauh-jauh dari dapur dan hanya melayani pembeli di luar. “Ri’ antarkan pesanan kue teman kerja Darrel!” teriak papa di dapur.

Saya tidak lagi memanggil pria tua di dasar hati melainkan papa terbaik sedunia. Segera mengambil sebuah kotak kue kemudian mengemudikan sebuah sepeda motor menuju satu gedung pencakar langit. Tuhan, jangan sampai saya mendapati kembali dokter cantik menangis seorang diri di sana. Entah kenapa jalanku hanya ingin berpura-pura bodoh bahkan tidak tahu menahu permasalahan luka hati sang dokter bersama air matanya. Apa saya terlalu jahat membiarkan dokter cantik terus hidup dalam penderitaannya seorang diri, sementara sosok Ri sudah pergi ke alam lain.

Dokter Azela memiliki peluang emas untuk memikat hati pria tampan. Andaikan waktu itu tiba, saya akan berjuang keras untuk tidak mengambil apa yang bukan milikku. “Hope sadarkan dirimu kalau kau hanyalah pelacur kelas kakap yang tidak mungkin memiliki berlian, understand?” mengumpat sendiri sambil menepuk-nepuk kepala.

“Bisa dijelaskan alasan dari pernyataan tadi” pria tampan penuh wibawa berkata-kata.

“Kharismanya begitu kuat” menatap pria tampan di depan layar pada salah satu ruang tunggu…

“Pernyataan bapak menimbulkan banyak pertanyaan baru di luar sana, jadi sebagai seorang jurnalis saya mewakili mereka untuk menemukan jawaban paling tepat” pria tampan kembali berbicara. Program yang sudah berjalan setiap pukul dua belas siang membuat seluruh masyarakat tidak ingin berhenti menatap layar kaca.

Terjadi dialog cukup serius antara pria tampan dan seorang pejabat cukup dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Saya bukan pecinta politik, jadi sama sekali tidak ingin mengambil pusing ketegangan tersebut. Wanita pelacur sepertiku tidak ada waktu menonton berita-berita televisi seputar politik atau apapun itu selain masalah fashion. Setelah mengenal Rie Tabera di rumah sakit membuat saya akhirnya tahu nama seorang jurnalis bernama Darrel.

Malam akan saya jadikan siang karena waktu kerjaku ada pada jam-jam tersebut, sedangkan siang dijadikan malam dengan alasan tubuh membutuhkan istirahat juga. Bisa dikatakan sosok Hope merupakan kuntilanak tercantik di dunia pelacuran. Karya terbaikku akan terlihat ketika berada di atas sebuah ranjang. Bukankah memberi pelayanan seks terbaik bahkan sangat memuaskan bisa dikatakan juga sebuah karya.

“Tapi akhirnya saya sadar kalau itu bukan karya melainkan kehidupan paling menjijikkan diantara semua kehidupan” membentur-benturkan kepala sendiri mengingat bagian masa lalu.

“Sosok Darrel memang benar-benar mengagumkan untuk program ini” tidak sengaja mendengar salah seorang memuji hasil kinerja pria tampan.

“Biasa saja jangan memuji berlebihan” balasan kalimat pria tampan.

“Pejabat selalu dibuat ketakutan sampai tidak bisa berkutik” ucapan temannya lagi.

“Lupakan hal itu” pria tampan.

“Darrel ada berita gembira” seorang wanita elegant berjalan ke arah mereka berdua.

“Berita gembira?” pria tampan.

“Kau terpilih sebagai host acara debat para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur pemilu bulang depan” ucapan wanita tersebut.

“Ngomong-ngomong papanya dokter paling tercantik di Negara ini merupakan salah satu kandidat calon gubernur periode mendatang” rekan kerjanya yang lain kembali berkata-kata.

“Saya pikir dokter Azela menyimpan rasa buatmu, tapi kasusnya kau lebih memilih perempuan lain sebagai tunangan” celoteh wanita elegan tadi.

“Azela hanya sahabat buatku tidak lebih” pria tampan.

“Kau masih bisa memilih sebelum terlambat. Secara logika, dokter Azela sosok wanita tersempurna di dunia dan pria mana yang tidak mengidolakan dirinya termasuk dirimu” sindiran sang wanita elegant.

“Biasa saja” pria tampan.

“Papanya merupakan salah satu orang terpandang sekaligus anggota dewan yang lagi mencalonkan diri sebagai gubernur. Bisa dikatakan beliau pasti menang telak untuk pemilu sekarang…” rekan kerja pria di sampingnya berkata-kata.

“Cepat keluar dari kantorku sekarang!” pria tampan mengusir dua orang di hadapannya.

Cepat atau lambat pria tampan pada akhirnya akan berlari dalam pelukan dokkter Azela setelah menyadari kepergian Rie. Saya bukan Rie menjadi alasan dua mataku berjuang untuk tidak pernah melihat ke arahnya. Seonggok sampah harus menyadari letak posisinya berada dimana dan jangan pernah merebut sesuatu yang bukan milik sendiri. Pikiran bodoh terkadang merasuk ketika berdiri di hadapan pria tampan sehingga saya harus berjuang mengendalikan diri.

“Ri ngapain disini?” pria tampan tersadar sesuatu.

“Kakak Darrel” senyum paksaan.

“Menguntit?” pria tampan.

“Saya habis mengantar pesanan kue seseorang bukannya menguntit” balasku.

“Bilang saja merindukan sosok kakak Darrel” membelai rambut panjangku kemudian berlalu begitu saja meninggalkan saya seorang diri.

Objek terkacau darinya seperti biasa, tetapi membuat jantungku semakin berdetak keras tanpa sadar. Kenapa bisa pria tampan lebih memilih Ri dibanding dokter Azela? Selalu saja berpura-pura bodoh tentang perasaan wanita tersempurna. Saya jamin, pada akhirnya sosok pria tampan akan berjalan masuk dalam pelukan sang dokter setelah rahasia kepergian Ri terbongkar.

Tidak pernah bosan mengirim pesan manis terhadap Ri tiap harinya. Handphone di tanganku sekarang merupakan bagian kehidupan Rie Tabera dan bukan milikku. “Jangan lupa tersenyum selagi kau masih bernafas” kata-kata tersebut membuatku ingin tertawa. Apa senyuman pria tampan perlahan akan memudar andaikan rahasia kepergian tunangannya terbongkar suatu hari kelak. Berada di toko kue tanpa merasa lelah sedikitpun hanya untuk menyapa. Pria bujang menyukai wanita beranak satu sampai segitunya?

“Senyum di wajahmu jauh lebih berharga dibanding apa pun. Jadi, saya akan memakai ribuan cara untuk menciptakan satu senyum pada dirimu setiap harinya” nada pesan kembali berbunyi.

“Permen rasa strobery masih kalah manis ketika Ri tersenyum lebar” pesan di hari berikutnya.

Kisah percintaan mereka terlihat berbeda dibanding orang lain. Membuatku sangat iri sampai kapanpun. Mengirim kotak permen karet melalui salah satu aplikasi pengiriman online. “Nikmati saja permainan hidup sama seperti saat sedang mengunyah permen karet” selembar kertas menjelaskan satu alasan…

“Saya pernah mendengar kalimat ini, tapi dimana yah?” berpikir seharian di toko kue milik pria tua maksudku papa.

“Kalau lagi punya masalah, silahkan mengunyah permen karet dari kotak strobery pemberianku!” bunyi pesan kembali terkirim untuk seorang Ri bukan buatku.

Hal terbodoh dilakukan oleh sosok jurnalis paling berkharisma ketika berkaitan dengan sang tunangan. Apa air matanya akan terjatuh seketika andaikan menyadari kepergian Ri? Di hadapan public terlihat tegas, berkharisma, penuh wibawa, berintelek saat sedang berinteraksi ataupun melakukan perannya sebagai jurnalis. Kegiatan konyol ataupun ungkapan pernyataan-pernyataan lelucon berusaha dilakoni hanya demi sang tunangan.

“Caption postingan Ri pada akun Hope miliknya” menyadari asal kalimat tersebut.

Berlari pulang tanpa memberi tahu papa terlebih dahulu. Berada di ruang rahasia untuk mencari tahu apakah pria tampan menyadari dibalik pemilik akun Hope ternyata terpampang nama Rie Tabera. Berusaha memeriksa akun media social atas nama Darrel si’jurnalis demi sebuah pencaharian terkacau buatku sih. Selama ini saya tidak kepikiran melakukan stalking terhadap akun pria tampan, tapi karena teka teki inilah hingga terpaksa kulakukan.

Pria tampan sama sekali tidak memfollow akun Hope milik Ri. Lantas bagaimana bisa yah? Ternyata postingan sang jurnalis hanya berupa gambar kartun, kamera, dedaunan, jejak kaki, pemandangan alam, dan beberapa objek membosankan lainnya. “Gambar apaan ini?” menggeleng-geleng kepala melihat beberapa postingan terakhir dari akunnya. Lembaran kertas dengan jenis berbeda-beda dimulai dari setitik tinta hitam, terbakar pada bagian ujung, terdapat sebuah pelita di atasnya, beterbangan bahkan melayang di udara oleh karena hembusan angin. Terkesan membosankan, akan tetapi masing-masing gambar seolah menjelaskan makna mendalam.

“Tak ada satupun foto Ri terpampang di sini” bergumam sendiri dalam ruang tersebut. Bucinnya terlalu overdosis kalau diperhatikan, tapi akun medsos milik pria tampan berkata lain. Apa sang jurnalis merahasiakan kisah percintaannya dari public atau gimana yah? “Terkadang Hidup seperti lembaran kertas di atas, kapan saja akan terhempas pergi oleh angin tanpa menuliskan cerita manis di dalamnya,” caption dengan gambar selembar kertas melayang tertiup oleh angin di udara.

“Menjadi pelita kecil atau tidak hingga membentuk alur cerita tersendiri pada lembaran kertas milikmu, tergantung bahkan kembali lagi pada jenis kepribadian maupun prinsip hidupmu.” Pelita kecil terlihat hidup ketika berada di atas selembar kertas putih. Perpaduan gambar dan caption seolah ingin berteriak sekuat mungkin tentang satu objek.

Kenapa saya jadi kacau begini melihat postingan pria tampan? Saya harus mencari tahu tentang kebenaran sebuah rahasia penting. Bunyi pesan masuk melalui computer milik Ri mengagetkan keadaanku seketika. “Bisa tidak bersahabat sedikit saja denganku tanpa perlu berbunyi seperti tadi” menepuk-nepuk benda di depanku. Ada banyak pesan masuk dengan pertanyaan yang sama.

“Kenapa sudah tidak pernah update status lagi di dunia medsos?” ribuan pertanyaan sama memenuhi beranda DM maupun email Ri. Mereka semua sama sekali tidak menyadari pemilik akun ini sudah lama pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Apa yang harus kulakukan sekarang? Saya saja seorang perempuan pelacur kelas kakap bukan penulis kata-kata bijak. Keadaanku tidak pernah bercerita kehidupan melainkan hanya berkata-kata tentang jurang tergelap. Mengatakan sebuah kejujuran akan berakibat fatal buatku. Goreng telur ceplok saja langsung hangus tanpa basa basi, lantas gimana cerita tentang penulisan kata-kata di akun ini? Tuhan, kalau bergulat di ranjang beri saja ke Hope asal jangan hal-hal semacam ini. Jangan pikir memuaskan seks di atas ranjang bukan sebuah talenta, siapa bilang? Objek semacam ini juga talenta terbaik dari Tuhan.



Bagian 7…

 

“Azela Maner” terkejut membaca salah satu Dm seorang netizen. Apa mataku rabun sampai salah mengeja nama pemilik akun tersebut? Sejak kapan dokter cantik menjadi follower akun Hope milik Ri? Ada banyak pertanyaan terus saja bermunculan di benakku sekarang atas apa yang kubaca barusan. Hal lebih mengejutkan adalah pertama kalinya seorang wanita tersempurna sejagat raya mengirim DM ke akun ini.

“Saya tidak tahu harus memulai dari mana, tapi perkenalkan namaku Azela” kalimat pertama sang dokter cantik. Tentu saya tahulah nama wanita cantik yang baru saja mengirim pesan barusan…

“Temanku merekomendasikan akun Hope buat solusi alias tempat seseorang kalau lagi berbeban berat gitu. Siapapun dirimu dibalik akun ini, tolong bantu saya lepas dari masalahku sekarang!” DM dokter Azela. Memangnya saya Tuhan bisa melepaskan begitu saja beban seseorang? Perempuan bodoh bahkan terbodoh yang masih bernafas di dunia paling bengis. Hidupku sudah cukup sulit menghadapi situasi andaikan sebuah rahasia tentangku terbongkar kelak.

“Saya seorang gadis paling minder, pendiam, bahkan selalu saja menjadi korban buly ketika menginjak usia remaja. Keadaan membuat saya harus pindah sekolah hingga dipertemukan oleh sosok cowok sangat ramah di tempat baru” dia mulai bercerita kisah masa lalunya. Di luar dugaan bagaimana sosok dokter cantik mulai menyukai pria tampan.

“Ketika semua menjauh dan tidak ingin berteman denganku, saat itulah dia datang masuk memberi kehangatan. Papaku sendiri seolah bersikap cuek atas segala hal yang sedang menimpa anaknya. Selalu tertawa hanya buatku seorang, mengisi kekosongan hidup, membantu menyelesaikan pelajaran sekolah, memberi motivasi kalau saya bisa melakukan sesuatu hal yang belum tentu orang lain bisa lakukan” lanjutan DM dokter cantik.

Saya tidak pernah tahu kisah miris hidupnya terlalu menyedihkan. Sahabat sekaligus cinta pertama sejak usia remaja hingga detik sekarang menyukai wanita lain. Hati siapa sih tidak sakit kalau cerita percintaanya seperti itu? Setidaknya kesempatan merebut hati pria tampan sangat besar andaikan dia tahu berita kepergian Ri. Bagaimanapun saya hanya sosok pelacur, jadi hidupku tidak berhak menjadi perusak kehancuran hidup sang dokter dengan alasan apapun. Dia selalu menangis dikarenakan pria tampan lebih memilih orang lain dibanding dirinya. Apa saya harus melakukan sesuat?

“Saya selalu berusaha terlihat cantik di depannya dengan merubah seluruh penampilanku hingga semua orang pangling seketika. Cewek culun belajar dari yang tidak mengenal make-up sama sekali berjuang melakukan perubahan. Selalu ada buatku bagaimanapun kesibukan dirinya hingga suatu ketika dia membawa seorang wanita di depanku” dokter Azela.

Jalan cerita hidup sang dokter terdengar sangat menyedihkan. Tentu saya akan menangis atau marah besar andaikan jadi dirinya. Percintaan terkacau yang pernah ada bahkan terlalu menyakitkan. “Bertahun-tahun berjuang memperlihatkan kalau seorang Azela bisa bersanding dengannya. Berhasil menjadi seorang dokter spesialis terbaik di usia muda hanya demi meraih perhatian dia semata. Berharap suatu hari kelak dia akan datang menyatakan perasaannya hanya buatku seorang” tulisan pesan dokter Azela masih terus berlanjut.

Perjalanan hidup wanita tercantik ternyata begitu tragis. Kenapa harus bercerita begini sih? Rasa sakit di pendam dalam-dalam hingga akhirnya dia tidak lagi bisa menahan perasaannya. “Apa salah kalau saya menjadi manusia jahat? Sekali saja dalam hidupku menunjukkan karakter terburuk, tidak jadi masalah kan?” dokter Azela. Hal terburuk adalah detak jantungku juga bermainn tidak karuan ketika berada di depan pria tampan.

Hope, sadarkan dirimu di luar sana air mata dokter cantik terus saja jatuh tanpa henti. Terkadang saya juga ingin seperti sang dokter memperlihatkan sisi jahat untuk merebut apa yang bukan milikku. Bagaimanapun cerita hidupku memiliki sisi gelap dan karena hal tersebut membuatku tidak dapat menggenggam satu objek terbaik. Lagi dokter Azela sudah terlalu menderita karena pria tampan.

Saya harus mencari tahu alasan pria tampan berlari ke arah Ri dibanding dokter Azela. Dari segi kepribadian antara dua wanita tersebut sebelas dua belas jika diperhatikan baik-baik. Menurut pemikiranku dokter Azela masih lebih menang dalam segala hal dibanding Ri. Lantas apa yang salah pada kasus semacam ini? Berpura-pura terus berada di samping pria tampan untuk beberapa saat sepertinya harus kujalani demi mencari sebuah jawaban. Tuhan, jangan sampai dua tanganku terus saja ingin menggenggam pria tampan.

“Azela harus berjuang pantang menyerah” menulis balasan pesan buatnya.

“Kata seperti itu bukan pribadi Ri” segera menghapus sebelum terkirim. Pemilik akun Hope bukan saya melainkan Ri dengan kepribadian berbeda ketika mengungkapkan banyak hal terhadap satu permasalahan. Saya harus belajar bijak menanggapi, mendengar, menyimpulkan, mengambil, menyelesaikan, ataupun membalas tiap pesan yang masuk. Pengaturan kata-kata bersama beberapa tanda baca selalu tertata menurut konsep masalah masing-masing dari mereka bahkan sosok Ri tahu menempatkan objek paling berperan untuk penyelesaian.

“Hai, tentu sakit menyukai seorang pria yang sama sekali tidak pernah ingin menyadari perasaan sendiri dan berlari dalam pelukan wanita lain. Tuhan tahu hal terbaik dalam hidupmu. Andaikan berjodoh dia akan berlari dengan sendirinya hanya untuk menggenggam tanganmu” balasan pesan cukup bijak.

“Saya bukan seorang pendeta, tetapi doa merupakan kekuatan terbaik buat jalanmu sekarang hingga perkaramu didengar olehNYA.” Saya hanya berusaha mengungkapkan beberapa hal menurut kepribadian pemilik akun bukan tentang cara berpikirku.

Tidak ada yang salah akan balasan pesanku tadi. Tuhan punya cara terbaik menyatakan satu objek yang sama sekali berada di luar dugaan ketika seseorang datang menjerit di hadapanNYA. Walaupun dikatakan sosok Hope memiliki sisi tergelap, akan tetapi tetap saja kepercayaan tentang pernyataan tadi tentang cara terbaik Tuhan melekat kuat di dasar hati. Belajar memasak aneka resep makanan juga membuat kue sesuai petunjuk buku Ri mulai kujalani dengan serius.

Entah kenapa saya ingin menghabiskan sisa-sisa waktu bersama keluarga Ri maupun tunangannya sebelum dua kakiku pergi meninggalkan mereka semua. Di lain tempat otakku berjuang keras ingin menyatukan dua sahabat dalam satu hubungan walaupun kehidupankulah yang akan tersakiti pada akhirnya. Saya hanya perempuan pelacur dan tidak berhak merebut ataupun menghancurkan kebahagiaan dokter Azela.

“Rasa masakanku hari gimana?” menatap tajam pria tampan. Memasak sekaligus membawa makanan ke tempat pria tampan bekerja harus terus kujalani, kenapa? Rutinitas Ri setiap harinya memang seperti itu tanpa mengenal rasa lelah.

“Mulai enak, sedikit lagi Ri pasti bisa kembali menjadi tukang masak handal” pria tampan penuh semangat berkata-kata.

“Apa ka’Darrel pernah menyukai gadis lain selain Ri?” pertanyaanku tiba-tiba membayangkan air mata dokter Azela.

“Kalau dipikir-pikir lagi tidak ada, hanya ada Ri seorang sampai selama-lamanya, Amin” pria tampan masih sibuk makan.

“Jawaban apaan ini?” menggeleng-geleng kepala menatap pria tampan.

“Memang kenapa?” pria tampan.

“Memangnya kakak tidak sadar kalau di luar sana ada gadis tercantik terus saja menangis sampai matanya sembab karena patah hati” berkata-kata sangat pelan. Beruntung saja suara musik di ruang tersebut terdengar sangat keras sehingga ucapanku tidak didengar olehnya.

Mencoba melakukan seluruh kegiatan Ri dengan baik menjadi aktifitas keseharianku. Belajar update status terbaru pada akun Hope miliknya dan memakai gambar berbeda pertama kali kulakukan. “Terkadang objek paling lemah menyimpan satu kekuatan tersembunyi. Tergantung pribadi masing-masing tentang cara menilai ataupun menggenggam sesuatu” caption perdana  dari akun Hope setelah sang pemilik pergi ke alam lain.

“Ternyata saya bisa juga sok-sok’an buat caption begini” menertawakan diri sendiri.

Memperbaiki hubungan antara saya dan Diel sedang kulakukan. Seolah ada sesuatu yang membuatku ingin melakukan apa saja agar bocah cilik itu berbicara banyak hal dan meluapkan sisi emosionalnya terhadapku. Saya menyukai Diel sejak pertama kali melihat dirinya di rumah sakit kemarin.

“Maaf untuk tiap ucapanku atau sikapku mungkin sampai hati bocah dingin sedingin es sangat terluka” pernyataan kocak sambil memberi sebatang coklat di halaman pagar sekolah.

Saya masih merasa Diel terluka atas kata-kataku beberapa waktu lalu. Berusaha melakukan apa saja agar anak itu bisa terlihat ceria. Kenyataan yang ada adalah sifat dinginnya memang sudah terlihat pertama kali bertemu di rumah sakit. Berpakaian badut sambil menari menyanyikan sebuah lagu demi memancing senyum sang bocah. “Diel semangat buat ujian sekolahnya” berteriak keras depan pagar sekolah.

Selalu bertingkah bodoh dengan memasang wajah lucu di tengah jalan ketika mengantar ataupun menjemput sang bocah dari sekolah. Seorang anak kecil memiliki hati sedikit sensitive membuatku sedikit kesulitan berkomunikasi dengannya. “Kenapa tingkahmu selalu saja terlihat memalukan” kata-kata sang bocah sok-sok dewasa gitulah.

“Jangan bertingkah seolah sudah dewasa terlihat membosankan” menghentikan langkahku di tengah keramaian jalan raya.

“Diel memang sudah dewasa bukan lagi bocah” nada kalimat terdengar sangat dingin.

“Terkadang saya ingin mendengar bocah di depanku menangis, bertingkah selayaknya anak kecil, berlari, bahkan tertawa lebar” menatap tajam ke arah sang bocah.

“Saya akan berjuang keras” pertama kali bagi mantan perempuan pelacur ingin menjalani satu perjalanan hidup ingin merebut hati seorang anak kecil. Bisa dikatakan sosok Hope sangat membenci anak kecil sejak dulu. Entah kenapa seakan semua berubah ketika berdiri di dekat Gaddiel Yehuda.

Memberi sekotak permen, berusaha membawa pria tampan ke sekolah, menciptakan satu menu masakan kacau walaupun saya tidak tahu masak. Kemungkinan hati dokter Azela makin tersakiti akibat tingkahku karena selalu saja mengajak pria tampan ke sekolah. Hanya ini cara terjitu menarik perhatian Diel yaitu kehadiran tunangan mamanya. “Kakak Darrel mau mengajak kita berdua bermain petak umpet di danau” menatap wajah sang bocah.

Bayangan tangisan dokter Azela terlintas seketika. Tuhan, maaf menyakiti hati dokter cantik atas sikapku beberapa hari belakangan. Saya juga sedikit lagi pasti pergi meninggalkan mereka semua, minimal hidupku juga ingin merasakan kebahagiaan sedikit saja. Wajah Diel akan tersenyum penuh semangat ketika pria tampan berada di dekatnya. Dia selalu mendambakan sosok ayah penuh perhatian. Wajar saja jika Diel bersikap dingin terhadapku atas ucapan agar tidak mengharap berlebihan.

Ri sudah meninggal dan hal tersebut akan menghapus mimpinya menjadikan pria tampan sebagai ayahnya. “Apa yang kau sukai dari pria tampan maksudku bekas calon papamu bukan bukan maksudku tunangan mamamu?” kami berdua berada di lapangan sejam setelah pria tampan pergi.

“Marah sih boleh saja marah tapi jangan sampai matahari terbenam apa lagi berhari-hari sampai berminggu-minggu” rasa kesal juga karena ulah sang bocah.

“Karena dia baik, selalu membuat Diel merasakan kehangatan ayah, mengingat tanggal ultah kami” ucapan anak usia 5 tahun terdengar kelewat dewasa…

“Tidak pernah malu mengakui Diel sebagai anaknya” sang bocah menundukkan kepala terlihat sedih.

Diel belum siap menerima kenyataan andaikan pria tampan pergi begitu saja setelah menyadari kepergian sang mama. “Kenapa juga Tuhan cepat mengambil mama?” tangis anak kecil itu pecah seketika untuk pertama kali.

Dia tidak pernah menangis selama ini sampai akhir cerita air matanya mengalir keras juga. “Diel anak baik, tapi kenapa Tuhan mengambil mama begitu cepat?” menangis tersedu-sedu meluapkan rasa sakit yang terpendam sekian lama.

“Kalau tangisanmu bisa mengobati lukamu, menangislah sekeras mungkin mumpung suasana di lapangan sangat sepi” mendekap anak kecil di sampingku.

“Apa mama benci Diel?” terus saja melemparkan pertanyaan.

“Mama selalu mencintai lebih dari apa pun, hanya saja Tuhan menginginkan satu cerita manis buat Diel walaupun terasa menyakitkan karena kehilangan” saya harus berhati-hati ketika berbicara terhadapnya.

“Diel masih punya kakek, nenek, aunty Ziza jauh berbeda denganku tidak memiliki siapa-siapa” berucap kembali.

Tangis anak kecil itu terhenti seketika. Kami berdua menghabiskan waktu menikmati matahari terbenam saling menatap satu sama lain. Saya menyukai semua anggota keluarga Ri termasuk anaknya. Sejak saat itu, hubungan antara saya dan Diel mulai bersahabat dari waktu ke waktu. Bersemangat membantunya melakukan banyak hal walaupun dikatakan kehidupanku memiliki banyak kekurangan.

“Berhasil” berteriak penuh semangat memeluk sang bocah dikarenakan kue buatanku tidak lagi gosong dan mulai terasa lembut di lidah.

Tuhan, semalam saya mimpi apa? Sekian waktu berlatih membuat kue sesuai resep milik Ri di akhir cerita memberi hasil juga. Perjuang luar biasa tidak mengkhianati hasil. “Pelukanmu jangan kelewat keras” sikap dingin sang bocah masih seperti biasa.

“Tapi Diel pasti suka pelukan dariku tentunya” menyindir.

“Siapa bilang?” dia segera berlari meninggalkan dapur. Andai saja saya bisa menjadi pengganti Ri di hati Del. Butuh perjuangan luar biasa demi memikat hati sang bocah. Menjadi sosok ibu terbaik memang tidak mudah, tapi seiring berjalannya waktu Hope pasti bisa. Jam dinding di atas menunjukkan waktu untuk mengantar bekal makan siang buat pria tampan. Membiarkan sang bocah bermain bersama Ziza di toko kue, sedang papa sibuk melayani para pembeli.

Semoga saja saya tidak bertemu dokter Azela di sini. Wanita cantik selalu menangis karena perasaan terluka dalam dirinya. Bukan saya tidak ingin tahu, hanya saja semua membutuhkan waktu tepat. Kesalahan terbesar sang dokter adalah terus menjatuhkan air mata tanpa pernah bisa mengungkapkan rasa suka terhadap pria tampan. Dia selalu terjebak oleh permainan perasaan hingga untuk kesekian kali menjatuhkan air mata.

Saya rasa pria tampan menyukai Ri bukan karena permasalahan fisik atau hal-hal bersifat luar melainkan kekuatan luar biasa di dalam dirinya. Terlihat kuat walaupun secara logika semua orang berkata Ri hanya wanita lemah. Daya tarik seperti inilah menjadi pesona tersendiri sehingga dokter Azela kalah telak…

Sepertinya pria tampan berpura-pura bodoh untuk menyadari rasa suka dari sahabatnya sendiri. “Anak saya cantik, pintar, seorang dokter spesialis, kaya, baik hati lantas apa yang salah?” saya tidak sengaja mendengar percakapan antara pria tampan bersama seseorang.

“Maaf bapak, perlu saya informasikan kalau ruangan ini bukan ajang untuk promosi” penekanan pria tampan.

Percakapan mereka berdua terdengar begitu serius di ruang tersebut. Entah kenapa seakan telingaku begitu panjang sehingga dapat mendengar suara mereka di balik pintu. Pria paruh bayah di dalam sana tentu orang tua dokkter Azela. “Saya orang penting di Negara ini bahkan ada banyak pria ingin menjadi menantu keluarga Selapma Maner” balasan penekanan katapun dimainkan oleh pria paruh bayah.

“Pertanyaan sekarang, kenapa  bapak terlalu ambisius untuk menjodohkan saya dan Azela?” pria tampan terlihat sangat geram.

“Sejak dulu Azela hanya menyukai satu pria. Apa kau berpura-pura bodoh atau bagaimana?” pria paruh bayah.

“Saya sama sekali tidak pernah ingin tahu siapa pria itu” pria tampan.

“Kenapa juga Azela gadis paling sempurna harus menjatuhkan air matanya buat pria sepertimu?” pria paruh bayah.

Pria tampan memang tidak pernah tahu bagaimana sahabatnya terus saja terluka karena perasaan suka. Apa yang akan dilakukan olehnya? Dia berhak bahagia terlebih Ri sudah lama pergi. Kenyataan sekarang adalah dirinya tidak pernah tahu tentang kepergian sang tunangan ke alam lain. Kenapa juga saya harus mendengar percakapan mereka berdua?

“Azela hanya sekedar sahabat tidak lebih” saya sudah menduga jawaban pria tampan.

“Saya juga tahu hubungan asmara antara sang jurnalis dan gadis biasa. Pertanyaan sekarang, kenapa lebih memilih seonggok kotoran dibanding sebuah berlian?” pria paruh bayah.

“Dia bukan sampah menurut pikiran bapak, tapi dia sebuah berlian” pria tampan.

“Jadi, tinggalkan ruangan saya sekarang!” pria tampan mengusir orang tua dokter Azela.

Saya yakin sekali kalau dokter Azela tidak tahu menahu tentang sikap papanya yang tiba-tiba saja mendatangi pria tampan. Orang tua mana sih tidak hancur melihat sang anak menangis diam-diam? Dokter Azela tentu lebih memilih memendam masalahnya dibanding bercerita. Diam bagai patung merupakan gambaran pria tampan setelah kepergian orang tua dokter Azela.

Hidupku harus bagaimana sekarang? Bercerita kalau Ri sudah lama meninggal? Saya rasa belum waktunya lagian dua kakiku tidak ingin melepas apapun milik Ri. Apa sosok Hope kelewat iblis? Tuhan, jangan marah biarkan saya merasakan sedikit kehidupan beberapa waktu lagi. Saya pasti akan berkata jujur kemudian berjalan pergi, tetapi tidak sekarang…

Berpura-pura bodoh seolah saya tidak pernah mendengar percakapan mereka berdua. “Maaf sedikit mengganggu aktifitas kakak Darrel” menyapa pria tampan sambil memasang wajah senyum lebar. Diel masih belum bisa lepas dari sosok pria di depanku menjadi salah satu alasan mulutku terus saja membungkam.

“Masakan Ri sudah banyak mengalami perubahan yah” mencubit dua pipiku.

“Saya ingin mengajak kakak ke suatu tempat” segera menarik tangan pria tampan menuju taman belakang tempat dokter cantik selalu menjatuhkan air matanya. Semoga saja dokter Azela berada di sana hingga pria tampan tahu bagaimana penderitaannya.

“Kakak Darrel mau dibawah kemana Ri?” cetus pria tampan.

“Nanti juga kakak bakal tahu” balasku terus menarik tangannya.

“Taman disini sangat sejuk, jadi Ri ingin kakak Darrel menikmati santap siang di tempat ini” berusaha mencari alasan biar tidak ketahuan.

“Kakak dengar tidak suara orang nangis?” berbisik pelan…

Kami berdua terus berjalan lurus mendekati sebuah kursi di bawah pohon besar. Dokter cantik memang selalu saja menangis sekitar taman belakang karena suasan sepi. Dia hanya melihat pria Tampan tanpa tegur sapa lantas berlari menangis? Hal terbodoh yang selalu saja dilakukan olehnya. “Bukankah dia itu dokter cantik” pancingku melepas tangan pria tampan.

“Kakak Darrel kan sahabatan ma dokter cantik pasti tahu jelas kenapa sampai nangis memilukan di sana” berkata-kata kembali. Minimal saya masih berjuang membuka mata pria tampan agar menyadari sesuatu hal. Saya bukan Ri, jadi dengan kata lain dokter Azela jauh lebih berhak bahagia dibanding kehidupanku.

Pria tampan seolah diam seribu bahasa menatap wajah sembab dokter cantik. Ternyata kisah cinta segitiga sudah mengudara sejak Ri masih hidup. Dokter cantik bergegas menghapus air matanya setelah menangis histeris.

“Darrel, kenapa bisa…?” dokter cantik tidak menyangka kahadiran kami di taman.

“Apa yang kalian lakukan disini?” dokter Azela kaget bukan main.

“Justru saya yang harusnya bertanya, kenapa dokter cantik berada di tempat sepi begini?” pertanyaan balik ke arah sang dokter.

Pria tampan tetap diam seribu bahasa di tengah kami berdua. “Upppsss saya harus membantu Diel mengerjakan tugas sekolahnya” berusaha mencari alasan untuk meninggalkan mereka berdua.

 

Bagian 8…

 

Berusaha memberi ruang buat mereka sehingga dapat terbuka satu sama lain. Rasanya sakit luar biasa merelakan sesuatu yang tidak mungkin dimiliki. Hope sadarlah dan jangan pernah bermimpi memegang emas berlian! Saya tidak tahu apa yang mereka percakapkan setelah kepergianku. Merenung mengingat dialog antara pria tampan bersama ayah dokter cantik. Pria tua itu hanya berusaha menginginkan kebahagiaan putrinya sampai nada bicaranya seolah bersifat memaksa.

“Kenapa harus nyala sih di waktu yang kurang tepat?” menepuk computer milik Ri dalam ruang rahasia miliknya.

Mencoba membuka pesan masuk para peggemar sejati Ri dibalik akun Hope. “Apa ini?” membaca sebuah nama seseorang…

Saya tak menyangka sama sekali pria tampan mengirim pesan lewat email buat Ri. Jawaban atas pertanyaanku selama ini tentang kenapa bisa pria tampan lebih menyukai wanita lain dibanding dokter cantik terjawab sudah. Ternyata mereka berdua biasa chatingan hanya saja Ri memakai nama Hope buat menyamarkan diri. Ada begitu banyak kiriman email maupun DM dari orang banyak, jadi saya agak kesulitan menemukan nama Darrel.

“Apaan ini?” mencoba membuka sebuah file kiriman pria tampan.


Hai..

Salam kenal sebelumnya. Saya belum tahu harus memulai bagaimana? tunggu-tunggu, perkenalkan namaku Darrel sosok pria tampan yang lagi patah hati karena seseorang. Kata orang kalau admin di belakang akun maupun email Hope memiliki kepribadian semacam psikolog gitulah. Menyukai seorang gadis sederhana terdengar sangat kacau jauh melebihi pemikiranku selama ini.

Dia adik kelasku sebelum keluargaku pindah keluar kota. Sewaktu masih satu sekolah saya melihat sosok dirinya biasa-biasa saja tak ada hal special. Kami dipertemukan kembali seiring waktu berjalan di kota ini. Dia seolah lupa tentang kakak kelasnya bahkan tidak perduli. Antara saya dan dia memang hampir tidak pernah berkomunikasi di sekolah sebelumnya.

Hubungan kami juga hanya sebatas senior dan junior di kampus tapi beda jurusan. Sekali lagi tidak ada saling tegur sapa satu sama lain. Entah kenapa setiap hari tanpa disengaja tiba-tiba sudah berada satu meja di kantin maupun perpustakaan. Dia sibuk melihat buku bacaan atau mengerjakan tugas kampus, sedang saya sendiri sibuk memainkan game melalui handphone. Kalau dipikir-pikir tidak masuk akal kejadian seperti itu terjadi. Lebih kacau lagi dia terlihat biasa saja, diam, cuek, seolah tidak pernah mengenalku, menyapa sekalipun tak pernah.

Sampai suatu ketika gadis itu mengendarai sebuah sepeda dan membuatku sedikit penasaran atas apa yang akan dilakukan olehnya. “Gadis aneh” sedikit mengejek karena tingkahnya diam-diam meletakkan sebuah kotak depan sebuah rumah kecil. Saya berjalan seperti pencuri di siang bolong ingin tahu isi kotak tersebut. Terdapat beras, peralatan mandi, minyak goreng, gula, tepung, sayuran, makanan, beberapa helai pakaian.

Seseorang dari rumah kecil membuka pintu rumahnya hingga membuatku segera bersembunyi. “Malaikat dari Tuhan mengirimkan kotak lagi buat kebutuhan rumah” teriak seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Saya bagai penguntit karena keseringan mengekor diam-diam di belakang gadis itu. Dia tidak pernah memberitahu setiap hal yang telah dilakukan olehnya di hadapan semua orang. Mengirim kotak berisi bekal makan siang tanpa rasa bosan pada salah satu sekolah untuk seorang bocah perempuan berusia enam tahun. Memandikan seorang anak memakai di sebuah taman bermain kemudian membelikan sepasang pakaian juga makanan.

Ada banyak hal dilakukan olehnya tiap hari setelah pulang dari kampus. Hal lebih gila adalah merawat seorang bayi laki-laki yang ditemukan olehnya di sekitar pembuangan sampah. Saya melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau dia mengambil bayi laki-laki itu kemudian menggendongnya penuh kehangatan. Segera membawa menuju rumah sakit agar mendapat pertolongan. “Kau sekarang punya seorang mama” tersenyum manis menatap bayi yang masih berada dalam ruang incubator.

“Suara gadis itu ternyata sangat manis” pertama kali mendengar suaranya. Hal terbodoh dariku adalah memotret diam-diam kegiatan apapun yang dilakukan olehnya. Saya baru menyadari pemilik toko kue favoritku ternyata ayahnya.

“Papa, tolong ambilkan popok Diel di dalam tasku!” untuk kedua kali mendengar suaranya. Ternyata bayi laki-laki itu diberi nama Diel. Dia seakan tidak pernah melihatku karena sikap cuek bahkan biasa biasa saja. Papa Ri juga terlihat pehatian terhadap bayi tersebut bahkan sangat sayang. Pernah suatu ketika, dia terpaksa membawa Diel ke kampus sampai menjadi cemohan semua orang. Bersikap biasa saja bahkan menikmati setiap pandangan sinis orang-orang di sekitarnya.

“Mama akan tetap bersama denganmu, tetap semangat” menggendong bayinya di ruang perkuliahan. Saya ingin sekali berbicara dengan gadis itu, tapi entah kenapa mulutku seperti kesetrum listrik terlihat kaku bahkan tidak bisa berkata-kata. Jantungku keseringan berdetak keras sangat menakutkan tiap berdiri di hadapan Ri. Apa yang tejadi denganku? Bagaikan manusia bodoh mengekor tanpa rasa bosan secara diam-diam.

“Awas” berusaha berlari menolong Ri ketika sebuah truk besar hendak menyambar tubuhnya. Kupikir saya sudah mati ternyata masih hidup dan sedang mendapat perawatan di salah satu rumah sakit. Peristiwa kecelakaan tadi pembawah berkah buatku. Dia terlihat seolah sangat khawatir terjadi sesuatu denganku. Sejak kejadian tersebut anntara saya dan Ri mulai berkomunikasi. Hal terkacau adalah terlalu sulit memancing dia bersenda gurau.

Segala objek tergila sudah kulakukan biar Ri bisa tertawa lebar, tapi kenyataannya hanya senyum tipis dan itupun sekali/ dua kali. “Saya menyukaimu” kekacauan terbaru sedang kulakukan dengan berteriak di depan toko kue milik ayahnya. Wajah Ri merah seketika bahkan langsung berlari masuk ke dalam, sedang adiknya bernama Ziza memasang wajah asam terhadapku. Mengejar gadis semacam dia butuh perjuangan juga yah…

Berulang kali berteriak mengungkapkan cinta, hal selanjutnya terjadi adalah dia berlari sejauh mungkin. Terkadang saya kena flu karena kehujanan hanya untuk mengekor di belakang Ri. Berpakaian badut di kampus serta membacakan belasan puisi cinta, tapi tak direspon. Saya ingin menyerah saja mengejar perempuan semacam itu. Entah kenapa, kata meyerah hilang begitu saja ketika dia berdiri di depanku lagi. Berusaha memperlihatkan kalau saya bisa menjadi sosok ayah paling perhatian bagi Diel merupakan jalan terakhirku. “Saya sudah punya anak lantas kenapa masih mengejar?” cetus Ri merasa terganggu.

Memangnya saya tidak tahu kalau Diel diambil dari tempat sampah dekat gang sempit. “Tidak masalah buatku sekalipun Ri janda beranak kesebelasan juga ga apa-apa” celotehku membuat dia sangat marah.

“Maksudnya janda beranak kesebelasan?” Ri.

“Janda ditinggal pergi dan memiliki anak jumlah kesebelasan seperti jumlah personil sepak bola gitulah” jawabku sambil tersenyum. Ri makin mengamuk kemudian mengusirku dari toko kue milik ayahnya. Kampus menjadi histeris akibat ulahku mengejar Ri kemudian ditolak bertubi-tubi. Menurutmu, apa yang harus kulakukan? Menyerah saja atau bagaimana? Beri saya satu cara agar bisa melupakan gadis itu andaikan jalannya memang harus mundur. ###


Saya tertawa habis membaca kisah pria tampan mengejar Ri. Ternyata Diel bukan anak kandung Ri melainkan hanya anak adopsi. Apa Diel menyadari rahasia besar ini? Penasaran juga ingin segera membaca balasan Ri terhadap pria tampan. Kekacauan lain lagi adalah dia tidak pernah tahu siapa pemilik akun maupun email Hope sebenarnya hingga detik sekarang. “Banyak berdoa” balasan Ri lebih gila  lagi terhadap pria tampan …

“Saya sudah berdoa tujuh keliling bahkan memakai ribuan cara, tetapi hasilnya tetap patah hati juga” balasan kocak pria tampan kembali.

“Yah berdoa lebih banyak lagi, titik ga pakai koma” Ri. Menurut hasil pengamatan dari seluruh balasan email maupun DM, Ri belum pernah sekalipun memberi balasan kocak seperti itu selain terhadap pria tampan. Simple. Padat, dan jelas menggambarkan makna balasan pesan Ri.

“Mimin makasih buat petunjuk beberapa bulan lalu. Entah kesambar setan atau apa, tiba-tiba Ri mau menerima cintaku” DM pria tampan beberapa bulan setelah hari terakhir mereka berkomunikasi di dunia maya.

“Wow, pasti seru dong” balasan Ri.

“Wajahku memang terlihat kasihan sewaktu mencoba memasuki toko kue milik ayahnya dengan alasan ingin membeli smooty cake. Lantas Ri memberi sebuah kotak berisi cake dan pernyataan melalui tulisan” pria tampan.

“Masa?” Ri.

“Cintamu diterima, berhenti memasang wajah lesu. Begitulah tulisan kata-kata di atas cake tersebut sampai membuat saya berteriak kegirangan saking senangnya” pria tampan. Butuh perjuangan luar biasa mengejar cinta seorang Rie Tabera. Pemilik akun Hope begitu pintar menyembunyikan identitasnya dari public. Bagaimana situasi yang akan terjadi andaikan pria tampan menyadari kepergian Ri? Tuhan, kalau boleh jujur saya juga menyukai tunangan Ri.

Hope, sadarkan dirimu biar bisa cepat bangun dari mimpi! Dokter Azela jauh lebih berhak dibanding wanita manapun setelah kepergian Ri andaikan rahasia ini terbongkar kelak. Minimal saya sudah berusaha memancing pria tampan agar menyadari perasaan terluka dokter cantik.

“Apa saya pria paling jahat karena menciptakan luka pada sahabatku sendiri tanpa sadar?” pria tampan mengirim sebuah pesan terhadap akun Hope.

“Berpura-pura bodoh untuk tidak pernah tahu bagaimana air mata Azela jatuh karenaku terdengar jauh lebih baik. Menurut mimin apa saya terlalu jahat?” bunyi pesan pria tampan kembali. Chatingan antara Ri dan pria tampan akan terjadi ketika sedang mengalami masalah.

“Saya selalu berusaha menyangkal perasaan curiga tentang Azela sahabatku seperti menyimpan sedikit rasa suka, tapi tidak pernah menyadari bagaimana dirinya terus saja menangis karena perbuatanku. Ri gadis terbaik dimataku bukan dirinya atau siapapun” isi chat pria tampan kembali.

“Pria bodoh” mengejek pria tampan. Apa dunia pria tampan akan berakhir setelah menyadari kematian Ri? Berpura-pura menjadi Ri bukan kemauanku sejak awal dan sekarang saya harus berada di antara permasalahan serumit ini. Tentu pria tampan seakan sengaja tidak mengetahui tangisan dokter Azela tadi dengan mengalihkan pembicaraan setelah saya pergi. Karakternya bisa kutebak begitu muda…

“Saya hanya mau berkata, tetaplah berdoa maksudku hidupmu harus makin banyak berdoa biar kau bisa dimampukan untuk menerima satu kenyataan di depanmu. Doa bisa memberimu kekuatan sekaligus membuatmu bijak sewaktu berjalan.” Pernyataan balasan pesan tersebut terkirim begitu saja. Pria tampan harus siap menerima kenyataan pahit di depan suatu hari kelak.

Beberapa hari belakangan saya berjuang keras agar dokter Azela bisa berduaan dengan pria tampan.Saya ingin melakukan sesuatu sebelum pergi meninggalkan mereka. “Kenapa bisa si’perut tambun berada disini sih?” berusaha menyembunyikan diri sambil berlari…

 

Bagian 9…

 

“Pejabat perut besar itu lagi” menggerutu ketika melihat seorang pria tambun sedang berjalan keluar dari salah satu gedung pencakar langit. Kenapa juga manusia macam dirinya terus saja bergentayangan. Habis sudah hidupmu Hope. Jangan sampai si’perut besar sadar keberadaanku sekarang. Berlari sebisa mungkin sebelum ketahuan olehnya membuat kesandung batu hingga akhirnya terjatuh seketika.

“Makanya kalau lari dikejar setan lihat-lihat orang sekitar dong” sebuah suara terdengar judes di telingaku. Siapa dia? Sepertinya dia mengenalku, tapi saya sama sekali tidak mengenalnya. Perempuan memakai topi berdiri di depan dan berusaha membantuku berdiri.

“Apa lihat-lihat?” sedikit membentak.

“Kau siapa?” pertanyaan pertama terlontar buatnya.

“Saya juga manusia sepertimulah” jawaban nyerotos.

“Btw, kembalikan flashdisk milikku!” dia kembali berbicara. Pemilik FD dengan sebuah kisah tidak masuk akal ternyata adalah perempuan judes. Astaga, yang betul saja? Terus kenapa bisa berada di tangan pejabat tambun bernama Peibod? Otakku dibuat sakit karena mencerna hal-hal kacau.

“Flashdisk yang mana?” berpura-pura bodoh.

“Jangan berpura-pura bodoh atau rahasiamu terbongkar seketika di hadapan orang-orang terdekatmu sekarang” ancaman paling sadis.

“Memang rahasiaku tentang apa?” balik lebih sadis.

“Kau hanya seekor kupu-kupu malam yang lagi nyamar gitulah” jawaban tersebut membuatku terkejut. Tidak seorangpun menyadari identitas asliku, lantas? Tatapan matanya jelas-jelas mengungkapkan ancaman luar biasa.

“Apa kau mengenal perempuan dalam tulisan kesaksian FD di tanganku sekarang?”

“Akhirnya ngaku juga pada hal awalnya berpura-pura bodoh. Berarti kau sudah membaca semua isi FD itu?” membalas ucapanku.

Lokasi kami berdua sekarang berada jauh dari tengah keramaian. Duduk di sebuah pondok kecil tidak jauh dari area dermaga. Saya tidak pernah menyangka kalau lariku bisa nyasar di tempat seperti ini. Saling bertatap-tatapan itulah yang sedang kami berdua lakukan satu sama lain. Hal terbodoh adalah berusaha mencari tahu hanya melalui satu pertanyaan tadi. Benar-benar membuatku gila seketika…

“Jawab pertanyaanku dulu baru kuberikan FD milikmu!” penekanan suara tinggi.

“Jelas saya tahulah perempuan itu, ngerti?” balasannya.

“Siapa? Apa cantik? Bagaimana bisa ada kisah tidak masuk akal…?”

“Perempuan itu adalah saya. Menurutmu wajahku cantik atau jelek? Masalah kisah tidak masuk akal kuharap kau bertanya sama Tuhan, karena saya juga pusing bagaimana bisa hal seperti ini terjadi dalam perjalanan kehidupanku, ngerti?” penjelasan cukup kacau.

Saya hampir tidak percaya pernyataan dari perempuan di sebelahku. Masa iya? Yang betul saja? Kelewat judes tapi wajahnya kelewat imut sih. “Masing-masing orang punya cerita hidup sama sepertimu memiliki masa lalu gelap kemudian diperhadapkan sesuatu objek. Akhir cerita belenggu gelap mulai hancur hingga kau mulai berjalan mencari setitik embun” tiba-tiba saja dia menghela nafas…

“Begitupun sebaliknya denganku mempunyai cerita hidup hanya saja versinya beda” dia kembali berujar.

“Kenapa bisa FD milikmu ada di tangan pejabat tambun sebelumnya?”

“Karena pejabat itu tersadar sesuatu sehingga sengaja menghalangi jalanku untuk mencari kebenaran. Saya betul-betul stress karena beberapa hal dan sampai detik sekarang orang yang terikat denganku tidak pernah memperlihatkan dirinya” dia menarik nafas panjang…

“Kalau saya jadi dirimu pasti lebih stress” berkata-kata sambil memandang ke langit.  

Sepertinya kami berdua mulai saling menyukai satu sama lain. Kali kedua saya mulai menyukai seorang teman di luar sana selain Okemi. Ri dan dirinya mempunyai perbedaan sifat, namun entah mengapa sosok Hope mulai ingin berteman dengannya. “Ayo pulang sudah malam!” segera berdiri.

“Boleh nginap di rumahmu?” tiba-tiba saja ingin nginap segala pada hal apartement tersebut milik keluarga Ri bukan punyaku.

“Tidak bisa” spontan membalas.

“Kalau saya mau nginap harus terlaksana bukannya ditentang” cetusnya.

Ancamannya mulai berkata-kata hanya melalui tatapan tajam hingga membuatku harus mengiyakan kehendak menyebalkan seperti ini. Manusia paling reseh seduni membuatku makin hidup dalam kesulitan. Dasar menyusahkan hidup orang saja. Keluarga Ri terkejut melihat keberadaan dia di apartement setelah kami berdua sampai. “Kenalkan temanku, Petir hujan” sedikit kaku dengan mulut terbata-bata berbicara.

Anggota keluarga Ri melihat dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ternyata dia tidak memakai sandal sampai menjadi pusat perhatian. “Kenapa bisa namanya Petir hujan?” pertanyaan Ziza kebingungan.

Saya tidak tahu namanya, yang jelas tulisan dalam FD mengatakan nama Petir. “Malam om, tante, adek, dan kurcaci” dia menyapa sangat ramah di sini…

Beruntung saja keluarga Ri tidak mencurigai apa pun dan membiarkan kami masuk kamar. “Kau sangat beruntung berada di keluarga Yehuda” cetusnya. Memang benar ucapan tersebut tentang keberuntungan mengenal mereka. Tuhan seolah mengizinkan saya berada di sebuah mobil yang berakhir pada satu perjalanan melalui kapal tanpa sadar. Pertemuanku dengan Ri di rumah sakit merupakan jalan Tuhan buatku.

“Seseorang sedang tersenyum lebar dalam sebuah ruang sempit hanya mengandalkan satu pelita kecil” dia berkata-kata sambil memandang lukisan besar di hadapannya.

“Pasti ada makna kacau dibalik lukisan ini” bergumam seorang diri.

“Berhenti berbicara!” berusaha membuka ruang rahasia milik Ri.

“Ternyata ada ruang rahasia di sini” teriaknya hampir tak percaya. Memberi isyarat agar diam dan jangan berteriak seperti tadi. Beruntung saja ruang rahasia ini kedap suara jadi masih bisa dikondisikan. Mencari FD pada sudut laci ruang tersebut kemudian menyerahkan kembali pada sang pemilik.

“Pemilik sebelumnya sangat mengagumkan untuk hal merancang ruang tersembunyi di kamarnya. Sangat keren…” dia sangat takjub melihat tempat rahasia di sini.

“Ri memang mengagumkan dalam segala hal, apa pun itu” menarik nafas panjang.

“Seperti ada perasaan iri hati?” menatap tajam ke arahku.

“Ri memiliki papa terbaik, mama yang walaupun dikatakan lumpuh tapi bola matanya selalu berkata-kata tentang kekuatan doa seorang ibu, adik menggemeskan, si’jenius Diel, terakhir pria tampan paling perhatian” berucap seolah membenarkan ucapannya.

“Sedikit lagi saya akan pergi dari hidup mereka” sekali lagi berkata-kata.

“Kau benar-benar menyukai tunangan wanita itu?” pancingnya.

“Dia bernama Ri, ngerti?” cetusku.

“Maksudku begitulah, sosok Hope menyukai tunangan Ri” menatap tajam…

“Jangan ditanya lagi, jantungku selalu saja berdetak keras setiap berdiri di samping pria tampan” suara letih tanpa semangat dengan kepala tertunduk.

“Lantas?” pertanyaan darinya.

“Seorang wanita cantik sekaligus sahabat pria tampan sejak remaja selalu saja menangis di luar sana. Tiap hari mengirim pesan melalui akun Hope milik Ri untuk meluapkan perasaannya, di sisi lain saya ini Cuma pelacur kelas kakap yang tidak mungkin menggenggam berlian” menjelaskan tanpa sadar terhadap perempuan di depanku.

“Ternyata Ri pemilik akun paling terkenal di kalangan masyarakat bahkan mancanegara” dua bola matanya terbelalak seketika.

Mampus sudah kehidupanmu Hope. Mulut kelewat ceplos hingga berunjung seperti sekarang. “Tenang saja, saya pasti merahasiakan semua tentangmu” mengangkat dua tangan seolah bersumpah di depanku.

“Masing-masing orang punya cerita dan sayapun memiliki kisah percintaan paling dramatis kalau dipikir-pikir” dia seolah ingin menghibur.

“Tetap saja hidupmu jauh lebih menyenangkan” cetusku.

“Siapa bilang? Saya terikat dengan seseorang sampai detik ini bentuk wajahnya belum ada gambaran sama sekali. Entahkah hidungnya diinjak gajah alias pesek sedunia atau memiliki wajah cukup menarik dan tentu bisalah diajak ke arisan gitu” Petir.

“Saya benar-benar penasaran kisah hidupmu” menatap ke arahnya.

“Siapa nama orang itu?” pancingku lagi.

“Karena tidak tahu nama dia, jadi singkat cerita saya memanggil dirinya dengan sebutan Baco, kenapa? Karena nama tersebut paling populer di kampungku” Petir.

“Terikat begitu saja karena kejadian apaanlah…?” pertanyaan ngaco dariku.

“Yah begitulah” Petir.

“Coba ceritakan apa lagi yang kau perintahkan buat dilakukan selain ceritamu dalam FD ini!”…

“Saya pernah menyuruh dia menjadi tukang bersih-bersih gereja alias cleaning servis. Mengepel, menyapu, susun kursi, membersihkan kamar mandi tanpa dibayar oleh gereja karena kupikir dia baru bertobat jadi harus memulai segala sesuatu dari pekerjaan kecil” Petir.

“Selain itu?”

“Saya menyuruh dia merawat seorang bayi perempuan untuk menguji sifat seorang ayah dalam dirinya serta letak kesabaran maupun keseimbangan sewaktu melihat berbagai objek. Lagian juga dikarenakan terpaksa sih” Petir.

“Maksudnya?”

“Menyuruh mempersiapkan sekelompok anak muda untuk melakukan perbaikan Negara suatu hari kelak dan semuanya bersifat iman nekat alias berjalan buta-buta tanpa melihat apa-apa di depan. Sebelum membentuk kualitas otak mereka secara keseluruhan, saya menyuruhnya mempersiapkan scenario penjebakan untuk melihat karakter paling mendasar ke depannya” Petir.

“Skenario bersifat fitnahan, kekacauan, penjebakan, dan beberapa objek lain. Salah satunya adalah memelihara beberapa anak tiap orang. Di tengah-tengah masalah yang sedang diperhadapkan mereka masing-masing harus menjaga bahkan merawat dengan baik beberapa bayi maupun anak-anak yang  masih dibawah umur. Dibutuhkan sebuah kekuatan, kesabaran, mentalitas, kepribadian, pola pikir berbeda sehingga cara seperti inilah menjadi jalan satu-satunya di otakku pada saat itu. Terserah, penilaian orang banyak di luar sana tentang apa yang saya suruh lagian masih bersifat rahasia kemarin kalau dia menjalankan” Petir.

“Kenapa tiba-tiba dia merawat bayi gitu?”

“Karena tidak memungkinkan sekelompok generasi ini merawat bayi ketika mereka menjalani pelatihan otak habis-habisan sehingga terjadilah sebuah keputusan baru dariku. Bayi dan anak-anak tadi harus dibagi rata” Petir.

“Dibagi rata bagaimana?” tanyaku heran.

“Diberikan pada personil si’pembentuk karakter alias beberapa pendeta, pembentuk otak yang sudah dipilih oleh Tuhan, dan terakhir Baco sendiri. Pikirku tentu dia akan kesulitan ataupun sibuk jadi rawat satu bayi perempuan saja” Petir.

“Tidak adil dong namanya kalau begitu”

“Bisa jadi manusia itu terlalu sibuk dan kewalahan karena merawat bayi seorang diri. Jadi, satu saja dirawat terus sisa anak-anak itu bagi rata kepada para pendeta beserta si’pembentuk otak” Petir.

“Bagaimana cara dia merawat yah? Pancingku.

“Saya menyuruh dia harus memandikan ataupun mengganti popok, memberi susu, memasak buat si’kecl bahkan apapun itu hanya seorang diri tanpa bantuan. Kalau anak itu sudah berusia sekitar 3 atau 4 tahun diajar berpuasa sekali seminggu. Intinya makan malam antara di atas jam Sembilan malam dan dibawah jam 10 malam. Sebelum tidur harus minum susu biar kuat karena puasanya besok tanpa sahur” Petir.

“Anak usia begitu disuruh puasa seharian? Bisa mati?”

“Puasanya kan sampai jam 12.00 siang doang bukan seharian. Tujuanku biar Tuhan memberi kekuatan anak ini untuk bertumbuh dengan baik, tetap di jalan lurus, tidak ikut pergaulan buruk, jenius, cantik, dalam lindunganNYA karena sebagai orang tua untuk memantau 24 jam tidak mungkin juga. Kesimpulannya adalah mengajar anak itu berpuasa dan mengandalkan Tuhan dimulai usia dini” Petir.

“Mamaku saja ajar saya berpuasa dari kecil” cetus Petir lagi.

“Memang puasa segitu pentingnya yah” pertanyaanku.

“Cara terbaik buat merendahkan hati di hadapan Tuhan adalah dengan cara berpuasa sekalipun beberapa pendeta tidak sependapat dengan pemikiranku. Masing-masing pribadi berbeda-bedalah untuk berjalan menghadapi situasi” Petir.

“Wah wah wah”…

“Lantas mau gimana lagi. btw, kalau persiapan ini ada berarti anak-anak tadipun pasti ada dong sesuai petunjukku. Saya selalu mengancam berat bahkan marah-marah kalau tidak berusaha mengikuti apa yang kuinginkan. Singkat cerita, menyuruh dia memberi nama bayi perempuan yang dirawat Shine Esterrela Alexa” Petir.

“Pasti ada arti dibalik nama…?”

“Shine berarti sinar, Ester dalam kitab suci dikatakan wanita tercantik, rela memiliki makna berkorban. Wanita tercantik rela berkorban untuk menyinari dunia” Petir.

“Kalau Alexa?”

“Kata Alexa muncul begitu saja di pikiranku, tapi tidak tahu artinya apa dan maksudku hanya sebagai ekor-ekor saja gitu. Entahlah, firasatku berkata kalau dia merawat lebih dari satu bayi biar adil di antara para personil pejuang-pejuang…” Petir.

“Berani juga menyuruh melakukan hal menakutkan seperti itu”

“Saya sudah jelaskan kalau hanya mengandalkan ijasah luar negeri dengan IPK cumlaude bersama beberapa tes tertulis maupun psikolog sangat tidak cukup. Kenapa? Yang mau dihadapi ke depan adalah pejabat-pejabat gelap, perekonomian merosot/ terguncang karena sesuatu dan lain hal dari luar, bidang-bidang yang sudah berada di ujung tanduk bahkan tidak bernyawa, karakter rakyat dengan beberapa kasus permasalahan, hutang Negara, dan objek-objek terkacau lainnya. Membayangkan saja kepalaku sudah sakit 7 keliling lantas bagaimana nanti kalau andaikan Tuhan benar-benar membawahku ke atas tanpa persiapan. Belum apa-apa saya pasti sudah mati di tempat” Petir.

“Belum lagi kalau saling iri dan berkata dalam hati, kenapa dirinya yang harus jadi ketua, kan saya lebih pintar sedangkan keadaan di depan menuntut kerjasama terbaik satu sama lain. Bisa saja tanpa sadar saya ataupun seseorang terlihat mengecewakan karena sesuatu dan lain hal, kejadian seperti ini menuntut memilih berjalan lurus atau belok? Kasus kaget-kagetan juga sering terjadi karena tiba-tiba menjadi orang paling penting sampai segala sesuatunya hanya berkata-kata kekacauan” Petir.

“Betul juga”

“Pilihan manusia bisa menipu karena melihat hal bersifat luar, tetapi kalau pilihan Tuhan dipastikan memberi kualitas terbaik di luar dugaan. Walaupun dikatakan keadaan masih begitu-begitu saja bahkan makanpun sangat sulit, tetapi dia harus berjalan buta-buta alias iman nekat tanpa melihat apa-apa di depannya dan semua masih bersifat seolah mengkhayal waktu itu dan juga sekarang mungkin” Petir.

“Segitunya juga mengambil tindakan”…

“Pintar itu relative bahkan ada begitu banyak pemberitaan tokoh-tokoh di luar sana dengan prestasi maupun IQ tinggi. Saya butuh kualitas berbeda dibanding mereka yang dikenal oleh orang banyak di luar sana. Antara karakter dan kejeniusan sesuai keinginanku harus seimbang” Petir.

“Pembentukan otak? Bisa dijelaskan!”

“Menjalani system pelatihan otak super ketat setelah mereka melewati tahapan scenario paling meneganggangkan. Penguasaan beberapa bidang paling berperan selain bidang yang  akan mereka jalani. Jadi, andaikan di luar sana ada orang yang memandang remeh mereka berarti sama saja mempermalukan diri sendiri” Petir.

“Para pelatih karakter maupun otak, baco, juga saya habis-habisan puasa selama masa proses mereka karena tidak gampang bahkan terlalu menakutkan menjalani tahapan demi tahapan. Pada saat memerintahkan hal tersebut sayapun berpuasa habis-habisan biar Tuhan memampukan melewati scenario menakutkan serta  memberi hasil terbaik lebih dari kualitas manusia-manusia jenius di luar sana” Petir.

“Jadi sekarang rencanamu?”

“Entahlah, permasalahannya Baco tidak pernah mau menampakkan batang hidungnya pada hal saya dan dia terikat bagaimanapun cara menyangkal. Mana lagi sekelompok ataupun beberapa tokoh seolah sengaja memainkan situasi” Petir.

“Maksudnya?”

“Sengaja membakar beberapa tempat penting terlebih kantor pengadilan gitulah untuk menghapus barang bukti tentang keseluruhan kasus-kasus di dalam. Kemungkinan pula mereka melakukan hal sama sebanyak 2x dengan satu tujuan” Petir.

“Seolah ingin melenyapkan nyawaku dengan tangan bersih. Bagaimana tidak, sempat terjadi kerusuhan di kota kecil tempatku karena satu permasalahan. Saya yakin ada yang sengaja bermain sampai terjadi pembakaran bahkan kerusuhan sekitar tempat napi. Andaikan keadaan makin kacau tentu terjadi bantai membantai serta bakar membakar kemudian saya mati di tengah-tengah tanpa sadar” Petir.

“Sangat kejam”

“Kejadian lain lagi yaitu penularan virus yang lagi popler. Saya benar-benar khawatir dikarenakan bosku di toko kecil tempatku bekerja tertular virus bahkan menurut info keadaannya makin parah hanya ditutupi, jangan sampai sengaja ditularkan untuk menjalankan target utama. Sebenarnya diarahkan ke saya pribadi, tetapi harus ada yang menjadi jembatan. Pikiran orang tentu mana mungkin…” Petir.

“Permainan licik”…

“Saya hanya karyawan kecil di toko tersebut. Antara saya dan bos jarang sekali saling tegur sapa, jadi kasus penularannya sangat kecil. Karakterku berbeda dengan orang lain. Ketika bos sedang lewat, yah mulutku diam tak menyapa. Entah kenapa, saya tidak terlalu suka mencari perhatian terhadap siapapun termasuk sang bos. Intinya tidak pernah absen dan tetap bekerja dengan baik” Petir.

“Karakter kacau”…

“Saya tipekal harus dipancing kalau ingin diajak berkomunikasi. Di rumah cerewet karena iparku memiliki karakter suka teriak, jadi mau tidak mau yah saya balas. Kalau dia pergi kerja, lantas hanya saya dan suaminya di rumah, tentu suasananya hening masing-masing di kamar. Terkadang juga karena keadaan terpaksa atau lagi mood, jadi terlihat cerewet. Tergantung situasilah…” Petir.

“Kacau”…

“Di tempat lain pemilik toko tetangga sebelah juga positif dan hampir mati. Pada saat itu saya betul-betul bergumul berat karena merasa bersalah andaikan semua pikiranku memang betul. Lebih kacau lagi adalah hampir seluruh gembala gereja tempatku ibadah positif sampai ada yang meninggal dan menjadi pertanyaan besar buat saya pribadi. Terserah orang menilai teori konspirasi atau apalah” Petir.

“Mereka benar-benar sangat kejam kalau memang benar”…

“Saya mencurigai orang di atas berada di belakang sekelompok organisasi yang ingin merdeka membentuk Negara sendiri. Bisa jadi orang luar atau local atau saling bekerja sama dalam hal organisasi tersebut. Tiba-tiba saja terjadi penembakan terhadap orang kampungku dan memakan korban lebih dari satu” Petir.

“Berarti?”

“Artinya disengaja agar terjadi perselisihan antara orang kampungku dan penduduk asli di sana. Akhir cerita dimana perang/ emosional/ kemarahan/ saling membantai bakal terjadi dan dimanfaatkanlah oleh mereka di atas. Saya memohon dengan sangat, bagi keluarga yang menjadi korban mengaggap semua itu tidak pernah terjadi bukan karena kalian kalah. Jangan sampai terjadi kekacauan lebih parah sesuai rencana mereka. Biar Tuhan menjadi pembela perkara kalian, karena dibalik ini terdapat permainan politik” Petir.

“Saya juga posisiku serba salah. Berhati-hati saja menanggapi situasi tertentu” Petir.

“Mengerikan sekali” gumamku.

“Baco, dimana dirimu berada? Sakit kepalaku disini berpikir tujuh keliling. Kita berdua sudah terikat bertahun-tahun masa iya sih kau diam terus di tempat? Saya di sini menderita tujuh keliling masa kau tidak punya belas kasihan sedikit saja biar tong penderitaanmu lebih ganas karena diriku” Petir sedikit berteriak.

“Untung saja ruangannya kedap suara” menggeleng-geleng kepala.

Teman baruku itu menginap semalaman di rumah, kemudian balik lagi ke tempatnya. Masing-masing orang memiliki masalah tersendiri begitu pula dengan kami. Btw, poster debat gubernur sudah terpajang di sepanjang jalan. Para kandidat mulai mempersiapkan diri mereka dalam pertempuran sengit. Sejauh ini kubu pertahanan Selapma masih memimpin di depan. Ada begitu banyak jenis kampanye dimainkan oleh masing-masing mereka…


Bagian 10…

 

Singkat cerita , waktu yang dinantikan datang juga yaitu debat antar cagub dan cawagup akan dimulai. Pria tampan akan mengambil peran sebagai moderator malam ini. Salah satu kandidat di antara mereka merupakan sosok ayah seorang wanita tercantik di Negara ini. Siapa lagi kalau bukan Selapma Maner seorang politisi sekaligus ayah bagi dokter Azela. Papa terlihat serius menonton acara televise malam ini.

“Proses perencanaan masing-masing cagub dan cawagub memiliki sisi plus mines untuk tiap program kerja. Sebagai jurnalis sekaligus moderator tidak bermaksud menyudutkan siapapun. Seberapa besar keyakinan anda terhadap respon masyarakat di luar sana, sedangkan faktanya tiap kandidat diketahui hanya pandai berucap atau sekedar membuat pernyataan program kerja, tetapi kenyataan setelah terpilih nol besar?” kalimat-kalimat penekanan pria tampan.

“Saya beri kesempatan terhadap bapak Selapma Maner terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan barusan,” tatapan mata pria tampan tidak main-main kali ini.

“Terima kasih sudah memberi saya kesempatan berbicara terlebih dahulu. Perlu saya tekankan bahwa tidak selamanya pejabat yang terpilih melanggar janji ataupun hanya pandai mengutarakan program kerja” Papa dokter Azela memulai beberapa kalimat, namun dari bentuk matanya terlihat sangat kesaal terhadap pertanyaan tersebut.

Suasana ruangan terkesan histeris akan pertanyaan maupun pernyataan salah satu kandidat. “Masyarakat tentu bisa menilai letak perubahan, sikap, maupun beberapa program system ke depan. Saya yakin 100% tentang kepercayaan/ respon masyarakat terhadap program kerja kami” bapak Selapma Maner.

“Menilai letak perubahan dan sikap? Sementara kasusnya disini bapak masih berperan sebagai cagub dan cawagub artinya belum menjalankan system kerja, bisa berikan pernyataan lebih sederhana tentang kalimat tadi!” Pria tampan terlihat begitu tenang melemparkan kembali pertanyaan, akan tetapi penekanan intonasi memainkan beberapa irama tertentu. Sepasang bola matanya terlihat menatap tajam disela-sela sikap tenang dari sang jurnalis.

“Masyarakat sudah bisa menilai sikap kami sejak memulai kampanye. Ketika berada di tengah rakyat untuk melakukan beberapa kegiatan, tentu penilaian dan kepercayaan terbaca jelas di wajah mereka. Jadi, kinerja kami andaikan terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur tidak perlu diragukan oleh siapapun” bapak Selapma Maner.

Terjadi adu pendapat serta saling sindir antara kandidat satu dengan yang lainnya. Beberapa pertanyaan moderator bersifat sensitive di berbagai bidang hingga wajah-wajah mereka terlihat ketus. “Kasus perekonomian Negara memiliki tingkat permasalahan dalam tanda kutip sangat berbelit-belit. Ada begitu banyak orang maupun pejabat terjebak sekitar area bidang tersebut. Pertanyaan sekarang, bisakah masing-masing dari anda menyelamatkan diri dari kasus jebak menjebak antara satu sama lain?” salah satu pertanyaan pria tampan.

Pernyataan sengit terlontar sedemikian rupa tanpa memahami makna pertanyaan tadi. “Bagaimana cara anda menyimpulkan, berpikir, menentukan, menciptakan pola relevan pada masing-masing bidang paling penting/ sangat berpengaruh untuk membangun maupun memulihkan satu daerah tertentu pula?” kembali pertanyaan dilontarkan terhadap para kandidat.

Pihak masing-masing kandidat diharuskan memberi jawaban meyakinkan. Acara debat tersebut cukup seru dikarenakan pertanyaan beserta jawaban nyeleneh. Kata saling menyudutkan pun terlihat jelas di dalam. “Segera ke lapangan sekarang” sebuah pesan masuk. Sejak kapan manusia itu menyadari nomor handphoneku? Main perintah lagi…

Apa dia menggeladah isi handphoneku? Sangat tidak sopan membayangkan perbuatan manusia itu. “Kenapa mencariku?” sedikit judes.

“Nada bicaramu terdengar judes-judes berhadiah” Petir.

“Dari mana tahu nomorku?”

“Anggota keluarga barumulah” Petir.

“Ada apa?” sedikit kesal.

“Saya hanya mau cari teman hiburan doang” Petir.

“Ngomong-ngomong semalam kau nonton debat tidak?”…

“Nonton sedikit, masalahnya kalau saya nonton kebanyakan cepat naik darah” Petir.

“Biasa saja keles” memukul pundaknya.

“Tidak begitu juga keles” dia balas memukulku lebih keras.

“Sakit tahu” teriakku.

“Saya lagi stress mati gara-gara Baco terus saja diam seribu bahasa” Petir.

“Kirain apa” menggeleng-geleng kepala.

“Sadar tidak, Baco itu masalah paling serius dan terberat” Petir.

“Terserah” sedikit menghela nafas.

“Semalam sedikit membahas vaksin lo di debat” mengalihkan pembicaraan buatnya.

“Saya sudah pusing” Petir.

“Segitunya juga” ujarku.

“Bicara salah lantas tidak bicara juga salah” Petir.

“Sekarang coba perhatikan jauh sebelum penyebaran virus, rata-rata manusia meninggal usia di bawah kepala enam. Salah satu kitab suci berkata kalau umur manusia 70 tahun, sedangkan 80 tahun kasih karunia. Kesalahan dimana kenapa sampai meninggal di bawah kepala enam?” Petir.

“Karena sudah  waktunya juga keles meninggal” jawaban nyeleneh.

“Karena semua serba instan dan untuk segala sesuatu hanya bercerita kimia di dalam pemenuhan kebutuhan makanan” Petir.

“Hubungan antara vaksin ma kasus ini dimana?”

“Jangan sampai karena pertarungan vaksin lantas tidak memikirkan ke depan. Sudah ada berapa berita setelah vaksin buta, lumpuh, kulit merah, rematik makin membengkak hanya ditutup rapat. Yang saya takutkan adalah perjalanan beberapa tahun ke depan” Petir.

“Masing-masing orang memiliki sudut pandang berbeda sih termasuk kasus vaksin”…

“Masalahnya, kesalahan si’pembuat vaksin rata-rata adalah tidak ada sama sekali uji coba pada hewan. Seharusnya ketika uji coba fase pertama dilakukan pula hewan maupun manusia” Petir.

“Jadi ceritanya bersamaan?”

“Begitulah. Tiap bulan pula pihak peneliti melakukan pembedahan terhadap hewan untuk memeriksa letak keberhasilan maupun mengetahui efek samping terhadap beberapa organ lain dalam tubuh. Andaikan terdapat kasus pada salah satu hewan menurut usia tentu bahan vaksin bisa dilakukan perbaikan. Kehidupan zaman modern hanya bercerita tentang instant, kimia, polusi, gaya hidup nyeleneh semuanya tentu akan saling mempengaruhi” Petir.

“Berarti kau menolah vaksin dong?” pertanyaanku kembali.

“Saya tidak menolak vaksin, hanya saja butuh waktu tentang permasalahan tadi dan sekedar menghindari permainan orang-orang di atas yang ingin menjebak. Lagian, keadaanku sekarang lagi menunggu Baco buat bertanya vaksin apakah harus kugunakan?” Petir.

“Hahahahaha…”

“Karena ingin menghindari hal-hal tidak diinginkan sehingga kesimpulannya jenis vaksin harus sesuai petunjuk Tuhan dan menunggu Baco menjelaskan sesuatu terlebih dahulu” Petir. Cerita curhat-curhatan sedang terjadi di sekitar lapangan.

Masing-masing pribadi memiliki masalah tersendiri. Takaran tiap orang tentang masalah tentu berbeda antara satu sama lain. Pergumulan beban pada sudut persimpangan jalan terkadang membuat nafas terasa sesak seketika.

Kerikil-kerikil tajam seolah memberitahu seseorang tentang satu defenisi. Kedua kaki pun memiliki kekuatan berbeda-beda ketika hendak berjalan maupun berlari. Takaran beban seseorang memiliki cerita alur masing-masing. Kirbat penampungan air mata pada suatu tempat khusus seolah menjelaskan bagaimana kekuatan bersama titik lemah seseorang dalam sebuah ruang kelam.

  

 Bagian 11…

 

Semenjak debat tersebut popularitas ayah dokter cantik mengalami penurunan. Pria tampan memang sengaja menjebak para kandidat melalui pertanyaan-pertanyaan jebakan. “Sudah makan?” tiba-tiba saja pria tampan duduk di sampingku.

“Kakak Darrel tidak kerja?” terkejut melihat kehadiran pria tampan di apartement.

“Kejutan” senyum pria tampan penuh semangat. Bagaimana perasaan dokkter Azela melihat reaksinya berada di sini? Saya juga selalu berusaha untuk berkata jujur, hanya saja seperti ada sesuatu tiba-tiba menahan mulutku dalam sekejap. Dia harus tahu kebenaran sesungguhnya akan kematian Ri.

“Kakak Darrel lagi sibuk gak?”

“Kalau saya berada disini berarti tidak sedang sibuk, ngerti?” pria tampan mencubit wajahku.

Mengajak saya dan Diel menghabiskan waktu seharian sekitar taman hiburan. Berada di atas wahana roller coaster terdengar sangat menakutkan. Diel diam menikmati wahana tersebut, sedang saya berteriak ketakutan luar biasa sampai membuat pria tampan tertawa keras di samping kami. Bermain games sekitar arena permainan memang sangat seru. Menikmati ice cream di siang bolong benar-benar menyegarkan.

“Ice creamnya enak?” pria tampan berusaha membersihkan wajah Diel.

“Sangat enak” senyum lepas Diel.

“Diel harus siap menerima kenyataan, pria tampan tidak akan mungkin menjadi ayahnya kelak” suara hati berbisik memandang anak kecil di hadapanku.

Kami bertiga akhirnya memasuki toko kue Yehuda setelah seharian menghabiskan waktu liburan. Diel tertidur pulas dalam gendongan pria tampan. “Kalian sudah pulang rupanya” tegur papa tersenyum manis.

“Kok sepi yah? Ga ada pelanggan satupun” ujarku.

“Biasalah” balas papa.

“Hope…” suara tidak begitu asing terdengar sekitar gendang pendengaranku.

“Akhirnya saya bisa melihatmu kembali” teriak Okemi memelukku seketika.

“Kenapa penampilanmu berubah drastic begini? Mana lipstick merah menyala di bibirmu? Tunggu-tunggu, dimana kau sembunyikan belahan payudaramu?” Okemi masih bertanya-tanya. Tubuhku bagai tersiram air panas disiang bolong. Saya tidak bisa berkata-kata bahkan hanya berdiri seperti patung.

“Anda salah orang, dia ini anak saya Ri bukan Hope” papa berusaha menjelaskan sesuatu…

“Betul sekali. Dia tunangan saya bernama Ri” ujar pria tampan.

“Mana mungkin saya salah? Seorang Okemi tidak mungkin salah mengenali sahabatnya sendiri” Okemi.

“Permisi” dokter cantik tiba-tiba masuk ke tengah kami.

Tatapan wajah dokter Azela seolah terkejut bahkan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. “Dia Hope Reiko sahabat terbaikku” Okemi terus berteriak.

Tamat sudah riwayatmu Hope. Rasa-rasanya saya ingin pergi menenggelamkan diri di dalam laut. Tuhan, apa yang harus kulakukan? “Ucapan wanita pelacur ini memang betul” sosok pria tua berdiru begitu saja di tengah kami.

Suasana toko kue milik papa terlihat mencekam seketika. Si’perut tambun itu kenapa bisa berdiri di depan kami? Saya berusaha menghindar darinya, tapi apa yang terjadi sekarang? “Wah wah wah masalah besar lagi terjadi yah?” What? Ayah dokter Azela juga berdiri di depan kami semua.

“Dia bukan Ri melainkan hanya wanita pelacur kelas kakap yang sedang menyamar” bapak Selapma Maner berbicara penuh penekanan.

“Maksud papa?” mata dokter Azela terbelalak mencari sebuah kebenaran.

Terjadi keributan satu sama lain seolah pihak satu ingin menyangkal, sedangkan pihak lain berusaha memberi bukti. “Perempuan pelacur memiliki sebuah tato berbentuk bunga pada bagian punggung belakangnya. Coba saja periksa” si’perut tambun pasti tahu tiap area tubuh milikku. Mulutku terkunci rapat bahkan diam membisu merupakan jalan terkacau buatku.

Mereka semua menatap ke arahku ingin mencari kebenaran. “Katakan kalau kakak memang kakak Ziza bukan orang lain?” kenyataan lebih kacau lagi adalah Ziza sudah lama berdiri memperhatikan keributan dalam toko kue Yehuda.

“Papa keterlaluan” teriak dokter Azela sangat marah.

“Azela harus berterima kasih terhadap papa sekarang karena berhasil membongkar satu kebohongan. Anak papa punya tidak perlu menangis lagi bahkan memiliki peluang besar memiliki jurnalis gila di sana” pak Selapma Maner.

Tanpa sadar, ternyata segala pergerakanku diintai oleh mereka. Si’perut tambun dan papa dokter Azela merupakan satu rekan dalam sebuah partai. Mereka berdua mulai curiga sesuatu hal tentangku. Entah dimana pria tambun melihat wajahku? “Katakan kalau ucapan mereka semua bohong?” pria tampan terlihat histeris pertama kalinya.

“Kau pasti ingin bertanya kan?” pria tambun tertawa sinis.

“Saya tidak sengaja melihatmu berdiri di ruang tunggu salah satu stasiun TV swasta di kota ini” pria tambun making tertawa.

“Dia bukan orang yang anda cari melainkan Ri anakku” papa masih bersikap sama.

Mungkin sekarang merupakan saat paling tepat untuk memberitahu semuanya. “Papa harus menerima kenyataan kalau saya bukan Ri melainkan sesuai ucapan mereka hanya sosok perempuan pelacur” tangisku pecah dengan wajah menunduk.

“Dimana kakakku” Ziza mengguncang tubuhku.

“Dimana Ri?” pria tampan segera berjalan ke depanku setelah meletakkan Diel yang masih tertidur di kursi.

“Ayo jawab, kakakku ada dimana sekarang?” teriak Ziza.

“Mama sudah lama meninggal” Diel tiba-tiba terbangun karena teriakan Ziza.

“Diel juga tahu sesuatu?” Ziza.

“Apa yang kau sembunyikan?” sekali lagi Ziza meluapkan sisi emosionalnya.

“Maaf atas kebohonganku selama ini” wajah tertunduk terus saja menjatuhkan air mata.

“Ri belum mati” pria tampan histeris mendengar pengakuan Diel. Kebohongan tersebut menghancurkan dunianya dalam sekejap. Apa yang kutakutkan terjadi juga pada akhirnya. Saya berlari keluar meninggalkan mereka semua. Bukan maksud ingin lari dari masalah, tetapi entah kenapa dua kakiku berlari begitu saja. Menangis sekeras mungkin di sekitar dermaga tanpa memperdulikan orang di sekitarku.

Bukankah ini yang kuinginkan? Minimal saya harus  bernafas lega karena identitasku sudah terbongkar. “Berhenti menangis!” bagaimana bisa si’Petir berdiri lama di dekatku tanpa sadar.

“Dasar cengeng” memberi sekotak tissue.

Hal terkonyol adalah lembaran tissue berhamburan di sekitar dermaga akibat ulahku. “Senyum dikit dong jangan hanya tahu nangis terus nangis lagi” sekali lagi dia berbicara kesal ke arahku.

“Gimana mau berhenti kalau masalahku lebih dari kata terparah”…

“Menurut cerita mamaku, kalau Tuhan itu lebih besar dari masalah, jadi…” Petir.

“Jadi apa?” masih terus menangis.

“Jadi kau harus berteriak; Tuhan lebih besar dari masalahku, hai masalah keluar sekarang juga dari hidupku” Petir menepuk-nepuk bahuku.

“Tenangkan pikiranmu dulu. Tunggu sehari atau dua hari lagi baru sosok Hope berjalan menemui mereka untuk bercerita semua yang terjadi” Petir.

“Bagaimana kalau keluarga Ri dan pria tampan tetap menyalahkan kehidupanku?”

“Kau harus belajar untuk bersikap setenang mungkin apa pun hasilnya. Semua butuh waktu karena memang tidak mudah menerima kenyataan pahit sekalipun kau sendiri sama sekali tidak bersalah, understand?” Petir.

Pernyataan Petir ada benarnya juga. Kesalahan terbesarku adalah selalu merasa takut mendapat amarah maupun penolakan tetapi tidak pernah mengerti area mereka. Saya harus tinggal di sebuah kamar kos kecil miliknya buat menenangkan diri. Semoga saja ini hanya mimpi melihat papa dengan raut wajah kecewa. Pertama kali buatku merasakan kehangatan seorang ayah. Tidak masalah pria tampan berjalan keluar atau bahkan membenciku, hanya saja jangan sampai pria tua maksudku papa Ri tidak ingin melihat wajahku.

“Maaf membuatmu terjebak masalah besar” selalu saja seseorang bersuara tiba-tiba bahkan menyatakan rasa trauma dalam diriku.

Okemi berusaha mencari letak keberadaanku hingga berhasil. Dia tidak pernah tahu tentang masalahku hingga keceplosan berbicara kemarin. “Saya pasti berpura-pura salah orang andaikan tahu masalahmu” Okemi merasa bersalah.

“Lupakan, bukan salahmu juga memang sudah waktunya mereka semua tahu identitas asliku” berusaha bersikap tenang sesuai petunjuk Petir.

“Lantas rencanmu selanjutnya gimana?” Okemi.

“Saya masih pusing” ujarku. Merenung seorang diri dan duduk termenung menikmati suara ombak pada bibir pantai. Hope juga manusia biasa sekalipun pernah berada di dunia pelacuran. Perjalanan sekarang menuntut kehidupan menerima kenyataan terpahit. Andai saja saya terlahir dalam kehangatan sebuah keluarga tentu jalanku pasti berbeda dibanding sekarang.

Tuhan, bisakah doaku didengar olehMu? Rasanya sangat sepi tanpa senyum papa di depanku, sifat dingin Diel, tatapan wajah mama penuh makna, sikap manja Ziza, celotehan pria tampan ketika bertemu denganku. Saya menyukai mereka semua. Apa salah ingin tetap berada di tengah kehidupan hangat menikmati satu petualangan?

Bajuku basah karena ombak begitu hebat menyerang berulang kali. Di luar dugaan seseorang duduk menangis tidak jauh dari tempatku. “Pria tampan” menyadari siapa di sana. Pria tampan butuh waktu menerima kepergian Ri. Hal paling sulit memang ketika harus merelakan seseorang paling berharga dalam hidup. Tangisannya meraung-raung histeris seakan ingin meluapkan kesedihannya.

“Ri pasti sedih kalau tahu sifat cengeng pria di depanku” ucapanku menghentikan tangisnya. Dia tersadar seketika akan kehadiranku.

“Saya tidak pernah bermaksud menggantikan posisi Ri, semua itu terpaksa kulakukan bukan maksud ingin berbohong terhadap kalian” berbicara kembali.

“Maaf atas kebohonganku selama ini” merasa bersalah atas semua yang terjadi.

Menangispun tidak akan mengembalikan nafas hidup Ri. Karena kemiripan wajah kami sehingga Ri menyuruhku berpura-pura menjadi dirinya. Saya akhirnya menyadari alasan mengapa Ri melakukan hal tersebut. Tangisan pria tampan sulit terbendung ketika tersadar kehilangan wanita terbaik dalam hidupnya. “Diel sudah bercerita semuanya, maaf menyalahkan dirimu kemarin” kalimat tersebut menghentikan langkahku beberapa saat.

Saya tidak punya hak atas kehidupan pria tampan. Berjalan pergi meninggalkan dia merupakan hal terbaik buatku sekarang. Sengaja mengirim pesan melalui handphone milik Ri ke nomor dokter Azela agar segera berada di samping pria tampan. Tidak menunggu lama kedatangan sang dokter di bibir pantai.

Berjalan seperti orang bodoh di tengah keramaian dengan pakaian basah kuyup. Semangat hidupku dihempas oleh sebuah badai hingga menghancurkan tiap dinding ruang jalanku sekarang. Objek tergila tiba-tiba saja bergentayangan bahkan beterbangan menghancurkan hiasan semangat. Salah satu tangan ingin menggenggam sebuah pena. Tetapi cerita hidup terlihat menyeramkan untuk rangkaian kata-kata pada satu perjalanan.

“Saya rindu dipeluk olehmu” menatap dari kejauhan seorang pria tua. Raut wajahnya terlihat pucat seakan jutaan beban menyelimuti seluruh jalan di depan.

“Semua yang terjadi bukan karena kesalahan dia” Diel menundukkan kepala.

“Kakek…” teriak Diel mengejutkan semua orang di sekelilingnya.

Sebuah mobil kecepatan tinggi menabrak pria tua di pinggir jalan raya besar. Pria tua berusaha mendorong tubuh Diel agar terhindar dari kecelakaan tersebut. “Papa…” teriakan histeris berlari ke tempat dimana banyak darah segar mengalir.

Semua yang kulihat Cuma mimpi. Deretan peristiwa menakutkan sedang menertawakan kehidupanku sekarang. Tuhan, beri kesempatan papa buat hidup lebih lama. Siapa yang akan merawat seorang wanita tua di rumah selain dirinya. Olahan kue terenak hanya bisa dibuat oleh beliau. Suara ambulans berbunyi begitu keras sepanjang jalan. “Kakek hanya tidur” Diel seperti biasa terlihat tenang berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

“Tuhan…” meraung histeris pada sudut dinding rumah sakit.

Di rumah sakit hanya ada kami berdua tanpa siapa-siapa. Dokter Azela mencoba berjalan ke arahku setelah melakukan pemeriksaan cukup lama. “Masa kritisnya masih akan terus berlanjut” raut wajah dokter Azela menjelaskan sesuatu hal serius bisa saja terjadi.

“Tolong selamatkan dirinya” tangisku tersungkur..

Saya percaya sebuah keajaiban pasti terjadi. Lantas siapa yang akan merawat istrinya di rumah? “Dokter…” salah satu perawat berteriak keras seakan terjadi sesuatu.

Dokter Azela segera berlari masuk kembali ke ruang tempat pria tua berbaring. “Papa harus hidup” saya benar-benar takut terjadi sesuatu hal. Seperti biasa raut wajah Diel terlihat begitu tenang berdiri melihat bagaimana dokter Azela berjuang keras mengembalikan detak jantung sang pria tua.

“Ayo bangun!” tangannya terus bergerak memainkan sebuah alat.

“Bangun” terus memompa memakai tangan setelahnya.

“Jangan pergi dulu!” teriak dokter Azela membuat layar di samping tiba-tiba kembali normal.

“Dokter berhasil” salah satu perawat menarik nafas panjang. Air mataku terus saja berjatuhan ketika terus terjaga di samping tempat pria tua berbaring. Saya baru menyadari batang hidung Ziza tidak terlihat sekalipun disini. Berusaha menghubungi Okemi agar mencari tahu situasi di apartement. Ternyata pria tampan sudah sejak tadi berdiri di luar ruang tersebut.

“Hope, gadis ini pingsan di rumahnya” suara Okemi melalui Handphone.

“Lantas bagaimana mama?” segera menghapus air mataku.

“Di dalam kamar” balas Okemi.

Dua kakiku segera berlari keluar meninggalkan ruangan tersebut. “Ri” pria tampan menyadari sesuatu hal terjadi di apartement.

“Kakak Darrel belum bisa memanggil namaku” sedikit tertawa.

“Maksudku Hope” pria tampan.

“Tolong berjaga terus di samping papa sampai Hope kembali” pertama kalinya saya berani menatap dua bola mata milik pria tampan.

Berlari meninggalkan rumah sakit secepat mungkin menuju apartement. Meminjam mobil milik dokter Azela merupakan hal terkonyol yang pernah kulakukan. Bagaimana bisa sosok pribadi sepertinya masih tetap baik pada hal hatinya terus saja terluka? “Syukurlah kau datang cepat” Okemi sangat ketakutan.

“Demam Ziza sangat tinggi” berusaha mengompres suhu tubuh adik kecil di depanku.

Tuhan, beri kesembuhan buat papa juga Ziza. “Mama belum tidur?” bersikap seakan tidak terjadi sesuatu apa pun. Wanita tua kemungkinan besar belum menyadari keadaan suami maupun anaknya Ziza. Membersihkan tubuh, berganti pakaian, sekaligus memberi makan merupakan tanggung jawabku sekarang.

“Maaf membuat mama kelaparan sejak tadi” menyuapi sesendok demi sesendok makan ke mulut wanita tua. Raut mata seolah menyadari tejadi sesuatu terhadapa suaminya.

“Papa lagi ada urusan mendadak” kebohongan terkacau. Di kamar sebelah Okemi berusaha merawat Ziza, sedang teman baruku Petir sibuk membersihkan rumah sekaligus menyiapkan semua pakaian pria tua dan juga Diel. Kenapa bisa anak usia lima tahun bersikap begitu tenang ketika orang terdekatnya berada di ujung maut? Sikap diam Diel benar-benar membuatku takut. Berusaha memendam rasa perih akan semakin menyakiti dinding ruang hatinya di dalam sana.

“Dokter, bagaimana keadaan papa?” mengirim pesan ke nomor dokter cantik.

“Ternyata nomor Ri masih dipakai olehmu” balasan dokter Azela.

“Kau tenang saja, Darrel dan Diel terus berjaga di sampingnya” dokter Azela kembali mengirim pesan.

“Terima kasih” hanya kalimat itu yang bisa kutulis.

“Kau dan saya bisa bersaing sportif merebut hati Darrel kalau semua keadaan sudah kembali normal. Tenang saja, kali ini saya tidak akan menangis seperti kemarin.” Dokter Azela seolah tahu jika saya selalu memergoki dirinya menangis. Pria tampan hanya butuh waktu melupakan masa lalu kemudian memulai kehidupan bersama dengannya. Saya hanya wanita pelacur, jadi tidak mungkin berpikir terlalu jauh.


Bagian 12…

 

Tuhan, jangan ambil papaku maksudku papa Ri. Beri kesempatan hidupku meminta maaf sekaligus memperbaiki semua kebohonganku. Menangis tersedu-sedu di samping tempat tidur Ziza. Menjaga adik Ri semalaman harus kulakukan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan karena suhu badan Ziza sangat tinggi. “Sembuhkan juga adik kecil Ri” pintaku dalam doa.

Pagi-pagi sekali saya harus meninggalkan Ziza di kamar. Menyuruh Okemi mambantu terus berada di sampingnya hingga dia terbangun. Berlari ke rumah sakit untuk mengetahui perkembangan keadaan pria tua. “Bagaimana keadaan papa?” pertanyaan pertama ketika berada di sebuah ruangan.

“Apa ada kemajuan?” bertanya lagi.

“Belum ada” pria tampan menggeleng-geleng kepala.

“Papa mertuaku masih tertidur lelap” pria tampan tetap menganggap beliau sebagai mertua walaupun dikatakan Ri sudah pergi tanpa sebuah pernikahan. Di hatinya hanya ada nama Ri sampai kapanpun juga. Dokter Azela butuh ribuan cara untuk merebut hati pria tampan.

“Ri, jangan tinggalin papa” tiba-tiba saja pria tua menangis di dalam tidurnya.

“Papa siuman” terkejut mendengar suara pria tua.

“Kenapa Ri memendam penderitaan seorang diri” masih mengigau.

“Dokter” berusaha ingin mencari dokter Azela, tetapi sebuah tangan memegangku kuat-kuat.

“Papa” tidak percaya atas apa yang kurasakan barusan.

“Ri jangan pergi” pria tua terus memegang kuat tanganku tanpa sadar. Hati pria tua benar-benar kehilangan. Sebagai ayah tentu perasaan terluka karena kehilangan sulit dilukisakan hanya melalui ribuan kata. Salah satu alasan terbesar Ri kenapa membuatku terjebak dalam penyamaran adalah ayahnya.

“Bapak Yehuda sedikit mengalami guncangan karena kepergian Ri” dokter Azela mencoba memeriksa perkembangan kondisi pria tua.

“Kakek Diel pasti kuat” pernyataan seorang anak kecil terlihat begitu tenang. Ketakutan tidak terbaca dari wajah sang jagoan sejak kematian ibunya. Seperti biasa sikap Diel berusaha menutup rapat rasa sedihnya jauh ke dalam.

“Kalau Diel ingin menangis, yah nangis saja sekeras mungkin jangan dipendam” saya bisa menebak suasana hati sang jagoan sekarang. Memberi kode terhadap pria tampan bersama dokter Azela agar segera meninggalkan ruangan. Menyatukan antara tangan sang jagoan dan pria tua…

“Kalau anak laki-laki nangis bukan berarti terlihat lemah, bisa jadi karena ingin memperlihatkan satu kekuatan luar biasa” berbicara menatap ke arah sang jagoan.

“Diel sangat takut kalau-kalau kakek juga pergi seperti mama” tangis sang jagoan akhir cerita pecah juga.

“Nenek dirawat ma siapa andaikan kakek pergi?” tangis Diel makin histeris.

“Tuhan, sekali ini saja dengarkan doa anak kecil sepertiku” pernyataan doa memasang raut wajah polos sedang memohon. Diel memang bukan cucu kandung pria tua, tetapi kehangatan hati dalam keluarga tersebut menjadikan segalanya berbeda.

Tiba-tiba saja tangan pria tua bergerak seketika. “Cucu kakek kenapa nangis keras?” pria tua benar-benar siuman.

“Kakek jangan pergi seperti mama” Diel makin meluapkan tangisnya.

Terima kasih Tuhan karena mendengar doa kami. Pria tua menatap ke arahku tanpa berbicara sepatah katapun. “Hope akan pergi setelah papa sembuh, jadi jangan mengusirku” wajah menunduk seolah takut mendapat penolakan. Beliau tetap diam seribu bahasa. Hal yang terjadi selanjutnya adalah bolak-balik rumah sakit.

Ziza masih belum menyadari ayahnya sedang dirawat di rumah sakit karena kecelakaan. Kembali ke rumah hanya untuk memandikan wanita tua lumpuh seperti yang dilakukan oleh suaminya. “Makanlah” menyuap makanan ke mulutnya.

“Rambutmu sudah wangi sekarang” membayangkan bagaimana pria tua selalu mempelakukan istrinya bak seorang ratu apa pun situasi dalam keluarga ini.

Menyetrika pakaian istri pria tua ternyata menyenangkan juga. “Mama coba lihat pakaian ini terlihat sangat rapi!” tersenyum ke arah sang wanita tua.

“Sudah cantik” segera membawanya keluar dari kamar.

“Bagaimana keadaan pria tua?” pertanyaan Petir tiba-tiba berdiri di depan kami.

Kupikir dia sudah pulang ternyata masih berada di rumah ini. “Sudah siuman” kalimat balasanku.

“Siapa yang sakit?” Ziza muncul begitu saja dari kamarnya.

“Dimana papa? Kenapa kalian ada di rumahku?” Ziza masih belum mengerti.

Habis sudah keadaanmu Hope. “Papa maksudku papa Ziza ada di rumah sakit” mau tidak mau saya harus membongkar keadaan pria tua.

“Papaku kenapa? Di rumah sakit mana?” Ziza baru tersadar karena dua malam terakhir harus menghabiskan waktunya di atas tempat tidur  karena demam tinggi. Ziza segera berlari menuju rumah sakit setelah saya mencoba menjelaskan sesuatu.

Menyuruh Okemi tetap menjaga wanita tua di apartement, sedang saya harus balik lagi ke rumah sakit membawa makanan juga pakaian ganti. Petir harus kembali ke rumahnya dikarenakan ada urusan mendadak. “Ziza anak durhaka” adik Ri terus saja menangis seperti anak kecil.

“Papa lagi sakit, tapi Ziza malah tidur nyenyak di rumah bukannya terus berjaga di rumah sakit” tangisan Ziza makin menjadi-jadi.

“Demam Ziza sangat tinggi kemarin makanya kami semua diam” berkata-kata sambil berjalan masuk ke dalam ruang tempat pria tua berbaring.

“Tangisan aunty sangat berisik” sindir Diel.

“Diel selalu begini, waktu mama Ri meninggal selalu diam menyimpan rahasia lantas sekarang papa masuk rumah sakit pun tetap membisu” Ziza.

“Wajah aunty sudah tua lantas kenapa bersikap kekanak-kanakan?” Diel. Anak kecil berusia 5 tahun terlihat berbeda dari umurnya.

“Waktunya papa makan” menyodorkan sesendok bubur masuk dalam mulut pria tua.

Pria tampan tertidur pulas di atas sofa bahkan tak mendengar bagaimana Ziza menangis keras. Tetap terjaga di rumah sakit hingga meminta cuti untuk tidak masuk kerja selama beberapa hari. “Ri juga butuh istirahat” pria tua masih menganggapku Ri sampai sekarang.

“Papa kan tahu kalau dia bukan kakak Ri” Ziza.

“Ri…Ri…maksudku” pria tua sulit menyebut namaku.

“Hope harus istirahat jangan sampai sakit” pria tua tidak lagi menunjukkan raut wajah kecewa terhadapku.

“Kakak Ri salah maksudku kakak Hope, maaf atas sikapku kemarin” Ziza pun sudah mau menerimaku.

“Saya memang perempuan pelacur, tapi sekali lagi terima kasih karena sudah…”

“Stop bercerita pelacur. Ziza tidak menganggap kakak sebagai pelacur melainkan pengganti kakakku Ri” Ziza tersenyum hangat ke arahku.

“Terima kasih mau merawat papa, mama, dan juga Ziza” dia kembali berkata-kata.

“Diel sudah menceritakan semuanya setelah Ri eh salah maksudnya Hope berlari keluar dari toko kue. Papa juga minta maaf” pria tua.

“Papa” segera berlari masuk dalam pelukannya.

Di mata mereka bahwa saya tetaplah Ri dan tidak ada yang berubah. Terserah andaikan mereka tetap memanggil dengan nama Ri bukan Hope. Btw, saya sangat penasaran dengan makna dibalik nama putri pertama keluarga Yehuda. Pria tua keluar juga dari rumah sakit dua minggu setelah dirawat.

“Ri coba buat kue seperti resep di buku sana” papa tetap memanggilku…

“Kakak Ri jangan lupa makan malam” Ziza berteriak penuh semangat.

“Ri, mana bekal makan siangku” pria tampan masih mengirim pesan.

Wajah antara Ri dan saya memang bagai pinang dibelah dua tak ada perbedaan kecuali tanggal lahir. Kami berdua bukan saudara kembar sama seperti layaknya orang banyak di luar sana. Pria tampan harus secepatnya sadar kalau saya bukan Ri melainkan Hope. Dokter Azela sudah terlalu lama menangis, sedang di tempat lain masa laluku juga menjadi penghalang untuk bisa mengejar cinta pria tampan.

“Hope pertemukan saya dengan pria tampanmu” bunyi pesan Petir melalui salah satu aplikasi. Berarti ada sesuatu hal penting sehingga saya harus melakukan keinginan teman baruku. Kami bertiga bertemu dalam ruang rahasia milik Ri. Pria tampan tidak pernah tahu ruangan tersebut, sehingga dirinya merasa terkejut.

“Hai cowok tampan” Petir sedikit kacau dengan panggilan pria tampan.

“Siapa?” pria tampan.

“Ini temanku Petir” jawabku.

“Btw, dalam flashdisk memory di sini terdapat bukti penyelewengan dana” Petir.

“Bukankah FD inni berisi kisah…?” pertanyaanku.

“Yang mereka incar bukti penyelewengan dana di beberapa tempat, tapi kesaksian yang kau baca pun menjadi incaran” Petir.

“Kesaksian?” pria tampan.

“Rahasia, jadi kesaksian tadi sudah kupindahkan pada memory lain hanya bukti-bukti tentang penyimpangan dana saja di dalamnya” Petir.

“Tugasku?” pria tampan.

“Publikasikan dan berusalah untuk menjebak mereka satu persatu” Petir.

“Kau ini siapa?” pria tampan.

“Kakak Darrell” berusaha ingin menjawab.

“Cowok tampan tidak perlu tahu siapa saya, entar jatuh cinta lagi ma saya lantas dokter Azela dan temanku mau dikemanakan” candaan Petir.

“Ayah dokter cantik merupakan salah satu nama pejabat di dalam, jadi jangan terbawah perasaan karena takut dibenci sahabat sendiri” Petir. Pertemuan tersebut membuatku sedikit ketakutan.

Entah kenapa juga saya mempertemukan mereka di ruang rahasia milik Ri. Pria tampan memang harus menyadari sesuatu hal. Saya masih belum memberitahu tentang pemilik akun Hope yang sebenarnya. Mulutku sampai sekarang terus saja terkunci rapat. Kemungkinan besar, mereka semua berpikir akun Hope hanya memiliki kesamaan nama denganku. Tanpa pikir panjang pria tampan membongkar sebuah rahasia penyimpangan dana sehingga menggegerkan seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana perasaan dokter cantik ketika menyadari nama salah satu pejabat bermasalah ternyata terdapat nama ayahnya?

“Kehidupanku hancur di tangan papaku sendiri” dokter Azela masih mengirim DM pada akun Hope seolah ingin mencurahkan rasa sakitnya. Dia bercerita banyak hal untuk kesekian kali tentang perasaan pahit yang sedang bermain-main. Hal lebih kacau lagi adalah pria tampan merupakan tokoh jurnalis paling berperan membongkar kasus penyelengan dana.

“Semua orang menghujat kehidupanku sekarang” dokter Azela.

“Pria yang kucintai memberitakan terhadap lapisan masyarakat tentang kejahatan papa” dokter Azela kembali mengirim pesan.

Tentu tidak mudah bagi pria tampan melakukan hal tersebut. Keadaan membuatnya terpaksa menjalani satu alur dibanding melihat ke arah sang dokter. “Saya rasa dia tidak bermaksud mempermalukan atau bahkan menghancurkan kehidupanmu. Bisa jadi semua itu dilakukan dengan terpaksa karena prinsip hidup dalam dirinya” mencoba membalas chat DM dokter Azela.

“Kau harus bijak menanggapi situasi. Hal paling berperan sekarang adalah banyak berdoa bukan menyalahkan siapa-siapa” sekali lagi pernyataanku bagi sang dokter.

“Nama akun mimin sangat mirip dengan seseorang. Entah kenapa saya tidak bisa membencinya dan lebih memilih menyukai dirinya pada hal jelas-jelas saingan terberatku mengejar dia” dokter Azela mengalihkan pembicaraan.

“Bagaimanapun terima kasih atas saran mimin buatku” kalimat penutup sang dokter.

Saya tidak tahu harus menjawab apa tentang pernyataan sang dokter tadi. Bagaimana jika dokter Azela menyadari dibalik akun tersebut terdapat nama Ri juga namaku? Serba salah menjelaskan rahasia tersebut terhadap sang dokter. Bagaimanapun juga saya bukan saingannya untuk mengejar cinta pria tampan. Semoga Tuhan bisa mempersatukan mereka berdua sekalipun dikatakan ayah sang dokter merupakan seeorang pejabat iblis. Sosok Hope harus sadar tentang kisah masa lalu dan perbedaan derajat sehingga tidak berpikir untuk menggapai…

“Gara-gara perbuatanmu nama baikku tercoreng” bapak Selapma Maner sangat geram melihat pria tampan.

Kenapa setiap kejadian menakutkan selalu saja mengambil setting tempat dalam toko kue Yehuda? Saat kemarin rahasiaku terbongkar sehingga keributan besar terjadi pun di tempat sama. Pertama kali menyadari perasaan dokter Azela juga ada di sini. Tuan Selapma sedang dalam sorotan public tentang dugaan kasus penyimpangan dana di beberapa tempat. “Kau selalu membuat Azela menangis, sekarang nama baikku juga dihancurkan olehmu” kegeraman tuan Selapma.

“Kau harus membayar semua hal yang sudah terjadi” tuan Selapma.

“Ini untuk air mata Azela dan juga nama baikku yang sudah kau coreng” dia memegang sebuah pisau di tangannya.

“Azela” pria tampan berteriak tiba-tiba ketika dokter Azela berusaha menyelamatkan dirinya. Hal terkacau adalah tuan Selapma menikam putri kandungnya sendiri dengan sebuah pisau. Darah segar bercucuran di atas lantai toko kue Yehuda. Saya tidak tahu harus melakukan apa pada saat ini. Pihak kepolisian segera mengamankan pejabat tersebut bersama semua anak buahnya. Sekali lagi telingaku harus mendengar bunyi ambulans…

“Kau harus bangun” jeritku melihat sang dokter di ruang yang sama ketika papa  pertama kali berada di rumah sakit karena kecelakaan.

“Azela sadarlah” pria tampan seolah mengguncang tubuh sang dokter. Tuhan, sekali lagi saya mohon jangan ambil dokter Azela. Sudah cukup Kau mengambil Ri. Hanya dia satu-satunya wanita yang bisa berada di samping pria tampan sekarang. Pihak media sedang gencar memberitakan kasus seorang pejabat menusuk putri kandungnya sendiri memakai sebuah pisau.

Dokter Azela menjalani operasi berjam-jam dikarenakan tusukan pisau tersebut cukup parah. Kami semua terus berjaga di rumah sakit sekarang. Bagaimana kalau sang dokter tertidur lelap selamanya? “Tuhan, jangan ambil dia” jerit hatiku meronta-ronta.

“Dokter” terlihat raut ketakutan pada pria tampan ketika dokter keluar dari ruang operasi.

“Banyak berdoa” hanya kalimat itu saja keluar dari dokter kemudian berjalan pergi tanpa memikirkan perasaan kami semua.

Pria tampan terus terjaga di samping tempat berbaring dokter Azela. Baru semalam dia curhat banyak melalui DM, lantas sekarang mengalami masa kritis yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Tuhan, beri kesempatan buat sang dokter untuk menggenggam tangan pria di depanku. Hal terbodoh adalah ketika berusaha mengorbankan nyawa sendiri demi seseorang paling berharga.

“Kakak terlalu bodoh menyia-nyiakan wanita terbaik semacam dokter Azela”…

Ziza, papa, juga Diel sedang berjaga di luar ruangan hingga membuat saya bisa mengungkapkan perasaanku sekarang. “Ri” pria tampan masih memanggilku sebagai Ri bukan Hope.

“Kakak harus buka mata lebar-lebar kalau Ri sudah lama meninggal. Saya bukan Ri melainkan Hope Reiko” penekanan nada menjelaskan...

“Kakak Darrel harus bisa belajar mencintai dokter Azela” berkata-kata sekali lagi.

“Bagaimana kalau saya gagal” pria tampan seolah mengerti maksudku. Hal tergila adalah membuat pernyataan ketika wanita yang sudah banyak berkorban masih ingin dilepas. Dokter Azela hanya ingin dicintai olehnya, lantas kenapa sulit sekali bagi sang pria tampan mencoba memandang ke arahnya?

“Apa kakak Darrel pernah sadar dibalik pemilik akun Hope?”

“Siapa? Jangan katakan Azela?” pria tampan.

Segera menarik tangan pria tampan untuk keluar dari ruang tersebut menuju apartemen keluarga Yehuda. Memperlihatkan objek terpendam di balik ruang rahasia milik Ri. Saya rasa pria tampan perlu tahu kejadian sebenarnya. “Ri pemilik akun Hope” memulai percakapan. Saya bisa saja memperlihatkan melalui ponsel di rumah sakit, tetapi entah kenapa tanganku tiba-tiba menarik dia agar berada di ruang ini.

Segera menyalakan computer kemudian membuka isi pesan curhatan dari dokter Azela. Kenyataannya adalah pesan tersebut terkirim setelah akun Hope dikelola olehku bukan pemilik asli. Mata pria tampan terbuka kenapa bisa Ri berakhir menerima cintanya beberapa tahun lalu. “Dokter Azela mengungkapkan bagaimana perasaan terpendamnya sejak usia remaja terhadap kakak” berkata-kata sambil memperlihatkan beberapa gambar.

Saya memang sengaja memancing dokter Azela agar mengirim beberapa foto sejak usia remaja ketika berada di sekolah. Tersadar suatu hari kelak objek tersebut bisa menjadi senjata untuk membuka mata pria tampan. Menyukai seseorang memang tidak mudah ketika harus memendam perasaan karena sesuatu dan lain hal. Foto-foto ketika pria tampan selalu memberi senyum terhadap sang dokter. Mengajari banyak hal di sekolah agar tidak seorangpun memandang rendah dirinya. Berada pada barisan paling depan ketika seorang siswa mulai bersikap buruk terhadap sang dokter.

Membawakan bekal makan siang sewaktu tersadar dokter Azela kelaparan. Ada banyak moment diabadikan diam-diam sebagai bukti bagaimana sosok pria tampan selalu ada buatnya. Di balik kesuksesan sebagai dokter terdapat nama seseorang paling berperan tanpa sadar. Pria tampan tidak pernah absen memberi hadiah ulang tahun buat dokter Azela hingga detik sekarang.

“Azela memiliki hidup sepertiku. Memiliki orang tua, namun hidup seolah seperti anak yatim selalu kekurangan kasih sayang” pria tampan.

“Saya tidak ingin Azela menjalani kehidupan mengerikan di masa depan semacam kakak perempuanku karena kurang kasih sayang dari seorang ayah” dia berkata-kata lagi…

“Kenapa kakak bisa tahu hidup dokter Azela waktu itu?”

“Saya melihat Azela mendapat makian dalam mobil ketika baru menginjakkan kakinya di sekolah sebagai anak baru” pria tampan.

“Kalau diselidiki lebih lanjut, sebenarnya cinta pertama kakak bukan pada diri seorang Ri melainkan dokter Azela” hanya sekedar menyimpulkan.

“Sekalipun kenyataannya cinta terbaik maksudku cinta sejati kakak tidak berada pada diri dokter Azela melainkan pada hidup Ri” melanjutkan kata-kataku kembali.

“Ri maksudku Hope apa yang salah denganku?” pria tampan.

“Belajarlah kembali mencintai dokter Azela seperti dulu ketika remaja karena Ri sudah lama meninggal”…

“Bagaimana kalau saya gagal?” kembali pria tampan melempar pertanyaan.

“Dokter Azela sudah berkorban sangat banyak” ujarku.

“Berjuang keras menyelamatkan nyawa papa dan sekarang dalam masa kritis hanya untuk menghalangi tusukan pisau yang akan membunuh pria terbaik di hatinya” berbicara kembali.

Pria tampan harus membuka mata tentang jalan hidup ke depan. Ri hanya bagian masa lalu. Hal yang terjadi selanjutnya adalah dia berusaha untuk tetap berjaga di samping dokter Azela tanpa henti. Saya bukan Ri walaupun dikatakan wajah kami berdua begitu mirip. Sudah waktunya sosok Hope pergi untuk selamanya meninggalkan kota ini dan mengubur dalam-dalam masa lalu.

Segera berkemas diri menjadi hal terbaik buatku sekarang. Membawa sebuah koper berisi pakaian-pakaian milik Ri seolah seperti pencuri buat dipakai sekaligus dianggap sebagai memory paling berkesan. “Terima kasih membuatku mengenal keluargamu” tersenyum menatap foto Ri dalam kamar. Pamit pergi di hadapan keluarga Yehuda sambil berusaha menahan diri agar tidak menangis.

“Kenapa tidak dari dulu pergi kalau memang ingin keluar” rasa geram Diel.

“Papa Darrel batal jadi ayahku lantas sekarang kau juga ingin pergi” Diel sangat marah.

“Maaf” menarik diri dari hadapan mereka kemudian berjalan keluar meninggalkan apartement bersama Okemi. Tentu suasana hatiku pasti makin hancur andaikan berusaha bertahan tinggal di kota ini. Debu jalan selalu saja mempermainkan tubuh hingga terlihat kusam. Bagaimana bisa dua tangan tanpa henti ingin terus bertahan di antara debu-debu tersebut? Objek terbodoh yang pernah ada ketika bola mata memerah karena permainan di jalan setapak ini.

“Kau mau kemana?” Petir sudah berada di sampingku.

Kami berdua duduk manis pada pinggir danau menikmati suasana sore. “Saya ingin berada di sebuah kota dimana seorangpun tidak akan pernah mengenalku selamanya” menjawab pertanyaannya.

“Kau sendiri?” balik bertanya.

“Saya masih menunggu Baco datang ke depanku menjelaskan sesuatu hal” rasa jengkel Petir.

“Btw, perkara pejabat sudah bereskan?”

“Andaikan ditelusuri lebih dalam masih banyak yang sembunyi kiri kanan bahkan yang di dalam penjarapun selalu bermain-main halus. Belum lagi masalah saya sudah stress tujuh keliling dan mengharap itu manusia segera memperlihatkan dirinya. Kita berdua kan masih terikat satu sama lain, jadi susah mau cari cowok baru” ocehan Petir.

“Terserah”…

“Semoga sukses teman di tempat baru. Saya ingin melihat dirimu kelak memiliki satu masa depan terbaik dan tidak berlarut-larut dengan masa lalu” Petir.

“Maksud ucapanmu?”

“Bukan berarti sosok Hope mantan pelacur lantas tidak bisa jadi pengacarakah, arsitek, guru, atau apalah gitu” cetus Petir.

Saya tertawa habis mendengar ocehannya memberi penghiburan tersendiri. “Btw, namaku bukan Petir” dia berteriak keras setelah kami pisah jalan.

Singkat cerita, saya akhirnya berada di sebuah Bandar udara untuk keberangkatan menuju sebuah Negara. Ingin memulai hidup di luar sana jauh dari mereka. Mencoba menata masa depan seperti yang dikatakan Petir terdengar menyenangkan. Dunia pelacur merupakan bagian masa lalu bukan kehidupanku yang sekarang. “Selamat tinggal semuanya” sangat sedih membayangkan wajah anggota keluarga Yehuda.

“Kakek makanan di rumah lebih enak dibanding makanan disini” suara itu begitu familiar di telingaku.

“Kalian” terkejut seketika melihat papa, Diel, mama, Ziza berada di pesawat.

“Cukup sekali kehilangan Ri” Ziza tersenyum.

“Ri maksudku Hope pindah berarti kami semua harus ikut” papa.

“Bagaimana dengan toko kue?” pertanyaanku kembali.

“Tenang saja” Diel memelukku erat.

“Mama jangan pergi lagi” pertama kalinya sang bocah memanggilku mama.

“Coba bilang sekali lagi” ucapanku tidak percaya.

“Tidak ada siaran ulang” cetus Diel.

“Kau mau apakan koleksi bikinimu bersama pakaian seksimu yang dulu?” Okemi tiba-tiba membuat pertanyaan kacau.

“Bakar saja” jawaban spontan.

Lagian koleksi bikini bersama busana-busana terseksi merupakan bagian masa lalu yang sudah kutinggalkan di kota sana. Tuhan terlalu baik buat hidupku sehingga memberi satu kisah manis pada persimpangan jalan. Saya memiliki sebuah harapan di tiap alur cerita terbaik dari sang pencipta.

“Papa lebih suka minum jus” papa.

“Ziza mau berpetualang di luar sana” Ziza.

“Btw, bikini milikmu pasti sudah dimakan tikus di lemari” Okemi.

“Biarkan saja” menjawab Okemi.

“Kan sayang bisa buat pakaian dalam” Okemi.

“Memang segitu pentingnya yah bikini buat kakak Okemi?” Ziza.

“Hello, Ziza kemana saja” Okemi.

“Memang bikini segitu mahalnya yah?” Ziza.

“Ziza, busana paling berkelas tak lapuk oleh perubahan zaman itu bikini” Okemi.



Bagian 13…

 

FLASHBACK…


Sekian tahun berlalu sejak kejadian tersebut. Papa mencoba membangun kembali toko kue di tempat kami memulai petualangan baru. Saya memutuskan melanjutkan pendidikan hukum walaupun dikatakan segala sesuatunya bersifat terlambat. Umur memang sudah jauh dari batas yang ditetapkan, tetapi karena kegigihan hidup Hope sehingga sukses meyakinkan salah satu kampus di Negara tersebut. Bukan berarti memiliki sisi iblis sebagai perempuan pelacur kelas kakap di masa lalu kemudian tidak ada harapan memegang satu kualitas nilai.

Berjuang habis-habisan belajar siang maupun malam untuk membuktikan sayapun layak untuk masuk dalam hitungan wanita berpendidikan sekaligus berintelektual. Menjadi mama bagi Diel merupakan hal paling menyenangkan buatku. Okemi sahabatku pun tidak mau kalah untuk mengejar pendidikan. Keluarga Yehuda memiliki anak perempuan bukan lagi satu melainkan tiga. Kekacauan lain lagi adalah Ziza berperan sebagai pengacara, Okemi ada di dunia jaksa, dan saya sendiri menjalani kisah dengan peran hakim paling ditakuti oleh banyak orang.

Kami sekeluarga memutuskan kembali ke Negara asal setelah berpetualang. Diel sekarang sudah tumbuh menjadi anak remaja berusia 15 tahun. Sikap Tsundere Diel sama sekali belum berubah bahkan makin terlihat kacau. “Mama terlihat memalukan” bahasa bersama raut wajah paling dingin mengudara.

Diel tumbuh menjadi anak remaja paling tampan sedunia. Kota tempat kami tinggal merupakan tempat pertama kali saya bertemu dengan Ri. Sampai detik sekarang papa masih lebih suka memanggilku Ri, tetapi terkadang menyadari sesuatu hal sehingga kembali menyebutku Hope. Menikmati makan siang di sebuah restoran langganan merupakan rutinitasku saat istirahat. Saya memang tidak memiliki satupun kenalan sejak kedatanganku ke kota ini selain keluarga Yehuda.

Papa juga sama sekali tidak memiliki keluarga dekat atau kenalan di sini begitupun dengan Ziza juga Okemi. Duduk termenung di bawah sebuah pohon membayangkan masa lalu bersama cerita lain yang terdengar sedikit sensitive. “Ri…” saya mengenal suara itu.

Dia tetap menganggapku sebagai Ri bukan Hope. Kenapa kita berdua harus dipertemukan kembali setelah 10 tahun berlalu. “Bagaimana kabarmu?” dia makin mempesona bahkan semakin tampan penuh charisma.

“Baik. Bagaimana dengan kakak?” tertunduk malu.

Kami berdua menikmati suasana satu taman di tengah danau. Sebuah taman sengaja di bangun dengan konsep desain setetes embun pada sehelai daun. Terjadi pusaran lingkaran air di tengah danau untuk menciptakan seninya tersendiri. Hal paling mengejutkan adalah bangunan di atas pusaran tersebut membentuk sehelai daun bersama setetes embun seolah memberi kesan makna mendalam. Terdapat taman, lampu hias di malam hari, restoran dengan desain unik, dan juga beberapa resort. Tentu danau bersama pusaran di bawah bersifat buatan, tetapi menciptakan kesan lain.

Setetes embun berarti harapan kecil yang muncul di atas pusaran badai persoalan hidup. Saya menyukai konsep di sini seolah menjelaskan perjalanan kehidupanku. “Kenapa memberiku sebuah kotak bertuliskan something?” bertanya kembali menyadari sesuatu…

“Azela menitipkan kotak itu buatmu” pria tampan.

“Bagaimana kabar dokter cantik?” bertanya kembali.

“Ayah…” tiba-tiba saja gadis kecil berlari ke arahnya setelah kami berada kembali pada pinggir danau.

Di bawah pohon sejuk terdapat gadis kecil tersenyum manis sambil memperbaiki anak rambutnya seorang diri. “Anak ayah sangat pintar” tegur pria tampan memeluk gadis kecil.

“Upppsss kelewat pintar” gadis kecil berteriak keras. Ternyata pria tampan memiliki seorang putri cantik sekarang.

“Gadis kecil siapa namamu?” bertanya.

“Rie Azela Hope” spontan membuatku kaget bukan main mendengar jawabannya.

“Tidak perlu kaget begitu” pria tampan.

“Jadi aunty harus panggil apa dong?”

“Gadis kecil berusia 3 tahun sepertiku biasa dipanggil Rah” jawaban gadis kecil.

“Kenapa aunty tidak melihat ibu Rah sejak tadi yah?”

“Azela meninggal tiga tahun lalu karena pendarahan setelah melahirkan Rah” pria tampan. Dokter Azela baru memiliki anak setelah 7 tahun pernikahannya bersama pria tampan. Di luar dugaan terjadi komplikasi sehingga pendarahan hebat membuat dia kehilangan nyawa.

“Dalam kotak tadi terdapat sebuah bungkusan dari Azela. Entah apa isinya di dalam sampai-sampai ibu Rah melarang habis-habisan membongkar untuk mencari tahu” pria tampan.

“Sudah malam, kami berdua harus kembali ke hotel” dia kembali berkata-kata.

“Kenapa bisa menyadari keberadaanku?” bertanya lagi.

“Makam Azela berada di samping Ri. Singkat cerita saya tidak sengaja bertemu papa maksudku bekas calon papa mertuaku” pria tampan.

Kenapa juga kami kembali dipertemukan? Dia makin terlihat cool, berkharisma, penuh wibawa, bahkan sangat tampan. Duda keren memang lebih menggoda. “Ternyata sosok hakim yang selalu jadi bahan pemberitaan bahkan sorotan karena terlalu keras dan tegas adalah dirimu” langkah pria tampan terhenti seketika.

“Kakak kelewat melebih-lebihkan” sedikit tertawa membalas kalimatnya.

Berjalan mendahului pria tampan bersama gadis kecilnya membuatku sedikit terlihat gugup. Wajahku memerah setiap ingin menatap ke arahnya. Jujur, saya masih belum bisa melupakan dia sampai detik sekarang. Dokter Azela berjuang keras agar bisa sepadan berdampingan dengan pria tampan. Kalau dipikir-pikir lagi, jalanku sekarang memiliki sisi kualitas berbeda dari orang lain. Berarti bisa…?

Hope, segera bangun dari mimpimu. Bagaimanapun dia hanya seseorang yang lagi numpang lewat kemarin bukan siapa-siapa. Membuka kembali kotak pemberian pria tampan untuk mencoba mencari tahu satu bungkusan milik dokter Azela. Terdapat banyak kenangan pada isi kotak sederhana di depanku. “Ketemu juga” memegang sebuah bungkusan.

“Sebuah handphone?” sangat membingungkan.

Kenapa juga memberiku handphone? Btw, sampai detik sekarang saya belum pernah ganti handphone masih tetap memakai milik Ri. “Saya ingin kau menyimpan dengan baik handphone ini” sebuah tulisan pada secari kertas.

Dulu Ri memberiku handphone miliknya lantas sekarang dokter Azela juga melakukan hal sama. Secarik kertas lain memberitahu tentang kode pin untuk membuka. Saya ingat jelas bagaimana sang dokter selalu memakai hanphone tersebut ketika beraktifitas. Mencoba membuka galeri miliknya. Terdapat beberapa video dari galeri tersebut.

“Hai Hope, bagaimana kabarmu sekarang? baik atau buruk?” namaku disebut dalam video tersebut. Dia memang sengaja membuat special video buatku. Masih memakai pakaian rumah sakit berusaha tersenyum meski wajahnya terlihat pucat.

“Terima kasih memberiku kesempatan menjalani satu cerita manis bersama Darrel. Saya tidak pernah lupa balasan pesanmu tentang banyak berdoa. Akun Hope milik Ri ternyata dikelola olehmu dengan sangat baik. Kenapa saya bisa tahu? Darrel sudah bercerita kebenaran dibalik akun tersebut” dokter Azela.

“Dasar dokter bodoh” rasa-rasanya saya ingin menangis.

“Maaf membuatmu mengalah. Sekali lagi, terima kasih karena doamu hingga Tuhan memberiku kesempatan untuk tetap hidup lebih lama. Saya tahu perasaanmu terhadap Darrel, bahkan kemungkinan besar kau memiliki peluang lebih besar dibanding hidupku” dokter Azela.

“Kau benar-benar membuat Darrel terus berjaga di sampingku sampai saat dimana gadis kecil kami akan lahir ke dunia. Dia selalu sabar berhadapan dengan banyak hal hanya untuk menciptakan satu ruang terbaik buatku. Jauh di dasar hatinya nama Ri memang akan terus hidup, tetapi ketika berada di permukaan semuanya tidak terlihat” dokter Azela sedikit tertawa mengungkapkan sesuatu…

“Saya ingin meminta sedikit bantuanmu sekali lagi. Saya rasa masa tinggalku di bumi tinggal menghitung jam atau mungkin menit. Rah bayi kecilku butuh perhatian seorang ibu, bisakah dua tanganmu terulur buatnya? Hope hanya sedikit membutuhkan perjuangan untuk merebut hati ayah Rah.” Dokter Azela membuatku terkejut mendengar kalimatnya.

“Hope mungkin membenciku, tapi saya menyukaimu” pernyataan itu sama seperti pernyataan Ri ketika berada di rumah sakit.

“Dulu Ri memintamu menjadi dirinya, sekarang saya pun ingin memintamu menjadi diriku untuk mengisi kekosongan Rah bersama ayahnya. Apa kau sadar arti nama Rah? Rie Azela Hope dengan makna berkat dan bunga menyatu dalam sebuah harapan. Saya ingin Rah selalu mengingat tentang perjalanan hidup wanita terhebat dalam dirinya untuk menciptakan satu jalur cerita berkualitas dengan nilai terbaik.” Dokter Azela mengungkapkan kembali beberapa pernyataan.

Gadis kecil berusia 3 tahun terlihat sangat menggemeskan. Dia juga cerdas bahkan kata cantikpun belum cukup untuk anak seusianya. “Btw, tolong rawat handphone milikku sama seperti Hope merawat baik handphone milik Ri,” kalimat terakhir dokter Azela.

Saya tidak pernah tahu tentang jalan hidupku bisa berakhir seperti sekarang. Terjebak di antara dua wanita berkualitas dengan ruang nilai berbeda di antara semua orang. Lebih kacau lagi adalah menyukai pria yang sama. Terdengar gila? Tentu saja sangat gila. “Jangan katakan kalau mama lagi kesurupan?” tiba-tiba saja Diel menatap gerakan tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“Sepertinya mama butuh bantuan Diel”…

“Kalau Diel tidak mau, lantas mama mau apa?” sifat dingin Diel seperti biasa.

“Terserah, tapi perasaanku berkata Diel masih menyimpan foto seorang pria tampan yang lagi tersenyum lebar memelukmu dalam dompet” sedikit menyindir.

“Hubungan foto dalam dompet Diel dan permintaan mama?” Diel.

“Bantu mama merebut hati pria yang fotonya masih kau simpan manis di dompetmu” berkata-kata penuh semangat.

“Berarti mama berniat jadi pelakor kalau pikiran mama seperti ini” Diel juga menyadari pernikahan pria tampan 10 tahun silam sekalipun kami sudah berada di Negara luar.

“Kakak Darrel sudah bukan milik siapa-siapa lagi sekarang, ada yang salah?” membalas sinis ucapannya. Bisa dikatakan kehidupan kami sebagai mama dan anak terkadang terdengar kacau. Sifat Diel memang sejak kecil terdengar dingin sampai detik sekarang, akan tetapi menyimpan kehangatan cinta di dalamnya.

Saya masih belum percaya tentang keputusanku ingin berjuang merebut perhatian seorang duda keren. Ziza sedikit lagi melangsungkan pernikahan bersama sesama rekannya dengan profesi sebagai pengacara pula. Okemi sahabatku pun sudah memiliki seorang anak setelah menikahi seorang  desainer di luar sana. Lantas saya? Masa harus hidup seorang diri terus? Memutuskan kembali ke kota tempat dimana banyak kenangan antara saya dan pria tampan terdengar menyenangkan. Untung saja papa tidak menjual apartemen tempat tingga kami yang dulu.

Diel memutuskan pindah sekolah suka maupun tidak. “Toko kue milik papa kelewat berdebu” bersin-bersin berada di tempat ini lagi. Kekacauan terbesarku adalah selalu saja membuat papa harus memulai kembali membangun toko kue miliknya dari nol. Berusaha membersihkan seluruh debu kiri kanan kemudian melakukan renovasi kembali.

“Mama pasti semangat lagi tinggal disini” mencuci rambut mama setelah kembali ke apartement.

“Bersihkan kamarmu!” nada memerintah terhadap Diel.

Ruang rahasia milik Ri masih seperti dulu. Lukisan besar tetap terpajang rapi sebagai pintu masuk ke tempat tersebut. Tuhan memang sengaja mengizinkan satu kasus terjadi padaku waktu itu sehingga saya dipertemukan dengan seorang wanita sederhana. Cara Tuhan memang berbeda untuk membuatku keluar dari dunia pelacuran. Perlahan tapi pasti dua bola mata mulai belajar bahwa jalanku memang sedang berada pada ruang tergelap bersama belenggu paling kuat diantara objek terkuat.

Saya benar-benar menyukai kisah cinta abadi orang tua Ri dalam suka maupun duka selalu bersama. Cinta sejati akan terlihat ketika berada pada situasi kurang menyenangkan, masa-masa sulit, kecantikan/ ketampanan secara fisik memudar oleh waktu. Ketulusan tidak akan pernah terbukti saat kaki masih berada pada awal cerita, sehingga pintu hati harus benar-benar bisa menyaring sebelum segala sesuatunya melakukan penyimpangan jalan.

“Hope belum tidur?” ucapan papa seperti biasa mengetuk pintu kamar.

Memberi kecupan hangat kemudian mengungkapkan banyak hal terhadapku. Terima kasih Tuhan karena memberi papa terbaik di dunia. Btw, cerita perjuangan hidupku akan dimulai esok hari. Saya harus mengumpulkan tenaga untuk mengejar cinta sejati dengan karakter seperti papa. Pria tampan memiliki hati penuh kehangatan yang mungkin terlalu sulit ditemukan di luar sana.

“Kakak Darrel” menyapa pria tampan pertama kali. Gedung pencakar langit ini tidak berubah sedikitpun sejak dulu. Pagi-pagi buta saya bangun hanya untuk menyiapkan bekal makan siang. Dia terkejut melihatku berada disini setelah sekian tahun meninggalka kota dan memulai petualangan lain.

“Ri,” pria tampan masih saja selalu menganggapku sebagai Ri.

“Maksudku Hope, bukankah…?” pria tampan.

“Sejak kemarin saya sudah pindah tugas di kota ini” menjawab pertanyaannya.

“Lantas?” pria tampan.

“Mulai hari ini sampai seterusnya Hope akan selalu datang kembali membawakan bekal makan siang buat kakak seperti dulu lagi” penuh semangat berkata-kata sambil menyerahkan sekotak bekal.

“Maaf sepertinya saya harus menjemput Rah sekarang” pria tampan.

“Jangan khawatir, Diel sudah menjemput Rah dari sekolah”…

“Diel?” pria tampan.

“Mereka berdua lagi membantu papa di toko kue. Ternyata Rah cepat akrab juga dengan Diel yah.” Saya juga berhak bahagia sama seperti wanita lain. Petualangan baru sosok Hope baru saja dimulai.

Pria tampan sedikit canggung berada di depanku. Bagaimanapun juga, saya akan berjuang mendapat satu objek terbaik sekarang. “Makanannya asin, asam, manit, pahit” ucapan pria tampan terdengar menyindir.

“Perasaan ga asin ko” cetusku.

“Becanda” pria tampan tertawa keras hingga semua orang memperhatikan kami.

“Syukurlah Darrel sudah mulai tertawa lagi seperti dulu” salah satu temannya berteriak. Ternyata selama ini sikap pria tampan berubah drastic. Berdandan cantik setiap hari pun akan sering kulakukan hanya demi sebuah perjuangan. Dokter Azela berkata kalau saya hanya butuh sedikit perjuangan…


#TAMAT#

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar